Mengapa masyarakat Indonesia masih mempertahankan gaya hidup yang tidak ramah lingkungan

Generasi Milenial dinobatkan sebagai generasi yang ramah lingkungan. Sebagian dari mereka bahkan sudah menjadikan gerakan ramah lingkungan sebagai gaya hidup (lifestyle) sehari-hari. Majalah Forbes menganggap bahwa generasi Milenial memiliki komitmen kuat untuk mengimplementasikan Sustainable Development Goals (SDG’s).

Jakarta (26/02/21) Berdasarkan survei yang dilakukan Zero Waste Indonesia, 50 persen generasi Milenial merasa bertanggung jawab atas lingkungan. Milenial dianggap peka terhadap isu perubahan iklim, pemanasan global, kerusakan lingkungan, polusi, sampah, perlindungan hutan dan pelestarian satwa liar.

Vania Evan, mahasiswi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara (UMN), merasa tersentuh ketika melihat pemberitaan mengenai penyu yang hidungnya terluka parah lantaran sedotan plastik yang dibuang ke laut. Vania kemudian mengambil sikap untuk mengganti semua perlengkapan makan dan mandinya ke produk yang ramah lingkungan. Vania sudah tidak ingin kembali menggunakan perlengkapan-perlengkapan berbahan plastik.

Penyanyi jazz Andien sudah menerapkan gaya hidup ramah lingkungan sejak tahun 2018 lalu. Andien mengakui bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Maka dia mulai melakukan hal-hal kecil, seperti mengurangi penggunaan plastik, memilah sampah, dan mengkompos sampah. Hal tersebut dilakukan secara berkelanjutan. Tidak cukup sampai disitu, Andien juga mendirikan Yayasan Setali yang fokus pada isu lingkungan.

Mengapa masyarakat Indonesia masih mempertahankan gaya hidup yang tidak ramah lingkungan

Kedua Milenial di atas merupakan representasi dari generasi Milenial yang belakangan ini dianggap semakin menunjukan kepedulian pada lingkungan. Ada lima gerakan yang biasanya dilakukan generasi milenial untuk menjaga lingkungan, yaitu diet kantong plastik, zero waste food, menggunakan benda-benda ramah lingkungan, melakukan metode pembayaran cashless dan cardless, yang merupakan representasi gerakan Indonesia bersih.

Gaya hidup peduli lingkungan yang dilakukan Milenial mendapatkan apresiasi dan dukungan yang semakin luas. Gaya hidup mereka yang bersifat promotif dan inspiratif, telah menularkan mindset bahwa sampah, terutama sampah plastik, akan menjadi ancaman serius bagi bumi dan kehidupan manusia. Data yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2020 merilis bahwa Indonesia menghasilkan sedikitnya 67,8 juta ton timbunan sampah setiap tahunnya. Itu artinya, setiap hari penduduk Indonesia memproduksi sekitar 185.753 ton sampah. Berdasarkan data tersebut, dari total 67,8 juta ton sampah, sekitar 15 persen merupakan sampah plastik. Masih menurut KLHK, 37 persen sampah plastik akan berakhir di lautan dan tidak terdaur ulang. Hanya 15 persen sampah plastik yang berhasil didaur ulang dan dijadikan produk siap pakai. Persoalan semakin memprihatinkan karena sejak tahun 2000 produksi sampah plastik terus mengalami pertumbuhan 5-6 persen pertahun. Padahal menurut The Balance, sampah plastik sulit terurai. Butuh waktu 1.000 tahun untuk mengurai sampah plastik secara alami.

Sobat Revmen, Milenial yang melakukan aksi nyata terhadap pengurangan sampah dan menaruh perhatian serius untuk hidup ramah lingkungan, menunjukan bahwa mereka sangat peduli pada masa depan bangsa dan bumi ini. Hal demikian sangat related dengan Gerakan Indonesia Bersih yang dirancang dalam Gerakan Nasional revolusi Mental. Sobat Revmen dapat menjadi bagian dari gerakan ini. Mulailah dari hal-hal kecil, seperti mengurangi penggunaan bahan plastik, tidak membuang sampah sembarangan, dan berkomitmen untuk mengganti peralatan di rumah dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Mari bergotong royong untuk menjaga bumi kita. #AyoBerubah #RevolusiMental #HariPeduliLingkungan #LingkunganHidup #GerakanIndonesiaBersih

Referensi:

Forestdigest.com. (2020). Diakses tanggal 26 Februari 2021.

Indonesia.go.id. (2021). Diakses tanggal 26 Februari 2021.

Kompas.com. (2020). Diakses tanggal 26 Februari 2021.

Kumparan.com. (2019). Diakses tanggal 26 Februari 2021.

Thebalancesmb.com. (2021). Diakses tanggal 26 Februari 2021

Tirto.id. (2019). Diakses tanggal 26 Februari 2021.

Penulis: Robby Milana

Editor: Harod Novandi

Mengapa masyarakat Indonesia masih mempertahankan gaya hidup yang tidak ramah lingkungan

Diunggah oleh:

Administrator
Sekertariat Revolusi Mental

Satker Revolusi Mental

  • Mengapa masyarakat Indonesia masih mempertahankan gaya hidup yang tidak ramah lingkungan

  • Mengapa masyarakat Indonesia masih mempertahankan gaya hidup yang tidak ramah lingkungan

  • Mengapa masyarakat Indonesia masih mempertahankan gaya hidup yang tidak ramah lingkungan