Selasa , 27 Oct 2015, 18:00 WIB Red: Salah satu produk unggulan usaha mikro di Kabupaten Kediri adalah kerajinan bam bu yang sudah dipasarkan hingga ke luar dae rah. Usaha ini sebenarnya sangat berpeluang besar untuk dikembangkan, tidak lain karena bahan bakunya masih melimpah, sehingga tidak sulit dicari. Seperti dituturkan Ulum, salah seorang pelaku usaha kerajinan bambu, sejak lima tahun ia membuka usaha, sudah terlihat membuahkan ha sil. Omzetnya per bulan sekitar Rp10 juta. Saat ini, ia sudah mem peker jakan lima pemuda tetangganya. Produksinya difokuskan di rumahnya, Desa Peh Kulon, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. Mereka membantunya membuat kerajinan yang kebanyakan pesanan tersebut. Setiap satu pekan, tidak kurang dari 200 kerajinan lampu hias diproduksinya. Barang itu dikirim ke berbagai pemesan baik dari Kediri ataupun luar kota. Selain membuat kerajinan lampu hias, ia juga membuat gazebo. Harga gazebo ia tawarkan sekitar Rp 12 juta. Harga itu memang jauh berbeda dengan harga kerajinan lampu hias yang rata-rata Rp 50 ribu sampai ratu san ribu rupiah. Ulum mengata kan, harga tersebut sangat standar. Tak hanya pengerjaan yang detail, hasil kreasi yang diciptakan juga tidak sama dengan produk lainnya, sehingga kualitasnya pun bagus. Untuk memasarkan usahanya, selama ini memanfaatkan jejaring sosial. Berbagai produk yang dihasilkan dipasang di jejaring sosial, sehingga masyarakat pun juga mengetahui produk tersebut. Guna lebih mengenalkan produk tersebut, rencana juga akan dititipkan di sejumlah pusat perbelanjaan dan suvenir di wilayah Kediri. Ia mengaku, selama ini belum pernah mengikuti pelatihan yang dilakukan pemerintah daerah. Meski demikian ia mempunyai rencana ke depan produk yang dibuat nya bisa sampai tembus ke ekspor. "Na mun, saat ini masih terkendala de ngan model pengemasan yang masih memerlukan perbaikan," katanya. Kendala serupa dihadapi oleh pelaku usaha kerajinan bambu lain nya. Java, bagian penjualan d'Queen Gallery, mengatakan pihaknya ter kendala teknik pengemasan yang baik agar produknya tidak rusak sampai di tangan konsumen. "Kadang, jika pe sanan hanya per unit, risikonya barang rusak. Ini yang jadi kendala kami," jelasnya. Dikatakan, selama ini untuk pengi riman dalam jumlah besar cukup mu dah, sebab barang dijadikan satu dan ditaruh dalam kotak kayu, sehing ga risiko barang rusak kecil. Namun, yang menjadi masalah adalah saat pengiri man dalam paket kecil, misalnya satu unit. "Karena barang rusak, akhirnya retur. Kami berupaya keras, membuat kemasan lebih baik," ujar dia. antara ed: yusuf assidiq
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Cara membuat kerajinan tangan dari bambu yang unik dan Cat atau pelitur Cat poxy clear Semen Langkah kerja : Siapkan bambu yang cukup kering, dengan diameter 10cm, kemudian potong bambu tersebut dengan panjang ukuran lebih 1,5 meter. Untuk menghaluskan permukaan bambunya, amplas seluruh permukaanya dan tambahkan cat atau plitur agar permukaan bambu tersebut menjadi halus dan mengkilap, tunggu sampai cat flitur nya benar-benar kering. Selanjutnya, pilih salah satu ruas yang akan dijadikan dudukan lampu hias, pastikan ruas dudukan tetap utuh sedangkan ruas lainnya digergaji sebagian. Bila ruas atas bambu sudah digergaji, lakuakan proses pengamplasan supaya permukaanya menjadi lebih rapi dan bersih dari serbuk bambu. Tambahkan lubang dibagian tengah bambu untuk kabel. Untuk memebuat dudukan, gunakan semen dan dicetak menggunakan ember kecil dengan ketebalan semen antara 7-10cm. Tambahkan ukiran-ukiran supaya menambah kecantikan lampu hiasnya, setelah semuanya jadi lakukan pengecatan ulang menggunakan cat poxy clear agar bambu semakin mengkilap. Dan yang terakhir lengkapi dengan kabel dan lampu Kerajinan lampu hisnya pun siap dipasarkan 2. Kerajinan tangan vas bunga dari bambu kerajinan tangan dari bambu memang banyak jenis nya dan kali ini saya akan berbagi cara bagaimana cara pembuatan vas bunga berbahan bambu yang unik dan cantik. Alat dan bahan : Bambu yang sudah kering Piloks Gunting Kertas gosok selotif bening Silet Langkah kerja : Siapkan semua alat dan bahan Potonglah bambu miring diatasnya Gosoklah bambu menggunakan kertas gosok sampai bambu berwarna cream Setelah itu balutlah bambu yang sudah di gosok dengan selotif bening sampain keseluruhan bambu tertutupi. Gambar motif yang diinginkan Ukirlah motif yang telah digambar tadi menggunakan silet, sehingga bagian yang ingin dicat terlepas dari bambu. Catlah menggunakan cat filoks sesuai dengan warna yang diinginkan. Diamkan hingga beberapa menit sampai catnya benar-benar kering. Lepaslah selotif yang masih tertinggal dibagian bambunya. Selesai dan selamat mencoba Tidak serumit yang dibayangkan bukan? 3. kotak pensil dari bambu membuat barang yang satu ini tidak harus terpaku pada bhan plastik atau[un kaleng yang banyak dipasaran tapi juga untuk anda yang ingin mempunyai sesuatu yang beda dari yang lain anda bisa membuat pensil untuk anak-anak anda dengan berbahan pokok dari bambu, nah disisni saya akan pengetahuan tentang kerajinan tangan dari bambu yaitu membuat kotak pensil yang menarik. Alat dan bahan : bambu kering sebagai bahan utama gergaji penggaris dan bolpoin lem fox pisau amplas pitur kayu atau cat mengkilap kulit batang pisang langkah kerja : ambil sebatang bambu kemudian haluskan tiap bakunya dengan menggunakan pisau potong kira2 dengan ketinggian 20cm, tapi untuk pemotongan lakukan diatas buku bambu (di ukur dari buku bambu pertama) haluskan bagian potongannya menggunakan pisau atau amplas lalu beri dan buat pola yang akan dililit tali selanjutnya tambahkan lem sebagai perekat setelah itu lilitkan talinya, tunggu beberapa menit sampai benar-benar kering agar warnanya lebih indah beri tambahan cat warna sesuai selera anda selesai dan selamat mencoba 4. Bingkai cantik dari bambu bingkai atau figura memang sudah tidak asing lagi bagi kalian untuk yang muda, tua bahkan anak-anak sekaligus pu, tapi untuk saat ini saya akan berbagi cara untuk membuat kreasi bingkai dari bambu agar terlihat lebih klasik. Langkah kerja : ambil bambu yang cukup tua dan memiliki ruas buku yang agak panjang potong bambu sesuai dengan ukuran poto yang akan anda gunakan, lalu potong bambu yang masih bulat dengan gergaji belah menjadi empat sama besar dan lebar haluskan tiap belahan dengan menggunakan pisau raut Amplas bambu dengan halus, supaya hasilnya lebih memuaskan Beri sedikit kesan garis diukur dari 1cm ambil pisau yang berujung tajam tancapkan ujung pisau dan ketukan sedikit kayu pada pisau, lalu congkel angkat dan tarik. Maka anda akan mendapatkan garis lurus pada bambu Potong setiap ujung bambu kira0kira 90 derajat, bisa digunakan dengan menggunakan garis diagonal lantai rumah anda Sambung keempat sudut bambu, gunakan satu biji isi setepler dan ketok dengan palu kecil Beri sentuhan warna untuk bambu dengan dicat, warnanya sesuai yang anda inginkan dan untuk menambahkan keindahan bingkai anda gunakan manik manik yang anda sukai Dan selesai Ternyata tumbuhan bambu ini memiliki daya seni yang dapat banyak sekali di kreasikan, biarpun sederhana tetpai kerajinan dari bahan bambu ini memiliki nilai yang lebih mahal sebab akan terlihat lebih langka dan klasik sehingga tidak salah banyak orang yang menggemari kerajinan yang satu ini. Baca artikel lainnya : Cara Membuat Kerajinan Tangan Dari Koran Bekas Semoga bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi anda untuk selalu berkreasi menciptakan peluang-peluang bisnis, Selamat mencoba. Kerajinan Dari Bambu - kerajinan tangan dari bambu memang salah satu favorit. Bambu merupakan sebuah benda yang serbaguna karena selain dapat sebagai bahan membuat rumah dan bermacam-macam perabot, bambu juga dapat diolah menjadi kerajinan tangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Ada banyak ide yang dapat kita manfaatkan untuk mengolah bambu menjadi bermacam-macam benda. [wp_ad_camp_2] Ide Kerajinan Tangan Dari Bambu Pada artikel yang lalu, kita telah membahas tentang kerajinan tangan dari batok kelapa serta kerajinan tangan dari kardus bekas. Kali ini kita akan membahas tentang kerajinan tangan dari bambu, nah jika anda sedang berniat membuat kerajinan tangan dari bambu namun kehabisan ide, anda bisa melihat-lihat beberapa gambar kerajinan tangan dari bambu yang kami sajikan berikut ini, semoga menginspirasi. Ini dia! Beberapa Contoh Hasil Kerajinan Bambu 1. Tudung Saji dari Anyaman Bambu Salah satu hasil kerajinan tangan dari anyaman bambu adalah tudung saji. Anda dapat membuat anyaman dari bambu dan kemudian merangkainya seperti gambar dibawah ini, namun jika sulit, anda bisa membuat tudung saji yang lebih sederhana. 2. Hiasan Gantung dari Bambu Anda dapat membuat hiasan gantung dari bambu. Hiasan ini akan berbunyi jika ada angin menghempas ataupun orang yang menyenggolnya. Dibawah ini adalah contoh hasil karya hiasan dinding dari kerajinan bambu. 3. Patung/Miniatur dari Bambu Selain hiasan gantung anda dapat juga berkreasi membuat miniatur atau patung dengan bambu. Anda bisa melihat contohnya dibawah ini, unik sekali bukan 4. Tudung Lampu Hias dari Bambu Siapa sangka tudung lampu hias berikut ini merupakan salah satu hasil kerajinan dari bambu. Coba lihat gambar dibawah ini, cantik bukan. Hiasan ini cocok untuk rumah yang mempunyai model klasik atau natural. Baca ini: Tips Agar Pohon Rambutan Berbuah Banyak dan Lebat 5. Miniatur Kapal Kalau untuk contoh dibawah ini, hasil karya dibawah menurut tim KlikPintar adalah sebuah mahakarya. Anda dapat belajar membuat kapal anda sendiri dengan menggunakan bambu, untuk awal anda bisa mencoba membuat kapal yang sederhana dulu, karena miniatur kapal seperti gambar dibawah sangat membutuhkan ketelatenan, kreatifitas, dan kesabaran yang tinggi. Itulah beberapa contoh hasil kerajinan tangan dari bambu yang dapat anda contoh sebagai inspirasi kerajinan tangan anda, jika anda kurang puas dengan gambar - gambar kerajinan bambu diatas, berikut galeri gambar tentang kerajinan dari bambu yang indah dan unik. Galeri Gambar Kerajinan Dari Bambu yang Menarik Contoh Hasil Kerajinan Anyaman Bambu Hasil anyaman bambu tidak hanya memiliki sekedar fungsi praktis tetapi juga memiliki fungsi estetis. Dengan kreativitas banyak tercipta berbagai karya dari anyaman bambu yang telah dibuat oleh masyarakat. Bentuk yang unik membuat anyaman bambu bisa juga dijadikan aneka ragam souvenir baik sebagai oleh-oleh khas daerah dan juga souvenir pernikahan. Berikut ini adalah berbagai kerajinan dari anyaman bambu yang memiliki nilai estetika dan juga nilai jual yang tinggi. Aneka Tempat Tisu dar Anyaman Bambu Ayaman bambu bisa dibuat berbagai souvenir yang memiliki nilai estetis. Dengan membuat tempat tisu unik dari anyaman bambu kamu bisa mendapatkan pendapatan tambahan dengan menjualnya untuk dijadikan penghias ruangan dengan meletakan di meja tamu. Berikut ini adalah berbagai model tempat tisu yang terbuat dari anyaman bambu. Artikel Terkait : Kerajinan Tangan dari Kain Flanel Sederhana dan Mudah Dibuat Sumber Gambar : handicraftunik.wordpress.com Sumber Gambar : pengerajinbambu.blogspot.com Aneka Lampu Hias dari Kerajinan Anyaman Bambu Anyaman dari bambu bisa dibuat berbagai lampu hias yang unik dan mempunyai daya pikat tersendiri untuk dijadikan sebuah aksesoris untuk mempercantik tampilan ruangan kamu. Bila kamu mendesain ruangan kamar atau ruangan kerja kamu dengan tema tradisional kamu wajib menambahkan lampu hias dari anyaman bambu ini. Sumber Gambar : esaartgallery.blogspot.com Aneka Kerajinan dari Anyaman Bambu Anyaman bambu memang tidak ada habisnya untuk dibuat berbagai kerajinan tangan yang memiliki nilai guna dan juga nilai seni yang tinggi. Contoh sederhananya ada pada gambargambar kerajinan dari anyaman bambu dibawah ini. Cara Membuat Anyaman Bambu Bila kamu tertarik membuat kerajinan tangan dari bambu mungkin kamu bisa mulai belajar membuat anyaman bambu yang sederhana. Selain bisa dipakai untuk keperluan sendiri kamu juga bisa menjual anyaman tersebut dengan harga yang lumayan. Berikut ini adalah langkahlangkah membuat anyaman dari bambu. Langkah pertama untuk membuat anyaman dari bambu tentu kamu harus menyiapkan bahan utamanya yaitu bambu. Pilihlah bambu yang sudah matang tapi jangan pilih bambu yang terlalu tua, karena akan susah dibentuk menjadi kerajinan tangan. Sedangkan bila kamu menggunakan bambu yang masih muda akan susah juga karena masih banyak memiliki serat bamb yang tajam. Selanjutnya ketika memilih bambu yang akan ditebang perhatikanlah ruas bambu. Pilihlah bambu yang memiliki ruas yang saling sejajar. Setelah bahan baku bambu tersedia persiapkanlah alat-alat yang akan digunakan untuk membuat anyaman dari bambu seperti gergaji, pisau surut, paku ukuran kecil dan juga parang. Setealah semua bahan dan alat tersedia semua saatnya untuk memulai membuat anyaman bambu ini. Sebagai langkah awal dalam belajar membuat anyaman, kamu bisa membuat kerajinan tangan sederhanan seperti kipas, dan juga bilik anyaman. Untuk membuat anyaman kita harus membelah bambu secara singkron dengan buku-bukunya. pangkas dengan rapi menggunakan parang atau bisa juga menggunakan gergaji. setelah bambu terpotong rapi, keringkan bambu di bawah sinar matahari secara langsung. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kandungan air yang ada pada bambu. Jemur beberapa hari sampai bambu benar-benar kering. Setelah bambu sudah kering dan sudah tidak mengandung air lagi, belah bambu menjadi 2. Belahlah bambu secara vertikal sehingga kamu bisa mendapatkan lekukan bambu yang konkaf. raut potongan bambu memakai pisau yang tipis dan tajam, lalu rautlah bambu dengan menjadi beberapa potongan tipis dengan hati-hati. Jangan sampai rautan bambu terlepas di tengah jalan. jika semua sudah siap langkah selanjutnya adalah menganyam. Kunci dari membuat anyaman adalah memiliki ketrampilan dasar dalam menganyam bambu. Selain itu kamu harus memiliki ketekunan serta keuletan dalam membuat anyaman bambu ini. Selanjutnya kita masuk pada proses menganyam bambu. Siapkan dua helai potongan bambu, satu bambu menghadap ke daging, yang satunya lagi menghadap ke kulit. Setelah itu siapkan sumbu anyaman berupa satu helai potongan bambu yang panjang. Sumbu satunya baiknya menggunakan ukuran zig-zag, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam menganyam bambu lebih mudah untuk dibalik. Buatlah sebuah sudut anyaman dengan cara menyilangkan kembali anyaman loka sebaliknya. Setelah itu lipat irisan bambu agar sejajar dengan bagian sumbu bagian tengah. Untuk hitungan pada anyaman sebaiknya menggunakan hitungan satu tiga satu. Hitungan anyaman ini yang paling sederhana dalam membuat sebuah anyaman. Ragam hias Ragam hias di Indonesia sangat kaya dan memiliki banyak ragam. Ragam hias melambangkan makna bagi tertentu bagi masyarakat pemakainya. Ragam hias biasanya digunakan pada bangunan rumah, pusaka, perhiasan, pakaian, peralatan rumah tangga, serta alat-alat untuk keperluan adat dan upacara. Ragam hias memiliki makna dan fungsi yang berbeda dan memiliki arti simbolik seperti, dapat menangkal roh-roh jahat, memberikan keberkahan, dan sebagai simbol pangkat atau kedudukan dalam masyarakat. Namun saat ini ragam hias tersebut berfungsi sebagai hiasan saja. Motif ragam hias dua dimensi dapat diterapkan pada benda kerajinan anyaman, ukiran maupun bagian dari sisi bangunan rumah tradisional. Pada ragam hias yang bersifat tiga dimensi dijumpai pada barang-barang rumah tangga dan kerajinan tangan. Ragam hias ini muncul dalam bentuk dasar yang sama seperti bentuk flora, fauna, manusia dan bentuk geometris. Proses pembuatan ragam hias ini dapat dilakukan dengan cara memahat, menganyam, dan pengecatan. Bahan-bahan yang digunakan dapat berupa kayu, batu, bambu, rotan, mendong atau pandan. A. Jenis-jenis ragam hias Jenis ragam hias yang terdapat di Nusantara antara lain ragam hias flora, fauna, figuratif, dan geometris seperti di bawah ini. Ragam hias flora. Bentuk ragam hias flora dapat dijumpai pada sebagian besar daerah di Nusantara. Jenis motif ragam hias flora merupakan pengembangan dari bentuk aslinya yang diwujudkan dalam bentuksulursuluran. Ragam hias fauna. Bentuk ragam hias fauna pada umumnya mengalami perubahan bentuk atau gaya. Motif ragam hias fauna diambil dari jenis yang ada di daerah setempat sebagai ciri khasnya. Beberapa jenis fauna tersebut antara lain kupu-kupu, burung, gajah, kadal, dan ikan. Ragam hias figuratif (manusia). Bentuk ragam hias figuratif pada umumnya sudah mengalami perubahan bentuk yang digayakan. Karakter dari bentuknya disesuaikan dengan tema dan tujuan tertentu seperti untuk mendapatkan keselamatan, kekuatan, dan keberkahan. Ragam hias geometris. Bentuk ragam hias geometris merupakan pengembangan bentuk dasar-dasar geometris seperti lingkaran, segi tiga, segi empat, segi lima, belah ketupat dan bentuk bebas. Motif bentuk geometris dapat di buat dengan cara menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias. B. Pola ragam hias Pola ragam hias adalah hasil susunan dari suatu aturan tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu. Penempatan pola ragam hias tergantung dari tujuan. Beberapa bentuk pola ragam hias tersebut dapat berupa pola ragam hias tepi, memojok, memusat, bidang beraturan, komposisi, dan pengulangan. Pola Simetris. Pola simetris terbentuk dari susunan motif-motif ragam hias yang memiliki keseimbangan dan bentuk yang sama dalam susunannya. Pola a-simetris. Pola A-simetris terbentuk dari komposisi yang tidak berimbang namun masih terlihat proporsi, komposisi dan kesatuan yang harmoni. Pola ragam hias tepi. Pola ragam hias tepi bentuknya berupa pengulangan dari bentuk sebelumnya dan digunakan untuk menghias bagian tepi pada bahan tertentu. Pola ragam hias menyudut. Pola ragam hias menyudut membentuk pola segi tiga dan umumnya memiliki bentuk ragam hias yang berbeda dan disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang sudah ada Pola ragam hias gabungan. Pola ragam hias memusat bentuk coraknya berdiri sendiri. Pola ragam hias ini gabungan dari beberapa ragam hias dan membentuk ragam hias baru. Pola ragam hias beraturan. Pola ragam hias beraturan terbentuk dari bidang dan corak yang sama. Susunan polanya merupakan pengulangan dari bentuk sebelumnya dengan ukuran yang sama. Pola ragam hias tidak beraturan. Pola ragam hias tidak beraturan merupakan sebaran dari beberapa motif yang berbeda dan tidak mengikuti pola proporsi dan komposisi yang seimbang. C. Alat dan bahan Alat yang digunakan bisa menggunakan ukuran berbeda tergantung dari besar kecilnya ragam hias yang digunakan. Pahat. Pahat memiliki mata bentuk lurus dan melengkung. Pahat digunakan untuk membuat torehan atau pahatan pada media kayu atau batu. Palu kayu. Palu digunakan untuk memukul pahat yang sudah diberi sketsa ragam hias. Proses pemukulannya disesuaikan dengan kedalaman ukiran yang akan dibuat. Kuas. Kuas digunakan untuk pemberian warna pada media kayu, batu, keramik, dan logam. Politur. Politur adalah pelapis dengan warna natural yang penggunaanya dilakukan dengan kuas maupun di semprot. Cat kayu/besi. Cat digunakan untuk memberi efek warna dari ragam hias yang dibuat. Cat kayu/besi dapat bertahan lama dan ragam hias akan lebih indah dan menarik. Bahan : Kayu/papan. Media kayu atau papan dapat berupa kayu papan atau batangan. Batu. Berbagai macam batu dapat digunakan sebagai media untuk menggambar ragam hias. Pilihlah batu yang memiliki permukaan rata agar lebih mudah mengaplikasikan ragam hias. D. Teknik penerapan ragam hias Secara teknis pelakuan yang dilakukan pada masing-masing bahan berbeda-beda, ada yang menggunakan teknik ukir, cor, dan pengecatan. 1. Teknik ukir Teknik ukir merupakan teknik berkarya seni rupa dengan cara membentuk dan mengurangi bahan yang diukir dengan menggunakan Pperalatan ukir, yaitu pahat ukir. Jenis bahan yang dapat digunakan dalam teknik ukir dapat berupa bahan dari kayu. Kayu yang sudah diberi ragam hias kemudian diukir sesuai dengan pola yang sudah ditentukan. Proses mengukir anatara lain sebagai berikut : Membuat desain/gambar yang digunakansebagai panduan untuk mengukir Menempelkan desain pada media ukir (kayu) dan kemudian mengukirnya. Mengamplas/menghaluskandan kemudian memberi pelitur/pernis. 2. Teknik Cor Teknik cor merupakan pembuatan karya seni rupa dengan menggunakan cetakan atau dicor. Bahan terlebih dahulu dicairkan, kemudian di tuangkan ke dalam cetakan. Teknik cor umumnya menggunakan bahan-bahan bubuk gips, tanah liat dan logam. Bahan-bahan tersebut ada yang menggunakan air sebagai bahan tambahannya dan ada yang menggunakan proses pemanasan/ pembakaran seperti logam. Penggunaan teknik cor dilakukan dengan cara sebagai berikut: Membuat negatif atau model yang akan dicetak Membuat cetakan Pembakaran Pengecoran Penyelesaian dengan cat dan pelapis vernis/melamin Alat dan bahan: Ember, Pengaduk dari kayu, Gips, Tanah liat, Air, Cetakan dari kayu/batako (hebel), Cat besi/vernis 3. Teknik pengecatan Teknik pengecatan merupakan pembuatan ragam hias dengan menggunakan cat. Keindahan ragam hias dapat dijumpai pada rumah-rumah adat, dan barang-barang hiasan. Ragam hias dengan motif tertentu terlihat dengan nuansa warna-warni yang indah dengan perpaduan warna cat yang harmonis. Aplikasi motif ragam hias dapat dilakukan dengan pengecatan pada bahan kayu, batu, maupun besi. Bahan-bahan tersebut terlebih dahulu dibuat ragam hiasnya kemudian dilakukan pengecatan sesuai dengan pola ragam hiasnya. Alat dan bahan : Kuas, palet cat, pensil, cat minyak/akrilik, kayu/triplek KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN A. Teori Ragam hias untuk sesuatu benda pada dasarnya merupakan sebuah pedan dan make up yang diterapkan guna mendapatkan keindahan atau kemolekan yang dipadukan. Ragam hias itu berperan sebagai media untuk mempercantik atau menggunakan suatu karya (Soegeng, 10:1987). Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil bambu yang bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir bambu dan menganyam. Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Ditinjau dari kegunaan, bambu dapat golongkan sebagai bahan pokok untuk kerajinan. Jadi, tidak mengherankan jika negara- negara yang menghasilkan bambu secara intensif telah mengadakan penyelidikan untuk kerajinan tangan dan industri rakyat (Soedjono, 2:1994) B. Pengertian Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Arti yang lain ialah usaha yang berterusan penuh semangat ketekunan, kecekalan, kegigihan, dedikasi dan berdaya maju dalam melakukan sesuatu perkara Motif adalah pola, corak dalam suatu karya. Sedangkan bambu adalah tumbuhan berakar serabut yang batangnya beruas- ruas, keras dan tinggi. C. Kutipan Pembahasan Istilah kerajinan berangkat dari kecakapan melaksanakan, mengolah dan menciptakan dengan dasar kinerja psychomotoric-skill. Maka, Keterampilan Kerajinan berisi kerajinan tangan membuat (creation with innovation) benda pakai dan atau fungsional berdasar asas form follow function. 1. Teknik a. Teknik Ukir Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil kayu maupun bambu yang bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir kayu. Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan bendabenda dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig zag, dan segitiga. Umumnya ukiran b. tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius. Teknik Anyam Benda-benda kebutuhan hidup sehari-hari, seperti keranjang, tikar, topi dan lainlain dibuat dengan teknik anyam. Bahan baku yang digunakan untuk membuat benda-benda anyaman ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti bamboo, palem, rotan, mendong, pandan dan lain-lain. a) b) c) d) e) f) g) h) Motif Wajit Motif Siku-siku Motif Daun-daunan Motif Garis-garis Motif Burung-burungan Motif Pucuk rebung Motif Kelopak Bunga Motif Gabungan Bunga dan Siku 2. Beberapa sifat garis lengkung/ lentur : kelelahan, kesusahan l : memberi kesan ketenanga, istirahat, diam diagonal : peperangan, kebencian, kebingungan : kemerdekaan/ kebebasan absolut gan berirama : menggembirakan, berirama molek al : perputaran, kelahiran, berpusat : stabil, kemuliaan, kokoh/ tegar l Berirama : kemalasan, bersenandung : letupan, letusan, spontan, permusatan : bergerak, labil : kegairahan, semangat : semuanya, kebangkitan, menerjang ke atas mengecil : perluasam, pelebaran, tebal terbalik : berat, menyerang : berkekuatan, berbobot, tegar n memusat : gembiran, mengembang an kubah : kekerasan, berat, kekuatan uk : semuanya, olakan kertas, kebangkitan an Gothik : meninggi, keagamaan gan mengembang : ceria, fantastis, kegembiraaan 3. Motif- motif Ukir di Pulau Jawa dan Bali a. Motif Semarang Bentuk ukiran daun motif Semarangan ini menunjukkan kekhasan ke-Jawaannya. Alur melengkung yang serba kelembutan ini sebagai simbol cermin kehidupan masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi etika kesopanan dalam berbagai segi kehidupan. Etika kesopanan masyarakat Jawa misalnya mengenai unggah ungguh yang berarti merupakan adab kesopanan dalam hubungannya dengan tatakrama terhadap orang tua, menghormati orang yang lebih tua, serta adanya toleransi dalam berbagai segi kehidupan. Cermin tersebut dapat divisualkan dalam bentuk karya seni ukir yang mengutamakan kelembutan bentuk karya. Masyarakat Jawa yang menghormati sesama maupun hubungan bangsa dan orang lain ini, secara alamiah dapat memunculkan kelembutan yang berupa relung-relung yang penuh dengan keanggunannya memunculkan bentuk daun yang dikombinasi (campuran). Motif ini tak mengenal huruf kaku, yang ada cuma keanggunan dan kelembutan. Gambar di atas dapat dicermati adanya kelembutan yang dimulai dari pangkal sampai dengan ujungnya kemudian di padu dengan daun-daun yang menempel tumbuh di kiri dan kanan daun pokoknya. b. Motif majapahit Motif Majapahit merupakan salah satu motif ukiran tradisional yang telah berkembang di Jawa khususnya atau Nusantara pada umumnya. Secara garis besar motif Majapahit mempunyai ciri-ciri yang dapat dibagi menjadi dua yaitu ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus. Ciri-ciri umum: Semua bentuk ukiran daun, bunga dan buah berbentuk melengkung cembung dan cekung. Dengan kata lain motif Majapahit mempunyai ciri-ciri secara umum mempunyai bentuk campuran antara yang cembung dan cekung. Ciri-ciri khusus: 1. Angkup, motif Majapahit mempunyai bentuk yang disebut dengan angkup. Angkup pada motif ini berbentuk cekung dan berikal. Bentuk ini terdapat pada bagian atas sedangkan pada ujung angkup terdapat ikal sebagai akhir dari 2. angkup tersebut. Jambul Susun, merupakan salah satu ciri khas yang ada pada motif Majapahit. Jambul Susun terletak pada muka daun pokok dengan pengulangan bentuk yang berkali-kali. Sesuai dengan namanya Jambul Susun ini bentuknya tersusun 3. secara berulang-ulang di depan agak ke atas pada daun pokoknya. Daun Trubus, pada motif Majapahit ini kebanyakan tumbuh di atas pada daun pokok. Trubus yang terdapat di atas ini jumlahnya juga mengalami pengulangan 4. secara berkali-kali dengan jumlah yang tergolong banyak. Simbar, berbentuk seperti Simbar yang terdapat pada motif ukiran lainnya. Simbar juga berfungsi sebagai penambah keindahan saja. Bentuk ini memang bukanlah bentuk inti pada motif Majapahit. Simbar hanyalah sebagai pelengkap atau untuk sarana penunjang estetika. Biasanya terletak pada bagian pangkal 5. depan dari daun pokok. Benangan, motif ini kadang-kadang mempunyai benangan rangkap di samping juga terdapat benangan garis. Benangan ini terdapat pada daun pokok bagian depan dimulai dari pangkal mengikuti alur lengkungan daun pokoknya menuju 6. dan berakhir pada ulir/ukel. Pecahan, seperti halnya pada motif yang lain, pecahan pada motif Majapahit mempunyai dua jenis pecahan yaitu pecahan garis yang menjalar pada daun pokok dan pecahan cawen yang terdapat pada ukiran daun patran. Sehingga c. bentuk Pecahan ini dapat menambah keindahan dan kecantikan pada ukiran. Motif Bali Motif Bali merupakan salah satu jenis motif ukiran tradisional yang berkembang di Nusantara. Motif ini seperti halnya motif tradisional yang lain, erat hubungannya dengan pemberian nama-nama kerajaan yang terdapat pada wilayah tersebut. Motif Bali adalah motif ukiran yang diduga merupakan peninggalan raja-raja atau kerajaan yang telah mengalami kemajuan kebudayaan pada jaman itu. Motif Bali ini bentuknya lemah gemulai, berirama dengan gayanya yang luwes, agung dan berwibawa, seolah-olah menggambarkan kepribadian sang raja dan masyarakatnya. Motif Bali ini mempunyai beberapa ciri khas, yang dapat dipilah menjadi dua macam cirri khas yaitu yang bersifat umum dan yang bersifat khusus. Ciri-ciri umum: Motif Bali mempunyai semua bentuk ukiran daun, bunga dan buah yang berbentuk cembung dan cekung. Hal ini dapat dikatakan bahwa motif Bali adalah motif campuran yang mempunyai perpaduan bentuk antara cekung dan cembung. Ciri-ciri khusus: 1. Angkup pada motif Bali seperti halnya pada motif lainnya, mempunyai bentuk 2. yang berikal pada ujungnya. Sunggar ini hanya terdapat pada motif Bali saja. Bentuk sunggar ini tumbuh 3. dari ujung ikal benangan pada daun pokok. Endong pada motif ini adalah daun yang tumbuh dibelakang daun pokok, 4. seperti halnya ending yang terdapat pada motif Pejajaran dan motif Majapahit. Simbar pada motif Bali seperti yang terdapat pada motif Pejajaran dan motif Majapahit dengan bentuk yang khas pula. Simbar berada di depan pangkal daun pokok mengikuti bentuk alurnya, sehingga dapat membentuk keserasian secara 5. keseluruhan pada motif ini. Daun Trubus yang tumbuh pada motif ini tumbuh pada bagian atas dari daun 6. pokok melengkung merelung yang membentuk dengan indahnya. Benangan pada motif ini bentuknya khusus atau khas. Benangannya berbentuk cembung dan miring sebagian. Benangan ini tumbuh melingkar sampai pada 7. ujung ikal. Pecahan ini seperti halnya pada motif-motif yang lain, mempunyai pecahan garis yang menjalar pada daun pokok dan pecahan cawen yang terdapat pada ukiran daun patran, sehingga dapat menambah keserasian dan indahnya bentuk ukiran. d. Motif Jepara Ciri- ciri umum dan khusus ialah Bentuk –bentuk ukiran daun pada motif ini berbentuk segitiga dan miring. Pada setiap ujung daun biasanya terdapat bakal bunga ataupun buah dengan bentuk melingkar. Bentuk lingkaran ini tidak hanya tunggal, tetapi bentuknya lebih dari satu atau bertingakat. Lingkaran pada pangkal lebih besar, semakin ke ujung semakin mengecil. Ada juga bakal bunga atau buah berbentuk lingkaran besar yang dikelilingi beberapa lingkaran kecil. Bentuk motif: 1. Daun Pokok, motif ini mempunyai corak tersendiri, yaitu merelung-relung dan melingkar. Pada penghabisan relung tersebut terdapat daun yang menggerombol. Bentuk ukiran daun pokok merelung-relung ini bila diiris 2. berpenampang prisma segitiga. Bunga dan buah adalah pada motif Jepara ini berbentuk cembung (bulatan) seperti buah anggur atau buah wuni yang disusun berderet atau bergerombol. Bunga ini sering terdapat pada sudut pertemuan relung daun pokok atau terdapat pada ujung relung yang dikelilingi daun-daunnya,sedangkan bunganya mengikuti bentuk daunnya. 3. Pecah, pada motif ini terdapat 3 pecahan garis yang mengikuti arah bentuk daun, sehingga tampak seperti sinar. 4. keterangan: Ukiran motif Jepara ini kebanyakan alas atau dasarnya dibuat tidak begitu dalam,bahkan sering dibuat dengan dasar (tembus), ukiran ini sering disebut ukiran krawangan atau ukiran dasar tembus. Ukiran motif Jepara ini sering dipakai untuk menghias barang-barang kerajinan. e. Motif Yogyakarta Motif Yogyakarta ini merupakan motif khas tradisional Jawa yang menggunakan nama kerajaan yang berkembang di wilayah tersebut. Kerajaan Ngayogyakarta yang masih tetap eksis sampai saat ini, walaupun sekarang menjadi salah satu wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. Kerajaan Yogyakarta ini merupakan kelanjutan dari kejayaan masa silam Kerajaan Mataram Islam dengan hasil seni budayanya yang sangat maju, baik berupa ukir, batik, keramik atau hasil budaya yang lain. Watak masyarakat Yogya mewakili watak masyarakat Jawa pada umumnya yang mengutamakan nilai moral yang tinggi berupa sopan santun, unggah ungguh dan budaya toleransi antar sesama, gotong royong, saling menghormati sesama manusia yang cukup kental dalam tata kehidupan kesehariannya. Motif Yogyakarta ini terkenal dengan nama ukiran perak Yogya. Bentuk motif ini mengambil contoh dari unsur daun pakis. Ukiran daun pokok berelung-relung, lemah gemulai dengan bentuk daun cembung dan cekung yang tumbuh pada relung tersebut. Pada akhir relung ini sering tumbuh bunga yang mekar dengan indahnya. Bunga yang mekar ini memberikan simbol seorang gadis muda yang sedang mekar-mekarnya dan melambangkan pula masa awal perkembangan menuju suatu kemajuan yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang haruslah punya cita-cita yang tinggi untuk meraih masa depan yang cerah. f. Motif Surakarta Motif Surakarta ini mempunyai bentuk ukiran daun yang melengkung berirama seperti simbol yang terdapat pada masyarakatnya yaitu masyarakat yang ramah, bersahabat dan menghormati orang lain. Di samping itu, bentuk motif ini menggambarkan tipikal masyarakatnya terutama untuk wanita yaitu digambarkan dengan lengkungan yang lemah gemulai dengan kesantunan dipenuhi wataknya. Bentuk ukiran daun motif Surakarta ini diambil dari relung daun pakis yang menjalar bebas berirama. Daun-daunnya berbentuk cembung dan cekung. Berarti dapat dimasukkan dalam kategori motif ukiran yang mempunyai bentuk stilasi daun campuran. Campuran maksudnya adalah stilasi daun yang ada di motif Surakarta merupakan hasil perpaduan antara bentuk cekung dan cembung. Corak motif Surakarta seolah-olah menggambarkan watak dan kepribadian sipenciptanya, di samping pengaruh yang ada di sekitarnya. Hal ini terlihat pada keindahan dan keharmonisan tata cara Surakarta yang terkenal halus dan lemah gemulai, sehingga ukiran daun pada motif ini pun kelihatan indah harmonis beserta simbol-simbol budaya yang menyertainya. g. Motif Pekalongan Motif Pekalongan mempunyai bentuk ukiran daun campuran, yaitu pencampuran antara bentuk daun yang cembung dan bentuk yang cekung. Sebenarnya bentuk campuran dalam motif tradisional Jawa memang banyak ditemukan, baik dari motif Pekalongan maupun motif tradisional yang lainnya, 1. memang beberapa ada yang konsekuen dengan kekhasan bentuknya sendiri. Benangan; Pada motif ini menyerupai benangan yang ada pada motif Pejajaran. Hanya pada beberapa bentuk kadang-kadang saja, benangan motif ini berbentuk 2. daun. Sunggar; Motif Pekalongan mempunyai Sunggar bersusun berbentuk cembung 3. yang sama bentuknya dengan Angkup. Pecahan; Pecahan garis terdapat pada daun pokok, sedangkan pecahan cawen terdapat pada daun yang cekung. Sehingga kelihatan sekali perbedaannya antara pecahan cembungnya. garis dengan pecahan cawen jika dilihat dari cekung h. Motif Pajajaran Motif Pejajaran ini dapat ditinjau dari dua ciri yaitu ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus. Ciri-ciri umum adalah mempunyai semua bentuk ukiran daun mulai dari daun pokok, daun patran, daun trubus, bunga, buah dan sebagainya berbentuk cembung (bulat). Ciri-ciri Khusus 1. Angkup a) b) c) 2. Motif Pejajaran ini mempunyai beberapa angkup yaitu:n Angkup besar pada daun pokok Angkup tanggung pada daun sedang Angkup kecil pada daun trubusan keci Cula; pada motif ini mempunyai bentuk tersendiri 3. menghadap ke depan Endong; Bentuk ukiran yang tumbuh berdampingan di belakang daun pokok 4. yaitu melengkung dengan ikal yang terdapat pada penghabisan ukiran daun endong tersebar. Simbar Motif Pejajaran ini mempunyai simbar sebagai pemanis ukiran daun pokok dengan bentuk yang khas pula. 5. Benangan Benangan pada ukiran daun pokok berbentuk timbul seperti tangkai yang terdapat di muka ukiran daun pokok, sedangkan benangan garis terdapat pada ukiran daun yang masih muda. 6. Pecahan Pecahan garis berfungsi sebagai pemanis, menjalar pada daun pokok, dan pecahan cawen pada daun patran serta pecahan pada ukiran daun yang lain, terdapat pada motif ini. i. Motif Cirebon Bentuk ukiran daun motif Cirebon ini berbentuk cembung dan cekung (campuran). Corak motif ukiran ini ada yang berbentuk karang adapula yang berbentuk awan, menyerupai ukiran Tiongkok. Ukiran corak ini kurang begitu dikenal, karena ukiran ini kebanyakan hanya dipakai untuk hiasan bangunan rumah saja.Untuk fungsi-fungsi yang lain memang jarang ditemukan, apalagi yang hanya berfungsi sebagai hiasan semata, hampir sama sekali tidak dijumpai. Kalaupun ditemukan hiasan di luar bangunan rumah, motif yang dijumpai tersebut bukanlah murni motif Cirebon, tetapi motif pengembangan dari motif Cirebon tersebut. Pencampuran yang semacam ini sudah tidak tergolong ke dalam motif ukir tradisional Jawa, tetapi termasuk ke dalam motif modern atau mungkin juga motif kontemporer. BENTUK ANGKUP. Motif Cirebon ini mempunyai angkup yang pada bagian ujungnya melingkari ikal daun patran, yang tumbuh dimuka daun pokok. Motif ini memang mempunyai bentuk angkup yang berbeda dengan bentuk angkup pada motifmotif tradisional lainnya. Bentuk ini bisa juga dikatakan sebagai bentuk kekhasan pada motif Cirebon ini. 4. Fungsi Ukiran Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Karya seni a. ukir memiliki macam-macam manfaat antara lain: Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak b. memiliki makna tertentu. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan c. berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual. Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga d. berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi e. sebagai pendukung sebuah bangunan. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda. Unsur estetika Bambu memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan serta relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain karena banyak ditemukan di sekitar pemukiman pedesaan. Oleh karena bambu memiliki sifat-sifat yang baik maka bambu dapat dijadikan alternatif pengganti kayu yang ketersediannya mulai menipis. Jenis bambu yang memiliki peluang yang cukup besar adalah bambu Tali (Giganthochloa apus BI. Ex (Schult.f.) Kurz) dan bambu Betung (Dendrocalamus asper (Schult. F.) Backer ex Heyne) karena potensinya yang cukup besar dan banyak ditemukan dilahan-lahan milik rakyat di pulau Jawa. Untuk lebih dapat bersaing dengan bahan baku yang lainnya maka diperlukan adanya peningkatan nilai estetika terhadap bambu. Dalam hal ini digunakan teknik batik yang merupakan warisan nenek moyang sebagai benteng watak dan kekuatan sosial budaya masyarakat Indonesia. Finishing batik dilakukan pada anyaman bambu Tali dan bambu Betung yang masing-masing berukuran (30x30) cm dengan 2 variasi bahan anyaman yaitu berbahan daging bambu dan berbahan campuran daging dan kulit bambu pada setiap jenis bambu. Masingmasing anyaman diberi perlakuan pembatikan dan finishing dengan urutan kerja yang berbeda dan penggunaan bahan finishing yang berbeda. Hasil dari pengaplikasian bahan finishing yang berbeda tersebut akan dibandingkan secara visual, kemudian dilanjutkan dengan pengujian sifat finishing-nya antara lain uji ketahanan lapisan finishing terhadap bahan kimia rumah tangga selama 1 jam dan 24 jam, uji ketahanan terhadap pengasapan, dan uji ketahanan terhadap uap air panas. Dari hasil penelitian yang dilakukan, urutan proses finishing yang baik dengan teknik batik pada anyaman bambu adalah pengapian sesaat untuk meghilangkan bulu-bulu halus serta kumbang penggerek perusak anyaman bambu, pengampelasan untuk menghaluskan permukaan, pemalaman, pewarnaan, penglorotan, pemberian sanding sealer, kemudian top coating. Bambu Betung menghasilkan warna yang lebih gelap dibandingkan dengan bambu Tali. Pada kulit bambu menghasilkan warna yang tidak bagus atau warna yang dihasilkan tidak begitu jelas. Bahan finishing melamin, nitroselulosa, dan aqua memiliki kelas finishing 10 untuk pengujian ketahanan lapisan finishing terhadap bahan kimia rumah tangga selama 1 jam dan 24 jam, uji ketahanan terhadap pengasapan dan dan uji ketahanan terhadap uap air panas selama 510 menit. Kadar padatan melamin lebih tinggi dibandingkan dengan nitroselulosa maupun aqua. Bahan finishing aqua memiliki kadar padatan yang paling rendah sehingga dapat dikatakan bahwa lapisan finising-nya tidak terlalu tebal atau berifat porous sehingga asap maupun uap air dapat masuk kedalam celah-celah lapisan. Teknik batik dapat diterapkan sebagai alternatif untuk meningkatkan nilai estetika pada anyaman bambu. Nilai Estetis Anyaman Rotan Rotan merupakan bahan baku utama kerajinan, lebih tepatnya anyaman. Anyaman rotan. Begitulah orang menyebutnya. Disebut anyaman sebab rotan dibentuk dengan cara dianyam, disatukan dengan cara dililitkan sehingga setiap helai rotan membentuk sebuah anyaman yang memiliki banyak ragam bentuk dan fungsi. Fungsi Anyaman Rotan Anyaman rotan dapat berfungsi sebagai hiasan semata atau dapat pula berfungsi sebagai benda pakai. Namun, fungsinya memang lebih banyak pada nilai guna alias benda pakai. Sebutlah tudung saji yang terbuat dari anyaman rotan, kursi goyang, kursi dan meja tamu, ayunan bayi, tempat lampu hias, dan banyak lagi anyaman rotan lain yang memiliki nilai fungsi. Bahkan, hulahop yang dipakai untuk olahraga pun terbuat dari rotan. Pemisah ruangan yang terbuat dari rotan tidak hanya memiliki fungsi guna, tetapi memiliki fungsi estetis. Penjual Anyaman Rotan Anyaman rotan banyak dijual di toko-toko pinggir jalan. Di Bandung, tepatnya di kawasan Setiabudi, bisa kita jumpai banyak toko yang menjual aneka anyaman rotan. Bahkan, tempat wig pun dibuat dan dijual di toko tersebut. Anyaman rotan memang tak lagi begitu diburu oleh masyarakat sebab sudah mulai tergeser oleh produk-produk yang dianggap lebih modern. Namun, produk industri rumahan ini tetap saja ada dan tetap bertahan hingga kini. Seperti kita lihat di kawasan Setiabudi, Bandung, banyak benda-benda yang berasal dari rotan dijadikan berbagai benda rumah tangga. Misalnya, perangkat kursi meja tamu, kursi makan, kap lampu, pemisah ruangan, tempat buah-buahan, alas piring. Bahkan, permainan anak yang saat ini sudah jarang atau susah ditemui dijual di tempat ini, yakni kuda-kudaan dari anyaman rotan. Harganya bervariasi sesuai dengan jenis bendanya. Lebih Awet Barang-barang rumah tangga yang berasal dari anyaman rotan sesungguhnya akan lebih tahan lama dibanding barang-barang rumah tangga yang terbuat dari busa atau bahan sintetis lain, seperti sofa. Daya tahan anyaman rotan memang tak diragukan lagi sebab rotan memang dikenal sebagai tumbuh-tumbuhan yang memiliki daya tahan cukup lama. Kursi-kursi atau meja yang terbuat dari rotan tentulah memiliki usia pakai yang relatif lebih lama dibandingkan kursi-kursi modern zaman ini yang hanya mementingkan segi tampilan, segi model dan desain saja. Benda-benda yang terbuat dari anyaman rotan bisa bertahan hingga 20 tahun. Bahkan, lebih. Bergantung pula pada cara pakai dan pemeliharaannya. Perawatan Dalam memelihara benda anyaman rotan, sebaiknya cukup dilap dengan kain kering yang bersih. Warna rotan akan semakin pekat jika mendapat penyinaran cahaya matahari secara langsung. Warna putih kekuking-kuningan atau gading akan menjadi kuning kecokelatcokelatan dan akan menjadi lebih pekat jika rotan tersebut tersinari cahaya matahari, terlebih di sore hari. Warna pekat inilah yang membuat anyaman rotan semakin indah dan disukai oleh pemburu anyaman rotan. |