Kenapa urin pada ibu hamil mengandung hcg yang tinggi jelaskan

Hormon hCG merupakan glikoprotein yang terdiri dari dua subunit, yaitu subunit alfa dan beta. Ada beberapa bentuk hCG yang dapat ditemukan dalam serum dan urine selama masa kehamilan, termasuk komponen hormon yang utuh dan masing-masing subunit bebas.[1-3]

Kebanyakan hCG dikatabolisme dalam hati, sekitar 20% diekskresikan dalam urine. Subunit beta terdegradasi di ginjal dan fragmen intinya dapat diukur dengan test pack kehamilan yang menggunakan urine sebagai sampelnya.[1-3]

Trofoblas dari ovum yang difertilisasi akan memulai produksi hCG setelah implantasi hingga plasenta terbentuk dan dapat memproduksi hCG sendiri. Hormon hCG dapat terdeteksi sekitar 10-12 hari setelah fertilisasi. Pada beberapa wanita, hCG baru dapat dideteksi setelah tiga minggu. Puncak hCG yaitu pada 60-70 hari setelah fertilisasi dan grafiknya akan mendatar saat kehamilan berlanjut.[1-3]

Kadar hCG pada urine memiliki pola yang sama dengan hCG pada serum. Pada hari ke-9 setelah fertilisasi, konsentrasi hCG rata-rata adalah 0,93 mIU/mL dan meningkat setiap harinya hingga mencapai fase plateau pada hari ke-45 setelah fertilisasi.[8]

Test pack dibuat dengan uji imunometrik yang menggunakan antibodi monoklonal atau poliklonal untuk mengikat hCG dan menghasilkan reaksi yang dapat mengubah warna, munculnya garis, atau pada model test pack digital terbaru dapat memunculkan kata “pregnant”.[1-3]

Test pack standar yang digunakan dalam praktik klinis memiliki ambang batas hCG urine sebesar 20-50 mIU/ml. Standar ini ditentukan karena konsentrasi hCG urine dapat jauh lebih rendah daripada tes serum dan tes urine memerlukan kadar hCG yang lebih tinggi agar hormon dapat terdeteksi.[8,9]

Dua jenis tes yang dilakukan di waktu yang sama pada individu yang sama dapat saja memunculkan hasil yang berbeda, misalnya hasil negatif pada test pack dan hasil positif  pada tes serum. Sebagai contoh, pada hari kedelapan setelah fertilisasi, konsentrasi hCG serum diperkirakan 10 mIU/mL sedangkan konsentrasi hCG urine saat itu masih kurang dari 1 mIU/mL.[8,9]

Berdasarkan data harian level hCG dalam urine, maka waktu yang tepat untuk memeriksa kehamilan dengan menggunakan sampel urin adalah mulai hari ke-10 hingga tiga minggu setelah konsepsi. Bila melihat dari perkiraan datangnya haid, test pack dengan sampel urine dapat menunjukkan hasil positif pada hari ke-7 hingga ke-10 sejak tanggal perkiraan haid berikutnya terlambat.[8,9]

Saat ini, sudah tersedia test pack digital yang lebih memudahkan pasien dalam menginterpretasikan hasil. Kedepannya, tes kehamilan rumahan diharapkan dapat semakin mudah, baik secara penggunaan, akses, maupun akurasi. Pasien juga perlu diimbau untuk berhati-hati dengan klaim akurasi yang berlebihan karena masih ada kemungkinan positif palsu atau negatif palsu.[10,11]

Persiapan Pasien

Test pack dirancang untuk dapat digunakan secara mandiri oleh pasien sehingga umumnya tidak membutuhkan teknik yang sulit atau persiapan tertentu. Informasi mengenai persiapan dan cara penggunaannya juga sudah tersedia pada kemasan.

Persiapan yang perlu diperhatikan, baik di rumah maupun di fasilitas kesehatan adalah penampungan urine yang dianjurkan dilakukan di pagi hari karena konsentrasi hCG paling tinggi pada waktu tersebut. Bila pemeriksaan dilakukan di luar waktu tersebut, sebaiknya pasien tidak buang air kecil selama 2 jam sebelum tes dilakukan karena dapat memengaruhi hasil pemeriksaan.[11]

Pada setting klinik atau rumah sakit atau praktik telemedisin, dokter dapat menjelaskan bahwa test pack hanya berupa alat deteksi kehamilan dan masih ada kemungkinan untuk hasil positif palsu atau negatif palsu, sehingga pemeriksaan lain perlu dilakukan untuk memastikan kehamilan, seperti USG kehamilan.

Informed consent perlu diperoleh, terutama bila pemeriksaan ini memiliki indikasi tertentu, seperti pada kecurigaan terhadap kehamilan ektopik, abortus, perdarahan jalan lahir, atau ketidakstabilan hemodinamik. Anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap serta edukasi mengenai tujuan pemeriksaan perlu dilakukan.[11]

Peralatan

Peralatan test pack sudah tersedia dalam satu paket kemasan termasuk instruksi untuk menggunakannya. Peralatan test pack dapat berbentuk strip, kaset, atau digital. Pada alat berbentuk strip atau kaset, biasanya terdapat satu garis kontrol sebagai indikator. Beberapa merk juga dilengkapi juga cawan untuk menampung urine atau pipet untuk meneteskan ke kaset. Peralatan test pack di Indonesia dapat diberi secara bebas tanpa resep dokter.[1,11]

Pengambilan Sampel Urine

Teknik pengambilan sampel yang disarankan adalah urine pada pagi hari karena konsentrasi hCG yang lebih tinggi dan lebih mudah terdeteksi. Apabila dilakukan di waktu lain, sebaiknya sampel diambil setelah urine sudah berada di kandung kemih selama 4 jam. Pasien sebaiknya tidak buang air kecil dulu dalam waktu 2 jam sebelum tes dilakukan.[9,11,12]

Wanita dengan siklus menstruasi yang panjang atau iregular dianjurkan untuk menunggu setidaknya 14 hari sejak terakhir kali berhubungan seksual sebelum melakukan tes untuk menghindari hasil negatif palsu.[6]

Prosedural

Prosedur test pack dapat berbeda-beda tergantung pada merk yang digunakan. Setiap alat test pack biasanya sudah dilengkapi dengan instruksi bahkan ilustrasi yang sudah didesain agar mudah dipahami oleh pasien. Secara garis besar dan berurutan, tahapan prosedur penggunaan test pack adalah sebagai berikut:

  1. Lakukan persiapan yaitu tidak minum terlalu banyak atau tidak buang air kecil 2 jam sebelum tes.
  2. Sebaiknya urine yang diambil adalah urine di pagi hari, atau urine yang sudah berada di kandung kemih paling tidak selama 4 jam
  3. Cek kelengkapan serta tanda kadaluarsa pada kemasan
  4. Buka atau sobek pembungkus test pack
  5. Pastikan  test pack dalam keadaan baik, tidak rusak, dan terdapat satu garis pada bagian kontrol.
  6. Jangan memasukkan alat test pack ke dalam tubuh
  7. Urine yang dibutuhkan hanya sedikit, pasien dapat langsung menyentuhkan bagian bawah stick pada aliran urine saat buang air kecil
  8. Pasien juga dapat menampung urine terlebih dahulu pada cawan yang bersih (pada beberapa merk sudah dilengkapi dengan cawan khusus untuk menampung urine) lalu celupkan stick ke dalam tampungan urine
  9. Sambil menunggu hasilnya, letakkan stick pada posisi mendatar di permukaan yang rata dan jangan memegang stick
  10. Hasil dapat muncul setelah 3 menit (atau bervariasi sesuai instruksi pada kemasan). Bila terdapat 2 garis maka hasil positif, jika 1 garis kontrol maka hasil negatif
  11. Pada alat yang menggunakan kaset, ambil sampel urine yang telah ditampung dalam cawan dengan menggunakan pipet bersih (yang biasanya sudah disediakan dalam satu set test pack), lalu teteskan ke dalam lubang sampel, tunggu selama beberapa menit, lalu baca hasil. Interpretasi dapat berupa 2 garis menunjukkan hasil positif, 1 garis dekat C menunjukan hasil negatif, dan 1 garis dekat T menunjukkan hasil invalid
  12. Terdapat alat test pack digital yang memunculkan kata-kata untuk hasil tes seperti “pregnant” atau “not pregnant”, dapat juga berupa“yes” atau ‘no” (berbeda-beda tergantung merk test pack)[9-15]

Follow Up

Dokter dapat menjelaskan kepada pasien mengenai hasil tes dan kaitannya dengan kondisi atau keluhan pasien. Apabila hasil meragukan atau dokter mencurigai adanya positif palsu atau negatif palsu, dokter dapat merencanakan pemeriksaan penunjang tambahan, seperti pemeriksaan hCG kuantitatif, ultrasonografi, atau pemeriksaan lain yang relevan.[2,7-9]

Hasil Negatif Palsu

Hasil negatif palsu bisa saja didapatkan ketika pengujian terjadi lebih awal, atau di hari yang terlalu dekat dengan perkiraan haid berikutnya. Kesalahan perkiraan masa konsepsi atau kesalahan perkiraan mengenai siklus haid pasien sering kali menyebabkan hal tersebut. Hasil negatif palsu juga dapat terjadi karena tingginya konsentrasi dari hCGbcf yang mana terjadi pada tahap akhir kehamilan.[2,7-9]

Bila kehamilan tetap dicurigai meski hasil tes negatif, tes dapat diulang dalam 1 minggu. Kebanyakan tes kehamilan rumahan menganjurkan hal tersebut dan menyediakan alat tes ekstra untuk tujuan ini. Wanita dengan siklus ireguler atau periode menstruasi yang panjang biasanya harus menunggu setidaknya 14 hari sejak hubungan seksual terakhir sebelum melakukan tes kehamilan, untuk menghindari hasil negatif palsu.[6]

Hasil Positif Palsu

Sedangkan positif palsu dapat terjadi pada wanita di masa peri dan pasca menopause. Penggunaan obat-obatan yang mengandung hCG untuk menginduksi ovulasi atau dukungan fase luteal dapat memberikan hasil positif palsu jika tes dilakukan terlalu cepat sejak pemberian obat.[2,7-9]

Medikasi tidak menyebabkan hasil tes positif palsu, kecuali obat-obatan tersebut mengandung hCG, atau lebih jarangnya lagi, antibodi tertentu.[6]

Salah satu jenis hormon yang erat kaitannya dengan kehamilan adalah hormon hCG atau hormon Chorionic Gonadotropin. Hormon ini diproduksi oleh plasenta dan akan terdeteksi jika seseorang tengah mengandung janin. Kadar hormon ini pula akan meningkat ketika trimester pertama dan akan bervariasi selama masa kehamilan. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai hormon hCG ini, mari simak pembahasan selanjutnya. 

Hormon hCG

Jika Anda bertanya-tanya bagaimana hormon ini bisa mendeteksi kehamilan? Jawabannya, yaitu bahwa hormon hCG ini nantinya akan terkandung pada urine yang digunakan ketika menggunakan test pack. Dalam hal ini, hormon hCG hanya dapat dideteksi pada tubuh wanita yang tengah hamil saja. Itu sebabnya, ketika test pack menunjukkan hasil positif, itu berarti Anda tengah mengandung. 

Tidak hanya berperan penting dalam mendeteksi kehamilan saja, hormon hCG memiliki fungsi yang cukup vital, yakni dalam menjaga kehamilan itu sendiri. pasalnya, hormon hCG ini akan memberikan instruksi ke tubuh untuk mencegah menstruasi dengan cara memproduksi hormon progesteron terus menerus. Jadi, janin yang sedang ada di dalam rahim dapat terus terlindungi berkat adanya hormon ini. 

Pemeriksaan hCG

Tahukah Anda, ternyata pemeriksaan hCG terdapat dua metode, yaitu melalui urine dan juga darah. Mungkin metode yang saat ini paling familiar dan banyak digunakan, yaitu dengan menggunakan urine seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini karena pemeriksaan hormon hCG melalui jauh lebih mudah dan bisa dilakukan oleh siapapun. 

Lalu bagaimanakah cara pemeriksaan hormon hCG dengan metode pengambilan sampel darah? Berikut ini tahapan yang dijalani saat melakukan pemeriksaan hormon hCG dengan sampel darah.

  • Sampel darah akan diambil pada pembuluh darah vena yang ada di lengan

  • Pertama-tama, petugas akan membersihkan area di siku dan lengan dengan cairan antiseptik 

  • Lengan bagian atas akan diikat menggunakan sabuk elastis agar pembuluh darah menjadi besar. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dokter dalam mengambil sampel darah

  • Darah akan diambil menggunakan jarum yang terhubung dengan tabung kecil

  • Petugas akan menutup bekas suntikan dengan perban atau plester untuk mencegah terjadinya pendarahan

  • Anda perlu menekuk lengan untuk beberapa saat agar luka bekas suntikan cepat tertutup 

Hasil Pemeriksaan hCG

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa ada dua metode yang digunakan untuk pemeriksaan hormon hCG. Jika menggunakan metode sampel urine, maka hasilnya berupa positif dan negatif. Positif menandakan Anda sedang hamil, sedangkan negatif menandakan Anda sedang tidak hamil. 

Sedangkan untuk pemeriksaan sampel darah, hasilnya berupa normal, kadar hCG sangat tinggi atau kadar hCG yang sangat rendah. Berbagai hasil ini memiliki arti yang berbeda-beda. Berikut penjelasan dari masing-masing hasil pemeriksaan hCG metode sampel darah. 

Hasil pemeriksaan hCG sampel darah yang pertama, yaitu normal. Hasil ini menunjukkan bahwa kadar hormon yang Anda miliki normal dan tidak selalu berarti kehamilan. Jadi, pastikan lagi ke dokter yang melakukan tes apakah Anda hamil atau tidak. Pasalnya, kadar hormon hCG ini kan terus meningkat selama kehamilan. 

Hasil yang selanjutnya, yaitu kadar hCG yang Anda miliki sangat tinggi. Ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi dari hasil ini, yaitu terjadi kehamilan kembar atau bahkan kehamilan anggur. Biasanya kondisi ini disebabkan karena adanya tumor yang berkembang di sel telur atau sperma ataupun kanker.

Kadar hormon hCG yang sangat rendah juga bisa menimbulkan beberapa efek buruk. Beberapa efek buruk tersebut diantaranya, yaitu kehamilan ektopik hingga kematian bayi di dalam kandungan. Bahkan, jika Anda memiliki hormon hCG yang sangat kurang ketika hamil, maka kemungkinan besar Anda akan mengalami keguguran. 

Nah, itulah dia beberapa informasi mengenai hormon hCG yang dapat mendeteksi kehamilan. Untuk memantau kehamilan Anda, pastikan Anda rutin memeriksakan kandungan ke dokter kandungan. Hal ini bertujuan untuk melihat perkembangan janin yang ada di dalam kandungan serta memastikan kesehatan ibu hamil. 

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca juga: Ciri-Ciri Hamil yang Penting untuk Diketahui