Nama atau gelar yang menunjukkan orang-orang arab antara lain ....

Jakarta -

Nabi Muhammad saw merupakan kekasih Allah SWT yang berakhlak mulia. Atas kejujuran yang dimilikinya, ia mendapatkan gelar Al Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.

Dikisahkan oleh Ajen Dianawati dalam buku yang berjudul Kisah Nabi Muhammad saw, pada saat 10 tahun menginjak usia pernikahannya dengan Khadijah, terjadi banjir yang melanda kota Mekkah dan merusak bangunan Ka'bah. Penduduk Mekkah beramai-ramai memperbaiki bangunan tersebut.

Perselisihan mulai timbul ketika akan meletakkan Hadjar Aswad. Masing-masing suku di Mekkah merasa berhak untuk meletakkan batu suci itu. Akibatnya terjadi perkelahian diantaranya.

Hingga akhirnya mereka saling berembug dan sepakat bahwa orang yang pertama kali memasuki Masjidil Haram maka berhak memutuskan perkara ini.

Diketahui Nabi Muhammad saw adalah orang yang pertama masuk ke Masjidil Haram. Dengan penuh kebijaksanaannya, Rasulullah meletakkan Hajar Aswad di atas sorbannya dan meminta perwakilan dari masing-masing suku di Mekkah untuk memegang ujung sorban dan meletakkannya bersama-sama.

Atas kebijaksanaan Rasulullah dalam memutuskan perkara dengan penuh kejujuran, sejak saat itu orang-orang Quraisy memberikan gelar Muhammad "Al Amin". Al Amin artinya dapat dipercaya.

Sebagai nabi terakhir yang membawa kebenaran, Rasulullah selalu memberikan contoh suri tauladan yang baik kepada seluruh umat. Bahkan sejak Nabi hidup dengan pamannya, Abu Thalib untuk membantu berdagang ke Negeri Syam, Rasulullah dikenal dengan kejujurannya dalam berdagang.

Al Amin memiliki makna setiap orang yang hidup di bumi hendaklah untuk senantiasa berbuat jujur baik dalam lisan maupun perbuatannya. Selain itu, ketika diberikan tanggung jawab hendaklah menjalankan tanggungjawabnya dengan baik dan amanah. Sifat jujur dan amanah itu yang menjadikan orang akan mendapatkan kepercayaan.

Allah SWT telah berfirman dalam Q.S An-Nisa ayat 58 sebagai berikut,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Arab-latin: yā ayyuhallażīna āmanū aṭī'ullāha wa aṭī'ur-rasụla wa ulil-amri mingkum, fa in tanāza'tum fī syai`in fa ruddụhu ilallāhi war-rasụli ing kuntum tu`minụna billāhi wal-yaumil-ākhir, żālika khairuw wa aḥsanu ta`wīlā

Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

Dari firman di atas Allah SWT senantiasa meminta hamba-Nya untuk menyampaikan amanah dan menetapkan hukum seadil-adilnya. Hal tersebut sebagaimana yang telah dijalankan oleh Rasulullah ketika memutuskan perkara atas perselisihan yang terjadi di antara kaum Quraisy.

Detikers dapat mengimplementasikannya sifat Al Amin yang dimiliki Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari hal kecil seperti berkata jujur kepada sesama teman, menyelesaikan setiap amanah dengan baik, dan membantu sesama.

Simak Video "Polisi India Tembak Mati 2 Pedemo soal Pelecehan Nabi Muhammad"


[Gambas:Video 20detik]
(erd/erd)

Jakarta -

Setelah Nabi Muhammad SAW wafat pada tahun 632 Masehi atau tahun 11 H, terdapat empat sahabat Rasulullah SAW yang kemudian dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Siapa saja khulafaur rasyidin tersebut?

Mengutip dari laman resmi Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, pengertian khulafaur rasyidin (الخلفاء الراشدون) atau khalifah ar-rasyidin adalah empat orang khalifah yang dipercaya oleh umat Islam sebagai penerus kepemimpinan Nabi Muhammad setelah beliau wafat.

Khulafaur Rasyidin ini dapat diartikan secara harfiah sebagai para pemimpin yang mendapatkan petunjuk. Empat sahabat Rasul yang termasuk dalam khulafaur rasyidin adalah Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Penjelasan tentang khulafaur rasyidin ini juga dapat ditemukan dalam firman Allah QS. At Taubah ayat 100:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Artinya: "Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung." (QS. At Taubah: 100).

Keempat sahabat Rasulullah tersebut termasuk orang-orang yang mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW sejak awal. Keempat khalifah tersebut juga dipilih berdasarkan konsensus bersama umat Islam.

Masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin merupakan masa yang penting dalam perjalanan Islam. Menurut buku Sejarah Hukum Islam karya Dr. Fauzi, S.Ag., M.A., periode ini dianggap sebagai periode pertama pembentukkan fiqih Islam.

Selain itu, setelah hukum-hukum syariat sempurna pada masa Rasulullah SAW, lalu pindah ke zaman para sahabat di mana mereka harus memikul tanggung jawab mencari sumber-sumber syariat. Hal ini diperlukan agar mereka dapat menjawab perkembangan zaman yang tidak ada dalam Al Quran dan sunnah.

Keempat khulafaur rasyidin ini berhasil memperluas syiar agama Islam hingga ke luar jazirah Arab, menyelamatkan Islam, serta meletakkan dasar-dasar kehidupan agama Islam terhadap umatnya.

Nama-nama khulafaur rasyidin beserta gelar dan kisah singkatnya:

1. Abu Bakar Ash Shiddiq

Abu Bakar Ash-Shiddiq bernama lengkap Abdullah bin Utsman (Abu Qahafah) bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'd bin Tamim bin Murrah bin Lu'ai bin Ghalib bin Fihr al-Tamimi al-Quraisyi dan lahir di Mekkah pada tahun 572 M.

Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA berlangsung selama 2 tahun 3 bulan, seperti yang dikutip dari Buku Kisah Hidup Abu Bakar al-Shiddiq. Ia adalah seorang khalifah pertama dan menjadi satu-satunya yang disebut sahabat Rasulullah oleh Allah SWT dalam QS. At Taubah ayat 40.

Selain ucapan dan tingkah lakunya yang menggambarkan kejujuran, Abu Bakar juga selalu mengakui dan membenarkan Nabi Muhammad SAW saat diangkat menjadi nabi. Oleh karena itu, ia menyandang gelar yang sampai saat ini selalu mengikuti namanya, Ash-Shiddiq yang berarti jujur dan membenarkan.

2. Umar bin Khattab

Umar bin Khattab lahir di Mekkah pada 582 M dan menjadi khalifah pada tahun 634 M menggantikan Abu Bakar. Ia bernama lengkap Umar bin Khattab bin Ady bin Abd al-'Uzza bin Riyakh bin Abdullah bin Qorth bin Razakh bin Ka'ab bin Ady bin Luay bin Ghalib al-Qurasyi al-Adwi.

Rasulullah SAW memberinya julukan Al-Faruq (sang pembeda) atau berarti sebagai orang yang mampu membedakan antara yang haq (kebenaran) dan yang bathil (kesesatan). Selain itu, Umar juga menjadi orang pertama yang digelari dengan Amir al-Mu'minin (pemimpin orang beriman).

Dalam sebuah kisah yang ditulis oleh Mustafa Murrad, mantan istri Umar bin Khattab menceritakan tentang ibadah Umar yang tidak mengenal waktu.

Umar bin Khattab juga kerap kali terjaga di malam dan siang hari untuk beribadah dan juga berpuasa demi hajat rakyatnya, seperti yang dikisahkan oleh Mu'awiyah bin Khudayj, jenderal dari suku Kindah.

3. Utsman bin Affan

Utsman bin Affan lahir pada enam tahun setelah Tahun Gajah, tepatnya 579 M di Thaif, daerah subur kawasan Hijaz, sebuah wilayah di sebelah barat laut Arab Saudi. Hal inilah yang membuat usianya 6 tahun lebih muda dibandingkan dengan Rasulullah SAW.

Dikutip dari buku Abdul Syukur Al-Azizi yang berjudul Utsman bin Affan Ra, Utsman bin Affan terlahir dari keluarga bangsawan yang kaya raya dan berpengaruh dari Suku Quraisy silsilah Bani Umaiyah.

Meskipun terlahir dari lingkungan yang kaya raya, Utsman rela untuk keluar dari segala kenikmatan dan kemewahan hidupnya demi memegang tanggung awab dakwah yang melelahkan, penuh risiko, menguras tenaga, dan pikiran.

Ia tidak segan untuk membagikan rezekinya secara cuma-cuma untuk kebutuhan berperang atau pun khalayak luas.

Dikisahkan dari Ibn Syihab Al-Zuhri, seorang ulama ahli hadits, mengatakan, "Utsman mempersiapkan Jaisyul Usrah (pasukan sulit) saat Perang Tabuk dengan 940 ekor unta dan 60 ekor kuda, sehingga sempurna berjumlah 1.000."

Salah seorang sahabat Rasulullah, Hudzaifah pun bercerita bahwa Utsman datang kepada Rasul sambil membawa 10.000 dinar (kira-kira Rp 483 juta) yang diserahkan dengan kedua tangannya.

4. Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thaib bin Abdul Muththalib bin Hasyim lahir di Mekkah pada tanggal 13 Rajab. Ali lahir pada tahun ke-32 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ada juga yang menyebutkan jika Ali dilahirkan pada 21 tahun sebelum hijriah.

Semasa kecil, Rasulullah SAW telah mengasuh, mendidik, dan mengajari Ali bin Abi Thalib. Kasih sayang dan kemuliaan Rasulullah SAW inilah yang membentuk karakter Ali saat dewasa.

Melansir dari buku Kisah Hidup Ali Ibn Abi Thalib karya Mustafa Murrad, Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyatnya. Ia pun suka berkeliling sekadar untuk menantikan siapa pun yang menghampirinya guna meminta bantuan atau bertanya padanya.

Ia berjalan mengelilingi pasar untuk berdakwah, mengingatkan manusia untuk bertakwa kepada Allah SWT dan melakukan transaksi jual beli dengan baik.

Sebagaimana yang dikisahkan oleh penulis Zaidan, Ali bin Abi Thalib memiliki kebiasaan berjalan ke pasar seorang diri. Biasanya ia menasihati orang yang tersesat, menunjukkan arah kepada orang yang kehilangan, menolong orang yang lemah, hingga menasihati para pedagang dan penjual sayur.

Nah, itulah penjelasan tentang pengertian khulafaur rasyidin dan kisah teladannya masing-masing. Semoga menginspirasi!

Simak Video "Silaturahmi Senior Golkar Usai Peresmian Masjid Baru di Markas Partai"



(erd/erd)