Pelanggan yang ingin berbelanja dan membawa kantong belanjaan sendiri pernah dilakukan pada tahun

SEJAK dimulainya larangan penggunaan plastik sekali pakai di DKI Jakarta, masyarakat terlihat sudah mulai membiasakan diri menggunakan kantong belanja reusable (bisa dipakai berulang kali) dalam kegiatan sehari-hari. Tentu saja ada catatan-catatan untuk lebih baik pelaksanaannya ke depan.

Itu disampaikan Direktur Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Tiza Mafira, saat dialog Nunggu Sunset yang bertajuk Mimpi Jakarta Bebas Plastik yang diadakan Media Indonesia, Kamis (1/10). Secara kehidupan sehari-hari masyarakat telah menggunakan tas belanja sendiri.

Baca juga: Larangan Kantong Plastik Perlu Diiringi dengan Edukasi

Pihaknya juga melakukan survei bahwa 90% warga DKI menjawab ketika berbelanja saat ini sudah membawa kantong belanja sendiri. "Ini menjadi penting karena memang sebelum bicara kuantitas pengurangan kantong plastik, yang kita lihat yaitu perubahan sikap masyarakat dalam menyikapi suatu produk yang sekali pakai dan ternyata ada," tuturnya.

Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan dapat diyakini bahwa langkah pemerintah serius untuk mengurangi penggunaan plastik. Ini merupakan suatu kebijakan dari pemerintah daerah.

Sejatinya banyak pemerintah daerah yang tertarik melakukan hal itu karena sangat efektif mengurangi beban jumlah plastik. Hal ini juga harus didukung masyarakat untuk benar-benar menghentikan penggunaan kantong plastik sekali pakai.

"Bahwa langkah ini akan menjadi efek bola salju untuk masyarakat menggunakan barang reusable," ujar Tiza.

Tiza juga menyoroti swalayan yang memberikan kantong kertas secara gratis kepada konsumen padahal hal itu merupakan pelanggaran. Dalam Pergub, konsumen harus membeli kantong belanja yang reusable.

"Jadi yang perlu didorong yaitu konsumen atau masyarakat membawa kantong belanja yang reusable dari rumah masing-masing," jelasnya.

Diketahui per 1 Juli 2020, Pemprov DKI Jakarta melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai di pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat. Larangan tersebut diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, dan Pasar Rakyat.

(OL-14)

Membungkus belanjaan dengan kantong plastik adalah kebiasaan yang sangat umum ditemui. Kantong plastik harganya murah, ringan, praktis, dan tahan air. Kebiasaan ini kita turunkan dari generasi terdahulu hingga generasi terbaru. Menggunakan kantong plastik bukan hal yang salah dan tidak ada hal yang membuat kebiasaan ini harus dihentikan.

Hingga, beberapa tahun belakangan ini, banyak lembaga yang melansir data soal sampah plastik dan efeknya pada bumi tempat kita tinggal. Sampah bertambah, terus-menerus. Lalu  jumlahnya jadi luar biasa dan membebani tidak hanya daratan, tetapi juga lautan. Sebanyak 8 juta ton sampah plastik mengalir ke laut setiap tahunnya. Sampah plastik di laut ini terus terakumulasi, dan jika dibiarkan beberapa tahun ke depan diperkirakan jumlahnya akan lebih banyak dari ikan di lautan.

Kantong plastik dimanfaatkan dalam waktu yang sangat singkat dan tidak banyak orang yang berniat menggunakannya kembali untuk kesempatan kedua. Ketika kantong plastik robek, nasibnya pun sudah bisa dipastikan jadi sampah. Kantong akan meluncur langsung ke tempat sampah dan menjadi satu dari miliaran kantong plastik yang mengotori lingkungan setiap tahunnya.

Pelanggan yang ingin berbelanja dan membawa kantong belanjaan sendiri pernah dilakukan pada tahun

Membawa tas belanja sendiri saat bepergian adalah cara yang paling mudah untuk berkontribusi mengurangi sampah pribadi. Belum percaya kalau langkah sederhana ini bermanfaat mengatasi permasalahan sampah dunia? Sekarang coba hitung, dalam sehari berapa kali kita berbelanja dengan kantong plastik, membeli makanan/minuman dengan kemasan plastik, dan membuang bekas plastiknya ke tempat sampah? Menggunakan produk kemasan/kantong plastik memang praktis, tapi hal inilah yang membuat sampah pada bumi terus bertumpuk tak terkendali.

Data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan sampah plastik di Indonesia itu luar biasa besar, mencapai 64 juta ton/tahun. Dari jumlah itu, sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.

Masih dari INAPLAS dan BPS, didapatkan pula data bahwa kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau jika ditimbang mencapai 85.000 ton kantong plastik.

Membawa tas belanja sendiri mungkin sulit dilakukan pada tahap awal. Dimulai dari niat yang kuat, hal ini harusnya lama-kelamaan tidak lagi membebani dan jadi kebiasaan. Intinya adalah disiplin. Gaya hidup modern yang sudah kita nikmati sekian lama memang menyenangkan, tetapi bayangkan bumi seperti apa yang kita wariskan ke generasi berikutnya jika gaya hidup ini kita teruskan. 

Tipsnya adalah, beli tas belanja yang sesuai dengan kebutuhan. Jika kamu senang melihat tas dengan berbagai gambar atau warna tertentu, investasikan uangmu untuk membelinya pertama kali dan gunakan terus hingga tasnya rusak. Jika bawaanmu sehari-hari sudah cukup berat, pilihlah tas belanja yang ringan dan dapat dilipat hingga kecil agar bebamu tidak bertambah berat.

Membawa tas belanja sendiri pada akhirnya akan menguntungkanmu mengingat toko ritel dan swalayan sudah menetapkan biaya tambahan untuk tiap kantong plastik yang konsumen minta. Per 1 Maret 2019 lalu, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memutuskan mengenakan tarif pada kantong plastik belanja minimal Rp200 per kantong. Tarif itu masih bisa naik. Aprindo memberikan keleluasaan pada para anggotanya untuk menyesuaikan harga kantong sesuai kebijakan masing-masing.

Kebijakan kantong plastik berbayar ini segera dan sudah mulai aktif di beberapa toko ritel terkemuka seperti Matahari, CircleK, Sogo, Ramayana, Yogya, Alfamart, dan Alfamidi. Selain itu, kebijakan serupa juga sudah berjalan cukup lama di Superindo.

Bagaimana? Apakah fakta-fakta di atas sudah menggugah niatmu untuk membawa tas belanja sendiri mulai sekarang? Yuk dicoba hari ini dan diulang kembali keesokan harinya. Tidak ada kebiasaan baik yang sia-sia. Lakukan sekarang dan sebarkan ke orang-orang di sekitarmu.

Pelanggan yang ingin berbelanja dan membawa kantong belanjaan sendiri pernah dilakukan pada tahun

QUIZZTuliskan ide pokok dalam paragraf 1 paragraf 2 paragraf 3 paragraf 4 paragraf 5​

QUUIZ bajasa Indonesia[tex]lihat \: fotonya \: yah[/tex]​

Anita memiliki banyak sahabat pena, hobinya adalah​

apakah ikan redfin bisa dicampur dengan guppy​

apa makna dari frasa inkuiri apersiatif? ​

karya yang memiliki komposisi warna yang kuat hendaknya tidak didekatkan dengan karya dengan komposisi warna yang lemah,

apakah apel black diamond bisa dibudidayakan ​

Buatlah sebuah paragraf dan tentukan gagasan pokok dan gagasan pendukungnya​

Pekerjaan itu apa dan berikan penjelasan! :0 (Oh iya ada yg mau jadi sahabat ku? -w-)

Pada suatu hari, Syifa sedang mempersiapkan diri untuk ulangan untuk esok harinya. Pada suatu pagi, Syifa diberikan kertas Ulangan untuk mengerjakanny … a. tetapi disisi lain, Nana Tidak belajar dan Nana pun kesulitan pada Mengerjakan Ulangan tersebut. Syifa melihat Nana sedang menyontek pada jawaban miliknya Si Syifa dan Syifa pun memberi tahukan kepada gurunya dan Nana pun diberikan Nilai dibawah KKM di rapot miliknya. Pertanyaan:1). Bagaimana Sikap Nana saat mengerjakan Ulangan?2). Sikap Yang Syifa terhadap Nana Sebaiknya?3). Sikap mana yang harus kita ikuti dari kedua anak tersebut?​

Jakarta -

Membawa tas belanja sendiri adalah kontribusiku bagi bangsa. Jika seluruh masyarakat menyatakan hal ini dalam Tiga Bulan Bersih Sampah (TBBS) yang berlangsung 21 Januari hingga 21 April 2018 sebagai rangkaian Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2018 tentu akan membantu mengurangi jumlah timbulan sampah plastik Indonesia yang diharapkan berkurang 18 persen (12 juta ton) tahun ini (Pepres Nomor 97 Tahun 2017).

Berdasar hasil survei ekonomi nasional BPS, Maret 2017 terdapat 53,98 persen rumah tangga yang tidak pernah membawa tas belanja sendiri. Hanya 9,29 persen yang selalu membawa tas belanja sendiri ketika berbelanja; selebihnya 29,00 persen menyatakan kadang-kadang, dan 7,73 persen menyatakan sering membawa tas belanja ketika berbelanja.


Perilaku Peduli Lingkungan

Membawa tas belanja sendiri adalah salah satu perilaku peduli lingkungan. Perilaku peduli lingkungan didasarkan oleh banyak hal. Model tertua dan tersederhana menyatakan, perilaku peduli lingkungan dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang tentang lingkungan sehingga jika pengetahuannya diubah maka perilakunya akan berubah (Burgess, 1998). Fietkau & Kessel (1981) menyatakan, perilaku peduli lingkungan didorong oleh kesempatan berperilaku peduli lingkungan, sikap dan nilai terhadap lingkungan, insentif yang diperoleh, dan konsekuensi yang dirasakan.

Perilaku berbeda mungkin karena pengetahuan. Hal ini sejalan dengan hasil survei Perilaku Masyarakat Peduli Lingkungan (KLHK) pada 2012 yang menyatakan terdapat hubungan pengetahuan dan perilaku peduli lingkungan. Dengan kata lain, jika seseorang diberi pengetahuan terkait sampah plastik sulit didaur ulang, dan dampaknya terhadap lingkungan, mungkin lebih memiliki peluang membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah plastik.

Sikap dan nilai yang dianut masyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggal, atau sikap dan nilai yang ada dalam keluarga, akan mengubah perilaku. Jika suatu wilayah memiliki kebiasaan membawa tas sendiri saat berbelanja, maka ada keengganan untuk tidak berperilaku sama dengan orang-orang di sekitar. Pengalaman saya sewaktu berkunjung ke Wuhan, China pada 2013 sangat berkesan; ketika saya berbelanja, dan meminta kantong plastik hingga beberapa lembar, bukan hanya kasir namun pengunjung lain yang sedang antri seolah-olah memberi penghakiman terhadap saya, karena perilaku penggunaan kantong plastik saya.

Enggan membayar kantong plastik membuat seseorang membawa tas belanja sendiri, seperti uji coba yang dilakukan pada 2016 di beberapa kota membuat perubahan perilaku beberapa orang. Membawa sendiri tas belanja akan menghemat pengeluaran.


Bisa Berubah Perubahan bisa terjadi karena keterpaksaan atau kesadaran. Penggunaan kantong plastik di berbagai negara bisa berkurang dikarenakan intervensi dari pemerintah, seperti Kenya, negara terbaru yang menyatakan penggunaan kantong plastik dilarang. Kenya mengikuti lebih dari 40 negara terdahulu yang telah melakukan pelarangan, sebagian dilarang, atau dikenakan biaya, termasuk Cina, Prancis, Rwanda, dan Italia.

Di Inggris, setelah 8 bulan dikenakan kebijakan berbayar, penggunaan plastik berkurang hingga 85 persen --angka yang sangat drastis, dan patut dicontoh. Di Indonesia, sewaktu dilakukannya uji coba kebijakan kantong plastik berbayar di peritel modern di 23 kota dari pertengahan Februari hingga akhir Mei 2016, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat, penggunaan kantong plastik di masyarakat berkurang hingga 30 persen.

Kebijakan terkait kantong plastik oleh pemerintah cepat atau lambat akan terealisasi, baik cukai kantong plastik yang masih dalam pembahasan, kantong plastik berbayar, atau mungkin tidak diperbolehkannya penggunaan kantong plastik. Pemerintah sedang melakukan perannya dalam mengurangi penggunaan plastik, apalagi setelah dinyatakan Indonesia berada di peringkat kedua penghasil sampah plastik ke laut berdasarkan data Jambeck (2015).

Pemerintah telah melakukan perannya, dan hal yang mereka lakukan mungkin membutuhkan waktu yang lama untuk terealisasi. Kita bisa berkontribusi dengan membawa kantong plastik ketika berbelanja sembari memperingati HPSN, yang pertama kali terselenggara karena terjadinya tragedi longsor sampah di TPA Leuwi Gajah pada 21 Februari 2005 yang mengakibatkan kematian 141 orang.

Kita perlu berubah sebelum bertemu plastik di piring makan kita, atau di perut kita. Hasil studi LIPI menyimpulkan, ada beberapa jenis plastik yang terurai sehingga ukurannya 0,2 milimeter, dan plastik yang ukurannya 0,2 milimeter itu sudah dikonsumsi ikan teri. Mari ambil tindakan di TBBS dalam rangka HPSN 2018 dengan keyakinan sederhana, "membawa tas belanja sendiri adalah kontribusiku bagi bangsa."

Ketika Anda sudah melakukannya nanti, ajaklah keluarga dan teman Anda untuk melakukan hal yang sama!

Winda Sartika Purba Statistisi Pertama Subdirektorat Statistik Lingkungan Hidup, Badan Pusat Statistik

(mmu/mmu)