Menurut anda apa Peranan Kearifan lokal dalam mengatasi masalah globalisasi dan ketimpangan sosial

1. faktor penyebab perbedaan kearifan lokal masyarakat adalah sebagai berikut:

  • Faktor adat istiadat, Dianggap berbeda karena setiap orang tidak akan dapat menerima nilai yang ada sehingga akan menciptakan perbedaan pada berbagai nilai yang ada.
  • Faktor agama, Hal ini dikarenakan pada masing masing agama yang ada memiliki sangat banyak perbedaan baik itu pada bagian pantangan dan juga cara ibadahnya.
  • Faktor lingkungan, Dikarenakan setiap manusia akan memiliki perbedaan dari berbagai macam nilai dan juga norma yang dimana berbeda dari masing-masing tempat yang ada.
  • Faktor kebiasaan, Hal ini diberikan pengaruh dari seringnya seseorang melakukan tindakan.
  • Faktor tradisi, Hal ini dikarenakan di dalam sebuah masyarakat memiliki berbagai macam perbedaan seperti norma dan nilai yang ada.
  • Faktor suku, Indonesia memiliki sangat banyak suku, yang dimana memiliki berbagai macam bentuk perbedaan.

2. Perbedaan komunitas masyarakat desa dan kota

a. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam

Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam karena lokasi geografisnya di daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.

b. Pekerjaan atau Mata Pencaharian

Pada umumnya mata pencaharian di daerah pedesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yang bermata pencaharian berdagang sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.

c. Ukuran Komunitas

Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.

d. Kepadatan Penduduk

Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota. Kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dari kota itu sendiri.

e. Homogenitas dan Heterogenitas

Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku. Nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduk heterogen, terdiri dari orang-orang dengan macam-macam perilaku, dan juga bahasa penduduk di kota lebih heterogen.

f. Diferensiasi Sosial

Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi sosial.

g. Pelapisan Sosial

Kelas sosial di dalam masyarakat sering Nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yang tinggi berada pada posisi di atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat, kelas ekstrem dari masyarakat.

h. Mobilitas Sosial.

Mobilitas sosial berkaitan dengan perpindahan yang disebabkan oleh pendidikan kota yang heterogen, terkonsentrasi nya kelembagaan-kelembagaan.

i. Interaksi Sosial.

Masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif.

j. Pengawasan Sosial.

Di kota pengawasan lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lebih menyangkut masalah pelanggaran.

k. Pola Kepemimpinan.

Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota

l. Standar Kehidupan

Di kota tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, di desa tidak demikian.

m. Kesetiakawanan Sosial

Kesetiakawanan sosial pada masyarakat perdesaan dan perkotaan banyak ditentukan oleh masing-masing faktor yang berbeda

n. Nilai dan Sistem Nilai

Nilai dan sistem nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara dan norma yang berlaku

3. Kearifan lokal dapat mengatasi masalah sosial dalam masyarakat:

  • Kearifan lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal secara arif dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup. Kearifan lokal tidak hanya berhenti pada etika, tetapi sampai pada norma, tindakan, dan tingkah laku ,masyarakat. Oleh karena itu, kearifan lokal dapat menjadi pedoman masyarakat untuk bersikap dan bertindak dalam konteks kehidupan sehari-hari termasuk di dalamnya masalah-masalah sosial yang ada.
  • Kearifan lokal di suatu daerah dapat menjadi solusi dalam menghadapi pesatnya globalisasi tentunya kearifan lokal tersebut harus memenuhi beberapa kriteria yaitu mampu bertahan terhadap budaya luar, memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar, mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli, dan mampu memberi arah pada perkembangan budaya

4. Fungsi pendampingan secara berkelompok dalam strategi pelaksanaan pemberdayaan komunitas yaitu pelaksanaan pemberdayaan akan lebih efektif jika dilakukan secara kelompok. Selain mempertimbangkan efisiensi dan keterbatasan waktu serta biaya,pemberdayaan secara kelompok dinilai lebih efektif. Kita dapat melakukan pemberdayaan suatu kelompok dengan memberikan sosialisasi kepada komunitasnya, tidak perlu mendatangi satu persatu individunya.

5. Peran LSM dalam pemberdayaan komunitas antara lain membantu penyaluran bantuan dana dan jasa, membantu melaksanakan kegiatan edukasi dan sosial, membantu mengumpulkan data dan perencanaan sosial.

6. Contoh pemberdayaan oleh CSR(Corporate Sosial Responsibility; pemberdayaan yang dilakukan oleh perusahaan) yang ada di media ataupun lingkungan sekitar antara lain:

  • Program Jarum badminton Competition yang dilakukan oleh PT. Jarum Internasional.
  • Liga sepak Bola yang dilakukan oleh PT. Gojek
  • Liga Bola Volly yang dilakukan oleh PT. Indosat, dll

7. Upaya pemberdayaan komunitas perlu dilakukan dalam proses pembangunan karena melalui pemberdayaan komunitas dapat melatih masyarakat menjadi lebih mandiri. Sehingga dengan hal ini dapat membantu pemerintah untuk mencapai suatu tujuan

8. Tahapan dalam pemberdayaan komunitas adalah sebagai berikut:

  • Perencanaan yang baik akan menunjang keberhasilan program pemberdayaan. Untuk mencapai mutu perencanaan yang baik, diperlukan keterlibatan komunitas sebagai pihak yang memahami prioritas kebutuhan masyarakat.
  • Tahap pelaksanaan atau disebut tahap kapasitasi biasanya dilakukan dengan metode pendampingan serta diadakan kegiatan memfasilitasi program pemberdayaan.
  • evaluasi program pembangunan antara lain memberikan masukan, saran, dan kritik bagi program pembangunan yang telah berlangsung. Proses evaluasi dapat dilakukan Bersama masyarakat. Jika program pemberdayaan berhasil, tahap berikutnya, yaitu pengakhiran seluruh kegiatan termasuk pendampingan, serta penyerahan tugas pendampingan kepada komunitas tersebut.

9. Mengatasi kenakalan remaja melalui pemberdayaan komunitas dapat diatasi melalui beberapa pendekatan, seperti tindakan preventif. Tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja adalah:

  • Meningkatkan kesejahteraan keluarga
  • Memperbaiki kondisi lingkungan
  • Mendirikan klinik bimbingan psikologis dan edukatif untuk membantu remaja
  • Membentuk badan kesejahteraan anak.
  • Mendirikan sekolah untuk remaja yang kurang mampu.
  • Mendirikan tempat latihan untuk menyalurkan kreativitas para remaja.
  • Menyelenggarakan bimbingan dan diskusi kelompok.
  • Menyediakan tempat rekreasi yang sehat untuk para remaja.

10. Cara mengatasi adanya perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat adalah dengan memberdayakan komunitas yang berlandaskan kearifan lokal. Mengatasi permasalahan sosial dengan kearifan lokal berarti menggunakan pendekatan kekeluargaan,musyawarah, nilai dan norma lokal yang berlaku dimasyarakat setempat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dengan memberdayakan kelompok-kelompok kecil yang saling berinteraksi dan bersosialisasi. Contoh kelompok Pembinaan Kelompok Keluarga (PKK), PNMP Mandiri,Karang taruna dan sebagainya

11. Upaya kita untuk membantu melestarikan sumber daya alam diantaranya:

  • Penanaman kembali hutan-hutan yang gundul.
  • Membatasi pengambilan sumber daya alam yang berlebihan.
  • Menjaga kebersihan lingkungan.
  • Membuat terasering pada pertanian di pegunungan.

Laporan oleh Arif Maulana

Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer (Foto: Dadan T.)*

[unpad.ac.id, 11/12/2020] Aspek kearifan lokal ternyata tidak hanya menjadi suatu tinggalan kebudayaan atau yang bersifat tradisional. Kearifan lokal ternyata dapat menunjang berbagai ilmu pengetahuan dalam mengatasi berbagai permasalahan di masyarakat.

Demikian disampaikan Guru Besar Emeritus Leiden University, Belanda Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer saat menjadi pembicara kunci dalam seminar internasional “Indigenous Knowledge for Sustainable Development” yang digelar Universitas Padjadjaran secara virtual, Kamis (10/12).

Ahli Etnobotani ini menjelaskan, modernisasi ternyata memberikan dampak pada menguatnya permasalahan sosial. Modernisasi menurutnya tidak menjadikan situasi ekonomi dan sosial budaya masyarakat membaik. Kesenjangan sosial justru semakin meningkat.

[irp]

Dari studi yang sudah dilakukan, Prof. Jan menunjukkan bahwa bentuk praktik dan kelembagaan kearifan lokal di tingkat akar rumput ternyata berperan dalam mengatasi kesenjangan sosial. Sayangnya, dominasi pengetahuan modern kerap mengalahkan eksistensi pengetahuan lokal.

“Dominasi pengetahuan global yang membuat pengetahuan lokal terpinggirkan, meskipun memiliki potensi besar,” ujar peneliti di Leiden Ethnosystem and Development Programme (LEAD) Leiden University ini.

Peran kearifan lokal tidak hanya untuk pembangunan sosial ekonomi. Sektor pertanian, pengelolaan lingkungan, serta pengembangan kesehatan masyarakat juga perlu sentuhan kearifan lokal.

“Meski sering diabaikan, kearifan lokal nyatanya memberikan kunci bagi banyak solusi berkelanjutan,” ucapnya.

[irp]

Pelopor Kajian Kearifan Lokal

Guru Besar penerima Doktor Honoris Causa dari Unpad tahun 2005 silam ini telah banyak berkecimpung meneliti di bidang etnossins. Beberapa risetnya juga banyak yang berkolaborasi dengan akademisi Unpad.

Salah satu kiprahnya bersama Guru Besar FISIP Unpad (alm) Prof. Kusnaka Admiharja adalah mengembangkan pusat kajian etnosains bernama “Indonesian Resource Center for Indigenous Knowledge (Inrik)” di Unpad pada 1994. Pendirian pusat kajian ini juga difasilitasi penuh oleh Rektor ke-8 Unpad Prof. Maman P. Rukmana.

Inrik Unpad berfokus pada kajian tentang pengetahuan, adat istiadat, hingga kultur dari masyarakat Indonesia. Pusat kajian tersebut pada saat itu menjadi pusat kajian pertama yang berfokus pada pengembangan kajian budaya lokal di Indonesia.

“Semua karya rintisan kajian peneliti Inrik Unpad di bidang etnosains memberikan kontribusi sebagai studi pertama dari kearifan lokal di Indonesia,” kata Prof. Jan.

Kepala Pusat Pengelolaan Pengetahuan Unpad Wina Erwina, PhD mengatakan, aktivitas Inrik Unpad terus bertahan hingga kini. Eksistensi kajian etnosains di Unpad terus dipertahankan oleh para Rektor Unpad.

Guna mempertahankan eksistensi kajian etnosains, Unpad mulai menerbitkan “Indigenous Knowledge (IK) Journal” pada Januari 2021 mendatang. IK Journal yang dikelola oleh Pusat Pengelolaan Pengetahuan Unpad bersama Inrik Unpad merupakan jurnal internasional open access yang menerbitkan laporan penelitian empiris, tinjauan sistematis, evaluasi program, dan laporan kasus yang berfokus pada komunitas di kawasan budaya.

[irp]

Jurnal tersebut juga menerbitkan artikel-artikel yang berkaitan dengan perkembangan praktek, pendidikan sistem pengetahuan adat di masyarakat, perkembangan teori, inovasi metodologis, isu-isu hukum dan kebijakan etika di bidang kearifan lokal masyarakat di seluruh dunia.

Seminar internasional ini juga menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA, (Ketua Senat Akademik Unpad), Prof. Ade M. Kramadibrata (Guru Besar Emeritus Unpad),  Dr. (H.C.) Martha Tilaar (pendiri dan Komisaris Martha Tilaar Group), Patrick Maundu, M.Sc., Ph.D. (Etnobotanis dari Kenya Resource Centre for Indigenous Knowledge, National Museums of Kenya), serta Kurniawan Saefullah, S.E., M.Ec., Ph.D. (dosen FEB Unpad). Acara dibuka secara resmi oleh Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti.*

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA