Perlawanan rakyat indonesia terhadap belanda yang terjadi pada tahun 1825-1830 adalah

Rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap kekuasaan Belanda di Indonesia. (unsplash)

adjar.id – Penjajahan yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda di Indonesia memimbulkan beberapa perlawanan rakyat Indonesia.

Perlawanan yang dilakukan terhadap pemerintah Hindia Belanda terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Nah, kali ini kita akan membahas mengenai beberapa contoh perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia terhadap pemerintahan Hindia Belanda.

O iya, pembahasan tentang perlawanan rakyat Indonesia ini merupakan bagian dari materi IPS kelas 8 SMP.

Baca Juga: Jawab Soal Latar Belakang Bangsa-Bangsa Barat Datang ke Indonesia

Puncak perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia berlangsung pada abad ke-19, di mana hampir seluruh daerah di Indonesia menentang pemerintah Hindia Belanda.

Adanya perlawanan yang dilakukan ini, Adjarian, membuat Belanda mengalami krisis keuangan dikarena diperlukan uang yang sangat banyak untuk biaya perang.

O iya, saat ini kita juga bisa menelusuri jejek-jejak perlawanan tersebut, lo, dari beberapa peninggalan sejarah di museum.

Nah, kita simak apa saja perlawanan yang diberikan rakyat Indonesia terhadap pemerintah Hindia Belanda berikut ini, yuk!

“Beberapa museum didirikan untuk mengenang perlawanan yang pernah dilakukan rakyat Indonesia sekaligus menjadi media pembelajaran bagi masyarakat.”

Page 2

Rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap kekuasaan Belanda di Indonesia. (unsplash)

1. Perang Saparua di Ambon

Perang saparua merupakan bentuk perlawanan rayat Ambon terhadap pemerintahan Hindia Belanda di Ambon saat itu.

Rakyat ambon dipimpin oleh Thomas Matulesi atau yang kita kenal dengan nama Pattimura.

O iya, selain itu juga ada pahlawan wanita Indonesia yang juga ikut berperang bersama Pattimura yaitu Cristina Martha Tiahahu.

Akan tetapi, perlawanan Pattimura bisa diatasi oleh Hindia Belanda dengan datangnya pasukan pembantu dari Jakarta.

Baca Juga: Sejarah Sistem Tanam Paksa pada Era Belanda di Indonesia

2. Perang Paderi di Sumatra Barat

Perang Paderi merupakan perlawanan yang sangat menyita biaya dan tenaga yang sangat besar bagi rakyat Sumatra Barat dan juga Belanda.

Saat itu, rakyat Sumatra Barat merupakan persatuan antara kaum paderi atau ulama dengan kaum adat ditambah lagi datangnya bantuan dari Aceh yang membuat Belanda kesulitan.

Nah, Belanda kemudian menerapkan sistem pertahanan benteng stelsel.

Belanda menjadikan benteng Fort de Kock di bukit tinggi dan Benteng Fort van der Cappelen menjadi benteng pertahanannya.

“Kekalahan rakyat Ambon dari Belanda ditandai dengan ditangkapnya Pattimura dan tiga pengikutnya yang kemudian dihukum oleh Belanda.”

Page 3

Rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap kekuasaan Belanda di Indonesia. (unsplash)

Penerapan sistem pertahanan benteng stelsel oleh Belanda ternyata berhasil menuai kemenangan yang ditandai dengan jatuhnya benteng pertahanan terakhir Paderi di Bonjol tahun 1837.

Kemudian Tuanku Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Priangan, Ambon, dan Manado.

3. Perang Diponegoro

Perang Diponegoro berlangsung pada 1825 sampai 1830 yang menjadi salah satu perang besar yang dihadapi oleh Belanda.

Nah, awal mula timbulnya perang ini adalah karena adanya campur tangan Belanda dalam urusan politik Kerajaan Yogyakarta.

Baca Juga: Berbagai Jenis Perlawanan Rakyat Indonesia dalam Melawan VOC

Dibangun jalan baru pada Mei 1825 dengan memasang patok-patok di tanah leluhur Diponegoro. Kemudian patok tersebut dicabut oleh pengikut Diponegoro.

Perang pecah pada 20 Juli 1825 di Tegalrejo dengan diutusnya serdadu Belanda untuk menangkap Diponegoro.

Tegalrejo yang menjadi basis pengikut Diponegoro berhasil direbut dan dibakar oleh Belanda.

Pada 1830, Diponegoro bersedia berunding dengan Belanda di Magelang.

Ternyata perundingan tersebut hanya menjadi tipuan dan Diponegoro akhirnya ditangkap dan diasingkan ke Manado.

“Setelah adanya perang Diponegoro, di Jawa tidak ada lagi perang besar seperti perang Diponegoro.”

Page 4

Rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap kekuasaan Belanda di Indonesia. (unsplash)

4. Perang Aceh

Perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda merupakan semangat jihad, yaitu perang membela agama Islam.

Belanda harus susah payah melawan rakyat Aceh terbukti dengan gugurnya Jendral Kohler dan kegagalan sistem pertahanan benteng stelsel.

Saat itu, Belanda kewalahan dalam menghadapi perlawanan fisik rakyat Aceh hingga mereka mengutus Dr. Snouck Hurgroje untuk menyamar dan mencari tahu kelemahan rakyat Aceh.

Belanda kemudian menemukan cara untuk mengalahkan perlawanan rakyat Aceh dengan politik adu domba antara golongan bangsawan dan ulama Aceh.

Baca Juga: 5 Perang Terlama dalam Sejarah Dunia, Salah Satunya Perang Aceh

5. Perang Sisingamagaraja di Sumatra Utara

Perlawanan rakyat Sumatra Utara terhadap Belanda dilakukan oleh Sisingamangaraja XII yang berlangsung selama 24 tahun.

Pertempuran ini berawal dari serangan ke pusat pertahanan Belanda pada 1877 dan berakhir dengan pengepungan benteng terakhir Sisingamangaraja di Pakpak.

6. Perang Banjar

Perang Banjar sberawal dari ikut campurnya Belanda dalam pergantian raja di Kerajaan Banjarmasin.

Perlawanan rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Antasari setelah Belanda menangkap Prabu Anom.

“Dr. Snock Hurgroje merupakan seorang ahli bahasa, sejarah, dan sosial Islam yang ditugaskan belanda untuk mencari tahu kelemahan rakyat Aceh.”

Page 5

Rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap kekuasaan Belanda di Indonesia. (unsplash)

Peperangan pecah di Kalimantan dengan datangnya pasukan bantuan bagi Belanda yang membuat pasukan Pangeran Antasari terdesak.

Perang ini benar-benar selesai pada 1866 saat Pangeran Hidayat yang menjadi Raja Kerajaan Banjarmasin menyerahkan diri ke Belanda.

7. Perang Jagaraga di Bali

Perang ini berawal saat Belanda dan kerajaan di Bali bersengketa mengenai hak tawan karang.

Hak tawan karang sendiri merupakan setiap kapal yang kandas di perairan Bali adalah hak bagi penguasa di daerah tersebut.

Belanda kemudian melakukan protes terhadap penyitaan dua kapal Belanda yang kemudian timbul serangan terhadap Kerajaan Buleleng tahun 1846.

Baca Juga: Contoh Soal dan Jawaban Materi Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia

Belanda berhasil menguasai Kerajaan Buleleng dan Raja Buleleng mengasingkan diri ke Jagaraga dibantu oleh Kerajaan Karangasem.

Belanda tidak berhenti sampai di situ. Belanda melanjutkan ekspedisi militer dan berhasil merebut dua kerajaan Bali lainnya, yaitu Gianyar dan Klungkung.

Pada 1906 seluruh kerajaan di Bali jatuh ke tangan Belanda hingga rakyat Bali melakukan perang habis-habisan yang dikenal dengan perang puputan.

Nah, Adjarian, itu tadi contoh perlawanan rayat Indonesia terhadap pemerintahan Hindia Belanda yang pernah menjajah Indonesia.

Yuk, sekarang jawab pertanyaan berikut ini!

Pertanyaan

Siasat apa yang digunakan Belanda sehingga berhasil mengalahkan perlawanan rakyat Aceh?

Petunjuk: Cek halaman 4.

Lihat Foto

Kemendikbud

Ilustrasi Penangkapan Pangeran Diponegoro

KOMPAS.com - Kolonialisme dan Imperialisme bangsa Barat di Indonesia menyebabkan banyak penderitaan di kalangan pribumi. Kebijakan dan perilaku sewenang-wenang bangsa kolonial mendapat perlawanan dari berbagai penguasa dan tokoh daerah di Indonesia.

Berikut merupakan kumpulan soal UAS Sejarah Indonesia kelas 11 beserta pembahasannya :

Soal 1: Sebutkan sebab umum dan sebab khusus terjadinya Perang Diponegoro!

Jawaban:

Perang Dipenonegoro berlangsung pada tahun 1825-1830. Pecahnya perang Diponegoro dilatar belakangi oleh sebab umum dan sebab khusus. Berikut penjelasannya: 

Sebab umum terjadinya perang Diponegara adalah: 

  1. Belanda melakukan intervensi terhadap masalah internal Kasultanan Yogyakarta
  2. Belanda mengubah adat istiadat dan kebudayaan Kasultanan Yogyakarta
  3. Diterapkannya berbagai macam pajak dan kebijakan yang menyengsarakan rakyat
  4. Adanya kesenjangan ekonomi antara kaum pribumi dan kaum kolonial

Sebab khusus perang Dipenogoro, yaitu belanda memasang patok-patok penanda pembangunan jalan yang melewati tanah leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo.

Baca juga: Biografi Pangeran Diponegoro, Pemimpin Perang Jawa

Soal 2 : Sebutkan isi dari perjanjian Bongaya!

Jawaban:

Dalam buku Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia (2012) karya Daliman, Perjanjian Bongaya adalah perjanjian damai yang menengahi konflik antara kerajaan Gowa-Tallo (Makasssar) dan VOC.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA