Perhatikan grafik menstruasi berikut ini Apakah yang terjadi pada saat hari ke-14?

Halodoc, Jakarta - Memasuki masa pubertas, ada banyak perubahan yang dirasakan oleh anak perempuan. Mulai dari membesarnya payudara hingga menstruasi, semuanya terjadi secara alami dan menjadi tanda bahwa tubuhnya siap untuk menjalankan fungsi reproduksi.

Menstruasi adalah fase yang dapat membuat anak perempuan agak merasa kebingungan. Ia mungkin merasa kaget karena ada darah yang keluar dari vagina mereka. Menstruasi atau haid, yang disebut juga datang bulan ini terjadi akibat meluruhnya dinding rahim yang disertai pelepasan endometrium Supaya lebih paham, simak ulasan di bawah ini mengenai fase-fase yang akan terjadi saat wanita menstruasi, yaitu:

Baca juga: 5 Cara Melancarkan Menstruasi 

Fase Menstruasi pada Wanita

Saat menstruasi, tidak serta merta darah langsung keluar. Padahal penting juga untuk mengetahui fase dari menstruasi wanita agar mereka lebih mengenal tubuh mereka sendiri. Nah, begini fasenya: 

  • Fase Menstruasi. Pada fase ini, lapisan dinding dalam rahim yang mengandung darah, sel-sel dinding rahim, dan lendir atau dikenal dengan endometrium meluruh dan keluar melalui vagina. Proses ini dimulai sejak hari pertama siklus menstruasi dimulai dan bisa berlangsung dari selama 4 hingga 6 hari. Pada tahapan ini, biasanya wanita merasakan beberapa gejala, seperti nyeri perut bawah dan punggung akibat rahim berkontraksi untuk membantu meluruhkan endometrium.

  • Fase Folikular. Tahapan ini terjadi sejak hari pertama menstruasi sampai memasuki fase ovulasi. Di tahapan ini, ovarium memproduksi folikel yang berisi sel ovum atau sel telur. Pertumbuhan folikel ovarium kemudian menyebabkan endometrium makin tebal. Fase ini terjadi pada hari ke-10 dari 28 hari dalam sebuah siklus menstruasi. Umumnya, lama waktu yang dihabiskan pada tahapan ini akan menentukan berapa lama siklus menstruasi seorang wanita nantinya akan berlangsung. 

Baca juga: Absen Sebulan, Ini Tanda Menstruasi Tidak Normal

  • Fase Ovulasi. Pada fase ini, sel telur dilepaskan untuk siap dibuahi oleh sperma. Sel telur yang telah matang bergerak ke tuba fallopi dan menempel di dinding rahim. Sel telur ini umumnya hanya bertahan selama 24 jam saja. Apabila tidak ada serma yang masuk untuk membuahinya, sel telur akan mati. Namun, jika sel telur bertemu dengan sperma dan sudah dibuahi, kehamilan bisa terjadi. Fase ovulasi ini menandai masa subur wanita dan biasanya terjadi sekitar dua minggu sebelum siklus menstruasi berikutnya dimulai. Jadi, jika kamu dan pasangan ingin merencanakan kehamilan, ini merupakan fase yang tepat untuk melakukan pembuahan.

  • Fase Luteal. Setelah fase ovulasi, folikel yang telah pecah mengeluarkan sel telur akan membentuk korpus luteum, yang memicu peningkatan hormon progesteron untuk mempertebal lapisan dinding rahim. Fase ini dikenal dengan fase pramenstruasi yang ditandai dengan gejala, seperti payudara membesar, muncul jerawat, badan terasa lemas, menjadi mudah marah atau emosional.

Empat fase menstruasi ini terus berputar, hingga seorang wanita mengalami menopause di usia 50 hingga 60 tahunan kelak.

Baca juga: Begini Siklus Menstruasi Menjelang Menopause

Mengenal Tanda Tidak Normal Selama Menstruasi

Saat menstruasi, mungkin seorang wanita juga merasakan gejala yang tidak normal. Penting untuk memeriksakan diri ke dokter saat gejala ini muncul demi mencegah kemungkinan penyakit. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter yang lebih mudah. Nah, beberapa gejala tidak normal selama menstruasi antara lain: 

  • Siklus haid bisa kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari;

  • Lama menstruasi bisa melebihi 8-10 hari;

  • Terdapat gumpalan darah dengan diameter lebih dari 2,5 cm;

  • Tidak mengalami menstruasi selama beberapa bulan yang bukan karena kehamilan.

Umumnya, durasi siklus menstruasi adalah 28 hari, dan menstruasi yang normal berlangsung dari 4 hingga 6 hari. Selalu perhatikan siklus menstruasi setiap bulannya agar tetap lancar.

Perhatikan grafik menstruasi berikut ini Apakah yang terjadi pada saat hari ke-14?

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Menstrual cycle: What's normal, what's not.
Web MD. Diakses pada 2019. Menstrual Period.
Kids Health. Diakses pada 2019. All About Periods (for Teens).

“Meski setiap wanita umumnya memiliki siklus menstruasi yang berbeda, tapi rata-rata menstruasi terjadi selama 28 hari. Perlu diketahui bahwa selama proses menstruasi berlangsung, ada beberapa hormon yang memengaruhinya. Di antaranya adalah hormon estrogen, progesteron, hormon perangsang folikel (FSH), dan hormon luteinizing (LH).”  

Halodoc, Jakarta – Menstruasi adalah pelepasan lapisan rahim (endometrium) yang terjadi dalam siklus bulanan sepanjang kehidupan reproduksi wanita, kecuali selama kehamilan. Menstruasi dimulai saat pubertas dan berhenti secara permanen saat menopause.

Empat hormon yang bertanggung jawab untuk siklus menstruasi adalah hormon estrogen, progesteron, hormon perangsang folikel (FSH), dan hormon luteinizing (LH). Selengkapnya ingin tahu lebih banyak mengenai siklus menstruasi dan hormon yang memengaruhinya, baca di bawah ini!

Bagaimana Proses Menstruasi Terjadi?

Tentunya ini menjadi pertanyaan. Penjelasan sederhananya adalah perkembangan folikel telur di ovarium dirangsang oleh FSH. Ketika telur matang, ia mengeluarkan estrogen yang merangsang lapisan rahim (endometrium) untuk mempersiapkan telur yang dibuahi dengan menjadi lebih tebal serta kaya akan darah dan nutrisi. 

Kadar estrogen yang meningkat akan menekan sekresi FSH yang mencegah berkembangnya telur selama siklus menstruasi. Ovulasi terjadi ketika lonjakan estrogen menghasilkan lonjakan LH, yang menyebabkan folikel pecah dan melepaskan telur ke tuba falopi. 

Folikel yang pecah dikenal dengan sebutan corpus luteum, akan mengeluarkan progesteron, yang membantu mempersiapkan endometrium untuk telur yang telah dibuahi. Jika sel telur dibuahi, estrogen, dan progesteron, kemudian dilepaskan supaya menjaga endometrium tetap utuh. 

Jika telur tidak dibuahi, corpus luteum berhenti memproduksi progesteron dan kadar estrogen dan progesteron menjadi turun. Kadar hormon-hormon yang lebih rendah ini menyebabkan endometrium luruh dan menstruasi pun dimulai. 

Siklus dimulai lagi ketika kadar FSH naik karena kadar estrogen yang rendah. Selama perimenopause, telur menjadi kurang sensitif terhadap FSH dan mungkin tidak berkembang. Jika telur tidak berkembang dengan baik, estrogen yang dikeluarkan akan lebih sedikit dan kadarnya mungkin tidak cukup tinggi untuk menyebabkan lonjakan LH yang diperlukan untuk ovulasi. 

Ini dikenal sebagai siklus anovulasi (siklus tanpa ovulasi). Karena folikel tidak pecah, tidak ada corpus luteum untuk mengeluarkan progesteron. Rendahnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan menstruasi yang tidak teratur atau berat. 

Kalau kamu butuh informasi lebih lengkap mengenai siklus menstruasi yang sehat, tanyakan pada dokter  di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk kamu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor orang tua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.

Tetap Sehat dan Ceria Meski sedang Menstruasi

Memang ketika siklus menstruasi datang seringnya kamu mengalami penurunan mood dan kondisi fisik yang tidak fit. Kamu tetap bisa menjalani menstruasi dengan sehat dan ceria dengan melakukan beberapa tips berikut ini:

  1. Berolahraga dengan Aktivitas Lebih Ringan

Jangan sampai menstruasi menghalangi kamu untuk tetap berolahraga. Kamu bisa tetap melakukan latihan peregangan, seperti jalan santai, yoga, dan berenang yang dapat membantu meningkatkan aliran darah serta mengurangi kram. 

Sensasi hangat yang nyaman dari bantalan pemanas di perut akan sangat membantu menenangkan kram yang membuat kamu merasa tidak fit. Bantalan pemanas dapat merilekskan otot-otot, meringankan ketidaknyamanan tubuh, serta meminimalkan kram.

  1. Minum Air Supaya Tetap Hidrasi

Mungkin terlihat aneh bahwa kamu perlu minum lebih banyak air ketika sedang merasa kembung dan bengkak. Namun, semakin banyak air yang kamu minum, maka semakin mudah kamu menghilangkan air yang menumpuk di tubuh. 

Minumlah delapan hingga 10 gelas air, jus, atau susu sepanjang hari. Jika sedang bepergian, pastikan untuk membawa botol air. Ini akan membantu kamu tetap terhidrasi sepanjang hari meski sedang sibuk-sibuknya.

Referensi:

Tampax. Diakses pada 2019. How to Feel Better on Your Period.
Health Communities. Diakses pada 2019. Menopause and The Menstrual Cycle.