Siapkan Diri menyambut Lailatul Qadar… Bulan Ramdahan yang akan berlalu selama satu bulan kedepan ini, tidak hanya berlalu begitu saja, tanpa membawa oleh-oleh yang dapat membahagiakan orang-orang yang menyambut kedatangannya dengan penuh kegembiraan dan kebahagian, bahkan 3 bulan sebelum kedatangnnya, mereka sudah bersiap-siap untuk menyambut kemuliaannya. Berdasarkan hadist shahih, yang diriwayatkan oleh Muslim, Bahwa ketika bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Setidaknya, kabar tentang ditutupnya pintu-pintu neraka dan terbelenggunya para setan pengganggu pada bulan ini, dapat menjadi salah satu motivasi kita untuk meningkatkan kualitas ibadah puasa seorang mukmin. Selain itu, bulan ini juga membawakan oleh-oleh yang tidak ada bandingannya dengan oleh-oleh yang diberikan oleh orang-orang pada umumnya, bahkan oleh seorang raja, karena oleh-oleh tersebut lebih baik dari pada 1000 bulan, Ialah yang disebut dan dikenal oleh orang Mukmin dengan nama Lailatul Qadar. Malam lailatul Qadar merupakan Malam yang penuh dengan keutamaan, artinya semua ibadah, bacaan qur’an, dan dzikir yang dilakukan pada malam tersebut lebih baik dari pada seribu bulan, yaitu pada bulan yang di dalamnya tidak terdapat lailatul qadar. Hal ini digambarkan pada firman Allah swt: Melihat keutamaan yang dimilikinya, maka semestinya hati seorang mukimin harus tertantang dan menaruh cita-cita tinggi untuk memperoleh oleh-oleh tersebut pada satu malam saja di bulan suci ramadhan ini. Rasulullah saw senantiasa berusaha untuk memperoleh kemulian yang agung ini di hari-hari ganjil pada malam bulan suci ramadhan. Dan disebutkan bahwa ketika sudah masuk hari ke sepuluh dari bulan suci ramadhan, Rasulullah saw menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya dan bersemangat dalam beribadah. Berkaitan dengan dibawanya oleh-oleh yang mulia ini, terdapat perbedaan pendapat para ulama, diantara mereka berpendapat: Bahwa oleh-oleh ini dibawa pada hari ke-21 pada bulan ramadhan, diantara mereka berpendapat pada malam ke-23, sebagian lagi berpendapat pada hari ke-25 dan diantara mereke berpendapat pada hari ke-27 dan diantara mereka berpendapat, bahwa sesungguhnya malam tersebut terdapat pada malam-malam ganjil, pada malam sepuluh terakhir di bulan ramadhan. Dan mayoritas mereka berpendapat bahwa malam tersebut terdapat pada malam ke-27. Diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan At Tirdmidzi dari Abu ibn Ka’ab bahwasanya ia berkata: Demi Allah yang tidak ada tuhan selain dia, Sesungguhnya malam itu terdapat pada bulan ramadhan, Dia mengecualikan, dan Demi Allah sesungguhnya aku sangat mengetahui malam itu, dia adalah malam yang diperintahkan oleh Rasulullah saw untuk beribadah padanya, dia adalah malam yang ke-27, dan tanda-tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya, berwarna putih, dan tidak terlihat berkas sinar padanya. Memanjatkan Doa pada Malam Lailatul Qadr Dari ‘Aisyah ra. Berkata: Aku berkata, Wahai Rasulullah, Sungguh engkau mengetahui malam apa itu malam lailatul Qadr, Apa yang harus ku baca pada malam itu? Rasulullah saw bersabda: Katakanlah: اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني. “Ya Allah sesungguhnya engkau pemaaf dan menyukai permintaan maaf, maka maafkanlah aku”. (H.R Ahmad, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).
Sumber: Sayyid Saabiq, Fikih Sunnah PrevNext
Lihat Foto KOMPAS.com - Bulan Ramadhan menjadi istimewa bagi Muslim di seluruh dunia, karena pada bulan inilah terdapat dua peristiwa penting yakni Nuzulul Quran dan malam Lailatul Qadar. Oleh sebab itu, selain menjalankan ibadah wajib, Umat Islam pun dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan pada malam Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar saat bulan Ramadhan. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Surakarta, Dr Syamsul Bakri mengatakan, Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap, yang diperingati pada malam 17 Ramadhan. Pada tanggal tersebut, terjadi peristiwa turunnya ayat pertama Al Quran, yakni surat Al-Alaq ayat 1-5, yang terjadi pada 17 Ramadhan melalui perantara malaikat Jibril. Sementara itu, malam Lailatul Qadar disebut memiliki kebaikan setara dengan seribu bulan, sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Qadr ayat 1-5. Baca juga: 5 Kebiasaan yang Bisa Sebabkan Berat Badan Naik saat Puasa Ramadhan Meskipun malam Lailatul Qadar ini tidak diketahui waktu datangnya, namun menurut beberapa ulama, umat Islam diminta untuk mencarinya pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Seperti yang dikatakan oleh Rasulullah: "Carilah malam Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan." (HR. Imam Bukhari). Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Senin (11/5/2020), berikut ini lima amalan yang bisa dilakukan pada malam Lailatul Qadar: 1. Shalat malamShalat malam adalah shalat sunnah yang dilakukan antara waktu Isya dan Subuh, di antaranya adalah shalat tarawih, shalat witir, dan shalat tahajud. Rasulullah bahkan menyebut shalat malam merupakan shalat yang paling utama setelah shalat lima waktu (maktubah), seperti dalam sabdanya:
MAKNA LAILATUL QADAR BAGI UMAT ISLAM Salah satu keistimewaan yang diberikan oleh Allah swt. kepada umat Muhammad saw., yakni umat muslim dan tidak diberikan kepada umat lainnya ialah adanya hitungan pahala yang berlipat ganda. Dalam syari`at Islam orang yang melakukan kebaikan satu akan dibalas oleh Allah swt. dengan sepuluh kali lipat, sebaliknya apabila dia melakukan kejahatan, Allah hanya akan membalasnya sesuai
dengan kadar kejahatan yang dilakukannya. al-An`am ayat 161). Diceritakan oleh imam al-Bukhari dalam kitab Shahihnya, konon ketika Nabi Muhammad saw. menerima perintah melaksanakan shalat fardlu pada saat isra’ dan mi`raj, pertama kali Allah memerintahkan untuk dilaksanakan shalat sebanyak 50 kali, namun atas usul Nabi Musa, yang memberikan pertimbangan bahwa umat Nabi Muhammad saw. tidak akan sanggup melaksanakannya dengan disertai beberapa alasan yang rasional, lalu Nabi Muhammad saw. memohon keringanan dengan berkali-kali mondar mandir mengahadap Allah swt., hingga akhirnya shalat tersebut diwajibkan hanya 5 kali dalam sehari semalam untuk Nabi dan umatnya. Walaupun demikian nilai pahalanya sama dengan melaksanakan shalat 50 kali, karena setiap shalat pahalanya dilipatkan menjadi sepuluh kali. Belum lagi. Allah swt. berfirman yang artinya: Perumpamaan orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah itu bagaikan satu biji yang kemudian tumbuh menjadi tujuh tangkai dan tiap-tiap tangkai tersebut membuahkan seratus biji. Allah akan melipatgandakan (lagi) kepada orang yang dikehendaki-Nya dan Allah itu Maha Luas (pemberian-Nya) dan Maha Tahu . Bahkan Sebagai Demikian besar motivasi yang diberikan oleh Allah swt. kepada umat Muhammad ini dalam rangka mendapatkan pahala sebagai investasi dan bekal menempuh kehidupan akhirat yang kekal. Konon hal ini diberikan oleh Allah sebagai imbangan terhadap umat terdahulu yang diberikan umur sangat panjang. Umat Nabi Nuh misalnya dapat bertahan sampai seribu tahun, dan juga umat Nabi-Nabi lainyang umur mereka mencapai ratusan tahun, sehingga mereka dapat beribadah kepada Allah dalam waktu yang panjang dan mendapatkan pahala yang sangat banyak.. Sedangkan umat Muhammad saw. rata-rata hanya dapat bertahan sekitar enam puluh sampai tujuh puluhan tahun, dan hanya beberapa saja yang menyentuh angka seratus, sehingga mereka tidak akan dapat mengimbangi kebaikan umat terdahulu yang dapat mengumpulkan pahala cukup banyak tersebut. Karena untuk kepentingan itulah, maka meskipun umat Muhammad saw. hanya diberikan umur yang pendek, tetapi tetap dapat mendapatkan pahala yang cukup banyak, dan bahkan dapat melebihi yang dikumpulkan oleh umat
terdahulu yang dapat bertahan hidup dalam Sementara itu apabila dipandang dari sisi lain, lailatul qadar ini sesungguhnya merupakan suatu upaya rohani dalam rangka ketaatan yang tulus bagi setiap hamba Tuhan. Sebagai sebuah upaya, lailatul qadar ternyata mempunyai pengaruh luar biasa bagi umat yang taat. Bagaimana tidak, secara nalar sesungguhnya dapat dimengerti apabila kewajiban puasa yang ditujukan kepada umat Islam satu bulan penuh di bulan Ramadlan itu merupakan suatu beban tersendiri, yang tentunya akan dirasakan sebagai suatu yang tidak ringan, lebih-lebih setelah berjalan sekian lama, semakin mendekati akhir tentu penyakit lesu, lelah, capai, malas dan lain sebagainya sering menghinggapi orang yang berpuasa dan ibadah malamnya. Tetapi dengan pemberian motivasi yang bermacam bentuknya, menjadikan beban yang terasa berat tersebut justru berbalik menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan dan bahkan dirindukan. Berbagai
malam Ramadlan) dengan didasari iman dan hanya Allah swt., (2). Pada bulan Ramadlan pintu neraka akan ditutup oleh Allah dan pintu surga dibuka-Nya lebar-lebar, serta setan dan iblis dibelenggu, (3). Bau mulut orang yang sedang berpuasa menurut Allah itu lebih harum ketimbang minyak misik, (4).
Awal bulan Ramadlan merupakan kasih sayang Allah, pertengahannya merupakan bagi yang melakukan puasa di dalamnya), dan yang paling dahsyat adalah diberikannya satu malam di bulan suci ini yang nilainya lebih baik ketimbang seribu bulan. Khusus
menimbulkan sedikit kelesuan dan kebosanan, dan kebosanan akan menghinggapi setiap orang. Justru karena itulah dalam rangka memompa kembali semangat umat yang akan loyo tersebut Allah memberikan motivasi yang sangat hebat pengaruhnya bagi orang yang mengejar ridla dan pahala dari-Nya. Lailatul qadar ternyata dapat membangkitkan semangat yang menyala bagi umat yang salih untuk tetap terus memanfaatkan Ramadlan dengan penuh gairah dan mengesampingkan rasa capek dan malas yang secara manusiawi akan menghinggapinya tersebut. Menyikapi Lantas bagaimana sikap kita sebagai muslim dalam menanggapi lailatul qadar yang diberikan oleh Allah tersebut. Tentu tidak semua umat Islam sepaham dengan pemaknaan malam nan Agung tersebut sebagai malam yang riildiberikan Allah swt. kepada umat ini; Ada diantara umat Islam yang memahaminya sebagai suatu malam yang hanya sekali diberikan oleh Allahswt, yaitu pada malam ketika al-Qur’an untuk pertama kalinya diturunkan. Sementara ada sebagian umat yang memahaminya sebagai simbol belaka dan tidak mungkin ada satu malam yang benar-benar
nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Islam semata, dan tidak lebih dari itu. Namun apapun pendapat mereka yang berbeda tentang pemaknaan lailatul qadar, sesungguhnya kita dapat meyakini lailatul qadar sebagai malam yang memang agung dan lebih baik daripada seribu bulan sebagaimana yang difirmankan oleh Allah swt.. Keyakinan tersebut juga dipupuk dengan praktek amaliah Nabi beserta para
sahabatnya yang senantiasa menantikan menganjurkan dan secara langsung mempraktekkannya dihadapan para sahabatnya untuk memperbanyak dzikir, bertasbih, bertahmid, bertahlil, membaca al-Qur’an, bersedekah, beriktikaf di masjid dan amaliah positif lainnya. Itu semua dilakukan dalam rangka menyambut dan mendapatkan lailatul qadar yangdijanjikan tersebut. Kalau lailatul qadar hanya terjadi sekali saja pada saat diturunkannya al-Qur’an, tentu Nabitidak akan menganjurkan untuk mencarinya. Kalaupun lailatul qadar hanya sekedar simbol yang tidak riil sebagaimana dipahami sebagian ulama’ tempo dulu, tentunya Nabi dan para sahabatnya tidak akan bersemangat untuk mendapatkannya dengan berbagai amalan positif sebagaimana yang dijelaskan di atas. Pada akhirnya dalam mensikapi dibangkitkan. Dan sekali lagi ini dapat dipicu dengan keyakinan atas janji Tuhan mengenai lailatul qadar tersebut.Semoga. |