Tujuan meringkas suatu bacaan, yaitu untuk menguji kemampuan pembaca dalam menemukan pokok-pokok permasalahan sebuah tulisan.
MEMBEDAKAN RANGKUMAN DAN IKSTISAR Pada bagian ini akan diuraikan berbagai masalah yang berhubungan dengan rangkuman dan ikhtisar, mulai dari pengertian sampai dengan bentuk-bentuk rangkuman dan ikhtisar. Memang, tidak sedikit pembaca yang menyamakan antara pengertian rangkuman dan ikhtisar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rangkuman dan ikhtisar tidak dibedakan. Akan tertapi, sebenarnya antara rangkuman dengan ikhtisar terdapat sedikit perbedaan. Untuk mengetahui perbedaan di antara keduanya, berikut ini akan diuraikan satu per satu. Cara Membuat Rangkuman dan Ikhtisar Langkah-langkah Menulis Rangkuman dan Ikhtisar Untuk dapat menghasilkan sebuah rangkuman yang baik, seorang penulis pemula perlu memperhatikan empat hal pokok, yaitu: (1) mampu membaca dengan baik bacaan yang akan dirangkum, (2) mampu memahami isi secara utuh terhadap bacaan yang akan dirangkum, (3) mampu menemukan ide-ide pokok ataupun kalimat topik dalam bacaan yang akan dirangkum, serta (4) mampu menyusun kembali ide-ide maupun kalimat topik yang telah ditemukan menjadi sebuah tulisan utuh dan koheren. Untuk mencapai hal di atas, langkah-langkah yang harus ditempuh bagi seorang penulis rangkuman adalah sebagai berikut. a. Perangkum harus membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar memperoleh gambaran atau kesan umum dan sudut pandang pengarang. Pembacaan hendaklah dilakukan secara saksama dan diulang sampai dua atau tiga kali untuk dapat memahami isi bacaan secara utuh.b. Perangkum membaca kembali bacaan yang akan dirangkum dengan membuat catatan pikiran utama atau menandai pikiran utama setiap uraian untuk setiap bagian atau setiap paragraf. c. Dengan berpedoman hasil catatan, perangkum mulai membuat rangkuman dan menyusun kalimat-kalimat yang bertolak dari hasil catatan dengan menggunakan bahasa perangkum sendiri. Hanya saja, apabila perangkum merasa ada yang kurang enak, perangkum dapat membuka kembali bacaan yang akan dirangkum.d. Perangkum perlu membaca kembali hasil rangkuman dan mengadakan perbaikan apabila dirasa ada kalimat yang kurang koheren.e. Perangkum perlu menulis kembali hasil rangkumannya berdasarkan hasil perbaikan dan memastikan bahwa rangkuman yang dihasilkan lebih pendek dibanding dengan bacaan yang dirangkum. Hal yang juga harus mendapat perhatian dari penulis rangkuman adalah tidak memberikan penafsiran baru terhadap suatu pengertian yang diuraikan oleh pengarang asli. Selain itu, perangkum tidak boleh memasukkan hasil pemikirannya sendiri ke dalam rangkuman sebab akan mengaburkan pengertian gagasan yang diungkapkan oleh pengarang asli. Pelatihan menulis rangkuman dapat dilakukan dengan memberikan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan yang akan dirangkum. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun berdasarkan urut-urutan paragraf atau urutan topik dalam bacaan agar tidak mengubah urutan topik bacaan asli. Jawaban pertanyaan tersebut dapat diungkapkan dalam kalimat tunggal, kalimat majemuk, ataupun sebuah uraian singkat berdasarkan keinginan perangkum. Bagaimanakah langkah-langkah menyusun ikhtisar? Langkah-langkah menyusun ikhtisar tak ubahnya dengan langkah-langkah menyusun rangkuman. Hanya saja, setelah membaca bacaan yang akan diikhtisarkan, penulis dapat langsung menambah dengan pengetahuan yang dimiliki yang sesuai dengan bahan kajian dalam bacaan yang akan diikhtisarkan. Hasil penggabungan tersebut selanjutnya ditulis kembali dalam sebuah ikhtisar yang koheren.Page 2 |