Penyebaran agama Islam di Indonesia dibawa oleh pedagang Gujarat dengan cara

Ilustrasi Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Foto: Unsplash

Sejarah masuknya Islam di Indonesia hingga saat ini masih diperdebatkan. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa masuknya Islam ke Indonesia pertama kali dibawa oleh para pedagang Arab. Akan tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa Islam dibawa pertama kali oleh 9 wali atau yang dikenal dengan Wali Songo.

Islam sendiri diketahui masuk pertama kali ke Indonesia sekitar abad ke-7 Masehi. Sebelum Islam, beberapa agama lain seperti Hindu dan Budha sudah terlebih dulu masuk dan menjadi kepercayaan masyarakat Indonesia.

Banyaknya kerajaan Islam yang ada juga diketahui turut memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia. Dengan runtuhnya kerajaan Hindu-Budha di Nusantara, banyak dari masyarakat jajahan kerajaan tersebut masuk islam dan turut menyebarkan agama ini ke seluruh negeri.

Teori Masuknya Islam di Indonesia

Jika dilihat dari proses berkembangnya, ada 3 teori yang melandaskan penyebaran Islam di Indonesia. Beberapa teori itu antara lain adalah:

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh J. Pijnapel seorang para cendikiawan Belanda yang berasal dari Universitas Leiden pada abad ke-19. Teori ini mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat, daerah yang berada di India bagian barat. Menurut Pijnapel, Islam turut disebarkan pertama kali oleh pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke bagian timur yang salah satunya adalah Indonesia.

Teori Gujarat kemudian dikembangkan oleh J.P Moquetta pada tahun 1912. Moquetta memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 1297 Masehi di Aceh. Menurutnya bentuk dan gaya batu nisan tersebut sama dengan bentuk nisan yang ada di Kambay, Gujarat. Selain itu alasan lainnya adalah adanya kesamaan mahzah Syafei pada masyarakat muslim di Gujarat dengan di Indonesia.

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh salah seorang ulama dan sastrawan Indonesia yaitu Profesor Buya Hamka. Beliau mengatakan bahwa masuknya Islam di Indonesia pertama kali dibawa oleh orang Arab sekitar abad ke-7 Masehi.

Menurut Hamka, kedatangan awal bangsa Arab tersebut tidaklah dipengaruhi oleh aktor ekonomi, tetapi lebih kepada motivasi dan dorongan untuk menyebarkan agama Islam. Teori Makkah ini juga disampaikan oleh Hamka untuk menyangkal teori Gujarat tentang masuknya Islam di Indonesia.

Hoesein Djajadiningrat, sejarawan asal Banten adalah orang yang pertama kali mengenalkan teori Persia. Menurut teori Persia kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah Persia atau Parsi, yang kini dikenal dengan Negara Iran.

Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein memfokuskan pada persamaan budaya dan tradisi yang berkembang di antara masyarakat Persia dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain seperti merayakan 10 Muharram atau 1 Suro. Budaya lain yang dianggap sama adalah ukiran kaligrafi pada batu nisan yang dipakai dibanyak pemakaman Islam.

Selain karena semakin banyaknya Kerajaan Islam di Indonesia dan jalur perdagangan yang dibawa oleh bangsa Arab dan Persia, nyata nya Islam juga berkembang dengan beberapa pendekatan lain.

Adapun beberapa pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Pendekatan Perdagangan, yang banyak dibawa oleh bangsa Arab dan Persia

  2. Pendekatan Politik, yang disebarkan melalui raja-raja Kerajaan Islam

  3. Pendekatan Perkawinan, yang banyak dilakukan baik oleh pedagang ataupun petinggi kerajaan Islam

  4. Pendekatan Pendidikan, yang dilakukan oleh para Wali, Kiai, atau Guru Agama

  5. Pendekatan Kesenian, seperti melalui kesenian wayang dan cerita-cerita rakyat Islam

Penyebaran Islam lewat Perdagangan sumber foto: Sejarah Indonesia

Masuknya agama Islam ke Indonesia diperkiran melewati banyak cara salah satunya ialah lewat jalur perdagangan. Berdasarkan sumber sejarah, teori penyebaran Islam di Indonesia yang paling populer lewat perdagangan ialah teori Gujarat.

Gujarat sendiri merupakan salah satu nama tempat di wilayah India. Dalam teori Gujarat, penyebaran Islam di Indonesia pertama kali dibawa oleh para pedagang Gujarat (India) pada abad ke-7 hingga abad ke-13 Masehi. Teori ini sendiri dikembangkan oleh sejarawan J.P Moquetta (1912). Menurutnya, teori Gujarat dapat dibuktikan melalui penemuan batu nisan di kerajaan Samudera Pasai yang mana ia percaya sebagai batu nisan yang berasal dari daerah Gujarat. Selain itu, masyarakat Indonesia juga dinilai lebih banyak mengikuti hazhab Syafi’I sama halnya dengan masyarakat Gujarat.

Selain teori Gujarat tadi, ada pula teori lain yang menyebutkan tentang awal mula masuknya agama Islam ke nusantara yakni teori Arab/Mekkah (berasal dari pedagang Arab) dan Persia (berasal dari para pedagang Persia) yang juga dinilai memiliki bukti-bukti sejarah. Meskipun memiliki perbedaan teori yang menyebutkan tentang masuknya Islam ke Nusantara, namun ketiganya memiliki persamaan yakni berasal lewat jalur perdagangan.

Penyebaran Islam di Indonesia Lewat Perdagangan Jalur Sutera

Dalam penyebaran Islam lewat perdagangan ini, para pedagang tersebut diperkirakan memanfaatkan jalur sutra dalam digunakan untuk rute perdagangan komoditas sutra dan rempah-rempah. Jalur sutra sendiri merupakan sebuah rute perdagangan yang menghubungkan wilayah Tiongkok dengan wilayah Eropa. Jalur tersebut terbagi menjadi dua rute yakni rute darat dan rute laut yang panjangnya diperkirakan berkisar 6500 kilometer.

Pada awal penyebaran Islam di Indonesia, wilayah-wilayah nusantara seperti daerah pesisir seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku merupakan daerah yang paling cepat menerima ajaran agama Islam. Oleh sebab itu, dalam perkembangan agama Islam nusantara, daerah-daerah tadi termasuk ke dalam lokasi pusat berlangsungnya pemerintahan kerajaan Islam. (HAI)