Mengapa shalat dapat menjadikan hidup damai dan menyebarkan keselamatan

pada Minggu, 26 Juli 2020

Mitrapost.com – Terkadang kita sering sekali merasa gelisah, ketakutan yang berlebihan atau bahkan merasa tidak semangat karena tidak ada support sistem dari diri kita sendiri.

Selain berdoa, di bawah ini adalah amalan yang dapat menjadikan hati kita menjadi tenang :

Sabar

Dengan bersabar dalam menjalani cobaan dan berusaha menerima apapun ketetapan Allah SWT dengan berlapang dada. Hal itu dapat membuat hati kita menjadi tenang dan tidak mudah gelisah.

Allah telah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 153 :

Membaca dan mendengarkan Ayat-ayat suci Al-Quran

Dengan membaca atau mendengarkan ayat suci Al-Quran menjadi obat mustajab bagi orang yang sedang memiliki penyakit hati. Hal ini dipercaya mampu menenangkan hati bagi orang yang sedang gelisah, dan mencari ketenangan hati. Apabila melakukannya dengan khusyuk, maka hati akan merasa tenang, pikiran jernih, batin tentram dan hidup merasa damai.

Membaca Surat Yasin

Membaca surat yasindapat membuat hati menjadi tenang. Keutamaan membaca surat yasin akan membuat hati dan pikiran lebih tentram.

Usai membaca surat yasin dianjurkan untuk memanjatkan doa berharap agar perasaan gelisah dan keresahan hati dapat segera dihilangkan, karena waktu terbaik membaca doa adalah setelah membaca Al-Quran.

Baca juga : Doa Agar Hati Tidak Gelisah dan Diberi Ketenangan Jiwa

Sholat Tahajud

Dengan mengerjakan sholat tahajud akan membuat jiwa menjadi kuat dan hati menjadi lebih tenang saat menghadapi cobaan.

Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “ sholat manakah yang paling utama setelah shalat wajib?” Rasulullah menjawab,”Shalat Tahajud”. (HR. Muslim).

Sholat tahajud menjadi sangat luar biasa, karena pengerjaannya saat tengah malam, dalam keadaan hening, sunyi, tenang sehingga kita dapat khusyuk untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Perbanyak Dzikir dan Istighfar

Dzikir dan istigfar dapat menenangkan hati dan pikiran.

Terdapat dua amalan wirid dzikir yang dapat dilakukan agar hati menjadi tenang, pertama dzikir “Hasbunallah wa ni’mal wakiil” dan kedua, dzikir “la haula wala quwwata illa billah”.

Senantiasa Mengingat Allah SWT

Selalu mengingat Allah akan mendatangkan ketentraman dan kedamaian hati. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 28. :

Baca juga : 

Doa Beserta Amalan Agar Segera Mendapatkan Jodoh Doa Sebelum Tidur dan Bangun dalam Bahasa Arab serta Latin Dibalik Perintah Allah untuk Berkurban

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, instagram, dan twitter

Redaktur : Dwifa Okta

The post Amalan yang Dapat Menjadikan Hidup Tentram dan Damai appeared first on Mitrapost.com - Portal Media Online Terupdate di Eks-Karesidenan Pati & Kota Semarang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَجُعِلَتْ قُرَّةَ عَيْنٍ فِيْ الصَّلَاةِ

“dan telah dijadikan penghibur (penghias) hatiku (kebahagiaanku) pada shalat.” (HR. An-Nasai [7/61] no. 3939, 3940, Ahmad [3/128] no. 14069. Dishahihkan Syaikh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah [3/98 dan 4/424])

Shalat merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah, dialah amal yang merupakan salah satu dari rukun Islam. Ciri utama seorang mukmin sejati adalah menegakkan shalat wajib yang lima waktu dan ibadah tersebut dilakukan dengan keimanan karena mengharap ridha-Nya. Dan amalan mulia ini agar diterima di sisi Allah maka harus meneladani dan mencontoh bagaimana petunjuk Allah dan Rasul-Nya dalam melakukannya baik itu gerakan maupun bacaannya.

Shalat yang dilakukan dengan benar dan ikhlas, akan membuat hati bahagia, jiwa damai, dan menghilangkah kegelisahan hidup. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh dalam mengerjakan shalat baik dalam keadaan lapang, maupun saat terhimpit suatu masalah.

Dari sahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Bila kedatangan masalah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat.” (HR. Ahmad dalam al–Musnad [5/388] dan Abu Dawud [2/35]. Dihasankan al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud)

Shalat adalah media penting untuk mendekatkan diri pada Allah Ta’ala, lebih-lebih saat sujud, ia akan merasa semakin dekat dengan Allah Ta’ala. Allah-lah tempat hamba mengadu, memohon pertolongan dan hati seorang mukmin akan tenteram ketika shalat. Oleh karena itu, kita diperintahkan Allah Ta’ala untuk memperbanyak doa dan permohonan kepada-Nya dengan shalat ketika jiwa kita galau, cemas, merasa gundah, dan mengalami berbagai kesulitan hidup yang menghimpit. Beliau juga berkata kepada sahabat Bilal radhiyallahu ‘anhu: “Wahai Bilal, kumandangkan iqamah shalat, buatlah kami tenang dengannya.” (Dihasankan al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 7892)

Dr. Hasan bin Ahmad bin Hasan al-Fakki berkata, ”Tatkala shalat dijadikan sebagai pembangkit ketenangan dan ketenteraman (jiwa) serta sebagai terapi psikologis maka tidak mengherankan jika sebagian dokter jiwa menganggapnya sebagai terapi utama dalam penyembuhan para pasien penyakit jiwa. Salah seorang di antara mereka ada yang mengatakan bahwa sepertinya shalat ini salah satu terapi yang mampu mendatangkan kehangatan jiwa manusia. Sesungguhnya shalat bisa menjauhkan dirimu dari segala kesibukan yang membuatmu gundah dan resah. Shalat ini pun mampu membuatmu merasa tidak menyendiri dalam hidup ini dan mampu membuatmu merasakan bahwa Allah menyertaimu. Di samping itu, ternyata shalat mampu memberimu kekuatan dalam bekerja, yang sebelumnya dirimu tidak mampu berbuat apa-apa. Maka pergilah ke kamar tidurmu! Lalu mulailah melakukan shalat untuk menghadap Rabbmu.” (Ahkam al-Adwiyah Fii asy-Syari’ah al–Islamiyah, hlm. 549-550)

Sungguh beruntung dan bahagia seorang mukmin ketika shalat yang dilakukan dengan khusyuk dan jiwanya menjadi tenang karena ia berkomunikasi dengan Rabbnya. Dzat yang mampu menyingkirkan kesulitan dan Dzat yang selalu memberi kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

Ibnu al-Qayyim menjelaskan faedah shalat. Beliau mengatakan bahwa shalat termasuk faktor dominan dalam mendatangkan maslahat dunia dan akhirat, serta menyingkirkan keburukan dunia dan akhirat. Ia menghalangi dari dosa, menolak penyakit hati, mengusir kelukaan fisik, menerangi kalbu, mencerahkan wajah, menyegarkan anggota tubuh dan jiwa, dan memelihara kenikmatan, menepis siksa, menurunkan rahmat, dan menyibak tabir permasalahan.” (Zaad al-Ma’ad, 4/120)

Semoga shalat yang selalu kita lakukan mampu membuat kita menjadi hamba-Nya yang banyak bersyukur, membuat hati lebih tunduk pada Allah, dan membersihkan hati dari penyakit hati sehingga tenang dan damai dalam menghambakan diri pada-Nya. Aamiin.

Referensi :

  1. Majalah As-Sunnah edisi 03/th X/1427 H
  2. Majalah As-Sunnah edisi 04/th X/1427 H

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifah

Sahabat muslimah, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini. Jazakallahu khairan

🔍 Hemokonsentrasi Adalah, Sebaik Baiknya Manusia Adalah, Poster Senam Nifas, Madzi Dan Wadi, Doa Supaya Cepat Dikabulkan, Keluar Flek Coklat Setelah Berhubungan Intim, Baju Muslim Seksi, Arti Antum Dalam Bahasa Arab, Arti Kata Hafidz, Berjilbab Tapi Telanjang

Allah telah menciptakan kita dengan sejumlah perangkat memadai untuk menjalani hidup ini dengan baik. Di antara perangkat tersebut adalah banyaknya anugerah dan karunia Allah yang diberikan-Nya untuk kita. Anugerah dan karunia itu ada yang bersifat materiil dan ada yang bersifat imateriil. Dalam bentuk materiil sudah sangat jelas Dia memberi kita makan, minum, pakaian dan tempat tinggal. Semua ini adalah anugerah yang terasa dan terlihat oleh mata kita. Sedangkan yang kedua bisa berupa kesenangan dan ketenangan hati dan pikiran kita dalam hal ini adalah perasaan. Ketenangan dan kesenangan jenis ini bisa kita dapatkan dengan beragam cara, salah satunya dengan kita menjalankan ibadah sholat dengan baik dan benar.

Di dalam islam, sholat adalah salah satu tiang agama. Sholat juga menjadi barometer amal seseorang di hadapan Allah. Bahkan, lebih jauh lagi sholat itu merupakan amal pertama yang dihisab oleh Allah. Jika sholat seseorang baik Insya Allah ibadah dan amal yang lainnya juga baik. Dengan demikian, sudah sepantasnya jika kita memperbaiki dan terus meningkatkan kekhusyuan kita dalam menjalankan ibadah sholat. Sholat yang dilakukan dengan baik dan khusyu akan menjadikan hati yang melakukan sholat menjadi tenang, tenteram, damai dan indah. Bahkan, sholat demikian juga akan membuat diri seseorang menjadi semakin mempesona dan tertata dengan baik.

Sholat seperti di atas memang tidak mudah. Sholat seperti itu mengharuskan pelakunya untuk terus menerus memahami dan mendalami makna dan kandungan hikmahnya. Dengan meresapi dan menghayati makna dan hikmahnya, seseorang pasti akan tertuntut untuk memperbaiki dirinya. Karena, apalah artinya sholat jika perilaku orang yang menjalankannya tidak terwarnai oleh sholat itu sendiri. Apalah artinya rukuk dan sujud jika semua itu tidak mengubah apapun yang ada pada seseorang yang mengerjakan ibadah sholat.

Dengan demikian, sholat bukan hanya gerakan badan atau komat-kamit mengucapkan sesuatu dalam bahasa arab. Sholat juga bukan sekedar gerakan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Jika pengetahuan kita tentang sholat sebatas itu, tentu saja terlalu sederhana. Lebih jauh dan dalam dari itu semua, sholat adalah sarana latihan, sarana pendekatan dan sarana komunikasi batin kita kepada Allah. Sungguh dahsyat makna dan tujuan sholat itu sebenarnya. Jika kita dapat memahami maknanya, pastilah sholat itu akan efektif mewarnai perilaku hidup kita.

Kekhusyuan sholat seseorang tidak bisa diukur dari segi kuantitas (jumlah) saja, melainkan dari perilakunya setelah menjalankan ibadah sholat tersebut. Hal ini sama dengan ketika kita hendak melihat kemabruran seseorang dalam menjalankan ibadah haji, yakni sejauhmana pengaruh ibadah haji itu terhadap dirinya setelah pulang dari Mekkah. Mungkin akan lebih baik jika kita selalu bertanya apakah sholat yang kita lakukan setiap hari telah berhasil mewarnai diri kita atau belum. Jika belum, berarti kita harus menghayati kembali makna sholat seperti yang terkandung dalam Al-Qur’an.

Di dalam Al-Qur’an Allah mengingatkan bahwa sholat bertujuan untuk mencegah seseorang dari melakukan hal-hal buruk dan mungkar. Itulah sholat yang artinya bertujuan untuk memperbaiki diri pelakunya agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah.

Dan akhirnya, marilah kita semua untuk terus memperbaki kehidupan kita dengan terus memperbaiki ibadah sholat kita, agar kehidupan kita menjadi lebih baik dan kedamaian menyertai kita selalu.


Lihat Catatan Selengkapnya

Page 2

Allah telah menciptakan kita dengan sejumlah perangkat memadai untuk menjalani hidup ini dengan baik. Di antara perangkat tersebut adalah banyaknya anugerah dan karunia Allah yang diberikan-Nya untuk kita. Anugerah dan karunia itu ada yang bersifat materiil dan ada yang bersifat imateriil. Dalam bentuk materiil sudah sangat jelas Dia memberi kita makan, minum, pakaian dan tempat tinggal. Semua ini adalah anugerah yang terasa dan terlihat oleh mata kita. Sedangkan yang kedua bisa berupa kesenangan dan ketenangan hati dan pikiran kita dalam hal ini adalah perasaan. Ketenangan dan kesenangan jenis ini bisa kita dapatkan dengan beragam cara, salah satunya dengan kita menjalankan ibadah sholat dengan baik dan benar.

Di dalam islam, sholat adalah salah satu tiang agama. Sholat juga menjadi barometer amal seseorang di hadapan Allah. Bahkan, lebih jauh lagi sholat itu merupakan amal pertama yang dihisab oleh Allah. Jika sholat seseorang baik Insya Allah ibadah dan amal yang lainnya juga baik. Dengan demikian, sudah sepantasnya jika kita memperbaiki dan terus meningkatkan kekhusyuan kita dalam menjalankan ibadah sholat. Sholat yang dilakukan dengan baik dan khusyu akan menjadikan hati yang melakukan sholat menjadi tenang, tenteram, damai dan indah. Bahkan, sholat demikian juga akan membuat diri seseorang menjadi semakin mempesona dan tertata dengan baik.

Sholat seperti di atas memang tidak mudah. Sholat seperti itu mengharuskan pelakunya untuk terus menerus memahami dan mendalami makna dan kandungan hikmahnya. Dengan meresapi dan menghayati makna dan hikmahnya, seseorang pasti akan tertuntut untuk memperbaiki dirinya. Karena, apalah artinya sholat jika perilaku orang yang menjalankannya tidak terwarnai oleh sholat itu sendiri. Apalah artinya rukuk dan sujud jika semua itu tidak mengubah apapun yang ada pada seseorang yang mengerjakan ibadah sholat.

Dengan demikian, sholat bukan hanya gerakan badan atau komat-kamit mengucapkan sesuatu dalam bahasa arab. Sholat juga bukan sekedar gerakan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Jika pengetahuan kita tentang sholat sebatas itu, tentu saja terlalu sederhana. Lebih jauh dan dalam dari itu semua, sholat adalah sarana latihan, sarana pendekatan dan sarana komunikasi batin kita kepada Allah. Sungguh dahsyat makna dan tujuan sholat itu sebenarnya. Jika kita dapat memahami maknanya, pastilah sholat itu akan efektif mewarnai perilaku hidup kita.

Kekhusyuan sholat seseorang tidak bisa diukur dari segi kuantitas (jumlah) saja, melainkan dari perilakunya setelah menjalankan ibadah sholat tersebut. Hal ini sama dengan ketika kita hendak melihat kemabruran seseorang dalam menjalankan ibadah haji, yakni sejauhmana pengaruh ibadah haji itu terhadap dirinya setelah pulang dari Mekkah. Mungkin akan lebih baik jika kita selalu bertanya apakah sholat yang kita lakukan setiap hari telah berhasil mewarnai diri kita atau belum. Jika belum, berarti kita harus menghayati kembali makna sholat seperti yang terkandung dalam Al-Qur’an.

Di dalam Al-Qur’an Allah mengingatkan bahwa sholat bertujuan untuk mencegah seseorang dari melakukan hal-hal buruk dan mungkar. Itulah sholat yang artinya bertujuan untuk memperbaiki diri pelakunya agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah.

Dan akhirnya, marilah kita semua untuk terus memperbaki kehidupan kita dengan terus memperbaiki ibadah sholat kita, agar kehidupan kita menjadi lebih baik dan kedamaian menyertai kita selalu.


Lihat Catatan Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA