Penyakit yang ditandai dengan produksi urine melebihi batas normal karena rusaknya bagian

KOMPAS.com - Tahukah kamu pada sistem ekskresi manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan yang disebabkan berbagai hal?

Gangguan sistem ekskresi dapat terjadi pada ginjal, hati, paru-paru atau kulit.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), berikut beberapa gangguan pada sistem ekskresi manusia yang harus kamu ketahui, antara lain:

  1. Diabetes mellitus
  2. Daibetes insipidus
  3. Batu ginjal
  4. Gagal ginjal

Baca juga: Mengenal Sistem Ekskresi Manusia

Berikut penjelasan gangguan pada ekskresi manusia tersebut:

Diabetes mellitus

Diabetes mellitus disebut juga penyakit kencing manis.

Kencing manis merupakan penyakit yang ditandai adanya kandungan gula yang tinggi di dalam darah dan zat-zat keton serta asam. Akibat dari kurangnya atau ketiadaan hormon insulin.

Hormon insulin penting dalam proses pengubahan gula darah menjadi gula otot sebagai tenaga dan dalam sintesis lemak.

Adanya zat-zat keton dan asam yang berlebihan di dalam darah akan menyebabkan timbulnya rasa haus yang terus menerus.

Bahkan sering buang air kecil, berat badan turun meski selera makan baik. Daya tahan tubuh menurun, tubuh lemah dan mudah sakit.

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), sering buang air kecil diakibatkan banyaknya kadar gula dalam darah. Sehingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui ginjal bersama air.

Baca juga: Puskesmas Mulai Disiapkan Tangani Pasien Diabetes Mellitus

Saat rasa haus merupakan reaksi tubuh dari yang sering buang air kecil. Sering minum itu agar tubuh tidak dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.

Jika terlalu banyak makan disebabkan olah kurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga tubuh berusaha mendapatkan gula lewat makanan.

Bagi penderita diabetes mellitus parah, akan timbul gejala lain. Seperti penurunan berat badan, kesemutan (mati rasa) atau rasa sakit pada tangan dan kaki.

Kemudian timbul luka (borok) pada kaki yang tak kunjung sembuh. Bahkan bisa hilangnya kesadaran diri (pingsan).

Penyakit tersebut juga bisa menimbulkan komplikasi penyakit. Seperti gangguan pada mata hingga menjadi buta, gangguan pada ginjal hingga mengakibatkan penyakit gagal ginjal.

Bisa juga gangguan pada saraf, gangren (kondisi serius) hingga harus diamputasi. Bahkan bisa juga koma.

Diabetes mellitus juga termasuk penyakit yang dapat diturunkan dari orang tua kepada keturunannya.

Baca juga: Awas, Tidur Lebih dari 8 Jam Bisa Picu Diabetes hingga Kematian Dini

Penyakit ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Dua ahli kesehatan Yunan menamai suatu penyakit bagi orang yang banyak minum danbuang air kecil dengan diabetes.

Diabetes mellitus diambil dari bahasa latin. Diabetes artinya penerusan dan mellitus artinya manis.

Pada tahun 1921, dua dokter dari Inggris, Dr. Frederick Banting dan Prof. Charles Best menemukan hormon insulin. Adanya hormon insulin membuat penderita diabetes dapat tertolong dan dapat hidup lebih lama dalam usia normal.

Diabetes insipidus ini ditandai dengan rasa haus yang berlebihan dan produksi urine yang encer. Ini sebabkan kekurangan hormon anti diuretik.

Hormon tersebut memengaruhi penyerapan air dari tubulus kontortus. Sehingga jumlah air dapat naik 20 hingga 30 kali lipat, kondisi itu bisa menyebabkan dehidrasi.

Hormon itu dihasilkan oleh bagian posterior (belakang) kelenjar hipofisis dan bekerja pada ginjal. Itu mengurangi penyerapan air pada tubulus kontortus sehingga meningkatkan jumlah urine.

Baca juga: Turunkan Risiko Diabetes Melitus 2, Pakai Cara ini!

Berkurangnya hormon akibat dari rusaknya kelenjar hipofisis bagian belakang. Kerusakannya itu bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti tumor, infeksi, cedera kepala atau karena cacat bawaan.

Kalau gejala yang tampak pada penyekit tersebut sering buang air kecil, sering bangun malam untuk buang air kecil (nokturia).

Banyak minum karena merasa haus. Urine tidak berwarna kuning, bahkan bening.

piotr_malczyk Ilustrasi batu ginjal

Batu ginjal

Batu ginjal merupakan penyakit yang disebabkan adanya endapan garam kalsium, fosfat, atau asam urat urine di dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau kandung kemih.

Adanya batu tersebut menyulitkan keluarnya urine dan menimbulkan rasa nyeri. Timbulnya batu karena terlalu pekatnya konsentrasi urine.

Sehingga zat-zat di dalam urine membentuk kristal batu. Bisa juga karena infeksi, kelebihan sekresi hormon paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal.

Baca juga: Ini Penjelasan Ahli, Hubungan Erat Hipertensi dan Gagal Ginjal

Adanya peningkatan kadar asam urat juga. Terlalu banyak mengonsumsi vitamin D dan kalsium.

Gajala yang dialami batu ginjal biasanya rasa nyeri pinggang bawah menuju pinggul hingga ke alat kelamin luar.

Kadang-kadang mengalami demam, merasa kedinginan, adanya darah atau nanah di dalam urine akibat batu melukai ureter dan distensi perut.

Untuk mencegah batu ginjal, kamu bisa banyak minum air putuh, mengonsumsi vitami C, mengurangi konsumsi kalsium dan fosfat.

Gagal ginjal

Gagal ginjal adalah penyakit yang disebabkan oleh kerusakan ginjal pada bagian korteks. Fungsi ginjal menurun secara perlahan hingga tidak berfungsi lagi.

Itu menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah (azotemia). Gagal ginjal merupakan salah satu penyakit yang serius dan bisa berdampak pada kerusakan ginjal.

Baca juga: Untuk Batu Ginjal, Dokter Sarankan Metode Gelombang Kejut

Gejala gagal ginjal, mata dan kaki bengkak, nyeri di pinggang, buang air kecil sakit dan sering. Urine sedikit, demam, dan urine berwarna merah karena mengandung darah.

Gagal ginjal menyebabkan berkurangnya produksi urine, peningkatan kadar zat nitrogen, kalium, sulfat, dan fosfat dalam daerah secara cepat serta tidak normal.

Untuk penanganan atau pengobatan biasanya tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal. Seperti penderita harus melakukan diet konsumsi sodium, protein, dan cairan apabila penyebabnya zat-zat tersebut.

Jika disebabkan penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan tertentu. Seperti untuk pengobatan hipertensi, anemia, atau untuk menurunkan kolestrol.

Namun jika kondisi sudah parah dilakukan pencucian darah (haemodialisa) atau transplantasi (cangkok) ginjal.

Untuk pencegahan agar terhindar dari gagal ginjal bisa minum air putih cukup banyak dan menjalankan pola hidup yang baik dan sehat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Diabetes insipidus adalah kondisi yang ditandai dengan selalu merasa haus dan sering buang air kecil dalam jumlah banyak, bahkan hingga 20 liter dalam sehari. Meski nama dan gejala utamanya mirip dengan diabetes melitus, kedua kondisi ini sebenarnya sangat berbeda.

Diabetes insipidus dan diabetes melitus sama-sama menyebabkan gejala sering minum dan sering buang air kecil. Namun, tidak seperti diabetes melitus, diabetes insipidus tidak terkait dengan kadar gula dalam darah.

Proses munculnya kondisi ini juga tidak berkaitan dengan pola makan atau gaya hidup seperti diabetes melitus pada umumnya.

Dibandingkan dengan diabetes melitus, diabetes insipidus merupakan penyakit yang cukup jarang terjadi. Penyakit ini diperkirakan hanya terjadi pada 1 dari 25.000 orang.

Penyebab dan Gejala Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus terjadi akibat gangguan pada hormon yang membantu mengatur kadar cairan tubuh. Gangguan ini menyebabkan produksi urine menjadi berlebih sehingga penderita menjadi sering buang air kecil dalam jumlah banyak. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan pada hormon tersebut adalah kelainan genetik, tumor otak, dan efek samping obat.

Diabetes insipidus ditandai dengan jumlah urine yang berlebihan. Umumnya, seseorang mengeluarkan 1–2 liter urine atau buang air kecil 4–7 kali dalam sehari. Pada penderita diabetes insipidus, jumlah urine yang keluar setiap harinya bisa mencapai 3–20 liter dan buang air kecil dapat terjadi setiap 15–20 menit.

Pengobatan dan Pencegahan Diabetes Insipidus

Pengobatan diabetes insipidus tergantung pada penyebab dari gangguan hormon yang dialami penderita. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter adalah:

  • Menyarankan pasien untuk banyak minum agar terhindar dari dehidrasi
  • Meresepkan obat-obatan untuk mengurangi produksi urine

Pada sebagian besar kasus, diabetes insipidus tidak dapat dicegah. Apalagi, kondisi ini sering kali terkait dengan penyakit lain yang kejadiannya sulit untuk diperkirakan. Meski begitu, pasien tetap dapat mengontrol gejala yang timbul akibat diabetes insipidus.

Terakhir diperbarui: 7 September 2021

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA