MEMBACA nyaring harus dengan lafal dan yang tepat

Membaca nyaring merupakan kegiatan yang dilakukan dengan vokal yang keras dan jelas. Keras di sini dalam arti tidak sampai berteriak-teriak. Hal ini dimaksudkan supaya orang lain mengetahui apa yang kita baca. Dalam membaca nyaring harus memperhatikan intonasi, lafal dan jeda. Selain itu, harus bisa berekspresi sesuai isi teks yang dibaca.

Intonasi

Intonasi berarti ketepatan pengucapan bunyi bahasa. Dengan intonasi yang tepat, kamu bisa mengucapkan sebuah kalimat yang sama dengan intonasi yang berbeda.

Contoh:

Tian salah paham kepada bapak.

Tian salah paham kepada bapak?

Tian salah paham kepada bapak!

Lafal

Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa. Suatu kata dapat diucapkan secara berbeda-beda oleh beberapa orang atau kelompok orang, tergantung dari latar belakang mereka, tempat tinggal mereka, pendidikan mereka, dll. Setiap suku kata dilafalkan berdasarkan satuan suara (fon).

Jeda

Jeda adalah penghentian saat berbicara atau membaca. Jeda juga berhubungan dengan intonasi,

penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan kalimat yang tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam pengucapan menentukan ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat pendengar dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan.

Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis jeda ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;], tanda titik dua [:], tanda hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi pengertian

atau makna kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini.

Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit

Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah. Misalnya,

a. Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.

    (yang sakit dokter Joko Susanto)

b. Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.

    (yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)

c. Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.

    (yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)

Ekspresi

Ekspresi adalah cerminan sedang apa kondisi perasaan kita. Orang yang sedang bahagia akan terlihat bahwa wajahnya cerah, senyum selalu terkembang di bibirnya, terlihat raut gairah hidup dari mimiknya. Urat-urat wajah mengendur, bisa bikin awet muda katanya.

Sebaliknya orang yang sedang sedih bisa dilihat dari wajahnya yang kusut, bermuram, seperti tidak ada aura kehidupan terpancar dari wajahnya.

Orang yang sedang marah, terlihat dari raut muka atau urat-urat muka dan tubuh yang menegang, tangan mengepal, gigi gemeletuk, hidung kembang kempis.

Orang yang banyak pikiran terlihat dari kelakuannya yang sering memegang kepalanya, serasa berat sepertinya, bahkan saking beratnya pikiran, kadang menjambak sendiri rambutnya.

Orang yang sedang malu-malu terlihat dari senyum yang setengah-setengah, wajah agak memerah, cengar cengir sendiri!.

Referensi:

http://cuyana.multiply.com

http://vl.smk30jakarta.net/files/disk1/2/dedesutisna-19%20a-mokhamadir-72-1-02bab1

http://wikipedia.org

Membaca nyaring adalah membaca dengan cara bersuara, dengan tujuan agar bacaan yang dibaca dapat didengar dan dipahami dengan baik oleh orang lain.

Agar tujuan tersebut tercapai, yaitu bacaan yang kit abaca dapat didengar dan dipahami dengan baik, maka kita harus memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat saat membacanya. Selain itu, kita juga harus memperhatikan jeda saat membacanya.

Lafal adalah pengucapan bunyi-bunyi bahasa.

Intonasi adalah lagu kalimat.

Jeda adalah pemenggalan kata, atau kalimat.

  1. Home /
  2. Archives /
  3. Vol 3 No 3 (2014) /
  4. Articles

Abstrak.Keterampilan membaca harus dikuasai sejak dini, sejak mereka duduk di sekolah dasar, terutama pada kelas-kelas permulaan yaitu kelas1  dan Kelas 2. Kondisi riil di lapangan menunjukkan bahwa siswa-siswi di SDN Tanggul Wetan 02 Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember sebagian adalah siswa-siswi yang tidak berangkat dari pendididkan TK sehingga banyak diantara mereka yang baru mengenal baca tulis di lingkungan sekolah dasar sehingga mereka mengalami kesulitan dalam membaca nyaring.. Berdasarkan masalah di atas, maka dapatlah dirumuskan tujuan-tujuan penelitian ini, yaitu untuk: Meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas 1 B SDN Tanggul Wetan 02 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember dalam membaca nyaring dengan menggunakan Metode Drill pada semester I tahun pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pada siklus I 75% siswa masih memperoleh nilai cukup (51-70),  pada siklus II siswa telah membaca bacaan dengan benar, selain dapat mengidentifikasi ciri-ciri bentuk bacaan juga telah dapat menggunakan tanda-tanda baca secara benar dan tepat sesuai dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hasil pembelajaran pada tahap siklus II menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca dibandingkan dengan siklus I. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan kemampuan membaca bacaan dengan metode drill telah berhasil dilaksanakan.

Kata kunci :Kemampan Membaca Nyaring, Bahasa Indonesia, Metode Drill


Membaca nyaring adalah kemampuan mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi atau suara yang bermakna dengan lafal dan intonasi yang tepat. Tujuan membaca di SD adalah supaya siswa dapat membaca lancar sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat. Dengan membaca siswa mengerti tentang ilmu pengetahuan. Pada dasarnya yang harus dikuasai oleh siswa kelas II SD dalam pembelajaran membaca nyaring adalah penggunaan lafal, intonasi, dan jeda pendek dan panjang. Hal ini metode yang digunakan guru kurang tepat. Pada saat guru mengajarkan membaca nyaring, guru hanya mendengarkan siswa membaca tanpa memperhatikan kesalahan dalam bacaan. Hal ini sesuai kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa sesuai dengan kurikulum KTSP. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran membaca nyaring belum berhasil dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan pada saat siswa diberi tugas membaca bacaan dengan nyaring. Banyak siswa yang mengalami kesalahan dalam hal lafal dan intonasi, sehingga suara yang diucapkan menjadi tidak jelas, kesalahan lain terdapat pada penempatan jeda pendek dan panjang dalam membaca, kesalahannya pada suara yang diucapkan tidak jelas, sehingga tidak terdengar oleh semua siswa. Selain itu siswa juga belum bisa menguasai tanda baca yang terdapat pada kalimat. Hal ini disebabkan karena teknik yang digunakan guru kurang tepat. Pada saat guru mengajarkan membaca nyaring, guru hanya mendengarkan siswa membaca tanpa memperhatikan kesalahan dalam bacaan. Berdasarkan permasalahan tersebut, pembelajaran membaca pada siswa kelas II SDN Wonosari 01 Kecamatan Puger Kabupaten Jember perlu diperbaiki dengan memilih teknik yang sesuai dan dapat menarik minat siswa. Salah satu alternatif yang dapat dilaksanakan untuk mendisiplinkan siswa pada membaca nyaring, yaitu dengan teknik pemodelan. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah proses pelaksanaan membaca nyaring dengan teknik pemodelan yang dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II di SD Negeri Wonosari 01 Puger – Jember ?, (2) Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam kemampuan membaca nyaring melalui teknik pemodelan siswa kelas II di SD Negeri Wonosari 01 Puger-Jember?. Berdasarkan rumusan yang telah ditetapkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca nyaring melalui teknik pemodelan pada siswa kelas II di SD Negeri 01 Wonosari Puger-Jember, (2) ix untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam membaca nyaring melalui teknik pemodelan siswa kelas II di SD Negeri Wonosari 01 Puger-Jember. Penelitian ini dilakukan untuk peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa. Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas II SDN Wonosari 01 Kecamatan Puger Kabupaten Jember, subjek penelitian adalah siswa kelas II tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah 20 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik tes, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Data yang dikumpulkan berupa hasil nilai kemampuan membaca siswa dan tingkat aktivitas siswa melalui lembar observasi yang telah ada. Berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia Kelas II SDN Wonosari 01 Kecamatan Puger Kabupaten Jember, sebelum dilaksanakan teknik pemodelan banyak siswa yang mengalami kesalahan dalam hal lafal dan intonasi, sehingga suara yang diucapkan menjadi tidak jelas, kesalahan lain terdapat pada penempatan jeda pendek dan panjang dalam membaca, kesalahannya pada suara yang diucapkan tidak jelas, sehingga tidak terdengar oleh semua siswa. Selain itu siswa juga belum bisa menguasai tanda baca yang terdapat pada kalimat sehingga persentase tes kemampuan membaca nyaring mencapai ketuntasan 45% dengan ratarata hasil belajar sebesar 59. Terkait hal tersebut, maka diterapkannya teknik pemodelan untuk meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II sehingga pada siklus I persentase ketuntasan mencapai 60% dengan rata-rata hasil belajar sebesar 63,25. Akan tetapi hasil tersebut belum tuntas sehingga diadakan siklus II. Pada siklus II meningkat dengan persentase ketuntasan 90% dengan ratarata hasil belajar sebesar 75,50. Peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 30% sedangkan rata-rata hasil belajar sebesar 12,25. Beberapa saran berkaitan dengan penggunaan teknik pemodelan dalam proses belajar mengajar, sebaiknya guru terus berupaya mencari alternatif terbaik bagi siswanya dalam menyampaikan pelajaran, siswa hendaknya lebih bersemangat dan aktif dalam mencari informasi, serta menjadi masukan bagi penelitian sejenis dengan pokok bahasan yang lebih luas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan teknik pemodelan untuk meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa dimaksudkan dapat membantu siswa lebih memahami penggunaan lafal, intonasi, dan jeda pendek dan panjang.