Salah satu cara ataupun metode yang digunakan untuk mengawetkan makanan ialah dengan teknik pasteurisasi. Tidak hanya mengawetkan makanan, pasteurisasi juga biasa digunakan untuk mematikan mikroorganisme yang ada dalam makanan atau minuman. Memang tidak semua mikroorganisme akan mati dalam proses pasteurisasi namun setidaknya dapat membasmi yang bersifat patogen dan tidak membentuk spora. Show Teknik pasteurisasi kini sudah banyak digunakan, baik oleh pabrik makanan dalam skala besar maupun usaha rumahan dalam skala sedang dan kecil. Hal ini karena teknik pasteurisasi dianggap efektif dan mampu membunuh organisme yang merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang, dan khamir.
Advertisement
BACA JUGA
5 Manfaat Susu untuk Kesehatan dan Kecantikan Kulit Wajah 4 Metode Sterilisasi Botol Susu Bayi yang Perlu Diketahui Alternatif dari Susu, Ini 5 Manfaat Keju untuk Kesehatan yang Perlu Diketah...
Tidak mengherankan jika produk yang dihasilkan dari teknik ini juga sangat banyak, salah satunya ialah susu dan makanan kaleng. Untuk makanan kaleng, teknik pasteurisasi adalah sebuah tahapan wajib agar makanan yang ada didalamnya menjadi tahan lama dan tidak membusuk karena adanya mikroorganisme. Nah, untuk kamu yang penasaran dengan teknik pasteurisasi dan ingin tahu lebih banyak, bisa melihat ulasannya berikut ini. Fimela.com akan mengulas secara mendetail mengenai pasteurisasi sebagai proses pemanasan makanan, lengkap beserta metode dan produk yang dihasilkannya. Simak ulasan selengkapnya dibawah ini.
Makanan mengandung berbagai nutrisi, seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan sebagainya sehingga rentan terhadap pembusukan mikroba. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses tertentu untuk menghancurkan muatan mikroba tersebut, yaitu pasteurisasi. Pengertian PasteurisasiPasteurisasi adalah proses yang dilakukan untuk membunuh sebagian mikroba dengan meminimalisasi kerusakan protein akibat suhu yang terlalu tinggi. Salah satu proses pasteurisasi adalah dengan memanaskan objek dengan menggunakan suhu di bawah 100 derajat dalam jangka waktu tertentu. Teknik ini biasa digunakan untuk sterilisasi minuman, seperti susu atau jus buah, agar waktu penyimpanan minuman tersebut bisa lebih panjang. Sementara itu, menurut Food and Drug Administration, pasteurisasi adalah proses pemanasan setiap partikel susu atau produk susu dalam peralatan yang dirancang dan dioperasikan dengan benar ke salah satu kombinasi waktu-suhu pasteurisasi yang ditentukan. Pasteurisasi diterapkan pada produk, seperti bir, susu, telur, kacang-kacangan, jus buah, sirup, cuka, anggur, produk kalengan dan sebagainya. Sejarah PasteurisasiSeperti namanya, teknik ini pertama kali ditemukan oleh Louis Pasteur pada 1864. Saat itu, ahli kimia asal Perancis ini melakukan eksperimen menghilangkan mikroba dengan menghangatkan wine pada suhu 60 derajat Celcius. Percobaan tersebut sukses membunuh bakteri patogen dalam wine sekaligus menonaktifkan enzim penyebab kerusakan pada minuman. Eksperimen Pasteur menunjukan partikel di udara, sebagai lawan dari udara murni, menyebabkan pembusukan makanan. Penelitian tersebut menunjukan mikroorganisme sebagai penyebab pembusukan dan penyakit, yang pada akhirnya mengarah pada Teori Kuman Penyakit. Mengacu pada eksperimen Louis Pasteur, pada 1886, ahli kimia asal Jerman, Franz von Soxhlet mengaplikasikan teknik pasteurisasi pada susu, dan pada 1912 tekniknya mulai digunakan secara luas di Amerika Serikat. Macam-macam PasteurisasiMengutip International Dairy Food Association, ada beberapa macam proses pasteurisasi, yaitu:
Meski terdapat beberapa macam proses, namun teknik yang sesungguhnya adalah vat pasteurization. Teknik ini sering digunakan pada industri susu untuk berbagai produk olahan, seperti yogurt, keju, dan es krim. Manfaat PasteurisasiProses pasteurisasi memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
Risiko PasteurisasiKendati memiliki ragam manfaat dan mampu membunuh bakteri berbahaya, proses pasteurisasi, pada produk susu khususnya, bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Mengutip Hello Sehat, suhu yang digunakan dalam proses pasteurisasi tergolong tinggi, terutama susu UHT, sehingga komponen susu dari segi fisik atau kimia mengalami perubahan. Susu UHT adalah susu yang dibuat dengan teknik pemanasan suhu tinggi oleh fasilitas produksi susu untuk memastikan keamanan pangan susu. Dalam proses UHT (Ultra-high temperature), susu dipanaskan pada suhu tinggi di atas 135 derajat celcius selama 2 hingga 5 detik untuk membunuh bakteri yang tidak diinginkan dan berbahaya. Hal ini memungkinkan produk susu UHT untuk memiliki masa simpan dari 6 hingga 9 bulan selama kemasan masih tertutup dan belum dibuka. Proses UHT adalah sejenis proses pasteurisasi, meskipun dilakukan pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu pasteurisasi. Namun, proses pasteurisasi juga dinilai dapat merusak mineral, vitamin, dan zat gizi pada susu, seperti:
|