Penularan hiv aids dapat terjadi melalui sebagai berikut kecuali

24 Maret 2022 16:24

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Semarang

06 April 2022 07:35

Halo Cepra, kakak bantu jawab ya :)) Pilihan jawaban yang tepat adalah B, yaitu nyamuk setelah menggigit penderita AIDS. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan salah satu jenis penyakit menular yang menyerang sistem imunitas. AIDS disebabkan karena infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit AIDS tidak menular melalui air liur, keringat, sentuhan, ciuman, gigitan nyamuk atau bekas toilet. Namun, penularan penyakit ini dapat terjadi melalui kontak cairan tubuh seperti: - hubungan seksual dengan penderita AIDS - ASI dari seorang ibu yang menderita AIDS - jarum suntik yang telah digunakan oleh penderita AIDS - transfusi darah dari seorang penderita AIDS. Oleh karena itu, jawaban yang tepat adalah B. Semoga membantu yaa :))

Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV. Siapapun dari segala usia, ras, maupun jenis kelamin bisa terinfeksi HIV, termasuk bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV.

Cara penularan HIV AIDS yang wajib kamu tahu seperti Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (29/11/2018).

1. Cara penularan HIV lewat hubungan seks

Penularan dengan melakukan hubungan seksual dapat terjadi dari pria ke wanita atau sebaliknya, serta pada sesama jenis kelamin melalui hubungan seksual yang berisiko. Penularan HIV dapat terjadi saat hubungan seks melalui vagina, anal, maupun seks oral dengan pasangan yang terinfeksi HIV. Salah satu cara terbaik untuk mencegah penularan HIV adalah menggunakan kondom saat berhubungan seks dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.

2. Cara penularan HIV lewat penggunaan jarum suntik

HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi. Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas, membuat seseorang memiliki risiko sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.

3. Cara penularan HIV lewat kehamilan, persalinan atau menyusui

Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko tinggi untuk menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan HIV selama kehamilan, guna menurunkan risiko penularan HIV pada bayi.

4. Cara penularan HIV lewat transfusi darah

Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa disebabkan oleh transfusi darah. Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena kini diterapkan uji kelayakan donor, termasuk donor darah, organ ataupun donor jaringan tubuh. Dengan pengujian yang layak, penerima donor darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.

5. Cara penularan HIV lewat penggunaan mainan seks (sex toys)

Penggunaan mainan seks yang dipakai bergantian juga dapat menjadi penyebab penyebaran virus dari satu orang ke yang lainnya. Virus HIV memang umumnya tidak bisa hidup lama-lama di permukaan benda mati. Namun, mainan seks yang masih basah oleh sperma, darah, atau cairan vagina mungkin saja menjadi perantara virus untuk berpindah ke pasangan. Oleh karena itu, selalu hindari menggunakan mainan seks bekas orang lain.

6. Cara penularan HIV lewat bekerja di rumah sakit

Mungkin sekilas kamu berpikir bahwa petugas kesehatan adalah orang yang paling sehat karena memiliki akses dan pengetahuan yang mumpuni dalam bidang kesehatan. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Petugas kesehatan di rumah sakit, Puskesmas, atau klinik malah masuk kelompok orang yang rentan terkena berbagai macam penyakit, mulai dari hepatitis sampai HIV.

Orang-orang ini dapat mengalami kontak langsung dengan darah dari pasien yang positif HIV melalui luka terbuka. Misalnya, suster perawat yang sedang mengambil darah pasien yang positif HIV. Bukannya tidak mungkin jika jarum suntik yang telah dipakai oleh pasien positif HIV tidak sengaja tertancap ke kulit petugas kesehatan (disebut juga needle-stick injury).

Risiko petugas layanan kesehatan tertular HIV akan sangat rendah terutama jika mereka selalu memakai alat pelindung diri (seperti masker, scrub/jubah rumah sakit, penutup kepala, kacamata khusus, hingga sarung tangan) dengan lengkap dan benar ketika bertugas, juga selalu berhati-hati dalam menangani benda-benda tajam dan bekas darah yang berceceran.

7. Cara penularan HIV lewat sulam alis, tato alis, sulam bibir

Sebenarnya melakukan sulam alis, tato alis, dan sulam bibir cukup aman untuk kesehatan. Tapi tren kecantikan yang sedang naik daun ini dapat menjadi cara penularan HIV jika dilakukan oleh pegawai yang tidak berpengalaman atau berlisensi, juga yang tidak menggunakan peralatan steril. Pasalnya, prosedur sulam atau tato wajah ini melibatkan pengirisan kulit terbuka.

Oleh karena itu, sebelum anda duduk dan disulam alis atau bibirnya, pastikan bahwa semua peralatan yang digunakannya steril. Khususnya, pastikan bahwa mata pisau bedah jarum yang digunakan adalah yang sekali pakai.

8. Cara penularan HIV lewat donor darah dan cangkok organ

Salah satu syarat yang wajib dipenuhi sebelum donor adalah bahwa kamu tidak memiliki penyakit terkait infeksi yang menular lewat darah, seperti HIV. Namun, tak semua orang menyadari betul bahwa dirinya terjangkit HIV dan memutuskan untuk ikut donor darah atau organ tubuhnya untuk menolong sesama.

Jika seseorang yang positif HIV menyumbangkan darah, termasuk organ tubuh atau jaringan (seperti sumsum tulang), orang yang menerima donor kemungkinan akan terkena infeksi HIV juga.

Maka dari itu, untuk mencegah penularan HIV dan infeksi darah lainnya, petugas donor biasanya akan menguji setiap sumbangan produk darah untuk virus seperti HIV sebelum diberikan pada orang yang membutuhkan.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Penularan HIV dapat terjadi saat Anda merangsang atau mengulum kelamin pasangan yang terinfeksi HIV dengan lidah dan Anda sedang memiliki luka atau sariawan terbuka di dalam mulut.

Bagaimana dengan ciuman? Jika ciuman hanya terjadi pertukaran liur saja, virus HIV tidak akan menyebar.

Berbeda jika saat berciuman terdapat luka, sariawan, atau kontak darah antara Anda dan pasangan yang memiliki virus HIV, penularan dapat terjadi.

Hal yang sama juga berlaku bila bibir atau lidah Anda tak sengaja tergigit oleh pasangan selama berciuman, luka baru itu dapat menjadi gerbang masuk bagi virus HIV melalui air liur pasangan.

2. Donor darah dan cangkok organ

Transfusi darah langsung dari donor darah yang terinfeksi berisiko tinggi untuk menularkan virus HIV.

Namun, penularan virus HIV melalui donor darah dan cangkok organ termasuk kurang umum. Pasalnya, ada seleksi yang cukup ketat bagi calon pendonor sebelum melakukan donor darah.

Pendonor darah atau organ biasanya menjalani pemeriksaan terlebih dahulu, termasuk tes darah HIV.

Hal ini bertujuan untuk meminimalisir penularan HIV dengan cara donor organ dan darah.

Risiko lolosnya darah yang terinfeksi HIV hingga digunakan untuk transfusi sebenarnya kecil. Ini karena pendonor darah dan organ cangkok wajib melalui proses seleksi yang ketat.

Jadi, transfusi darah yang diterima dan nantinya diberikan kepada orang yang membutuhkan darah sebenarnya aman.

Jika ternyata ada satu saja donasi yang terlambat diketahui positif, darah akan langsung dibuang sementara organ calon pencangkokan juga tidak akan dipakai.

Sayangnya, beberapa negara berkembang mungkin tidak memiliki teknologi atau peralatan terkait untuk menguji semua darah dan mencegah penularan HIV/AIDS.

Mungkin ada beberapa sampel sumbangan produk darah yang telah diterima ternyata mengandung HIV. Untungnya, kejadian ini terhitung langka.

3. Digigit oleh orang dengan HIV

Menurut sebuah penelitian tahun 2011 dari jurnal AIDS Research and Therapy, ada kemungkinan biologis yang menyatakan gigitan sesama manusia dapat menjadi cara penularan HIV yang tak terduga.

Air liur selama ini diteliti kurang efektif sebagai perantara pembawa virus HIV karena punya sifat penghambat virus. Namun, kasus yang diteliti dalam jurnal tersebut terbilang unik.

Dalam jurnal tersebut diceritakan bahwa jari tangan seorang pria sehat non-HIV yang memiliki diabetes digigit oleh anak angkatnya yang positif HIV. Jari tangan pria tersebut digigit cukup keras dan dalam sehingga bagian dalam kukunya berdarah.

Beberapa waktu setelah digigit, pria tersebut dinyatakan positif HIV dan terdeteksi memiliki viral load tinggi setelah mengalami demam HIV tinggi dan berbagai infeksi.

Para dokter dan peneliti pada akhirnya menyimpulkan sementara bahwa air liur bisa menjadi media penyebaran HIV, meski belum yakin benar bagaimana mekanisme pastinya.

Diperlukan penelitian dan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan cara penularan HIV yang satu ini.

4. Pakai mainan seks (sex toys)

Penetrasi seks, entah itu lewat vaginal (penis ke vagina), oral (alat kelamin dan mulut), atau anal (penis ke dubur), dengan pasangan yang mengidap HIV dan AIDS bisa membuat Anda tertular.

Tidak hanya lewat kelamin ke kelamin secara langsung, penggunaan benda atau mainan seperti boneka seks berisiko menularkan penyakit, termasuk HIV. Kondisi tersebut semakin berisiko jika mainan seks yang Anda pakai tidak dilapisi pelindung.

Penularan virus HIV dan AIDS dari satu orang ke yang lainnya sering terjadi ketika mainan seks dipakai bergantian. Bila Anda atau pasangan mengidap HIV, jangan menggunakan mainan seks secara bergantian dalam satu sesi bercinta.

Virus HIV memang umumnya tidak bisa hidup lama-lama di permukaan benda mati. Namun, mainan seks yang masih basah oleh sperma, darah, atau cairan vagina bisa saja menjadi perantara virus berpindah ke orang lain.

5. Melakukan piercing, sulam alis, tato alis, sulam bibir

Menindik bagian tubuh atau membuat tato juga dapat meningkatkan risiko penularan HIV. Cara penularan HIV pada proses ini terjadi apabila saat proses menindik dan membuat tato, kulit yang ditusuk kemudian terluka hingga mengeluarkan darah.

Jika alat dipakai secara bergantian, bisa saja orang yang terinfeksi HIV meninggalkan bekas darahnya yang mengandung virus.

Sebenarnya melakukan sulam alis, tato alis, dan sulam bibir cukup aman untuk kesehatan. Namun, tren kecantikan yang sedang naik daun ini juga dapat menjadi cara penularan HIV dan AIDS.

Hal ini bisa terjadi jika proses tersebut dilakukan oleh pegawai yang tidak berpengalaman dan tidak menggunakan peralatan steril. Pasalnya, prosedur sulam atau tato wajah ini melibatkan pengirisan kulit terbuka.

Untuk mencegah penyebaran HIV, sebelum Anda duduk dan disulam alis atau bibirnya, pastikan bahwa semua peralatan yang digunakan masih steril.

6. Bekerja di rumah sakit

Mungkin sekilas Anda berpikir bahwa petugas medis adalah orang paling sehat karena memiliki akses dan pengetahuan yang mumpuni tentang kesehatan.

Namun, selain pengguna narkoba yang berbagi jarum suntik secara sengaja, risiko penularan HIV juga tinggi pada tenaga medis.

Tenaga medis ini meliputi dokter, perawat, petugas laboratorium, hingga petugas pembersih limbah fasilitas kesehatan lewat perantara alat medis.

Jarum suntik dapat menjadi perantara virus HIV saat darah pasien yang positif HIV dapat berpindah kepada petugas kesehatan jika mereka memiliki luka terbuka yang tidak terlindungi oleh pakaian.

HIV juga dapat ditularkan ke petugas kesehatan lewat cara berikut:

  • Jika jarum suntik yang telah dipakai oleh pasien positif HIV tidak sengaja tertancap ke petugas kesehatan (disebut juga needle-stick injury).
  • Jika darah yang terkontaminasi HIV mengenai membran mukosa, seperti mata, hidung, dan mulut.
  • Lewat peralatan kesehatan lain yang digunakan tanpa disterilkan.

Meski begitu, peluang penyebaran virus HIV di antara petugas medis di fasilitas kesehatan melalui jarum suntik bekas tergolong kecil.