Mengapa islam disebut agama yang sempurna jelaskan sumbernya

Mengapa islam disebut agama yang sempurna jelaskan sumbernya

Para sahabat bersahutan sesenggukan. Air mata dan isak tangis menggema memenuhi Arafah. Adalah para sahabat menangis usai mendengarkan wahyu Allah SWT surah al-Maidah ayat 3."....Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."Kesedihan mendalam dirasakan para sahabat. Mereka paham, ayat ini menunjukkan jika telah selesainya risalah dan tugas Rasulullah SAW. Jika tugas seorang Rasul selesai, maka tidak lama lagi Rasulullah akan dipanggil Allah SWT.Ustadz Solihin Muzahim, Lc dalam Kajian Islam Sabtu Sore (KISS) di kantor Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jawa Tengah beberapa waktu lalu menjelaskan, jika ayat 3 surah al-Maidah menerangkan tentang paripurnanya ajaran Islam. Paripurna sekaligus menyeluruh. Allah SWT menyempurnakan agama Islam dan meridhai Islam sebagai agama umat manusia.Kandungan inti Islam sudah sempurna. Termasuk di dalamnya, apa-apa yang disampaikan, semua hukum dan aturan. Sebab, Allah SWT sendirilah yang menyempurnakannya. Ustadz Solihin menegaskan, kata 'dinnakum' dalam ayat di atas merujuk pada agama Islam. Sebab ayat ini diturunkan kepada kaum Muslimin.Frasa 'telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku' juga memiliki makna mendalam. Nikmat disini, bukanlah nikmat yang sering kita interpretasikan sebagai kenikmatan ragawi. Kesehatan, kekayaan, kekuasaan, pasangan dan sebagainya. Nikmat dalam ayat ini, ujar Ustadz Solihin adalah nikmat terbesar, min akbari nikmat.Nikmat terbesar adalah nikmat iman. Sebab dengan nikmat iman lah, kita bisa terhindar dari siksa neraka. Lewat nikmat iman, kita bisa meraih kenikmatan hakiki di akhirat berupa surga.Dalam ayat tersebut juga disebutkan jika Allah ridha Islam menjadi agama umat. Hakikatnya, Islam menjadi agama sempurna yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Allah SWT sudah memberikan aturan baik di dalam Alquran maupun melalui Rasulullah SAW.Aturan dalam Islam mampu menjawab dan mengantisipasi permasalahan kehidupan manusia hingga akhir zaman. Salah satu kekuatan aturan dalam Islam adalah keotentikan sumber-sumber hukum Islam hingga hari akhir.Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan adz-Dzikr (Alquran), dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjaganya (QS al-Hijr:9).Maka bisa dipastikan tidak ada satupun orang yang mampu membuat satu saja ayat Alquran. Kitabullah Alquran jualah yang kini dihafal oleh jutaan penghafal Alquran di seluruh dunia. Keaslian sumber hukum Islam ini menjadikan aturan Islam tidak perlu ditambah atau dikurangi sebab sudah paripurna.Begitu juga dengan hadis Rasulullah SAW. Ilmu hadis mempelajari dan menyelidik secara ketat hadis yang shahih dan mana yang dhaif. Sehingga keaslian dan kemurnian hadis bisa dijamin. Ini menjadikan kesempurnaan Islam akan terjaga karena dua sumbernya akan terjaga keasliannya.Meski paripurna, aturan-aturan dalam Islam bisa terus menyesuaikan perkembangan zaman. Sebab dalam Alquran dan hadis ada aturan-aturan yang sifatnya tetap, permanen (tsawabit) dan ada aturan yang sifatnya cabang dan tidak permanen (mutaghayyirath).Aturan-aturan yang sifatnya mutaghayyirath, sejatinya adalah aturan-aturan tentang kondisi terkini umat yang tidak diketemukan hukumnya pada zaman Rasulullah. Namun, tetap para sahabat, tabiin dan para ulama dalam memformulasi aturan mutaghayyirath bersandarkan pada aturan yang tsawabit.Ustadz Solihin melanjutkan, Islam sebagai agama yang syamil dan kamil, memiliki beberapa karakeristik yang khas. Pertama adalah rabbaniyah. Karakteristik ini menegaskan jika semua orientasi aktivitas hanya kepada Allah SWT. Setiap shalat kita berucap, "Shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah SWT." Ini adalah implementasi total dari sifat rabbaniyah.Karakteristik kedua, syumuliyyah. Islam meliputi semua aspek dari urusan individu hingga negara. Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita tentang adab masuk ke kamar kecil hingga adab dalam menasihati pemimpin.Karakteristik yang ketiga adalah insaniyah, sesuai dengan hajat manusia. Allah SWT membuat aturan terkait Islam sudah disesuaikan dengan hajat manusia, dengan keperluan manusia.Karakteristisk selanjutnya adalah permanen dan tumbuh. Aturan Islam ada yang sifatnya permanen yang tidak bisa diubah lagi. Ada juga aturan yang bisa mengakomodir berbagai perkembangan zaman.Karakteristik selanjutnya tawazun, seimbang. Tujuannya agar manusia mamandang keseimbangan. Allah SWT menciptakan sesuatu berpasangan ada malam ada siang, ada pagi ada sore ada laki-laki ada wanita. Juga manusia diciptakan Allah SWT dengan prinsip keseimbangan. Kita bisa melihat dalam tubuh bagaimana Allah membuat semua organ di dalam tubuh bekerja dengan seimbang. Bekerja dengan baik, bekerja sesuai dengan prisip tawazun sehingga tubuh manusia berjalan dengan baik.

Karakteristik selanjutnya bersikap positif dan optimistis dalam menjalankan Islam. Allah SWT menjanjikan kepada kita kehidupan di akhirat yang kemudian Allah menjanjikan kepada umat Islam kemenangan, termasuk kemenangan di dunia. Maka tidak ada peluang bagi orang beriman untuk memelihara sifat pesimistis dalam dirinya. Allahua'lam.

Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hambaNya. Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam.

Allah ta’ala berfirman,

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً

“Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki diantara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi.” (QS. Al Ahzab: 40)

Allah ta’ala juga berfirman,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً

“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi kalian.” (QS. Al Maa’idah: 3)

Allah ta’ala juga berfirman,

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ

“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)

Allah ta’ala berfirman,

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima darinya dan di akhirat nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali ‘Imran: 85)

Mengapa islam disebut agama yang sempurna jelaskan sumbernya
Mengapa islam disebut agama yang sempurna jelaskan sumbernya

Allah ta’ala mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beragama demi Allah dengan memeluk agama ini. Allah berfirman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعاً الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِـي وَيُمِيتُ فَآمِنُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Katakanlah: Wahai umat manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah bagi kalian semua, Dialah Dzat yang memiliki kekuasaan langit dan bumi, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, Dia lah yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya seorang Nabi yang ummi (buta huruf) yang telah beriman kepada Allah serta kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kalian mendapatkan hidayah.” (QS. Al A’raaf: 158)

Di dalam Shahih Muslim terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalur Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda yang artinya, “Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangannya. Tidaklah ada seorang manusia dari umat ini yang mendengar kenabianku, baik yang beragama Yahudi maupun Nasrani lantas dia meninggal dalam keadaan tidak mau beriman dengan ajaran yang aku bawa melainkan dia pasti termasuk salah seorang penghuni neraka.”

Hakikat beriman kepada Nabi adalah dengan cara membenarkan apa yang beliau bawa dengan disertai sikap menerima dan patuh, bukan sekedar pembenaran saja. Oleh sebab itulah maka Abu Thalib tidak bisa dianggap sebagai orang yang beriman terhadap Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam walaupun dia membenarkan ajaran yang beliau bawa, bahkan dia berani bersaksi bahwasanya Islam adalah agama yang terbaik.

Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, di setiap tempat dan di masyarakat manapun. Allah ta’ala berfirman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِناً

“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab dengan benar sebagai pembenar kitab-kitab yang terdahulu serta batu ujian atasnya.” (QS. Al Maa’idah: 48)

Maksud dari pernyataan Islam itu cocok diterapkan di setiap masa, tempat dan masyarakat adalah dengan berpegang teguh dengannya tidak akan pernah bertentangan dengan kebaikan umat tersebut di masa kapan pun dan di tempat manapun. Bahkan dengan Islamlah keadaan umat itu akan menjadi baik. Akan tetapi bukanlah yang dimaksud dengan pernyataan Islam itu cocok bagi setiap masa, tempat dan masyarakat adalah Islam tunduk kepada kemauan setiap masa, tempat dan masyarakat, sebagaimana yang diinginkan oleh sebagian orang.

Agama Islam adalah agama yang benar. Sebuah agama yang telah mendapatkan jaminan pertolongan dan kemenangan dari Allah ta’ala bagi siapa saja yang berpegang teguh dengannya dengan sebenar-benarnya. Allah ta’ala berfirman,

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

“Dia lah Zat yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa Petunjuk dan Agama yang benar untuk dimenangkan di atas seluruh agama-agama yang ada, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya.” (QS. Ash Shaff: 9)

Allah ta’ala berfirman,

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Allah benar-benar telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman serta beramal salih diantara kalian untuk menjadikan mereka berkuasa di atas muka bumi sebagaimana orang-orang sebelum mereka telah dijadikan berkuasa di atasnya. Dan Allah pasti akan meneguhkan bagi mereka agama mereka, sebuah agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka peluk. Dan Allah pasti akan menggantikan rasa takut yang sebelumnya menghinggapi mereka dengan rasa tenteram, mereka menyembah-Ku dan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An Nuur: 55)

Agama Islam adalah ajaran yang mencakup akidah/keyakinan dan syariat/hukum. Islam adalah ajaran yang sempurna, baik ditinjau dari sisi aqidah maupun syariat-syariat yang diajarkannya:

  1. Islam memerintahkan untuk menauhidkan Allah ta’ala dan melarang kesyirikan.
  2. Islam memerintahkan untuk berbuat jujur dan melarang dusta.
  3. Islam memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang aniaya.
  4. Islam memerintahkan untuk menunaikan amanat dan melarang berkhianat.
  5. Islam memerintahkan untuk menepati janji dan melarang pelanggaran janji.
  6. Islam memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan melarang perbuatan durhaka kepada mereka.
  7. Islam memerintahkan untuk menjalin silaturahim (hubungan kekerabatan yang terputus) dengan sanak famili dan Islam melarang perbuatan memutuskan silaturahim.
  8. Islam memerintahkan untuk berhubungan baik dengan tetangga dan melarang bersikap buruk kepada mereka.

Secara umum dapat dikatakan bahwasanya Islam memerintahkan semua akhlak yang mulia dan melarang akhlak yang rendah dan hina. Islam memerintahkan segala macam amal salih dan melarang segala amal yang jelek. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil, ihsan dan memberikan nafkah kepada sanak kerabat. Dan Allah melarang semua bentuk perbuatan keji dan mungkar, serta tindakan melanggar batas. Allah mengingatkan kalian agar kalian mau mengambil pelajaran.” (QS. An Nahl: 90)

***

Diterjemahkan dari Syarh Ushul Iman, hal. 5-8, Penerbit Darul Qasim
Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah Diterjemahkan oleh: Abu Muslih Ari Wahyudi

Artikel www.muslim.or.id

[ Materi artikel ini adalah salah satu pelajaran dasar agama Islam, untuk melihat pelajaran dasar lainnya simak pada artikel Pelajaran Dasar Agama Islam ]

🔍 Ziarah Kubur Bagi Wanita, Doa Untuk Minum Air Zam Zam, Lafaz Allah Dan Muhammad, Hadist Larangan Marah