Model pembelajaran langsung dan langkah langkahnya?

Pembelajaran Langsung (DL= Direct Learning) Merupakan pengetahuan yang bersifat informal dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Menurut Arend, Model pembelajaran langsung adalah Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu. Dan  pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa

fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. 

Model pembelajaran langsung dan langkah langkahnya?

Pendapat lain tentang definisi model pembelajaran Direct Learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4)

lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. 

Baca Juga :

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Lengkap dengan Referensi

Model Pembelajaran Cooperative Script Pembahasan Lengkap dengan Daftar Pustaka 

Model Pembelajaran TGT : Pengertian, Karakteristik, SIntaks, Kelebihan dan Kekurangan

Dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru
seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder,  gambar,  peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi). Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran

dan semua siswa.

B. Landasan Teori Penggunaan Model Pembelajaran Direct Learning 

Pemikiran mendasar dari model pembelajaran langsung adalah bahwa siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku guru. Atas dasar pemikiran tersebut hal penting yang harus diingat dalam menerapkan model pembelajaran langsung adalah menghindari penyampaian yang

terlalu kompleks.

Diantara teori- teori belajar yang melandasi model pembelajaran Langsung
adalah:

    
1.      Teori Perkembangan Jean Piaget

Menurut Jean Piaget kemampuan untuk bergaul dengan hal-hal yang lebih abstrak  diperlukan untuk mencernakan gagasan- gasan dalam  berbagai mata pelajaran

akademik.

Piaget meyakini bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubbahan perkembanagn peserta didik.Dalam pembelajaran langsung guru menjelaskan materi dan melakukan pelatihan terbimbing serta memberikan kesempatan siswa untuk mengadakan pelatihan mandiri sehingga siswa dapat menemukan pengalaman- pengalaman nyata tentang suatu

materi tertentu. 

    
2.      Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang digagas Albert Bandura. Menurut Bandura sbagian besar manusi belajar melalui pengamatan

secara selektiv dan mengingat tingkah laku orang lain.Seorang belajar menurut Teori ini, dilakukan dengan mengamati tingkah laku

orang lain ( model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Dengan jalan ini memberikan kesempatan kepada orang tersebut untuk mengekspresikan tingkah laku yang dipelajarinya. Dalam pembelajaran langsung pada fase kedua guru mendemonstrasikan pembelajaran sehingga siswa mendapat pengalaman pembelajaran yang benar dan pada fase kedua pengalaman yang telah

diperoleh dipraktekkan siswa, meskipun tetap dalam pengawasan guru.

C. Langkah-Langkah atau Sintak Model Pembelajaran Direct Learning

 Menurut Bruce dan Weil (1996), sebagai berikut:

  • Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan(5)

    menginformasikan kerangka pelajaran.

  • Presentasi. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;(2) pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal

    yang sulit.

  • Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar

    dan mengoreksi respon siswa yang salah.

  • Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan

    bimbingan jika diperlukan.

  • Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90%

    dalam fase bimbingan latihan.

Menurut Slavin (2003), sebagai berikut;

  • Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.
  • Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap

    pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.

  • Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi,

    memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.

  • Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk

    menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.

  • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau

    kelompok.

  • Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang

    keterampilan jika diperlukan.

  • Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka

    pelajari.

Sementara Menurut Soeparman Kardi dan M. Nur mengelompokkan sintake dalam pembelajaran langsung ke dalam 5

Fase yaitu:

Fase- Fase

Perilaku Guru

Fase 1

Menyampaikan
Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran serta mempersiapkan siswa

Guru menjelaskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, informasi latar be;lakang

pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar

Fase 2

Mendemonstrasikan
pengetahuan/ keterampilan

Guru mendemonstraasikan pengetahuan / keterampilan yang benar atau menyajikan

informasi tahap demi tahap

Fase 3

Membimbing Pelatihan

Guru
merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal

Fase 4

Mengecek
Pemahaman dan memberi Umpan Balik

Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, serta memberikan

umpan balik

Fase 5

Memberikan
kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan  dengan perhatian khusus pada penerapan

kepada situasi lebih komplek dalam kehidupan sehari-hari

Penjelasan dari Tabel Fase dan peran guru dalam
Pembelajaran Langsung di atas adalah:

a. Fase 1 =
Memberitahukan Tujuan dan menyiapkan siswa
 

Kegiatan ini dilakukan untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan serta dalam pelajaran. (1) kegiatan pendahuluan  untuk  mengetahui  pengetahuan  yang  relevan  dengan  pengetahuan yang  telah  dimiliki  siswa; (2) mendiskusikan  atau  menginformasikan  tujuan pelajaran;  (3)  memberikan  penjelasan/arahan  mengenai  kegiatan  yang  akan dilakukan;  (4)  menginformasikan  materi/konsep  yang  akan  digunakan  dan kegiatan  yang  akan  dilakukan  selama  pembelajaran;  dan(5) 

menginformasikan kerangka pelajaran.

b.Fase 2 =
Presentasi dan Demonstrasi
 

Ada dua pengetahuan yang diberikan guru kepada siswa, Pertama, Pengetahuan Deklaratif yaitu guru mempresentasikan informasi kepada siswa, keberhasilannya terletak pada kemampuan guru dalam memberikan informasi dengan jelas dan spesifik kepada

siswa. 

Kedua, Pengetahuan Prosedural yakni guru mendemonstrasikan suatu konsep atau keterampilan dengan berhasil. Dalam hal ini guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melakukan

demonstrasi untuk menguasai komponen-komponenya.

c. Fase 3 =
menyediakan latihan terbimbing
 

Prinsip-prinsip yang digunakan sebagai acuan bagi guru dalam melakukan pelatihan terbimbing

adalah: 

v
Tugasi siswa melakukan latihan singkat,
sederhana dan bermakna

v
Berikan pelatihan sampai benar- benar menguasai
konsep 

v
Guru harus pandai mengatur waktu selama
pelatihan 

v
Perhatikan tahap-tahap awal pelatihan

d. Fase 4 =
Mengecek Pemahaman dan memberi Umpan balik
 

Pengecekan dan pemberian umpan balik dapat berupa pertanyaan kepada siswa dan siswa memberi jawaban. Kemudian guru merespon kembali jawaban siswa tersebut. Cara

lain adalah dengan tes lisan maupun tertulis.

Agar
umpan balik lebih efektif, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan, yaitu: 

v
Berikan umpan balik sesegera mungkin setelah
latihan 

v
Upayakan agar umpan balik jelas dan spesifik 

v
Konsentrasikan pada tingkah laku bukan maksud

v
Jaga umpan balik sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa 

v
Berikan pujian pada hasil yang baik

v
Jika umpan balik negative, tunjukkan bagaimana
melakukan yang benar 

v
Bantu siswa memusatkan perhatian pada “proses”
bukan “hasil”v
Ajari siswa cara memberikan umpan balik kepada
diri sendiri dan bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya.

e. Fase 5 =
memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan (mandiri) dan penerapannya

Latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase akhir pelajaran pengajaran langsung adalah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah dan latihan mandiri dapat

digunakan untuk memperpanjang waktu belajar.

D. Wakktu atau Situasi Saat Menggunakan Model pembelajaran Direct Learning

Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran:

  • Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di

    antara konsep-konsep tersebut.

  • Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.
  • Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian

    masalah (problem solving).

  • Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan

    ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)

  • Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan,

    pertanyaan, dan penerapan.

  • Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.
  • Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.
  • Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan

    pembelajaran kelompok atau independen.

  • Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat terstruktur.
  • Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau ketika guru tidak memiliki

    waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.

E. Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Direct Learning

Kelebihan :

  • Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh

    siswa.

  • Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
  • Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa

    sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.

  • Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
  • Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada

    siswa yang berprestasi rendah.

  • Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat

    diakses secara setara oleh seluruh siswa.

  • Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan

    dan dan antusiasme siswa.

  • Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan

    informasi.

  • Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan

    berpartisipasi dan dipermalukan.

  • Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu

    pengetahuan dihasilkan.

  • Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang menyadarkan siswa

    akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-hari.

  • Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara

    ini.

  • Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung bagi siswa,

    termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini.

  • Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan

    observasi (kenyataan yang mereka lihat).

  • Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas

    tersebut.

  • Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung

    digunakan secara efektif.

  • Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.

Keterbatasan:

  • Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya

    kepada siswa.

  • Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan

    siswa.

  • Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk

    mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.

  • Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan

    perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.

  • Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah,

    kemandirian, dan keingintahuan siswa.

  • Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku

    komunikasi positif.

  • Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami

    informasi yang disampaikan.

  • Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa.

    Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.

  • Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15

    menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.

  • Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan

    menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.

  • Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak

    paham atau salah paham.

  • Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat

    yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.

F. Contoh Penerapan Model Pembelajaran Direct Learning Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar

Contoh aplikasi Direct Teaching pada Pembelajaran Agama
Islam materi Wudlu bagi siswa SD kelas 2

1.  Fase
Pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa mampu menyebutkan tata cara berwudlu dan mempraktekkannya dengan benar. Pada tahap ini guru memberikan deskripsi tentang pengertian wudlu, syarat sah dan syarat wajib berwudlu, rukun

dan sunnah wudlu serta hal-hal yang membatalkan wudlu.

2. Fase Kedua, guru mendemonstrasikan cara
berwudlu melalui tepuk wudlu dan praktek langsung

3. Fase
Ketiga, guru membimbing dalam pelatihan berwudlu dengan memberikan instruksi bertahap. Siswa mempraktekkan gerakan wudlu secara bersama- sama, tahap demi tahap sesuai

intruksi guru. Guru memastikan gerakan siswa tepat sesuai aturan yang benar.

4.  Fase
Keempat, guru mengecek pemahaman siswa dan memberi umpan balik tentang materi wudlu yang diberikan. Misalnya dengan memberikan seatwork (latihan-latihan soal) atau workbook (lembar kerja) seputar materi wudlu. Cara lain dengan Tanya jawab

sesuai materi. 

5.  Fase
kelima, guru memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dengan melalui tugas rumah

mengamati orang tua berwudlu setiap sebelum sholat dan menirunya.

Model pembelajaran langsung dan langkah langkahnya?