Jelaskan perbedaan ekonomi makro dan mikro

Perbedaan ekonomi mikro dan makro memang memiliki kekhasan masing-masing. Dikatakan sebagai ekonomi mikro sebagai cabang ilmu yang mempelajari hal yang sifatnya lebih kecil. Ruang lingkup kecil dalam hal ini adalah instansi perusahaan, permintaan, konsumen, harga, penawaran dan produksi. 

Berbeda dengan ekonomi makro, yang fokus jangkauannya lebih luas. Tidak hanya membicara perusahaan dan konsumen dalam lingkup kecil. Tetapi lebih agregat atau menyeluruh lagi. Misalnya membicarakan tentang inflasi, pertumbuhan ekonomi, pendapatan nasional. 

Dari uraian sekilas diatas sudah jelas perbedaan ekonomi mikro dan makro. Keduanya sama-sama mengatur bidang ekonomi, namun memiliki fokus jangkauan yang berbeda. Tentu saja mereka pun memiliki tujuan dan perannya masing-masing. 

Meskipun dari segi tujuan dasar sebagai penggerak perekonomian. Ternyata ada perbedaan ekonomi mikro dan makro. Apa saja sih perbedaannya? Dimana perbedaan diantara keduanya tidak dipahami oleh masyarakat umum. Hanya bagi kalangan terpelajar saja yang tahu, karena merekalah yang memiliki dorongan untuk mempelajarinya. Berikut adalah perbedaan ekonomi mikro dan makro secara lebih spesifik. 

Perbedaan ekonomi mikro dan makro Dilihat dari Ruang Lingkupnya Mikro

Perbedaan ekonomi mikro dan makro dilihat dari ruang lingkupnya, ekonomi mikro fokus pada hal yang lebih spesifik. Misalnya untuk teori harga, ruang lingkupnya mengulas tentang permintaan dan penawaran dan penerimaan barang dan jasa. Untuk lebih jelasnya, berikut uraiannya. 

1. Teori Permintaan dan Penawaran

Permintaan dan penawaran inilah yang akan mempengaruhi harga produk yang dijual. Itu sebabnya banyak pelaku ekonomi mikro yang melakukan riset terhadap harga yang dibutuhkan di lapangan. Tujuannya jelas, agar konsumen tidak beralih ke kompetitor lain yang berani menawarkan dengan harga lebih rendah atau lebih menguntungkan. 

Hal dasar yang mempengaruhi dalam teori permintaan dan penawaran ada tiga hal. Yaitu harga, permintaan dan penawaran. Ketiganya saling mempengaruhi satu sama lain. Salah satu contoh kasus, misal permintaan mengalami penurunan, maka produsen pun akan mengurangi produksinya. Hal ini dilakukan pihak produsen agar tidak mengalami kerugian. Sebaliknya, ketika permintaan naik, maka produsen baru akan meningkatkan produksi barang tersebut, karena pasukan tentu saja menyesuaikan dengan permintaan pasar. 

Lantas apa saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran? ternyata faktor tersebut dipengaruhi oleh biaya bahan baku, upah karyawan dan bahkan juga suara. Apabila biaya yang masuk meningkat, maka penawaran cenderung menurut. Ketika produsen semakin sedikit, maka produsen akan membebankan biaya input lebih tinggi.

2. Teori Produksi

Di ruang lingkup ekonomi mikro juga akan membahas tentang teori produksi. Dimana di dalam ekonomi makro tidak mengulas tentang teori produksi. Teori produksi itu sendiri adalah ilmu yang sering digunakan untuk menentukan harga agar terjadi keseimbangan antara pendapatan, pengeluaran dan persentase laba. Prinsipnya mensoal agar tidak sampai terjadi kerugian. 

Teori produksi dapat diartikan sebagai teori yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat produksi yang hendak dicapai dengan jumlah faktor produksi yang digunakan. Salah satu tokoh bernama David Ricardo berpendapat bahwa tingginya produksi tidak menunjukan peningkatan hasil yang tinggi. Untuk kasus tertentu, jika produksi tinggi tetapi tidak sesuai dengan penambahan hasil atau untung.  

Baca juga : Bahas Perbedaan Ekonomi Islam Dan Konvensional

3. Teori Distribusi

Jika di ekonomi mikro tidak terdapat teori distribusi, maka di teori mikro menulisnya. Fokus teori distribusi ini menghitung pengeluaran dari sebuah badan usaha atau Lembaga. Termasuk pula membahas pembagian dengan partner bisnis jika usaha tersebut dijalankan Bersama-sama. 

Adapun macam-macam distribusi. Ada yang disebut dengan distribusi langsung dan distribusi tidak langsung. Distribusi langsung adalah kegiatan menyalurkan barang dari produsen langsung ke konsumen.

Sedangkan distribusi tidak langsung adalah penyaluran barang yang dilakukan menggunakan perantara atau pihak ketiga. Misalnya dalam sebuah penjualan buku, produsen (selaku penerbit) menggunakan pihak distributor buku sebagai orang ketiga untuk mendistribusikan barang-barang mereka.

Distribusi tidak langsung itu sendiri pun dapat dibagi menjadi beberapa cara. Misalnya, ada yang dilakukan dalam bentuk pedagang buku, agen, makelar sampai ada juga yang melakukannya dengan cara yang lebih besar. Seperti melakukan eksportir dan importir. Eh ada juga loh yang menggunakan komisioner.

Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro Dilihat dari Ruang Lingkupnya Makro

Secara garis besar, perbedaan ekonomi mikro dan makro jika dilihat dari ruang lingkupnya, maka ekonomi makro sebenarnya membicarakan tentang ketersediaan lapangan pekerjaan. Karena membicarakan lapangan pekerjaan, maka juga akan membicarakan yang nama nya tingkat pengangguran, deflasi, informasi dan banyak kebijakan lainnya. 

Baca juga : Pengertian Ekonomi Makro : Tujuan dan Ruang Lingkupnya

Perbedaan ekonomi mikro dan makro yang paling menonjol adalah pada kebijakan yang diambil. Pada ekonomi makro, ada istilah kebijakan fiskal, dan kebijakan ini berfokus dan mengatur pada pengeluaran dan pendapatan suatu negara. Misalnya pendapatan sebuah negara yang didapatkan dari perolehan pajak, denda, gratifikasi, lelang dan masih banyak lagi. Termasuk juga proses ekonomi seperti import eksport yang juga menjadi sumber pendapatan dan pengeluaran ekonomi makro. 

Ada juga istilah yang disebut kebijakan moneter. Kebijakan moneter ini pasti kamu sudah tidak asing bagi kamu yang lahir di tahun 1990-an pasti sudah familiar, karena merasakan dampak dari krisis moneter. Kebijakan moneter adalah kebijakan untuk mengatur dana yang dikeluarkan oleh bank sentral di Indonesia terhadap masyarakat atau penduduk Indonesia. 

Jika uang yang dikeluarkan terlalu banyak, maka akan mempengaruhi tingkat inflasi dan dapat menimbulkan harga menjadi lebih tinggi. Berlaku sebaliknya, jika uang yang dikeluarkan semakin sedikit, maka harga dari sebuah produk semakin murah, yang kemudian kasus ini disebut dengan istilah deflasi. 

Perbedaan ekonomi mikro dan makro juga terletak pada kebijakan penawaran. Kebijakan segi penawaran berperan sebagai penyeimbang neraca keuangan. Paling tidak dari kebijakan dari segi penawaran setidaknya akan membantu dalam mengelola lebih efektif produksi dalam menyeimbangkan kualitas produk yang dihasilkan lebih baik dan berkualitas. 

Baca juga : 9 Rekomendasi Buku Ekonomi Best Seller

Itulah perbedaan ekonomi mikro dan makro yang paling menonjol. Nah, dari kedua perbedaan di atas, tentu saja kamu juga sudah paham dan mengetahui pengertian kedua jenis ekonomi di atas. Membicarakan bentuk ekonomi makro dan mikro ini pun sebenarnya banyak diulas dari berbagai perspektif. 

Misalnya, ada segala pernak pernik permasalahan dunia ekonomi makro, jenis-jenis ekonomi, tujuan mempelajari perekonomian mikro-makro dan sasaran serta tujuan kebijakan ekonomi mikro pun juga akan kita tulis di bab selanjutnya. 

Semoga dengan pemaparan tentang perbedaan ekonomi mikro dan makro ini tidak sekedar memberikan pemahaman kamu di dunia perekonomian ya. Tetapi juga tahu hakikat dari perekonomian itu sendiri. Bagaimanapun juga, perekonomian yang disebutkan di atas, jika dipraktekan dengan baik, sebenarnya akan membantu warga dan masyarakat memiliki sistem perekonomian yang kuat dan stabil.

Produk Terkait

Jelaskan perbedaan ekonomi makro dan mikro
Bicara tentang ilmu ekonomi memang tidak ada habisnya. Meski demikian, tak bosan rasanya membahas setiap cabang atau bagian di dalamnya, karena ilmu ini begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Sebut saja keuangan, manajemen, marketing, mekanisme pasar, dan lain sebagainya. Dari sekian banyaknya cabang ilmu ekonomi, ada dua yang tak kalah menarik untuk dipelajari, yakni ekonomi mikro dan makro.

Ekonomi mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang variabel-variabel ekonomi dalam lingkup lebih kecil , seperti perusahaan, perilaku konsumen, permintaan dan penawaran, produksi, harga, dan lainnya. Sementara ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara menyeluruh (agregat), seperti jumlah uang beredar, pendapatan nasional, pengangguran dan kesempatan kerja, inflasi, neraca pembayaran internasional, dan pertumbuhan ekonomi.

Baik ekonomi mikro maupun makro penting untuk mengukur dan menganalisis tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam lingkup kecil dan negara bahkan internasional dalam lingkup yang lebih luas. Keduanya memiliki keterkaitan satu sama lain. Meski demikian, ekonomi mikro berbeda dengan ekonomi makro. Berikut perbedaan diantara keduanya yang harus Anda ketahui.

Aspek Analisis

Dari penggunaan istilahnya mikro dengan makro sudah memiliki perbedaan dalam cakupan atau ruang lingkup yang dipelajari. Ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup yang lebih kecil atau sempit. Sebaliknya, ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup yang lebih luas.

Ekonomi mikro difokuskan pada aspek analisis atau variabel-variabel ekonomi seperti teori produksi, teori harga, permintaan dan penawaran, elastisitas, analisis biaya dan manfaat, model-model pasar, industri, perilaku konsumen, mekanisme pasar, dan lain sebagainya.

Adapun variabel-variabel yang menjadi aspek analisis dalam ekonomi makro meliputi investasi, pendapatan nasional, pengangguran dan kesempatan kerja, inflasi, moneter, neraca pembayaran, dan lainnya.

Konsep Dasar

Tak diragukan bahwa ilmu ekonomi memiliki konsep dan variabel yang begitu luas, bahkan meski sudah dibagi dalam dua cabang ilmu ekonomi mikro dan makro. Dari variabel-variabel yang dipelajari baik pada ekonomi mikro maupun makro, masing-masing memiliki konsep dasar yang menjadi titik perbedaan diantara keduanya.

Ekonomi mikro fokus pada tiga konsep dasar teori, yakni:

Keberadaan barang dan jasa menjadi inti sari dalam kegiatan ekonomi, utamanya pada lingkup mikro. Barang dan jasa tentu saja tak muncul secara tiba-tiba tetapi harus diproduksi. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman tentang teori produksi yang berkaitan dengan kuantitas dan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, biaya produksi, dan lain sebagainya.

Harga berperan penting dalam menentukan nilai suatu barang atau jasa. Selain itu, harga juga mempermudah dalam proses transaksi ekonomi. Harga berkaitan erat dengan interaksi antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). Jadi, penentuan harga suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh tingkat permintaan konsumen dan penawaran oleh produsen terhadap barang atau jasa tersebut. Oleh sebab itu, harga bisa jadi fluktuatif.

Di balik produksi barang dan jasa, ada modal untuk pengadaan bahan baku dan lainnya. Tak hanya itu, ada pula tenaga kerja yang harus mendapatkan upah. Nah, teori distribusi menitikberatkan pada bahasan seputar aspek-aspek tersebut. Distribusi juga dimaksudkan sebagai bagian dari kegiatan pemasaran (marketing) atau penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Pada proses ini muncul rantai distribusi yang melibatkan peran dari distributor, pedagang grosir, dan juga retail.

Sementara konsep dasar yang menjadi fokus bahasan dalam ekonomi makro, meliputi:

  • Keluaran (Output) dan Pendapatan (Income)

Output dan pendapatan dalam ekonomi makro tentu bukan dalam lingkup perusahaan, tetapi nasional. Estimasi keluaran mencakup total nilai dari produksi nasional secara keseluruhan. Adapun untuk pendapatan total hasil penjualan produksi nasional. Jadi, output sering kali menjadi cerminan pendapatan, demikian pula sebaliknya.

Ukuran output secara makro adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Tinggi rendahnya PDB suatu negara dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, akumulasi modal, dan kualitas sumber daya manusia. Jika suatu negara mampu mengadopsi teknologi canggih, memiliki akumulasi modal yang tinggi, dan tingkat pendidikan yang menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang tinggi, maka akan memiliki PDB yang tinggi pula. Hal ini berlaku sebaliknya.

Diakui atau tidak masalah pengangguran atau kesempatan kerja menjadi masalah krusial yang dihadapi suatu negara. Semakin rendahnya kesempatan kerja yang tersedia, berakibat pada tingginya tingkat pengangguran di negara tersebut.

Apa hubungannya dengan ekonomi makro? Tentu saja ada hubungannya. Jika tingkat pengangguran tinggi, maka beban negara semakin berat dan pertumbuhan ekonomi lambat karena produksi nasional rendah. Selain itu, pengangguran juga berdampak pada tingkat daya beli masyarakat yang rendah sehingga mengakibatkan lesunya perekonomian suatu negara.

Inflasi dan deflasi berkaitan dengan moneter. Inflasi merupakan kenaikan harga umum, sedangkan deflasi kebalikannya, yakni penurunan harga. Perubahan harga yang begitu drastis baik inflasi maupun deflasi berisiko pada terjadinya krisis perekonomian negara secara menyeluruh. Oleh sebab itu, penting untuk menstabilkan tingkat harga dengan mengeluarkan kebijakan moneter seperti pengendalian jumlah uang beredar, menaikkan tingkat suku bunga, atau yang lainnya.

Tujuan Analisis

Ditinjau dari tujuan analisisnya, ekonomi mikro berbeda dengan makro. Ekonomi mikro lebih menitikberatkan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya baik berupa modal, peralatan, maupun tenaga kerja agar diperoleh kombinasi yang tepat sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan.

Adapun tujuan analisis pada ekonomi makro yaitu lebih menitikberatkan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara agregat atau menyeluruh baik dalam lingkup nasional maupun internasional.

Pada prinsipnya baik ekonomi mikro maupun makro merupakan cabang ilmu ekonomi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam membahas suatu perekonomian, tidak bisa hanya dengan indikator ekonomi mikro atau makro saja, tetapi keduanya. Ekonomi mikro menjadi cikal bakal ekonomi makro.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang perbedaan antara ekonomi mikro dengan ekonomi makro, semoga bermanfaat bagi Anda semua.