Nilai apa yang pantas kita contoh dari Ahmad Soebardjo

Berikut adalah soal mata pelajaran Sejarah Indonesia XI SMA/SMK materi Nilai-Nilai Kejuangan Masa Revolusi lengkap dengan kunci jawaban.

Soal Essay:

  1. Sebutkan tiga tokoh yang sangat berkesan dalam pikiranmu, kemudian tuliskan peranan tokoh tersebut dalam perjuangan revolusi kemerdekaan. Nilai-nilai apa yang pantas ditiru dari tokoh tersebut? Jelaskan alasanmu!
  2. Nilai-nilai kejuangan para tokoh revolusi kemerdekaan masih relevan diterapkan pada kehidupan sekarang dan yang akan datang? Pilihlah tiga nilai yang dapat diamalkan pada kehidupan siswa dan pemuda pada masa sekarang!
  3. Buatlah suatu rencana kegiatan berkelompok yang mungkin kamu lakukan untuk mengamalkan nilai-nilai perjuangan revolusi kemerdekaan!

Kunci Jawaban

1. Tokoh yang sangat berkesan dalam pikiran saya, peranannya dalam perjuangan revolusi kemerdekaan serta nilai-nilai apa yang pantas ditiru dari tokoh tersebut adalah sebagai berikut:

a. Jenderal Sudirman

Peranan yang dimainkan oleh Jenderal Soedirman dalam perjuangan revolusi kemerdekaan di Indonesia ialah memimpin perang gerilya, melucuti senjata Jepang, memimpin Pertempuran Ambarawa, melakukan reorganisasi Tentara Keamanan Rakyat dan melakukan rasionalisasi Tentara Nasional Indonesia.

Nilai-nilai yang pantas ditiru dari Jenderal Sudirman adalah pemimpin, guru, selalu taat kepada pemimpin bangsa, religius dan tidak pernah takut dan gentar sedikitpun akan kekuatan asing.

b. Ir. Sukarno

Sukarno berperan dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan, seperti merumuskan Pancasila, UUD 1945, dan dasar-dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan.

Nilai-nilai yang pantas ditiru dari Sukarno yaitu rela berkorban dan memiliki rasa nasionalisme tinggi.

c. Ahmad Subarjo 

Ahmad Subarjo secara langsung berperan aktif mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dalam BPUPKI, merumuskan UUD dasar bersama panitia 9, menengahi konflik pada peristiwa Rengasdengklok, dan merumuskan teks proklamasi bersama Sukarno dan Hatta

Nilai-nilai yang pantas ditiru dari Ahmad Subarjo adalah rela berkorban dan sikap bijaksana.

2. Nilai-nilai kejuangan para tokoh revolusi kemerdekaan masih relevan diterapkan pada kehidupan sekarang dan yang akan datang. Adapun nilai-nilai yang dapat diamalkan pada kehidupan siswa dan pemuda pada masa sekarang adalah:

  • Persatuan dan kesatuan, contohnya: Berteman dan membantu orang lain tanpa membedakan suku, agama dan ras
  • Rela berkorban dan tanpa pamrih, contohnya: Ikut jaga piket pos ronda walaupun tidak dibayar
  • Cinta pada tanah air, contohnya: Menggunakan produk-produk buatan Indonesia
  • Saling pengertian dan saling menghargai, contohnya: Saling menghormati antar manusia tanpa memandang suku, agama, warna kulit, tingkat ekonomi, maupun tingkat pendidikan

3. Rencana kegiatan berkelompok yang mungkin kita lakukan untuk mengamalkan nilai-nilai perjuangan revolusi kemerdekaan yaitu:

  • Kegiatan gotong-royong
  • Kegiatan siskamling/ronda meskipun tidak dibayar
  • Kegiatan bakti sosial dengan membagikan sembako bagi orang yang tidak mampu

Lihat Foto

Wikipedia

Achmad Soebardjo

KOMPAS.com - Menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta sempat diasingkan oleh para golongan muda ke Rengasdengklok.

Tujuan pengasingan tersebut adalah agar Soekarno-Hatta terhindar dari pengaruh Jepang.

Selama di Rengasdengklok, Soekarno-Hatta juga diyakinkan oleh para golongan muda bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu.

Harapannya agar Soekarno-Hatta dapat segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Melihat para golongan muda yang terburu-buru pun membuat Achmad Soebardjo bertindak.

Lantas, apa tindakan yang dilakukannya dan apa saja peran Achmad Soebardjo dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia?

Baca juga: Achmad Soebardjo: Masa Muda, Peran, dan Perjuangan

Meyakinkan para golongan muda

Selama di Rengasdengklok, Soekarno-Hatta terus didesak oleh para golongan muda untuk segera melakukan proklamasi.

Namun, banyak yang setuju jika proklamasi dilakukan di Jakarta. Oleh karena itu, Achmad Soebardjo maju sebagai tokoh yang meyakinkan golongan muda mengizinkan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta.

Bahkan, Achmad Soebardjo memberi jaminan taruhan nyawa bahwa proklamasi akan dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.

Setelah permintaan Achmad Soebardjo disetujui, Soekarno-Hatta pun dibawa kembali ke Jakarta.

Kali ini saya akan membahas tentang tokoh yang patut diteladani. Saya memilih Ahmad Soebardjo. Berikut saya akan membahas sekilas tentang Ahmad Soebardjo.

Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Achmad Soebardjo dilahirkan di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat, tanggal 23 Maret 1896. Ayahnya bernama Teuku Muhammad Yusuf, masih keturunan bangsawan Aceh dari Pidie. Kakek Achmad Soebardjo dari pihak ayah adalah Ulee Balang dan ulama di wilayah Lueng Putu, sedangkan Teuku Yusuf adalah pegawai pemerintahan dengan jabatan Mantri Polisi di wilayah Teluk Jambe, Kerawang. Ibu Achmad Soebardjo bernama Wardinah. Ia keturunan Jawa-Bugis, dan merupakan anak dari Camat di Telukagung, Cirebon.

Ayahnya mulanya memberinya nama Teuku Abdul Manaf, sedangkan ibunya memberinya nama Achmad Soebardjo. Nama Djojoadisoerjo ditambahkannya sendiri setelah dewasa, saat ia ditahan di penjara Ponorogo karena “Peristiwa 3 Juli 1946”.

Ia bersekolah di Hogere Burger School, Jakarta (saat ini setara dengan Sekolah Menengah Atas) pada tahun 1917. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Leiden, Belanda dan memperoleh ijazah Meester in de Rechten(saat ini setara dengan Sarjana Hukum) di bidang undang-undang pada tahun 1933.

Ketika menjadi mahasiswa, Soebardjo aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui organisasi kepemudaan seperti Jong Jawa dan Persatuan Mahasiswa Indonesia di Belanda. Ahmad Subarjo juga pernah menjadi utusan Indonesia bersama dengan Mohmmad Hatta pada konferensi antarbangsa “Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Penjajah” yang pertama di Brussels dan kemudiannya di Jerman. Pada persidangan pertama itu juga ia bertemu Jawaharlal Nehru dan pemimpin-pemimpin nasionalis yang terkenal dari Asia dan Afrika. Sewaktu kembalinya ke Indonesia, ia aktif menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan kemudian Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Pada peristiwa Rengasdengklok para pemuda pejuang meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Achmad Soebardjo melakukan perundingan. Achmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta.Maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Achmad Soebardjo ke Rengasdengklok.Mereka menjemput Soekarno dan Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Achmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan.

Konsep naskah proklamasi disusun oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo di rumah Laksamana Muda Maeda.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soebardjo dilantik sebagai Menteri Luar Negeri pada Kabinet Presidensial, kabinet Indonesia yang pertama, dan kembali menjabat menjadi Menteri Luar Negeri sekali lagi pada tahun 1951 – 1952. Selain itu, ia juga menjadi Duta Besar Republik Indonesia di Switzerland antara tahun-tahun 1957 – 1961.

Dalam bidang pendidikan, Soebardjo merupakan profesor dalam bidang Sejarah Perlembagaan dan Diplomasi Republik Indonesia di Fakultas Kesusasteraan, Universitas Indonesia.

Ahmad Subardjo Djoyoadisuryo meninggal dunia dalam usia 82 tahun di Rumah Sakit Pertamina, Kebayoran Baru, akibat flu yang menimbulkan komplikasi. Ia dimakamkan di rumah peristirahatnya di Cipayung, Bogor. Pemerintah mengangkat almarhum sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2009.

Peranan Ahmad Subarjo dalam kemerdekaan Republik Indonesia

  1. Berjuang melawan penjajah dengan sikap anti penjajahnya
  2. Berani baertanggung jawab dan mempertaruhkan nyawanya demi kelangsungan kemerdekaan Republik Indonesia dalam peristiwa rengasdengklok
  3. Membantu Ir. Soekarno dan Moh. Hatta merumuskan dasar negara.
  4. Membantu urusan pemerintahan dalam kemerdekaan RI
  5. Membantu menyelesaikan konflik antara golongan tua dan muda dalam kelangsungan Kemerdekaan
  6. Mengisi pemerintahan sebagai menteri pada kabinet Ir. Soekarno

Hal yang dapat diteladani :

  1. Tanggung jawab
  2. Adil dan Bijaksana
  3. Semangat Patriotisme/Nasionalisme yang tinggi
  4. Rela menolong tanpa pamrih
  5. Orang yang sederhana dan tidak sombong
  6. Cinta terhadap Tanah Air Indonesia
  7. Aktif dalam berbagai bidang

Itulah seputar kisah Ahmad Soebardjo semoga kita dapat meneladani sikap-sikap positif yang terdapat dalam diri Ahmad Soebardjo.

Selamat Hari Kemerdekaan!

Sumber :
//socialonesmansaboy.blogspot.co.id/2016/04/meneladani-perjuangan-tokoh-proklamasi_3.html
//id.wikipedia.org/wiki/Achmad_Soebardjo

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA