Manusia hanya berusaha tetapi yang menentukan berhasil atau tidak adalah

Ininnawa.id – Setiap manusia pasti memiliki suatu hajat alias ‘mimpi’ untuk digapai dalam waktu tertentu. Kendati demikian, kerap manusia merasa sulit untuk menggapai cita-citanya, meski telah berusaha sekuat tenaga melakukan yang terbaik.

Namun tahukah Anda, kata Allah, tugas kita bukan menentukan hasil, namun tugas manusia hanyalah sebatas ikhtiar dan berdoa.

Sebagaimana ungkapan “Al-insanu bi at-tadbir wa Allahu bi at-taqdir” yang artinya manusia berwenang dalam proses dan Allah berwenang pada hasil.

Lalu, sejauhmana manfaat ikhtiar manusia jika hasilnya kembali ditentukan Allah?

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri,” (Qs Ar-Ra’du: 11)

Ayat tersebut menyiratkan, pentingnya seseorang berusaha untuk membuat dirinya atau keadaan sekelilingnya lebih baik.

Bahkan, Allah akan menunggu hingga orang tersebut mau berubah, sebelum membukakan jalan ke arah yang positif.

Namun, terkadang kita tidak sadar bahwa yang bikin sakit alias ‘jeleb’ itu, bukan karena kurangnya ikhtiar kita, tapi kita ingin menentukan hasil yang seharusnya itu kewenangan Allah SWT.

Nah, kira-kira bagaimana caranya agar semua persoalan kita tidak bikin ‘nyesek’, jawabannya adalah minta tolonglah kepada Allah, pemilik alam beserta isinya, hanya Ia yang berhak menentukan hasil.

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan,” (Qs Al-fatihah: 5).

Sebagai manusia yang beriman, sudah tentu meyakini bahwa semua urusan adalah Allah yang mengaturnya. Begitu pun dengan semua bentuk pertolongan dan rezeki, hanya Allah yang memberikan-Nya.

“Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan,” (Qs At-Taubah: 105).

Maka, sungguh aneh ketika ada sebagian orang yang mengaku beriman, namun masih mencari solusi dari urusannya diluar kekuatan Allah, baik itu urusan yang kelihatannya samar atau sepele sampai kepada urusan yang besar.

Wallahu a’lam bish-shawabi

Manusia hanya berusaha tetapi yang menentukan berhasil atau tidak adalah

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


Manusia hanya berusaha tetapi yang menentukan berhasil atau tidak adalah

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. a.nabi
  2. b.Allah
  3. c.guru
  4. d.malaikat

Jawaban terbaik adalah B. b.Allah.

Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Manusia hanya berusaha, tetapi yang menentukan berhasil atau tidak adalah urusan...❞ Adalah B. b.Allah.
Saya Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu  Seseorang yang selalu optimis dan berusaha akan mendapatkan... dengan jawaban yang sangat akurat.

Klik Untuk Melihat Jawaban

Apa itu cp.dhafi.link??

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

SETINGGI apapun angan manusia, ia tidak akan bisa menolak takdir. Seringkali manusia terlalu panjang berangan-angan sampai-sampai ia lupa terhadap penciptaNya, dengan berdoa kepada sang penentu takdir.

Melansir dari laman JATMAN, Kamis (20/8/2020), dalam Kitab Al-Hikam karangan Syekh Ibnu Atha’illah terdapat untaian mutiara yang berbunyi:

سَـوَابِـقُ الْهِمَمِ لاَتَخـْرِقُ أَسْوَارَ اْلأَقْدَارِ

Artinya: “Menggebunya semangat tidak dapat menembus tembok atau benteng takdir,".

Kaidah itu menjelaskan bahwa bilamana Allah telah menetapkan suatu perkara maka perkara tersebut pasti terjadi begitupun sebaliknya.

Bahkan, jika seluruh umat ini bersatu untuk memberi manfaat dengan sesuatu, mereka tidak akan dapat melakukannya kecuali atas izin Allah Subhanahu wa Ta'ala. Begitupun jika mereka bersatu untuk mencelakakan seseorang dengan sesuatu, mereka tidak akan dapat melakukannya kecuali atas kehendakNya.

Baca juga: Kisah Rasulullah Diselamatkan Sarang Laba-Laba dari Kejaran Kaum Quraisy

Dengan perkembangan sains dan teknologi yang begitu pesat, manusia kerap jemawa merasa bisa melakukan apapun. Ia merasa dirinya sebagai the creator of his/her own destiny. Bahkan bisa jadi dia merasa mampu menjadi pencipta takdir dan nasibnya sendiri.

Kembali ke pernyataan Syekh Ibnu ‘Atha’illah. Jika kalimatnya dicermati, maka seolah pernyataan itu berbau fatalistis yang menyerah pada takdir, ketetapan Tuhan. Lantas benarkah demikian?

Jawabannya jelas keliru. Percaya pada takdir tidak menafikkan pentingnya ikhtiar manusia. Sebagai subjek yang bisa bertindak, manusia wajib memiliki kehendak untuk berbuat dan mengubah sesuatu, bukan malah berpangku tangan.

Namun, kehendak manusia biasanya bertabrakan dengan kondisi eksternal di luar kontrol kita, di mana semua sudah dikontrol oleh takdir Allah yang maha menentukan segalanya. Misalnya, Pemerintah berusaha keras untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi agar tercipta lapangan kerja bagi rakyat.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Namun, kondisi eksternal misalnya situasi ekonomi global, yang tak sepenuhnya ada pada kontrol pemerintah. Keadaan domestik memang relatif bisa dikontrol oleh pemerintah, akan tetapi situasi global, tidak. Sebab, itu masuk dalam ranah kondisi di luar jangakauan. Mungkin itulah analogi sederhana sebuah takdir.

Sedangkan contoh lain, misalnya ada seseorang hendak berangkat ke kampus. Namun, saat di perjalanan ia mengalami kecelakaan yang menyebabkannya dirawat di rumah sakit.

Dari situ diambil kesimpulan bahwa manusia itu bukanlah seperti wayang. Karena wayang itu tidak punya kehendak sama sekali, kehendaknya sudah diatur oleh sang dalang.

Lain halnya dengan manusia, yang masih mempunyai ikhtiar atau usaha dalam kehidupannya. Kendati ikhtiar itu tetap dalam kendlai Allah Ta'ala. Itulah sebabnya, manusia diperintahkan untuk selalu berusaha dan berdoa selama mengarungi hidup di dunia.

  • #Ridho dan Ikhlas
  • #Takdir Allah
  • #Doa dan Ikhtiar
  • #Tausyiah
  • #Takdir

Manusia hanya berusaha tetapi yang menentukan berhasil atau tidak adalah

ftbahyreal12 ftbahyreal12

Jawaban:

a. allah swt

Penjelasan:

karna allah tuhan semesta alam

Manusia hanya berusaha tetapi yang menentukan berhasil atau tidak adalah

kaylaamaliaplg20 kaylaamaliaplg20

Jawaban:

jawabnya adalh allah subahannawataaalah