Manusia bisa lebih mulia dari malaikat namun bisa lebih Hina dari Binatang jelaskan

Manusia bisa lebih mulia dari malaikat namun bisa lebih Hina dari Binatang jelaskan
Manusia bisa lebih mulia dari malaikat namun bisa lebih Hina dari Binatang jelaskan
sumber ilustrasi: photo.bigbo.ru

Apa yang membuat kita sombong? Hanya karena diciptakan dengan wajah cantik dan otak yang cerdas? Atau hanya karena terlahir dari keluarga kaya dan bisa hidup mengikuti perkembangan zaman yang sebenarnya bermakna kemunduran?

Ketahuilah, tiga bukti ini menunjukkan bahwa kesombongan tidaklah berguna, kecuali menjadi sumber kehinaan. Tiga bukti ini berkata jelas; manusia-manusia itu lebih hina dari binatang!

Pertama, perhatikanlah calon binatang, telor ayam. Siapa yang tidak mengetahui kemanfaatan telor untuk kesehatan? Telor yang sehat bisa dikonsumsi dalam kondisi mentah tanpa campuran, dicampur bahan lain, atau dimasak dalam berbagai ragamnya; ceplok mata sapi, dadar campur bumbu, bahkan disemur dengan kuah yang menggoda.

Bandingkan calon ayam ini dengan calon manusia; air mani atau janin. Siapa yang doyan? Siapa yang tidak jijik saat menyaksikannya? Adakah yang menggemarinya? Bahkan menyentuhnya saja tiada yang berkenan! Ada yang doyan mengonsumsinya? Haram hukumnya. Air mani juga menjadi salah satu sebab diwajibkannya mandi besar.

Jika demikian, apa yang membuat para manusia itu berlaku sombong?

Kedua, kotoran hewan lebih dihajatkan dan amat berguna jika dijadikan sebagai pupuk. Sapi, misalnya. Betapa kotoran hewan memamah biak ini bisa dikumpulkan dalam jumlah banyak, lalu diolah atau hanya didiamkan hingga menjadi pupuk yang bisa menambah tingkat kesuburan tanah. Jika diberikan kepada tumbuh-tumbuhan, hasil panennya pun akan semakin menlimpah.

Lalu, apa yang bisa manusia banggakan dari kotorannya? Ada yang berkenan? Siapa yang tahan dengan bau dan tampilannya? Bahkan, dilihat pun tidak. Apalagi pada tahapan menyentuh dan mengolahnya. Hanya menjadi buangan sebab amat menjijikkan dan tidak bisa diolah menjadi pupuk.

Jika kotoran manusia saja tak lebih mulia dari kotoran sapi, apakah layak bagi makhluk bernama manusia untuk bersombong diri?

Ketiga, tindakan asusila yang dilakukan oleh hewan lebih dihormati bahkan dibanggakan. Hal ini kita dapati contohnya pada seekor kambing jantan. Di kampung-kampung, seekor kambing jantan kerap diedarkan dari satu kandang ke kandang lain. Kambing jantan itu sangat dihajati untuk ‘memerkosa’ kambing betina hingga hamil dan melahirkan anak.

Betapa tindakan ‘pemerkosaan’ yang dilakukan oleh kambing jantan menjadi berkah bagi empunya peternakan kambing? Bahkan, tindakan itu bisa menjadi kebanggan bagi pemilik kambing jantan.

Akan tetapi, jika tindakan ini dilakukan oleh seorang laki-laki dengan berzina, maka ianya menjadi suatu tindakan memalukan, menjijikkan, dan menjadi sebab turunnya laknat, kesusahan, kegelapan, serta hadirnya siksa di dunia berupa sanksi masyarakat dan kesukaran hidup serta azab yang pedih di akhirat.

Tidakkah kita berpikir? [Pirman/BersamaDakwah]

Ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa malaikat lebih utama ketimbang manusia. Yaitu mereka yang senantiasa bertasbih kepada Allah SWT siang dan malam tanpa henti.

يُسَبِّحُوْنَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُوْنَ

Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang.(QS Al Anbiyaa : 20)

Dalam hadits Isra Mi’raj,

فَرُفِعَ لِي الْبَيْتُ الْمَعْمُورُ فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ فَقَالَ : هَذَا الْبَيْتُ الْمَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ (رواه البخاري، رقم 3207 ومسلم رقم 164)

“Lalu diperlihatkan kepadaku Baitul Makmur, lalu aku bertanya kepada Jibril, maka dia berkata, ‘Itu adalah Baitul Makmur, di dalamnya setiap hari ada 70 ribu malaikat melakukan shalat, jika mereka keluar, tidak ada yang kembali yang paling akhir dari mereka.” (HR. Bukhari, noi. 3207 dan Muslim, no. 164)

Ath-Thabari meriwayatkan dalam tafsirnya, 21/127, dari Ibnu Masud radhiallahu anhu, dia berkata,

“Sesungguhnya dalam seluruh lapisan langit, terdapat langit yang di dalamnya tidak tersisa luas sejengkal kecuali di atasnya menjadi tempat kening malaikat atau tempat kakinya berpijak.’ Kemudian dia membaca,

وَإِنَّا لَنَحْنُ الصَّافُّونَ وَإِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُونَ (صححه الألباني في “الصحيحة، رقم 1059)

“Kami adalah makhluk pilihan dan kami adalah makhluk yang selalu bertasbih.” (Dinyatakan shahih oleh Al-Albany dalam As-Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1059)

Dan para malaikat juga merupakan makhluk Allah yang senantiasa mentaati segala perintah Allah tanpa penentangan dan pembangkangan. Aktivitas harian mereka hanyalah taat, taat, dan taat kepada Allah SWT.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. .” (QS. Al-Tahrim: 6)

Di samping itu, para malaikat pada beberapa kondisi memintakan ampun kepada Allah SWT untuk manusia. Beberapa kondisi tersebut di antaranya adalah untuk orang-orang yang bertaubat dan istiqamah, lalu orang-orang shalat shubuh dan ashar bejama’ah, lalu orang-orang yang duduk di masjid menunggu shalat dalam kondisi suci, lalu orang-orang yang tidur dalam kondisi berwudhu, dan malaikat juga mengaminkan doa seorang muslim kepada saudaranya tanpa sepengetahuannya.

Tentunya pihak yang lebih mulia dan lebih baiklah yang akan memintakan ampunan untuk pihak yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa malaikat lebih mulia dari manusia.

Pendapat yang Mengemukakan Manusia Lebih Mulia

Namun ada ulama yang berpendapat bahwa manusia bisa menjadi lebih mulia dari malaikat. Tentu dengan syarat dan ketentuan berlaku. Sebagaimana kita tahu, jika malaikat adalah makhluk yang diberi akal tanpa dibekali syahwat. Maka binatang adalah sebaliknya, dia dibekali syahwat tanpa diberi akal. Namun manusia sebagai makhluk yang diciptakan Allah dalam bentuk paling sempurna, diberi keduanya; akal dan juga syahwat.

Ketika manusia menuruti hawa nafsunya, melanggar semua larangan, serta enggan mengerjakan perintah maka perilakunya akan serupa dengan binatang bahkan lebih hina dibandingkan binatang.

اَمْ تَحْسَبُ اَنَّ اَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُوْنَ اَوْ يَعْقِلُوْنَۗ اِنْ هُمْ اِلَّا كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ سَبِيْلًا ࣖ

Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu hanyalah seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat jalannya..” (QS Al Furqan :44)

Dalam surat Attin, Allah juga berfirman:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknyaberfir.

Q.S 95:5

ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سَافِلِيْنَۙ

Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,

Namun ketika manusia mampu mengekang syahwatnya, menaati perintah Allah SWT, serta menjauhi larangannya maka hal itu bisa membawanya kepada kedudukan lebih mulia dari malaikat. Sahabat Abdullah bin Salam RA mengungkapkan bahwa Jibril dan Mikail merupakan makhluk yang telah ditundukkan seperti langit dan bulan, hal ini menjadikan tidak ada makhluk yang lebih mulia dari Muhammad SAW.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu Fatawa berpendapat bahwa perintah Allah kepada para malaikat agar bersujud kepada Adam merupakan indikator bahwa manusia bisa menjadi lebih mulia dari malaikat.

Adapun Imam Ibnul Qayyim dalam Thariqul Hijaratain menyatakan bahwa manusia yang saleh lebih utama dibanding malaikat, karena ibadah malaikat terbebas dari tuntutan hawa nafsu dan syahwat manusiawi. Dia bersumber dari tidak adanya pertentangan dan perlawanan. Dia bagaikan jiwa bagi orang yang hidup. Adapun ibadah manusia, dia bersumber dari tarik menarik dalam diri manusia, serta setelah menundukkan hawa nafsu dan tuntutan-tuntutan manusiawi lainnya.

Begitulah manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, ketaatan dan kepatuhan akan membuatnya menjadi lebih mulia dari malaikat. Adapun pembangkangan serta penentangan akan menjadikannya lebih hina dari binatang. (Ustadz Wahyudi Sarju Abdurrahim, Lc., M.M.)

—++—-+——–

Bagi yang ingin wakaf tunai untuk pembangunan pesantren Almuflihun yang diasuh oleh ust. Wahyudi Sarju Abdurrahmim, silahkan salurkan dananya ke: Bank BNI Cabang Magelang dengan no rekening: 0425335810 atas nama: Yayasan Al Muflihun Temanggung. SMS konfirmasi transfer:+201000304569