Mengapa pada masa demokrasi liberal sering terjadi ketidakstabilan politik dan ekonomi?


  1. Pada masa Demokrasi Liberal keadaan pemerintah tidak stabil disebabkan sering terjadinya pergantian kabinet, keinginan pergantian ideologi, dan Belanda yang masih ingin menguasai Indonesia.
  2. Konstituante hasil pemilu 1955 tidak dapat melaksanakan tugasnya dikarenakan partai politik yang mementingkan diri sendiri dan persaingan politik yang tidak sehat.
  3. Masalah yang selalu menjadi program setiap kabinet pada masa Demokrasi Liberal adalah pengembalian dan mempertahankan Irian Barat.
  4. Sisrem multi partai yang merupakan dampak Maklumat Pemerintah 3 November 1945 mendorong bangsa Indonesia menerapkan sistem demokrasi Liberal.
  5. Urutan partai pemenang Pemilu 1955 untuk DPR adalah PNI, Masyumi, NU, PKI.
  6. Pembatalan segala keputusan KMB terjadi pada masa kerja kabinet Ali Sastroamijoyo II.
  7. Dalam sistem ekonomi Ali-Baba, sosok Baba diidentikkan dengan para pengusaha khususnya etnik Tiongkok.
  8. Setelah dinasionalisasi, De Javasche Bank berubah menjadi Bank Indonesia
  9. Menteri Perdagangan yang berpendapat bahwa di kalangan bangsa Indonesia harus segera tumbuh kelas pengusaha adalah Dr. Sumitro Joyohadikusumo.
  10. Nasionalisasi De Javasche Bank dilakukan dalam upaya menaikkan pandapatan dan menurunkan biaya ekspor serta melakukan penghematan secara drastis.
  11. Pemilihan Umum 1955 untuk Konstituante dimenangkan oleh empat partai besar, yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI. 
  12. Kabinet pertama hasil pemilihan umum yang merupakan kabinet koalisi tiga partai besar yaitu, PNI, Masyumi, dan NU adalah kabinet Ali Sastroamijoyo II.
  13. Orang Indonesia yang pertama kali diangkat menjadi presiden De Javasche Bank adalah Syafrudin Prawiranegara.
  14. Salah satu upaya pemerintah RI mengisi kas negara di awal kemerdekaan adalah pinjaman nasional.
  15. Pembangunan ekonomi baru berdasarkan gagasan Gerakan Benteng dilakukan dengan cara mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi nasional dan menciptakan kelas pengusaha pribumi.
  16. Jelaskan sebab jatuhnya Kabinet Natsir!
  • Perundingan pengembalian Irian Barat dari Belanda ke Indonesia mengalami jalan buntu, dan adanya mosi Hadikusumo dari PNI yang menuntut agar pemerintah mencabut Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1950 tentang pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah.
    17. Jelaskan yang dimaksud Gerakan Asaat!

  • Usaha pemerintah untuk meningkatkan peranan para pengusaha pribumi. Program ini memberikan perlindungan khusus untuk pengusaha pribumi dibidang perekonomian dengan memberikan insentif kepada pengusaha pribumi.
    18. Apa sajakah program kerja kabinet Ali Sastroamijoyo II ?

  • Pembatalan hasil KMB, menyelesaikan masalah Irian Barat, pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan lima tahun, menjalankan politik luar negeri bebas aktif, dan meneruskan kerja sama negara-negara Asia-Afrika dan melaksanakan keputusan-keputusan KAA di Bandung 1955.
    19. Sebutkan empat partai pemenang Pemilu 1955!

  • PNI, Masyumi, NU, dan PKI.
    20. Sebutkan sebab terjadinya ketidakstabilan dalam bidang politik,ekonomi,sosial, dan keamanan

          pada masa demokrasi liberal !

  • Politik: Karena sering terjadi pergantian kabinet dan perdana menteri
  • Ekonomi: adanya krisis moneter dan mengandalkan satu ekspor yaitu hasil bumi
  • Sosial: masyarakat tidak percaya partai politik dan terjadi kesenjangan sosial
  • Keamanan: banyaknya pemberontakan
    21. Sebutkan partai politik yang muncul pada masa Demokrasi Liberal !

  • PNI, Masyumi, NU, PKI, PSI, Murba, PSII, Partindo, Parkindo, dan Partai Katolik.
    22. Bagaimana proses Indonesia memasuki masa Demokrasi Liberal !

  • 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka tapi tidak diakui
  • 14-29 Desember 1949 dilaksanakan KMB di Denhaag 
  • Belanda mengakui RIS
  • 17 Agustus 1950 UUDS
    23. Apa keberhasilan Biro Perancang Negara pada masa Demokrasi Liberal ?

  • Berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
    24. Apa tujuan sistem ekonomi Gerakan Benteng ?

  • Untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional dan menciptakan kelas pengusaha pribumi.
    25. Apa tujuan program Ali-Baba -Baba ?

  • Untuk memajukan pengusaha pribumi 
  • Memajukan ekonomi Indonesia
    26. Jelaskan penyebab jatuhnya Kabinet Sukiman !

  • Adanya pertukaran nota antara Menlu Ahmad Soebardjo dengan Duta Besar Amerika Serikat. Merle Cohran tentang bantuan ekonomi dan militer berdasarkan ikatan Mutual Security Act.
    27. Sebutkan program Kabinet Burhanuddin Harahap !

  • Melaksanakan pemilihan umum. pengembalian Irian Barat ke Republik Indonesia, dan melaksanakan kerja sama Asia-Afrika berdasarkan politik bebas aktif.
    28. Apa yang dimaksud Konstituante ?

  • Majelis tinggi sebagai lembaga perwakilan rakyat pada masa Demokrasi Liberal sebagaimana diatur dalam UUDS 1950.
    29. Mengapa penyelenggaraan Pemilu Tahun 1955 ternyata tidak mampu menciptakan stabilitas                politik seperti yang diharapkan ?

  • Karena anggota DPR dan Konstituante hasil pemilu I ternyata tidak dapat menjalankan tugas dengan baik dan lebih cenderung mementingkan kepentingan kelompok/partainya sehingga stabilitas politik menjadi terganggu\
    30. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan keadaan ekonomi pada awal kemerdekaan tersendat

  • Indonesia hanya mengandalkan satu jenis ekspor, yaitu pertanian dan perkebunan
  • Defisit yang harus ditanggung pemerintah 5,1 M
  • Politik keuangan pemerintah Indonesia tidak dibuat di Indonesia melainkan dirancang Belanda
  • Indonesia belum memiliki pengalaman untuk menata ekonomi secara baik serta belum memiliki tenaga ahli dan dana memadai.
  • Situasi keamanan di dalam negeri tidak menguntungkan karena banyaknya pemberontakan dan gerakan separatis.

Mengapa pada masa demokrasi liberal sering terjadi ketidakstabilan politik dan ekonomi?

Mengapa pada masa demokrasi liberal sering terjadi ketidakstabilan politik dan ekonomi?
Lihat Foto

Wikipedia

Mohammad Natsir

KOMPAS.com - Mulai 17 Agustus 1950, Presiden Soekarno memberlakukan Demokrasi Liberal, yang belangsung hingga 5 Juli 1959.

Dalam kurun waktu sembilan tahun itu, terjadi sebanyak tujuh kali pergantian kabinet dengan perdana menteri yang juga berbeda-beda.

Berikut ini 7 kabinet pada masa demokrasi liberal.

  • Kabinet Natsir (6 September 1950-27 April 1951)
  • Kabinet Sukiman-Suwirjo (27 April 1951-3 April 1952)
  • Kabinet Wilopo (3 April 1952-3 Juni 1953)
  • Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953-24 Juli 1955)
  • Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955-3 Maret 1956)
  • Kabinet Ali Sastroamijoyo II (24 Maret 1956-14 Maret 1957)
  • Kabinet Djuanda (9 April 1957-10 Juli 1959)

Lantas, apa yang menyebabkan sering terjadinya pergantian kabinet pada masa Demokrasi Liberal?

Baca juga: Kabinet Indonesia Masa Demokrasi Liberal

Alasan pergantian kabinet

Era Demorkasi Liberal merupakan masa di mana Presiden Soekarno memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950.

Faktor yang menyebabkan seringnya terjadi pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal adalah karena pada masa ini Indonesia menganut sistem multipartai.

Akibatnya, partai politik saling beradu kepentingan dan rasa persaingan antargolongan membuat anggotanya lebih mengutamakan kepentingan partai mereka sendiri.

Karena kepentingan yang saling berbenturan itu, tidak ada kabinet yang dapat melaksanakan programnya sehingga tuntutan dari parlemen juga tidak tercapai.

Apabila sudah begitu, kabinet-kabinet sering jatuh akibat mendapatkan mosi tidak percaya dari kelompok oposisi yang kuat di parlemen.

Masing-masing kabinet yang terbentuk juga tidak bisa menjalankan program mereka dengan baik karena kerap terjadi gerakan pemberontakan, seperti DI/TII, APRA, RMS, dan Andi Azis.

Baca juga: Jatuhnya Kabinet Natsir

Dari tahun 1950 hingga 1959, pergantian kabinet berlangsung dengan sangat cepat. Jatuh bangunnya kabinet terjadi karena adanya mosi tidak percaya dari partai oposisi, karena seringnya pergantian tersebut, program-program kabinet ridak dapat berjalan secara maksimal. Jatuh bangunnya kabinet yang berlangsung dalam waktu yang singkat ini tentu saja berdampak terhadap terjadinya ketidakstabilan politik, maka Presiden Sukarno kemudian mengumumkan Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959. Berdasarkan penjelasan berikut maka penerapan demokrasi liberal di Indonesia membuat terjadi ketidakstabilan politik karena terlalu sering berganti kabinet akibat mosi tidak percaya dari partai lawan sehingga program kabinet tidak maksimal.