Lagu yang berkembang dari akar budaya masyarakat setempat secara turun temurun adalah

Indonesia kaya akan beragam suku, tradisi, maupun seni musik, mulai dari Aceh sampai Papua. Keberagaman ini menjadi kekayaan dan warisan Budaya. Dari seni musik, salah satunya adalah musik daerah. Tapi, apakah kalian tahu apa itu musik daerah dan apa saja ciri-cirinya?

Musik daerah merupakan sebutan bagi lagu dan iringan musik yang berasal dari wilayah tertentu di Indonesia. Musik ini menjadi popular karena dinyanyikan berulang kali secara turun temurun atau dari generasi ke generasi, termasuk juga generasi dari luar daerah asal musik tersebut.

(Baca juga: Apa yang Dimaksud Seni Rupa Tiga Dimensi?)

Tentunya terdapat perbedaan antara seni musik daerah dengan jenis seni musik lainnya yang ada di Indonesia. Dimana, salah satu yang khas adalah karena diwariskan secara turun temurun dengan tradisi lisan dan tertulis. Adapun ciri-ciri lainnya adalah:

  • Teks lagu menggunakan Bahasa dan dialek daerah setempat. Iringan lagu menggunakan alat-alat tradisional yang biasa digunakan dalam bermusik. Misalnya lagu Jawa Barat menggunakan Bahasa sunda yang diiringi angklung atau gamelan.
  • Musik daerah bukan merupakan ungkapan pesan atau perasaan perorangan, tetapi lebih merupakan pesan bersifat umum, yang berlaku bagi orang banyak. Isi lagu lebih banyak berupa nasehat, kebijakan hidup, dan rasa cinta terhadap alam dan kehidupan bermasyarakat.
  • Musik daerah memiliki susunan melodi dan syair sederhana, biasanya tidak lebih dari 2-3 bait. Justru karena kesederhanaan itu, musik daerah mudah diingat dan dinyanyikan oleh siapapun tanpa harus memiliki kemampuan bermusik yang kuat.

Menyanyikan lagu daerah bertujuan untuk lebih mengenal kekayaan kreativitas musik khas Indonesia, sekaligus menumbuhkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap budaya sendiri. Sikap ini akan menimbulkan insiatif untuk selalu memelihara dan mengembangkan warisan budaya. Ada beberapa contoh lagu daerah dan kegunaannya seperti Gending Kebo Giro, Nyanyian Katoneng, serta Dodoy.

Gending Kebo Giro merupakan gending yang dilantunkan pada acara temu panggih dalam prosesi pernikahan adat Jawa; Nyanyian Katoneng merupakan nyanyian yang memuat doa dan nasihat untuk keluarga yang berduka dalam upacara kematian adat Karo; sedangkan Dodoy adalah nyanyian untuk pengasuhan anak pada masyarakat Melayu Siak. Dodoy termasuk nyanyian rakyat yang dilantunkan dan disebarkan secara lisan dan turun temurun.

Lagu yang berkembang dari akar budaya masyarakat setempat secara turun temurun adalah

Lagu yang berkembang dari akar budaya masyarakat setempat secara turun temurun adalah
Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi musik tradisional

KOMPAS.com - Musik tradisional berkaitan erat dengan kebudayaan masyarakat di daerah tertentu. Musik tradisional berasal dari tradisi masyarakat yang sudah mengakar kuat dan diturunkan secara turun temurun ke generasi berikutnya.

Definisi musik tradisional

Menurut Ketut Wisnawa dalam buku Seni Musik Tradisi Nusantara (2020), musik tradisional terdiri atas dua kata, yakni ‘musik’ dan ‘tradisional’. Akar dari dua kata ini berasal dari bahasa Yunani dan bahasa Latin.

Musik dari bahasa Yunani ‘mousike’, diambil dari nama dewa mitologi Yunani, yakni Mousa yang memimpin ilmu dan pengetahuan. Sedangkan tradisional dari bahasa Latin ‘traditio’, berarti kebiasaan masyarakat yang sifatnya turun temurun.

Musik tradisional adalah jenis musik yang lahir dan berkembang dari kebudayaan suatu daerah, kemudian diwariskan secara turun temurun.

Musik tradisional juga bisa diartikan sebagai musik asli suatu daerah yang terkena pengaruh adat istiadat, kepercayaan, serta agama, sehingga mempunyai ciri khasnya sendiri.

Baca juga: Daftar Alat Musik Tradisional di Indonesia

Mengutip dari buku Explicit Instruction dan Creativity Quotient pada Kemampuan Musik Tradisional Mahasiswa (2020) karya Syeilendra, biasanya musik tradisional disusun berdasarkan gaya, tradisi, dan bahasa yang sesuai daerahnya, sehingga tidak sulit untuk dikenali karena sifatnya khas.

Fungsi musik tradisional

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), musik tradisional memiliki enam fungsi utama, yaitu:

Sebagai sarana upacara adat atau ritual

Dalam melaksanakan upacara adat tertentu, masyarakat daerah sering sekali menggunakan musik tradisional. Bahkan kehadiran atau peran musik tradisional dalam ritual sangatlah penting, harus ada, dan tidak boleh tergantikan.

Sebagai pengiring tarian

Selain digunakan dalam ritual, musik tradisional juga sering dibawakan atau digunakan untuk mengiringi tarian daerah. Antara musik tradisional dan tarian biasanya telah memiliki keselarasan, sehingga terasa sempurna dan saling melengkapi.

Sarana hiburan

Musik tradisional juga berperan sebagai sarana hiburan yang dapat membuat masyarakat bahagia, merasa semangat kembali, dan merekatkan hubungan antar masyarakat. Biasanya musik tradisional dibawakan oleh beberapa orang dengan diiringi alat musik tradisional.

Jakarta -

Lagu daerah adalah sebuah lagu yang menjadi identitas atau khas dari daerah tertentu.

Kekayaan ragam budaya Indonesia dengan berbagai macam musik beserta alat-alatnya, mampu menciptakan setiap musik tradisional di setiap daerahnya.

Secara umum, musik tradisional diartikan sebagai seni budaya yang lahir secara turun temurun, dan berkembang pada daerah tertentu.

Hal ini menandai bahwa lagu di daerah diciptakan dari adat istiadat daerah tersebut, yang keberadaan, keberlangsungan, serta kemajuan musik tradisional pun sangat dipengaruhi oleh masyarakat pendukungnya.

Lagu-lagu daerah juga memiliki nilai moral dan budi pekerti yang sangat berguna, untuk dijadikan sebagai pegangan hidup bagi seluruh anak bangsa untuk sebuah tahapan ideal dalam pembentukan karakter.

Dikutip dari e-modul Seni Budaya Kemdikbud karya Damar Aji S, menuliskan bahwa musik tradisi Indonesia mampu menggambarkan ekspresi perasaan, aspirasi pemikiran, maupun hal psikologis yang masih bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat mengikuti perkembangan jaman.

Lagu daerah sering juga disebut sebagai lagu rakyat atau lagu tradisional. Setiap lagu daerah di Nusantara pasti memiliki keunikannya tersendiri, baik itu dari segi keindahan, kekhasan melodi, instrumen, lirik, dan harmoninya.

Ciri-ciri Lagu Daerah

Ciri utama lagu daerah adalah musiknya yang tergolong sederhana. Yoyok RM dan Siswandi dalam buku Pendidikan Seni Budaya Kelas VIII SMO, menyebutkan ciri-ciri lagu daerah sebagai berikut.

Ciri-ciri lagu daerah:- Lirik atau syair lagunya berbahasa daerah. Misalnya menggunakan bahasa Sunda jika lagunya berasal dari daerah Jawa Barat.- Diwariskan secara turun-temurun dari generasi kegenerasi selanjutnya.- Alunan melodi dan iramanya bersifat sederhana, dengan menunjukkan ciri khas kedaerahan.- Memiliki tema dan visi yang sesuai dengan adat istiadat di daerah tertentu.- Akan lebih indah apabila dibawakan dengan menggunakan iringan instrumen alat-alat musik sederhana khas daerahnya.

- Ide musik baik vokal maupun cara memainkan peralatannya, diwariskan secara langsung dan tidak tertulis, yang kemudian dihafalkan.

Fungsi Musik Daerah

Lagu daerah yang dimainkan baik secara individu atau bersama-sama dengan iringan musik tradisi, bukan saja sebagai ajang permainan dan ajang kumpul waga masyarakatnya saja, tetapi di dalamnya juga memiliki makna filosofi akan arti luhur dari hubungan sosial antar masyarakatnya.

Fungsi musik daerah di kalangan masyarakat, adalah sebagai berikut:- Sebagai upacara adat (titual) dan kagamaan.- Media bermain dan hiburan- Sarana komunikasi.- Sarana pengungkapan dan ekspresi diri. - Sarana ekonomi.

- Pengiring tarian.

Contoh Lagu Daerah

Dikutip dari buku "Kumpulan Lagu Daerah Nusantara Terpopuler" yang disusun oleh Sarah Ismullah dan Ibrahim Ismullah, berikut adalah contoh 34 lagu daerah yang berasal dari setiap provinsi yang ada di Indonesia: 1. Bungong Jeumpa (Aceh)2. Butet (Sumatera Utara)3. Mak Inang (Sumatera Barat)4. Soleram (Riau)5. Dendeng Nelayan (Kepulauan Riau)6. Dodoi Di Dodoi (Jambi)7. Jibeak Awieo (Bengkulu)8. Dek Sangke (Sumatera Selatan)9. Yo Miak (Kepulauan Bangka Belitung)10. Lipang Lipang Dang (Lampung)11. Jere Bu Guru (Banten)12. Kicir-kicir (DKI Jakarta)13. Manuk Dadali (Jawa Barat)14. Suwe Ora Jamu (Jawa Tengah)15. Tanduk Majeng (Jawa Timur)16. Pitik Tukung (DIY Yogyakarta)17. Janger (Bali)18. Cempake (Nusa Tenggara Barat)19. Tutu Koda (Nusa Tenggara Timur)20. Cik-cik Periok (Kalimantan Barat)21. Naluya (Kalimantan Tengah)22. Ampar-ampar Pisang (Kalimantan Selatan)23. Bebelin (Kalimantan Utara)24. Indung-indung (Kalimantan Timur)25. O Ina Ni keke (Sulawesi Utara)26. Dabu-dabu (Gorontalo)27. Tondok Kadadingku (Sulawesi Tengah)28. Namalai Tongan Dani (Sulawesi Barat)29. Ma Rencong (Sulawesi Selatan)30. Wangku Wario (Sulawesi Tenggara)31. Borero (Maluku Utara)32. Ayo Mama (Maluku)33. Satu Tungku Tiga Batu (Papua Barat)

34. Yamko Rambe Yamko (Papua)

Sebagai penerus bangsa yang cinta tanah air, jangan lupa melestarikan, menghargai, dan mengapresiasi lagu daerah detikers!

Simak Video "Balenggang Patah-Patah, Menikmati Hiburan Musik Daerah Manado Sulawesi Utara"



(lus/lus)