Olahraga pencak silat membutuhkan kekuatan dan kondisi fisik yang baik salah satunya

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pencak silat merupakan olahraga seni beladiri tradisional asli bangsa indonesia yang di ciptakan duntuk melindungi diri dari bahaya yang akan mengancam jiwa dan raganya.seiring perkembangan jaman moderen pencak silat sudah mulai di pertandingkan pada even nasional maupun internasional. Pencak artinya permainan tari yang berdasarkan kepada kesigapan langkah dan gayanya. Sedangkan silat memiliki arti kepandaian menjaga diri dari serangan yang tidak dapat ditentukan. Sigap dan tangkas adalah dasarnya, tiap gerak dan gerik lawan diperhatikan agar mudah mengantisipasi serangan. Dalam beberapa tahun terakhir, prestasi pencak silat Indonesia mengalami penurunan baik ditingkat regional maupun tingkat internasional.Sebagai indikasi adalah kegagalan pencak silat Indonesia menjadi juara umum di Asia Tenggara baik dalam kejuaraan yang sifatnya invitasi maupun multievent. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan bagi pelatih dan atlit pencak silat Indonesia untuk kembali meningkatkan prestasi pencak silat.Keberhasilan pembinaan peningkatkan prestasi pencak silat di pengaruhi oleh berbagai komponen fisik. Kebugaran merupakan elemen mendasar mempertahankan ketahanan dan kekuatan fisik. Kebugaran jasmani didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik. Menjadi sehat secara fisik berarti seseorang mampu melaksanakan tugas sehari-hari dengan semangat dan kewaspadaan, tnapa ada kelelakan yang berarti dan dengan energi yang cukup untuk menikmati kegiatan luang serta untuk menghadapi keadaan darurat yang tidak terduga (Haskell dan Kierman, 2000). Kondisi kebugaran jasmani seseorang yang mampu mengadaptasi segala beban fisik maupun psikis yang diterima merupakan dasar untuk mencapai produktivitas/prestasi kerja yang optimal. Kualitas kemampuan jasmani untuk dapat mengadaptasi beban yang diterim dapat tercermin dari tingkat kebugaran jasmani. Menurut Suharto (1997), kebugaran jasmanimerupakan ukuran potensi kemampuan kerjamanusia yang sangat berperan dalam menunjangunjuk kerja fisik (antara lain prestasi kerja, prestasi olah raga, dan prestasi belajar). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani: faktor pertama adalah makanan dan gizi, faktor kedua adalah tidur dan istirahat, faktor ketiga adalah kebiasaan hidup sehat, faktor keempat latihan dan olahraga. Upaya untuk mempertahankan hidup tentunya membutuhkan kemampuan fisik yang baik, kemampuan fisik yang baik dapat diperoleh dengan melalui latihan-latihan olahraga yang teratur.

Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk setiap orang sangat berbeda, tergantung dari sifat tantangan fisik yang dihadapinya. Contohnya, seorang kuli yang setiap hari bekerja memanggul barang-barang berat, maka ia harus memiliki kekuatan otot, anaerobic power, daya tahan, dan sebagainya yang lebih baik daripada seorang pekerja kantor. Pekerja kantor tidak banyak menguras tenaga, ia hanya membutuhkan buku-buku dari meja ke rak atau menekan tombol-tombol keyboard computer. Dengan demikian tingkat kebugaran jasmani yang mereka miliki dan mereka butuhkan sangat berbeda.

B. Rumusan Masalah 1. Komponen Kebugaran Jasmani dalam Pencak Silat 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani dalam Pencak Silat

3. Manfaat Kebugaran Jasmani

BAB II
PEMBAHASAN

A. Komponen Kebugaran Jasmani dalam Pencak Silat Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktifitas kehidupan sehari-hari dan dalam aktivitas pencak silat juga sangat dibutuhkan, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda sesuai dengan tugas/profesi masing-masing. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physicak Fitness). Wahjoedi (2001) menjelaskan bahwa kesegaran jasmani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Kesegaran Jasmani yang Berhubungan dengan Kesehatan (health related fitness).

Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) meliputi:

a. Daya tahan jantung-paru adalah kapasitas sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Daya tahan jantung paru sangat penting untuk menunjang kerja otot yang sedang aktif sehingga dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh.


b. Daya tahan otot adalah kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang terhadap suatu beban submaksimal dalam jangka waktu tertentu.
c. Kekuatan otot adalah tenaga, agay atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot [ada suatu kondisi dengan beban maksimal, seseorang mungkin memiliki kekuatan pada bagian otot tertentu namun belum tentu memiliki pada bagian otot lainnya.
d. Kelentukan (Flekxibility) adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal. Kelentukan gerak tubuh pada persendian tersebut, sangat dipengaruhi oleh: elastisitas otot, tendon dan ligamen di sekitar sendi serta kualitas sendi itu sendiri. Terkait dengan kesehatan, maka kelentukan merupakan salah satu parameter atau tolok ukur kesembuhan akibat cedera dan penyakit-penyakit sistem muskuloskeletal.
e. Komposisi tubuh (body composition) digambarkan dengan berat badam tanpa lemak dan berat lemak. Berat badan digambarkan tanpa lemak terdiri dari massa otot, tulang dan organ-organ tubuh. Masing-masing unsur tersebut memiliki komposisi sebagai berikut: • Massa otot : 40-50% • Tulang : 16-18% • Organ-organ tubuh : 29-39% Berat lemak dinyatakan dalam persentasenya terhadap berat badan total. Secara umum dapat ditarik kondisi bahwa semakin kecil persentase lemak, maka semakin baik kinerja seseorang.

2. Kesegaran Jasmani yang Berhubungan dengan Keterampilan (skill relaten fitness).

Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan gerak (motorskill related fitness) meliputi:

a. Kecepatan (speed) adalah kemempuan tubuh untuk melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.


b. Kecepatan reaksi (reaction speed) adalah waktu yang diperlukan untuk memberikan respon kinetik setelah menerima suatu stimulus atau rangsangan. Rangsangan (stimulus) untuk bereaksi tersebut dapat bersumber dari: pendengaran, pandangan (visual), rabaan maupun gabungan antara pendengan dan rabaan.
c. Daya ledak (power) adalah kemampuan tubuh yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk bekerja secara eksplosif.
d. Kelincahan (agility) adalah kemampuan tubuh untuk mengubah arah secara cepat tanpa adanya gangguan keseimbangan atau kehilangan keseimbangan.
e. Keseimbangan (balance) adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi atau sikap tubuh secara tepat pada saat melakukan gerakan. Keseimbangan tersebut dapat berupa keseimbangan statis (static balance) pada saat berdiri maupun keseimbangan dinamis (dynamic balance) pada saat melakukan suatu gerakan tertentu.
f. Ketepatan (accuracy) adalah kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk mengarahkan sesuatu sesuai dengan sasaean yang dikehendaki.
g. Koordinasi (coordination) adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan secara tepat, cermat dan efisien. Koordinasi menyatakan hubungan berbagai unsur yang terjadi pada setiap gerakan. Dalam cabang olahraga pencak silat dapat dicapai melalui latihan yang terprogram, teratur dan terukur dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam meningkatkan prestasi olahraga pencak silat harus melalui latihan yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah terhadap ilmu-ilmu yang terkait, maka dapat dikembangkan teori latihan yang baik, sehingga prestasi olahraga dapat ditingkatkan dengan baik. Prestasi pencak silat tidak dapat dicapai dengan spekulatif, tetapi harus melalui latihan secara intensif dengan program latihan yang benar. Latihan yang dilakukan tersebut tentunya harus bersifat khusus mengembangkan komponen-komponen yang diperlukan dalam olahraga pencak silat. Komponen kondisi fisik merupakan salah satu faktor yang menentukan performance atau penampilan. Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya di dalam usaha peningkatan kondisi fisik, maka seluruh komponen seperti ketahanan, kecepatan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, dan koordinasi harus di kembangkan. Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting dalam program latihan. Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis serta ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai tingkat prestasi yang lebih baik.

Program latihan fisik harus disesuaikan dengan usia atlet, agar tidak berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan. Karena dimasa remaja bisa dijadikan sebagai pondasi awal untuk membentuk kondisi fisik, setelah kondisi terbentuk akan lebih mudah untuk pelatih dalam memberikan teknik dan taktik lanjutan. Dalam mengembangkan kondisi fisik pesilat harus disertai dengan perencanaan dan program latihan secara sistematis. Program latihan bertujuan meningkatkan kualitas fisik pesilat agar benar-benar siap untuk bertanding.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani dalam Pencak Silat
1. Umur Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dan seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% pertahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.

2. Jenis Kelamin

Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tetapi setelah pubertas anak laki-laki biasanya mempuanyai nilai yang lenih besar.

3. Genetik

Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas, haemoglobin/sel darah dan serat otot.

4. Makanan

Daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi karbohidrat (60-70%). Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olahraga yang memerlukan kekuatan otot yang besar.

5. Rokok


Kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2 maks, yang berpengaruh terhadap daya taham, selain itu menurut Perkins dan Sexton, nicotine yang ada dapat memperbesar pengeluaran energi dan mengurangu nafsu makan.

Secara terminologi kondisi fisik berarti keadaan fisik. Keadaan tersebut bisa meliputi sebelum (kemampuan awal), pada saat dan setelah mengalami suatu proses latiihan. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 57), kondisi fisik adalah salah satu syarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seoang atlet, bahkan sebagai ladasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Menurut Mochamad Sajoto (1999: 8-9), kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Status kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika memulai latihan sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dengan berpedoman pada1 prinsip-prinsip dasar latihan. Status kondisi fisik seseorang diketahui dengan cara penilaian yang berbentuk tes pengetahuan. Tes ini dapat dilakukan di dalam laboratorium ataupun di lapangan. Meskipun tes yang dilakukan di dalam laboratorium memerlukan alat-alat yang mahal, tetapi kedua tes tersebut hendaknya dilakukan agar hasil penilaian benar-benar objektif. Kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika latihan dimulai sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus. Karena untuk mengembangkan kondisi fisik bukan merupakan pekerjaan yang mudah, harus mempunyai pelatih fisik yang mempunyai kualifikasi tertentu sehingga mampu membina perkembangan fisik atlet secara menyeluruh tanpa menimbulkan efek dikemudian hari.

             Kondisi fisik yang baik mempunyai keuntungan, diantaranya atlet mampu dan mudah mempelajari keterampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat mengikuti latihan maupun pertandingan, program latihan dapat diselesaikan tanpa mempunyai banyak kendala serta dapat menyelesaikan latihan yang berat. Kondisi fisik sangat diperlukan oleh seorang atlet, karena tanpa didukung oleh kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi puncak akan mengalami banyak kendala, dan mustahil dapat berprestasi tinggi. Dalam hal ini, dikenal empat macam kelengkapan tang perlu dimiliki, apabila seseorang akan mencapai suatu prestasi yang ptimal. Sekarang ini, telah berkembang suatu istilah yang lebih populer dari physical build-up, yaitu physical conditioning yaitu pemeliharaan kondisi/keadaan fisik. Kondisi fisik adalah prasarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Kondisi fisik adalah satu kesatuan dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaanya. Artinya, bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Kondisi fisik dpengaruhi oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor tersebut saling melengkapi. Faktor utama yang mempengaruhi kondisi fisik antar lain: factor latihan, faktor istirahat, faktor kebiasan hidup sehat, lingkungan serta makanan dan gizi (Wardan, 1998:12) Kondisi fisik itu meliputi: daya tahan aerobik, anaerobik, daya ledak,daya tahan otot, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan koordinasi, dan ketangkasan. Yang harus dilatih dengan program latihan sesuai metode ilmiah kepelatihan sehingga komponen tersebut dapat di latih secara baik efisien dan maksimal.

Kondisi fisik merupakan faktor yang utama yang harus dimiliki oleh seorang atlet walaupun tidak meninggalkan aspek lain seperti aspek teknik, taktik, dan aspek mental. Kondisi fisik yang dimiliki seorang atlet berbeda-beda, untuk dapat memiliki, memelihara dan meningkatkan kondisi fisik dengan baik, manusia harus berusaha dan juga memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Sukirno (1990: 16) yang dikutip oleh Kusriyani (2004: 13) menerangkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fisik yaitu :

a. Faktor Latihan Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari latihan atau bekerja yang dilakukan berulang-ulang dengan kian hari kian meningkat jumlah beban atau pekerjaannya (Harsono, 1986 : 27)Salah satu yang paling penting dari latihan, harus dilakukan secara berulang-ulang dan meningkatkan beban atau tahanan untuk meningkatkan. Kekuatan dan daya tahan otot yang diperlukan untuk pekerjaannya. Latihan harus ditekankan kepada komponen-komponen fisik seperti daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelenturan, daya ledak (power), stamina dan lain-lain faktor yang penting guna pengembangan fisik secara keseluruhan atlet. Demikian pula yang dikatakan oleh J.M. Ballesteros (1979), bahwa tujuan dari latihan adalah meningkatkan kekuatan, kelenturan, daya gerak dan ketahanan (Junusul Hairy, 1989: 67) Menurut Harsono (1988: 100-101) tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah membantu atlet meningkatkan keterampilan atau prestasi semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu:

1) Latihan Fisik (physical training)

Perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh sangat penting, oleh karena tanpa kondisi yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Beberapa komponen fisik yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan adalah daya tahan kardiovaskular, dayatahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kelentukan (flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power. Komponen-komponen tersebut adalah yang utama harus dilatih dan dikembangkan oleh atlet tersebut.

2) Latihan Teknik (technical training)

Latihan teknik adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet. Latihan teknik adalah latihan yang di khusus kan guna membentuk dan memperkembang kebiasaan-kebiasaan motorik atau perkembangan neuromuscular. Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting oleh karena akan menentukan gerak keseluruhan. Oleh karena itu, gerak-gerak dasar setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga harus dilatih dan dikuasai secara sempurna.

3) Latihan Taktik (tactical training)

Tujuan latihan taktik adalah untuk menumbuhkan perkembangan interpretive atau daya tafsir pada atlet. Teknik-teknik gerakan yang telah dikuasai dengan baik, kini haruslah dituangkan dan diorganisir dalam pola-pola permainan, bentuk-bentuk dan formasi-formasi permainan serta strategi-strategi dan taktik-taktik pertahanan dan penyerangan, sehingga berkembang menjadi suatu kesatuan gerak yang sempurna.

4) Latihan Mental (psychological training)

Perkembangan mental atlet tidak kurang pentingnya dari perkembangan ketiga faktor di atas, sebab, betapa sempurna pun perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat tercapai. Latihan-latihan mental adalah latihan-latihan yang lebih menekankan pada perkembangan kedewasaan (maturitas) atlet serta perkembangan emosional dan impulsif; misalnya semangat bertanding, sikap pantang menyerah, kesimbangan emosi meskipun berada dalam situasi stress, sportivitas, percaya diri, kejujuran dan sebagainya Dalam kegiatan olahraga, kondisi fisik seseorang akan sangat mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya. Menurut Harsono (1988: 153), dengan kondisi fisik yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi dan sistem orgaisme tubuh, diantaranya : a. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. b. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina dan komponen kondisi fisik lainnya c. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. d. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan

e. Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon diperlukan. Apabila kelima keadaan diatas kurang atau tidak tercapai setelah diberi latihan kondisi fisik tertentu, maka hal itu dapat dikatakan bahwa perencanaan, sistematika, metode, serta pelaksanaannya kurang tepat.

C. Manfaat Kebugaran Jasmani Kebugaran bisa di pahami sebagai keadaan menjadi sehat. Salah satu karakteristik kebugaran adalah bahwa ia menyediakan kekuatan, fleksibilitas dan daya tahan untuk berfungsinya tubuh. Adapun manfaat kebugaran jasmani antara lain:

1. Mencegah Obesitas

Manfaat latihan kebugaran jasmani yang paling pertama yang wajib diketahui adalah ia dapat mencegah obesitas. Kebanyakan orang-orang yang suka melakukan olahraga memiliki tubuh indah. Jauh dari kata obesitas. Sebab lemak yang menimbun dibawah kulit mereka telah terbakar bersama kalori yang dipakai untuk olah tubuh. Sehingga porsi tubuh akan ideal, berat badan juga sempurna. Salah satu penyebab Obesitas adalah kurangnya aktivitas tubuh.

2. Mengurangi Resiko PJK

Penyakit yang paling umum diderita oleh masyarakat Indonesia adalah PJK atau penyakit jantung koroner. Penyakit yang disebabkan karena darah dari pembuluh darah tak mampu mengalir. Sebab terjepit oleh zat lemak yang semakin menimbun pembuluh darah atau terhalang oleh zat kapur. Salah satu solusinya dengan olahraga. Aktivitas ini mampu membuat jantung anda bekerja lebih. Karena olahraga membuat peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh serta peredaran darah dari seluruh tubuh ke jantung bekerja lebih cepat. Akibatnya sirkulasi menjadi lebih lancar. Seringnya melakukan aktivitas otot inilah membuat daya tahan dan kerja jantung membaik. Imbas akhirnya jantung anda sehat dan terhindar dari segala macam resiko gagal jantung, penyakit jantung koroner, dan stroke.

3. Mengurangi Resiko Diabetes

Diabetes terdiri dari dua jenis. Salah satunya adalah diabetes tipe 2 yang penyebabnya adalah kelainan insulin. Hal ini terjadi karena kegemukan dan obesitas. Untuk itu lakukanlah olah tubuh seperti latian kebugaran agar meminimalisir resiko kegemukan.

4. Mengontrol Tekanan Darah

Sirkulasi darah akanmenjadi normal saat anda melakukan olah tubuh. Sebab jantung bekerja lebih cepat mengalirkan darahnya. Sehingga tubuh juga akan mengalami pergantian darah serta oksigen yang cukup. Oleh karena itu tekanan darah menjadi optimal. Melakukan ini secara rutin mampu menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi) anda.

5. Menambah Kekuatan Seksual

Melakukan hubungan seksual merupakan salah satu olah raga. Sebab pada kala itu aktivitas hormone menjadi lebih optimal. Bahkan ketika anda melakukan hal tersebut, kalori dalam tubuh ikut terbakar. Sehingga secara tidak langsung kebugaran jasmani berhubungan dengan penambahan kekuatan seksual anda.

6. Meningkatkan Kecerdasan

Anda memerlukan fungsi kerja otak secara maksimal setiap hari. Dengan melakukan kebugaran jasmani membuat sirkulasi tubuh anda menjadi lancar. Dengan begitu perjalanan oksigen ke otak anda juga lancar. Menurut ilmu pengetahuan, makanan otak paling utama adalah oksigen. Secara tidak langsung, selama kita melakukan kebugaran jasmani, kita member makan otak secara terus menerus. Maka otak akan semakin cerdas.

7. Mengurangi Resiko Alzheimer

Salah satu penyakit lupa yang mampu menyerang siapa saja disegala umur. Salah satu cirri-cirinya adalah ia melupakan kegiatan yang telah ia lakukan. Lalu melupakan orang-orang yang baru saja ia temui. Paling parah sampai ia melupakan dirinya sendiri. Alzheimer terjadi karena sel otak yang berperan sebagai sistem memory terjadi degenerasi sel. Salah satu cara mencegahnya dengan melakukan kebugaran jasmani. Sebab salah satu makanan otak adalah oksigen. Sehingga otak akan lebih terjaga dan tetap sehat.

8. Mengurangi Stress

Melakukan kebugaran jasmani jelas membuat anda merasa lelah dalam tahap normal. Dengan begitu anda tak akan memikirkan hal yang sekiranya kurang penting. Sebab ketika tubuh sudah merasa capek, maka otak akan bekerja untuk segera istirahat dan tidur. Dari situlah stress akan sedikit teratasi.

9. Menghasilkan Energi yang Optimal

Aktifitas ini selain berpengaruh pada penurunan tingkat stress, juga pada energy tubuh. Keadaan lelah normal memberikan efek positif pada kenyenyakan tidur. Sehingga energy yang akan anda miliki keesokan harinya lebih optimal. Ingat posisi tidur juga menentukan kembalinya energy anda. Selelah apapun anda, jika posisi tidur tidak benar, energy juga tak akan kembali dengan optimal.

10. Menaikan HDL (High Density Lipoprotein)

HDL atau lebih dikenal dengan sebutan lemak baik akan naik jika anda terus beraktivitas olah tubuh. Menurut penelitian terakhir, bahwa jogging atau jalan kaki sejauh 32 km dalam satu minggi mampu menaikan HDL. Dan imbasnya adalah penurunan LDL atau lebih lemak jahat.

11. Mengurangi Resiko Kanker

Dalam penelitian tertentu sudah membuktikan bahwa melakukan latihan kebugaran jasmani dapat menghindarkan anda dari prnyakit. Salah satunya kanker kolon (usus besar), kanker payudara, serta kanker paru-paru. Selain itu juga menurunkan resiko Multiple Myeloma atau kanker sumsum tulang.

12. Mencegah Osteoporosis

Penyakit yang sering diderita oleh para manula (manusia lanjut usia). Osteoporosis atau pengeroposan tulang memang banyak yang penderitanya biasanya membungkuk, sebab tulang punggungnya yang lemah. Hal ini disebabkan salah satu imbas ketika di usia muda jarang melakukan aktifitas fisik dan tidak aktif. Salah satu penelitian menyebutkan bahwa anak yang banyak bergerak akan memiliki tulang kuat. Sehingga lebih terhindar dari osteoporosis. Untuk yang usia remaja dan dewasa, disarankan untuk rutin melakukan latihan kebugaran.

13. Meningkatkan Kdar Kepercayaan Diri

Manfaat yang paling tidak disadari adalah peningkatan rasa percaya diri. Berdasarkan survey psikolog, rutinnya melakukan latihan kebugaran jasmani membuat citra diri anda meningkat. Sebab perasaan psikologis positif seiring dengan pikiran atau mind ser yang baik

14. Terlihat Awet Muda

Kulit akan menjadi lebih kencang ketika melakukan olahraga. Sebab otot-otot secara reflek melakukan gerakan mengang dan merilaks berulang kali. Dengan begitu kulit juga akan tertarik ke atas. Hal ini mampu membuat kulit anda kencang. Maka wajah anda juga terlihat lebih awet muda.

15. Menguatkan Sistem Imun

Melakukan kebugaran jasmani sangat bagus untuk perjalan nutrisi oksigen ke otak dan peredaran darah keseluruh tubuh. Perjalanan sel-sel rusak yang dibawa oleh tubuh juga segera diganti oleh sel baru. Sehingga kadiorespirasi sistem imun juga lebih cepat terbentuk.

16. Meningkatkan Pemulihan ketika Cedera

Saat tubuh anda terbanting dan jatuh, tentu ada bagian yang rusak. Maka tubuh akan bekerja lebih banyak dalam pemulihan menjadi normal. Dengam seringnya melakukan latihan kebugaran jasmani membuat prose pemulihan lebih cepat. Hal ini disebabkan karena sel0-sel pembentuk yang bekerja untuk pengobatan bagian tubuh cedera mampu bekerja lebih cepat.

17. Melenturkan Sendi


Manfaat latihan kebugaran jasmani juga sangat ampuh melenturkan sendi. Kelenturan sendi membuat anda menjadi lebih rilaks. Ketika jatuh atau menangkis serangan, kelenturan sendi membuat lebih bertahan. Salh satu cara untuk membuat sendiri lenih lentur dengan latihan kebugaran jasmani. Sebab melakukan kebugaran tubuh mampu membuang asam laktat yang membuat lelah dan tegang.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan Pencak silat merupakan olahraga seni beladiri tradisional asli bangsa indonesia yang di ciptakan duntuk melindungi diri dari bahaya yang akan mengancam jiwa dan raganya.seiring perkembangan jaman moderen pencak silat sudah mulai di pertandingkan pada even nasional maupun internasional setiap atlet pencak silat harus memiliki kondisi fisik yang baik untuk memenangkan pertandingan. Kondisi fisik yaitu keadaan fisik, keadaan tersebut bisa meliputi sebelum (kemampuan awal), pada saat dan setelah mengalami suatu proses latiihan .Kondisi fisik itu meliputi: daya tahan aerobik, anaerobik, daya ledak,daya tahan otot, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan koordinasi, dan ketangkasan. Yang harus dilatih dengan program latihan sesuai metode ilmiah kepelatihan sehingga komponen tersebut dapat di latih secara baik efisien dan maksimal. Untuk mencapai hal itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: 1) Latihan Fisik (physical training) 2) Latihan Teknik (technical training) 3) Latihan Taktik (tactical training) 4) Latihan Mental (psychological training)

Banyak manfaat yang akan didapat apabila kebugaran jasmani terjaga dengan baik. Kebugaran bisa di pahami sebagai keadaan menjadi sehat. Salah satu karakteristik kebugaran adalah bahwa ia menyediakan kekuatan, fleksibilitas dan daya tahan untuk berfungsinya tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta : Tambak Kusumo

Haskell, LW, Kiernan M. 2000. Methodologic Issues in Measuring Physical Activity and Physical Fitness When Evaluating The Role of Dietary Supplement for Physically Active People.Am J Clin Nut 72 :541S-50S

Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengadaan Buku pada Lembaga Pengembangan Tenaga Pendidikan. Jakarta.

Suharto, 1997. Kesegaran Jasmani dan Perananya, dalam A,I. Soedarso dan I.A. Gani (ed.) : Informasi Kesehatan dan Olahraga, hal 100-3. Pusat Komunikasi Pemuda, Jakarta.

Wahjoedi. 2001. Landasan Evaliasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.