Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Kios buah di Barcelona, Spanyol.

Show

Buah yaitu organ pada tumbuhan berbunga yang yaitu perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah kebanyakan membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan wujud buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sbg pemencar biji tumbuhan.

Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan yaitu semakin lapang daripada pengertian buah di atas dan kebanyakan dinamakan sbg buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan bisa pula berasal dari perkembangan organ lainnya. Karena itu, sbg membedakannya, buah yang berlandaskan menurut pengertian botani biasa dinamakan buah sejati.

Buah seringkali mempunyai nilai ekonomi sbg bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan bermacam jenis produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, sampai terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

Pengertian botani dan ilmu pangan

Kesenjangan pengertian "buah" secara botani dan pangan (buah-buahan) bisa dikawal dari tabel berikut ini:

Guna botani

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah semu dari tin, Ficus carica. Dinding luar buah semu yaitu dasar bunga majemuk yang menangkup, menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing yaitu sebutir buah.

Dalam pandangan botani, buah yaitu sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang dinamakan buah mencakup bakal buah yang telah mengembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Untuk tumbuhan berbunga, buah yaitu alat sbg menyebar luaskan biji-bijinya; keadaan biji di dalam bisa mengindikasikan bahwa organ tersebut yaitu buah, meski mempunyai pula biji yang tidak berasal dari buah.[1]

Dalam batas tersebut, variasi buah bisa sangat mulia, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan sbgnya. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga yaitu bulir!) jagung, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batas ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk sbg buah sejati.

Guna hortikultura atau pangan

Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan yaitu pengertian yang dipakai oleh masyarakat lapang. Dalam pengertian ini, batas buah diproduksi menjadi longgar. Istilah "buah-buahan" bisa dipergunakan sbg pengertian demikian. Buah-buahan yaitu setiap anggota tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung cairan.

Bisa dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sbg sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buah ketimun. Namun demikian, bisa dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sbg buah-buahan, seperti buah jambu monyet (yang sebetulnya yaitu pembesaran dasar bunga; buah yang sejati yaitu anggota ujung yang berwujud seperti monyet membungkuk), buah nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati yaitu pokok buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan anggota 'daging buah' yang dimakan orang yaitu tenda bunga), atau buah nanas.

Pembentukan buah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Urutan perkembangan sejenis buah persik, Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal musim dingin sampai masaknya buah di pertengahan musim panas, semakin dari 7½ bulan kemudian.

Buah yaitu pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah mempunyai isinya satu atau semakin bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan pokoknya tumbuh diproduksi menjadi buluh serbuk sari yang mempunyai isinya sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan sepatutnya plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.[2]

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh diproduksi menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh diproduksi menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang dinamakan perikarp, tumbuh diproduksi menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) hendak gugur atau bisa jadi bertahan beberapa sampai buah diproduksi menjadi. Pembentukan buah ini terus berlanjut sampai biji diproduksi menjadi masak. Pada beberapa buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan banyak bakal biji yang terbuahi.[3]

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sbg perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering mengembang semakin jauh, sehingga bisa dibedakan atas dua lapisan atau semakin. Yang di anggota luar dinamakan dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam dinamakan dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang dinamakan dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).[4]

Pada beberapa buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga lainnya (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan ikut mengembang membentuk buah. Bila bagian-bagian itu yaitu anggota utama dari buah, maka buah itu lalu dinamakan buah semu. Itulah sebabnya diproduksi menjadi penting sbg mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya sbg memahami bagaimana suatu jenis buah terbentuk.[4][5]

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kurung bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah geluk sejenis berangan (Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kotak durian lai (Durio kutejensis) beruang lima

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah bumbung Sterculia balanghas, sejenis kepuh; dikawal dari bawah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah polong johar (Senna siamea)

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah pala (Myristica fragrans) yang memecah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah buni sebangsa ceplukan (Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang ikut mengembang bersama buah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah batu embacang (Mangifera foetida), memperlihatkan endokarpnya yang liat keras, di antara daging yang berserabut

Tipe-tipe buah

Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya sbg menyusun suatu skema pengelompokan yang bisa mencakup semua jenis buah yang telah dikenal orang. Belum lagi keadaan kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya yaitu buah secara botani).

Sepatutnya buah sejati (yang yaitu perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, bisa dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:[4]

  • buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang mempunyai isinya satu biji atau semakin.
  • buah ganda, yakni bila buah terbentuk dari satu bunga yang mempunyai banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh diproduksi menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun hasilnya diproduksi menjadi himpunan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya yaitu sirsak (Annona).
  • buah majemuk, yakni bila buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada hasilnya seakan-akan diproduksi menjadi satu buah saja. Contohnya yaitu nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah kering

Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, semakin jauh lagi bisa dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang anggota luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.

Buah kering kemudian dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens mempunyai isinya satu biji, sehingga sbg memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam himpunan ini yaitu buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.[4]

Buah padi (caryopsis)

Buah padi (caryopsis, atau bulir) mempunyai dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam himpunan ini.

Bulir atau buah padi yaitu buah sekaligus biji. Anggota buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Anggota biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.

Buah kurung (achenium)

Buah kurung (achenium) mempunyai dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya yaitu buah ('biji') bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya yaitu (buah) bunga matahari.

Buah keras (nux)

Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji semakin dari satu, namun kebanyakan hanya satu yang diproduksi menjadi biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya yaitu buah sarangan (Castanopsis).

Beberapa jenis buah keras, kulitnya merasakan pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berjasa sbg menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini contohnya yaitu buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.

Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya mempunyai isinya semakin dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya sbg memencarkan biji, supaya tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:

Buah berbelah (schizocarpium)

Buah berbelah (schizocarpium) mempunyai dua ruang atau semakin, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Bila memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya masih terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya yaitu kemangi (Ocimum), beberapa jenis anggota Malvaceae, dan sbgnya.

Buah kendaga

Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak (Ricinus).

Buah kotak

Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji banyak. Buah ini memecah bila masak, namun kulit buah yang pecah sampai lama tidak terlepas dari tangkai buah. Mempunyai banyak jenis buah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; banyak ruangannya berlandaskan dengan banyak daun buah asalnya. Buah ini buka dengan bermacam-macam cara. Contohnya yaitu durian (Durio), anggrek (Orchidaceae). 'Daging buah' durian yang dimakan sebetulnya yaitu arilus (salut biji), perbesaran dari selaput penutup biji.

Selain itu, masih mempunyai lagi beberapa jenis buah kotak seperti berikut ini:

Buah bumbung

Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan banyak biji. Bila masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, kebanyakan kampuh perut. Contohnya yaitu widuri (Calotropis), kepuh (Sterculia).

Buah polong

Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Bila masak, ruangan hendak buka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya yaitu aneka jenis polong-polongan (Fabaceae, atau dahulu dinamakan Leguminosae).

Buah lobak

Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya masih berlekatan. Biji sebentar masih melekat pada sekat semu, yang sebetulnya yaitu tembuni, sebelum pada hasilnya terlepas. Contohnya yaitu jenis-jenis Cruciferae.

Buah berdaging

Buah-buah tunggal berdaging kebanyakan tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya yaitu pala (Myristica). Beberapa wujud buah berdaging, di antaranya:

Buah buni

Buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji tidak terikat dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya yaitu buni (marga Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu biji (Psidium), serta tomat dan terung (Solanum) .

Buah mentimun

Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang semakin tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut. Contohnya yaitu mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.

Buah jeruk

Buah jeruk (hesperidium) yaitu variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan mempunyai isinya kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung mempunyai isinya cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).

Buah batu

Buah batu (drupa) mempunyai tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan bisa amat keras seperti batu. Contohnya yaitu mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut

Buah delima

Dinding luarnya liat, keras atau kaku, nyaris seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak biji. Selaput biji tebal berair dan bisa dimakan. Contohnya yaitu delima (Punica).

Buah ganda

Buah berganda yaitu buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang mempunyai banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh diproduksi menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun hasilnya diproduksi menjadi himpunan buah yang nampak seperti satu buah. Berlandaskan dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa jenis buah berganda. Misalnya:

  • buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
  • buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
  • buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
  • buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).

Buah majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Pada beberapa jenis tumbuhan, seperti pace, bunga muncul secara teratur dan terus menerus sepanjang tahun, sehingga kita bisa melihat keadaan bunga, pentil (buah muda) dan buah masak pada masa yang bersamaan di satu pohon

Buah majemuk yaitu buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada hasilnya seakan-akan diproduksi menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa jenis buah majemuk, di antaranya:

  • buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya mempunyai isinya deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
  • buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
  • buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
  • buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).

Terlihat pada foto di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace bersama-sama menjadi satu kelompokan dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang dinamakan bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh diproduksi menjadi buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada hasilnya saling luluh diproduksi menjadi sebutir buah batu majemuk.[6]

Berlandaskan dengan ciri utama, buah ganda dan buah majemuk sukar dinamakan buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang ikut bertumbuh dan mengembang diproduksi menjadi buah, sepatutnya bagian-bagian itu diproduksi menjadi anggota utama buah ataupun bukan.[4]

Buah tak berbiji

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jeruk sukun (tak berbiji)

Kondisi tak berbiji yaitu salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas yaitu contohnya. Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai semakin mahal. Kondisi tak berbiji demikian biasa pula dinamakan sukun.[7]

Pada sejumlah spesies, kondisi tak berbiji yaitu hasil dari partenokarpi, yakni proses pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan. Kebanyakan kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan sbg proses pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara itu, kondisi tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, kondisi yang dikenal sbg stenospermokarpi, yang memerlukan proses penyerbukan dan pembuahan secara normal.[8]

Pemencaran biji

Variasi dalam wujud dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan binatang, angin, arus cairan, atau proses pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya sampai jauh.[9]

Pemencaran oleh binatang (zookori)

Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang mempunyai bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang menghasilkan energi. Aneka jenis buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, hasilnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa jenis biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu dinamakan endozoik.[4] Dari golongan burung, telah dikenal sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) mempunyai keterkaitan yang ketat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya diproduksi menjadi makanan burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.[10][11]

Cara lain yaitu apa yang dinamakan epizoik, yakni pemencaran dengan cara menempel di anggota luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik kebanyakan mempunyai kait atau duri, supaya remeh melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau anggota badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dan sbgnya.[4]

Pemencaran oleh angin (anemokori)

Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin yaitu cara yang efektif sbg menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh binatang.[12] Tidak mengherankan bila Dipterocarpaceae, kebanyakan mempunyai wujud buah samara, diproduksi menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, yaitu jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek yaitu buah kotak yang memecah dengan celah-celah, sbg melepaskan biji-bijinya yang halus dan remeh diterbangkan angin.[4]

Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu yaitu bijinya yang mempunyai sayap atau alat melayang lainnya. Biji-biji bersayap ini misalnya yaitu biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus). Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) mempunyai serat-serat yang menolongnya melayang bersama angin.

Pemencaran oleh cairan (hidrokori)

Buah-buah yang dipencarkan oleh cairan kebanyakan mempunyai jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh cairan. Misalnya yaitu jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).[4]

Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa masih melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, sampai pada kalanya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau cairan di bawahnya.[13] Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dst-nya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke cairan hendak terapung dan bisa jadi terbawa arus cairan sungai atau laut sampai ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh diproduksi menjadi pohon.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kotak sejenis pacar cairan (Impatiens walleriana)

Pemencaran sendiri

Beberapa banyak jenis buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melalui bermacam mekanisme pecahnya dinding buah, yang beberapa mulia berlandaskan pada peristiwa higroskopi atau turgesensi.[4] Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di kala masak kehilangan kadar cairannya, sampai pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya yaitu buah para (Hevea), yang sering terdengar 'meletus' di kala hari panas. Demikian pula bermacam jenis polong-polongan (Fabaceae), yang bisa melontarkan biji sampai beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar cairan (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering dipergunakan anak-anak sbg jadi pemain.

Lihat juga

Pustaka

  1. ^ Lewis, Robert A. (January 1, 2002). CRC Dictionary of Agricultural Sciences. CRC Press. pp. 375–376. ISBN 0-8493-2327-4. 
  2. ^ Mauseth, James D. (2003). Botany: an introduction to plant biology. Boston: Jones and Bartlett Publishers. p. 258. ISBN 978-0-7637-2134-3. 
  3. ^ Mauseth. Botany. Chapter 9: Flowers and Reproduction. 
  4. ^ a b c d e f g h i j Tjitrosoepomo, Gembong (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada Univ. Press. pp. 69–75. ISBN 979-420-084-0. 
  5. ^ Mauseth, James D. (April 1, 2003). Botany: An Introduction to Plant Biology. Jones and Bartlett. pp. 271–272. ISBN 0-7637-2134-4. 
  6. ^ Parker, Philip M. (December 1, 2004). Morinda Citrifolia - A Medical Dictionary, Bibliography, and Annotated Research Guide to Internet References. ICON Group. ISBN 0-497-00758-4. 
  7. ^ Pusat Bahasa (2001). Kamus Mulia Bahasa Indonesia. Balai Pustaka - Jakarta. pp. hal.1099. ISBN 979-407-182-X. 
  8. ^ Spiegel-Roy, P.; E. E. Goldschmidt (August 28, 1996). The Biology of Citrus. Cambridge University Press. pp. 87–88. ISBN 0-521-33321-0. 
  9. ^ Capon, Brian (February 25, 2005). Botany for Gardeners. Timber Press. pp. 198–199. ISBN 0-88192-655-8. 
  10. ^ Docters van Leeuwen, W.M. (1933). Biology of plants and animals occuring in the higher parts of Mount Pangrango-Gedeh in West Java. Verhand. Konink. Akad. van Wetensch. Amsterdam afd. Natuurk. pp. 134–135. 
  11. ^ MacKinnon, J. (1993). Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. pp. 363–364. ISBN 979-420-150-2. 
  12. ^ Whitmore, T.C. (1984). Tropical Rain Forest of the Far East. Clarendon Press]]. p. 75. ISBN 0-19-854136-8. 
  13. ^ Tjitrosoepomo (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). pp. hal. 66. 

Pranala luar

  • Guna Buah dan Sayuran (pdf)
  • Foto-foto perkembangan bunga diproduksi menjadi buah pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Foto-foto pemencaran buah dan biji pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Fakta tentang buah dari California Rare Fruit Growers, Inc.
  • Buah dalam Encyclopedia Britannica 1911

edunitas.com


Page 2

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Kios buah di Barcelona, Spanyol.

Buah yaitu organ pada tumbuhan berbunga yang yaitu perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan wujud buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.

Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan yaitu lebih lapang daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan bisa pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, sebagai membedakannya, buah yang berlandaskan menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.

Buah seringkali mempunyai nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan bermacam jenis produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, sampai terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

Pengertian botani dan ilmu pangan

Kesenjangan pengertian "buah" secara botani dan pangan (buah-buahan) bisa dikawal dari tabel berikut ini:

Buah sejatiBukan buah sejati
Buah-buahanPerkembangan dari bakal buah dan dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: kelapa, jeruk, mangga
Bukan perkembangan dari bakal buah tetapi dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: apel,cempedak, tin (ara), jambu monyet
Bukan buah-buahanPerkembangan dari bakal buah tetapi diasumsikan bukan buah-buahan.
Contoh: tomat, padi, kacang mede
Bukan perkembangan dari bakal buah dan diasumsikan bukan buah-buahan.
Contoh: buah nangka muda, bongkol bunga matahari

Guna botani

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah semu dari tin, Ficus carica. Dinding luar buah semu yaitu dasar bunga majemuk yang menangkup, menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing yaitu sebutir buah.

Dalam pandangan botani, buah yaitu sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah mengembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Untuk tumbuhan berbunga, buah yaitu alat sebagai menyebar luaskan biji-bijinya; keadaan biji di dalam bisa mengindikasikan bahwa organ tersebut yaitu buah, meski mempunyai pula biji yang tidak berasal dari buah.[1]

Dalam batas tersebut, variasi buah bisa sangat mulia, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga yaitu bulir!) jagung, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batas ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk sebagai buah sejati.

Guna hortikultura atau pangan

Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan yaitu pengertian yang dipakai oleh masyarakat lapang. Dalam pengertian ini, batas buah diproduksi menjadi longgar. Istilah "buah-buahan" bisa dipergunakan sebagai pengertian demikian. Buah-buahan yaitu setiap anggota tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung cairan.

Bisa dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sebagai sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buah ketimun. Namun demikian, bisa dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti buah jambu monyet (yang sebetulnya yaitu pembesaran dasar bunga; buah yang sejati yaitu anggota ujung yang berwujud seperti monyet membungkuk), buah nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati yaitu pokok buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan anggota 'daging buah' yang dimakan orang yaitu tenda bunga), atau buah nanas.

Pembentukan buah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Urutan perkembangan sejenis buah persik, Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal musim dingin sampai masaknya buah di pertengahan musim panas, lebih dari 7½ bulan kemudian.

Buah yaitu pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah mempunyai isinya satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan pokoknya tumbuh diproduksi menjadi buluh serbuk sari yang mempunyai isinya sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan sepatutnya plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.[2]

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh diproduksi menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh diproduksi menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh diproduksi menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) hendak gugur atau bisa jadi bertahan beberapa sampai buah diproduksi menjadi. Pembentukan buah ini terus berlanjut sampai biji diproduksi menjadi masak. Pada beberapa buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.[3]

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering mengembang lebih jauh, sehingga bisa dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di anggota luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).[4]

Pada beberapa buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan ikut mengembang membentuk buah. Bila bagian-bagian itu yaitu anggota utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya diproduksi menjadi penting sebagai mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya sebagai memahami bagaimana suatu jenis buah terbentuk.[4][5]

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kurung bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah geluk sejenis berangan (Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kotak durian lai (Durio kutejensis) beruang lima

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah bumbung Sterculia balanghas, sejenis kepuh; dikawal dari bawah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah polong johar (Senna siamea)

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah pala (Myristica fragrans) yang memecah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah buni sebangsa ceplukan (Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang ikut mengembang bersama buah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah batu embacang (Mangifera foetida), memperlihatkan endokarpnya yang liat keras, di antara daging yang berserabut

Tipe-tipe buah

Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya sebagai menyusun suatu skema pengelompokan yang bisa mencakup semua jenis buah yang telah dikenal orang. Belum lagi keadaan kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya yaitu buah secara botani).

Sepatutnya buah sejati (yang yaitu perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, bisa dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:[4]

  • buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang mempunyai isinya satu biji atau lebih.
  • buah ganda, yakni bila buah terbentuk dari satu bunga yang mempunyai banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh diproduksi menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun hasilnya diproduksi menjadi himpunan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya yaitu sirsak (Annona).
  • buah majemuk, yakni bila buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada hasilnya seakan-akan diproduksi menjadi satu buah saja. Contohnya yaitu nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah kering

Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi bisa dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang anggota luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.

Buah kering kemudian dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens mempunyai isinya satu biji, sehingga sebagai memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam himpunan ini yaitu buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.[4]

Buah padi (caryopsis)

Buah padi (caryopsis, atau bulir) mempunyai dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam himpunan ini.

Bulir atau buah padi yaitu buah sekaligus biji. Anggota buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Anggota biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.

Buah kurung (achenium)

Buah kurung (achenium) mempunyai dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya yaitu buah ('biji') bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya yaitu (buah) bunga matahari.

Buah keras (nux)

Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji lebih dari satu, namun biasanya hanya satu yang diproduksi menjadi biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya yaitu buah sarangan (Castanopsis).

Beberapa jenis buah keras, kulitnya merasakan pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berjasa sebagai menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini contohnya yaitu buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.

Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya mempunyai isinya lebih dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya sebagai memencarkan biji, supaya tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:

Buah berbelah (schizocarpium)

Buah berbelah (schizocarpium) mempunyai dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Bila memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya masih terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya yaitu kemangi (Ocimum), beberapa jenis anggota Malvaceae, dan lain-lain.

Buah kendaga

Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak (Ricinus).

Buah kotak

Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji banyak. Buah ini memecah bila masak, namun kulit buah yang pecah sampai lama tidak terlepas dari tangkai buah. Mempunyai banyak jenis buah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; jumlah ruangannya berlandaskan dengan jumlah daun buah asalnya. Buah ini buka dengan bermacam-macam cara. Contohnya yaitu durian (Durio), anggrek (Orchidaceae). 'Daging buah' durian yang dimakan sebetulnya yaitu arilus (salut biji), perbesaran dari selaput penutup biji.

Selain itu, masih mempunyai lagi beberapa jenis buah kotak seperti berikut ini:

Buah bumbung

Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan banyak biji. Bila masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, biasanya kampuh perut. Contohnya yaitu widuri (Calotropis), kepuh (Sterculia).

Buah polong

Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Bila masak, ruangan hendak buka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya yaitu aneka jenis polong-polongan (Fabaceae, atau dahulu disebut Leguminosae).

Buah lobak

Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya masih berlekatan. Biji sebentar masih melekat pada sekat semu, yang sebetulnya yaitu tembuni, sebelum pada hasilnya terlepas. Contohnya yaitu jenis-jenis Cruciferae.

Buah berdaging

Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya yaitu pala (Myristica). Beberapa wujud buah berdaging, di antaranya:

Buah buni

Buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji tidak terikat dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya yaitu buni (marga Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu biji (Psidium), serta tomat dan terung (Solanum) .

Buah mentimun

Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut. Contohnya yaitu mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.

Buah jeruk

Buah jeruk (hesperidium) yaitu variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan mempunyai isinya kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung mempunyai isinya cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).

Buah batu

Buah batu (drupa) mempunyai tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan bisa amat keras seperti batu. Contohnya yaitu mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut

Buah delima

Dinding luarnya liat, keras atau kaku, nyaris seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak biji. Selaput biji tebal berair dan bisa dimakan. Contohnya yaitu delima (Punica).

Buah ganda

Buah berganda yaitu buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang mempunyai banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh diproduksi menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun hasilnya diproduksi menjadi himpunan buah yang nampak seperti satu buah. Berlandaskan dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa jenis buah berganda. Misalnya:

  • buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
  • buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
  • buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
  • buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).

Buah majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Pada beberapa jenis tumbuhan, seperti pace, bunga muncul secara teratur dan terus menerus sepanjang tahun, sehingga kita bisa melihat keadaan bunga, pentil (buah muda) dan buah masak pada saat yang bersamaan di satu pohon

Buah majemuk yaitu buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada hasilnya seakan-akan diproduksi menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa jenis buah majemuk, di antaranya:

  • buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya mempunyai isinya deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
  • buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
  • buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
  • buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).

Terlihat pada foto di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace bersama-sama menjadi satu kelompokan dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang disebut bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh diproduksi menjadi buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada hasilnya saling luluh diproduksi menjadi sebutir buah batu majemuk.[6]

Berlandaskan dengan ciri utama, buah ganda dan buah majemuk sukar disebut buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang ikut bertumbuh dan mengembang diproduksi menjadi buah, sepatutnya bagian-bagian itu diproduksi menjadi anggota utama buah ataupun bukan.[4]

Buah tak berbiji

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jeruk sukun (tak berbiji)

Kondisi tak berbiji yaitu salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas yaitu contohnya. Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai lebih mahal. Kondisi tak berbiji demikian biasa pula disebut sukun.[7]

Pada sejumlah spesies, kondisi tak berbiji yaitu hasil dari partenokarpi, yakni proses pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan. Kebanyakan kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan sebagai proses pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara itu, kondisi tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, kondisi yang dikenal sebagai stenospermokarpi, yang memerlukan proses penyerbukan dan pembuahan secara normal.[8]

Pemencaran biji

Variasi dalam wujud dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan binatang, angin, arus cairan, atau proses pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya sampai jauh.[9]

Pemencaran oleh binatang (zookori)

Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang mempunyai bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang menghasilkan energi. Aneka jenis buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, hasilnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa jenis biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu disebut endozoik.[4] Dari golongan burung, telah dikenal sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) mempunyai keterkaitan yang ketat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya diproduksi menjadi makanan burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.[10][11]

Cara lain yaitu apa yang disebut epizoik, yakni pemencaran dengan cara menempel di anggota luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik biasanya mempunyai kait atau duri, supaya gampang melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau anggota badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dan lain-lain.[4]

Pemencaran oleh angin (anemokori)

Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin yaitu cara yang efektif sebagai menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh binatang.[12] Tidak mengherankan bila Dipterocarpaceae, kebanyakan mempunyai wujud buah samara, diproduksi menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, yaitu jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek yaitu buah kotak yang memecah dengan celah-celah, sebagai melepaskan biji-bijinya yang halus dan gampang diterbangkan angin.[4]

Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu yaitu bijinya yang mempunyai sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya yaitu biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus). Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) mempunyai serat-serat yang menolongnya melayang bersama angin.

Pemencaran oleh cairan (hidrokori)

Buah-buah yang dipencarkan oleh cairan pada umumnya mempunyai jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh cairan. Misalnya yaitu jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).[4]

Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa masih melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, sampai pada kalanya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau cairan di bawahnya.[13] Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dst-nya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke cairan hendak terapung dan bisa jadi terbawa arus cairan sungai atau laut sampai ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh diproduksi menjadi pohon.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kotak sejenis pacar cairan (Impatiens walleriana)

Pemencaran sendiri

Beberapa banyak jenis buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melalui bermacam mekanisme pecahnya dinding buah, yang beberapa mulia berlandaskan pada peristiwa higroskopi atau turgesensi.[4] Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di kala masak kehilangan kadar cairannya, sampai pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya yaitu buah para (Hevea), yang sering terdengar 'meletus' di kala hari panas. Demikian pula bermacam jenis polong-polongan (Fabaceae), yang bisa melontarkan biji sampai beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar cairan (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering dipergunakan anak-anak sebagai jadi pemain.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Lewis, Robert A. (January 1, 2002). CRC Dictionary of Agricultural Sciences. CRC Press. pp. 375–376. ISBN 0-8493-2327-4. 
  2. ^ Mauseth, James D. (2003). Botany: an introduction to plant biology. Boston: Jones and Bartlett Publishers. p. 258. ISBN 978-0-7637-2134-3. 
  3. ^ Mauseth. Botany. Chapter 9: Flowers and Reproduction. 
  4. ^ a b c d e f g h i j Tjitrosoepomo, Gembong (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada Univ. Press. pp. 69–75. ISBN 979-420-084-0. 
  5. ^ Mauseth, James D. (April 1, 2003). Botany: An Introduction to Plant Biology. Jones and Bartlett. pp. 271–272. ISBN 0-7637-2134-4. 
  6. ^ Parker, Philip M. (December 1, 2004). Morinda Citrifolia - A Medical Dictionary, Bibliography, and Annotated Research Guide to Internet References. ICON Group. ISBN 0-497-00758-4. 
  7. ^ Pusat Bahasa (2001). Kamus Mulia Bahasa Indonesia. Balai Pustaka - Jakarta. pp. hal.1099. ISBN 979-407-182-X. 
  8. ^ Spiegel-Roy, P.; E. E. Goldschmidt (August 28, 1996). The Biology of Citrus. Cambridge University Press. pp. 87–88. ISBN 0-521-33321-0. 
  9. ^ Capon, Brian (February 25, 2005). Botany for Gardeners. Timber Press. pp. 198–199. ISBN 0-88192-655-8. 
  10. ^ Docters van Leeuwen, W.M. (1933). Biology of plants and animals occuring in the higher parts of Mount Pangrango-Gedeh in West Java. Verhand. Konink. Akad. van Wetensch. Amsterdam afd. Natuurk. pp. 134–135. 
  11. ^ MacKinnon, J. (1993). Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. pp. 363–364. ISBN 979-420-150-2. 
  12. ^ Whitmore, T.C. (1984). Tropical Rain Forest of the Far East. Clarendon Press]]. p. 75. ISBN 0-19-854136-8. 
  13. ^ Tjitrosoepomo (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). pp. hal. 66. 

Pranala luar

  • Guna Buah dan Sayuran (pdf)
  • Foto-foto perkembangan bunga diproduksi menjadi buah pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Foto-foto pemencaran buah dan biji pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Fakta tentang buah dari California Rare Fruit Growers, Inc.
  • Buah dalam Encyclopedia Britannica 1911

edunitas.com


Page 3

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Kios buah di Barcelona, Spanyol.

Buah yaitu organ pada tumbuhan berbunga yang yaitu perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan wujud buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.

Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan yaitu lebih lapang daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan bisa pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, sebagai membedakannya, buah yang berlandaskan menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.

Buah seringkali mempunyai nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan bermacam jenis produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, sampai terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

Pengertian botani dan ilmu pangan

Kesenjangan pengertian "buah" secara botani dan pangan (buah-buahan) bisa dikawal dari tabel berikut ini:

Buah sejatiBukan buah sejati
Buah-buahanPerkembangan dari bakal buah dan dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: kelapa, jeruk, mangga
Bukan perkembangan dari bakal buah tetapi dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: apel,cempedak, tin (ara), jambu monyet
Bukan buah-buahanPerkembangan dari bakal buah tetapi diasumsikan bukan buah-buahan.
Contoh: tomat, padi, kacang mede
Bukan perkembangan dari bakal buah dan diasumsikan bukan buah-buahan.
Contoh: buah nangka muda, bongkol bunga matahari

Guna botani

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah semu dari tin, Ficus carica. Dinding luar buah semu yaitu dasar bunga majemuk yang menangkup, menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing yaitu sebutir buah.

Dalam pandangan botani, buah yaitu sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah mengembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Untuk tumbuhan berbunga, buah yaitu alat sebagai menyebar luaskan biji-bijinya; keadaan biji di dalam bisa mengindikasikan bahwa organ tersebut yaitu buah, meski mempunyai pula biji yang tidak berasal dari buah.[1]

Dalam batas tersebut, variasi buah bisa sangat mulia, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga yaitu bulir!) jagung, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batas ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk sebagai buah sejati.

Guna hortikultura atau pangan

Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan yaitu pengertian yang dipakai oleh masyarakat lapang. Dalam pengertian ini, batas buah diproduksi menjadi longgar. Istilah "buah-buahan" bisa dipergunakan sebagai pengertian demikian. Buah-buahan yaitu setiap anggota tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung cairan.

Bisa dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sebagai sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buah ketimun. Namun demikian, bisa dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti buah jambu monyet (yang sebetulnya yaitu pembesaran dasar bunga; buah yang sejati yaitu anggota ujung yang berwujud seperti monyet membungkuk), buah nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati yaitu pokok buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan anggota 'daging buah' yang dimakan orang yaitu tenda bunga), atau buah nanas.

Pembentukan buah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Urutan perkembangan sejenis buah persik, Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal musim dingin sampai masaknya buah di pertengahan musim panas, lebih dari 7½ bulan kemudian.

Buah yaitu pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah mempunyai isinya satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan pokoknya tumbuh diproduksi menjadi buluh serbuk sari yang mempunyai isinya sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan sepatutnya plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.[2]

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh diproduksi menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh diproduksi menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh diproduksi menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) hendak gugur atau bisa jadi bertahan beberapa sampai buah diproduksi menjadi. Pembentukan buah ini terus berlanjut sampai biji diproduksi menjadi masak. Pada beberapa buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.[3]

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering mengembang lebih jauh, sehingga bisa dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di anggota luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).[4]

Pada beberapa buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan ikut mengembang membentuk buah. Bila bagian-bagian itu yaitu anggota utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya diproduksi menjadi penting sebagai mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya sebagai memahami bagaimana suatu jenis buah terbentuk.[4][5]

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kurung bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah geluk sejenis berangan (Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kotak durian lai (Durio kutejensis) beruang lima

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah bumbung Sterculia balanghas, sejenis kepuh; dikawal dari bawah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah polong johar (Senna siamea)

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah pala (Myristica fragrans) yang memecah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah buni sebangsa ceplukan (Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang ikut mengembang bersama buah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah batu embacang (Mangifera foetida), memperlihatkan endokarpnya yang liat keras, di antara daging yang berserabut

Tipe-tipe buah

Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya sebagai menyusun suatu skema pengelompokan yang bisa mencakup semua jenis buah yang telah dikenal orang. Belum lagi keadaan kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya yaitu buah secara botani).

Sepatutnya buah sejati (yang yaitu perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, bisa dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:[4]

  • buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang mempunyai isinya satu biji atau lebih.
  • buah ganda, yakni bila buah terbentuk dari satu bunga yang mempunyai banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh diproduksi menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun hasilnya diproduksi menjadi himpunan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya yaitu sirsak (Annona).
  • buah majemuk, yakni bila buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada hasilnya seakan-akan diproduksi menjadi satu buah saja. Contohnya yaitu nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah kering

Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi bisa dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang anggota luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.

Buah kering kemudian dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens mempunyai isinya satu biji, sehingga sebagai memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam himpunan ini yaitu buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.[4]

Buah padi (caryopsis)

Buah padi (caryopsis, atau bulir) mempunyai dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam himpunan ini.

Bulir atau buah padi yaitu buah sekaligus biji. Anggota buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Anggota biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.

Buah kurung (achenium)

Buah kurung (achenium) mempunyai dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya yaitu buah ('biji') bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya yaitu (buah) bunga matahari.

Buah keras (nux)

Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji lebih dari satu, namun biasanya hanya satu yang diproduksi menjadi biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya yaitu buah sarangan (Castanopsis).

Beberapa jenis buah keras, kulitnya merasakan pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berjasa sebagai menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini contohnya yaitu buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.

Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya mempunyai isinya lebih dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya sebagai memencarkan biji, supaya tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:

Buah berbelah (schizocarpium)

Buah berbelah (schizocarpium) mempunyai dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Bila memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya masih terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya yaitu kemangi (Ocimum), beberapa jenis anggota Malvaceae, dan lain-lain.

Buah kendaga

Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak (Ricinus).

Buah kotak

Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji banyak. Buah ini memecah bila masak, namun kulit buah yang pecah sampai lama tidak terlepas dari tangkai buah. Mempunyai banyak jenis buah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; jumlah ruangannya berlandaskan dengan jumlah daun buah asalnya. Buah ini buka dengan bermacam-macam cara. Contohnya yaitu durian (Durio), anggrek (Orchidaceae). 'Daging buah' durian yang dimakan sebetulnya yaitu arilus (salut biji), perbesaran dari selaput penutup biji.

Selain itu, masih mempunyai lagi beberapa jenis buah kotak seperti berikut ini:

Buah bumbung

Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan banyak biji. Bila masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, biasanya kampuh perut. Contohnya yaitu widuri (Calotropis), kepuh (Sterculia).

Buah polong

Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Bila masak, ruangan hendak buka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya yaitu aneka jenis polong-polongan (Fabaceae, atau dahulu disebut Leguminosae).

Buah lobak

Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya masih berlekatan. Biji sebentar masih melekat pada sekat semu, yang sebetulnya yaitu tembuni, sebelum pada hasilnya terlepas. Contohnya yaitu jenis-jenis Cruciferae.

Buah berdaging

Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya yaitu pala (Myristica). Beberapa wujud buah berdaging, di antaranya:

Buah buni

Buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji tidak terikat dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya yaitu buni (marga Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu biji (Psidium), serta tomat dan terung (Solanum) .

Buah mentimun

Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut. Contohnya yaitu mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.

Buah jeruk

Buah jeruk (hesperidium) yaitu variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan mempunyai isinya kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung mempunyai isinya cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).

Buah batu

Buah batu (drupa) mempunyai tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan bisa amat keras seperti batu. Contohnya yaitu mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut

Buah delima

Dinding luarnya liat, keras atau kaku, nyaris seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak biji. Selaput biji tebal berair dan bisa dimakan. Contohnya yaitu delima (Punica).

Buah ganda

Buah berganda yaitu buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang mempunyai banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh diproduksi menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun hasilnya diproduksi menjadi himpunan buah yang nampak seperti satu buah. Berlandaskan dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa jenis buah berganda. Misalnya:

  • buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
  • buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
  • buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
  • buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).

Buah majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Pada beberapa jenis tumbuhan, seperti pace, bunga muncul secara teratur dan terus menerus sepanjang tahun, sehingga kita bisa melihat keadaan bunga, pentil (buah muda) dan buah masak pada saat yang bersamaan di satu pohon

Buah majemuk yaitu buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada hasilnya seakan-akan diproduksi menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa jenis buah majemuk, di antaranya:

  • buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya mempunyai isinya deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
  • buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
  • buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
  • buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).

Terlihat pada foto di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace bersama-sama menjadi satu kelompokan dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang disebut bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh diproduksi menjadi buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada hasilnya saling luluh diproduksi menjadi sebutir buah batu majemuk.[6]

Berlandaskan dengan ciri utama, buah ganda dan buah majemuk sukar disebut buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang ikut bertumbuh dan mengembang diproduksi menjadi buah, sepatutnya bagian-bagian itu diproduksi menjadi anggota utama buah ataupun bukan.[4]

Buah tak berbiji

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jeruk sukun (tak berbiji)

Kondisi tak berbiji yaitu salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas yaitu contohnya. Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai lebih mahal. Kondisi tak berbiji demikian biasa pula disebut sukun.[7]

Pada sejumlah spesies, kondisi tak berbiji yaitu hasil dari partenokarpi, yakni proses pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan. Kebanyakan kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan sebagai proses pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara itu, kondisi tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, kondisi yang dikenal sebagai stenospermokarpi, yang memerlukan proses penyerbukan dan pembuahan secara normal.[8]

Pemencaran biji

Variasi dalam wujud dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan binatang, angin, arus cairan, atau proses pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya sampai jauh.[9]

Pemencaran oleh binatang (zookori)

Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang mempunyai bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang menghasilkan energi. Aneka jenis buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, hasilnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa jenis biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu disebut endozoik.[4] Dari golongan burung, telah dikenal sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) mempunyai keterkaitan yang ketat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya diproduksi menjadi makanan burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.[10][11]

Cara lain yaitu apa yang disebut epizoik, yakni pemencaran dengan cara menempel di anggota luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik biasanya mempunyai kait atau duri, supaya gampang melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau anggota badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dan lain-lain.[4]

Pemencaran oleh angin (anemokori)

Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin yaitu cara yang efektif sebagai menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh binatang.[12] Tidak mengherankan bila Dipterocarpaceae, kebanyakan mempunyai wujud buah samara, diproduksi menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, yaitu jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek yaitu buah kotak yang memecah dengan celah-celah, sebagai melepaskan biji-bijinya yang halus dan gampang diterbangkan angin.[4]

Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu yaitu bijinya yang mempunyai sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya yaitu biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus). Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) mempunyai serat-serat yang menolongnya melayang bersama angin.

Pemencaran oleh cairan (hidrokori)

Buah-buah yang dipencarkan oleh cairan pada umumnya mempunyai jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh cairan. Misalnya yaitu jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).[4]

Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa masih melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, sampai pada kalanya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau cairan di bawahnya.[13] Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dst-nya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke cairan hendak terapung dan bisa jadi terbawa arus cairan sungai atau laut sampai ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh diproduksi menjadi pohon.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kotak sejenis pacar cairan (Impatiens walleriana)

Pemencaran sendiri

Beberapa banyak jenis buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melalui bermacam mekanisme pecahnya dinding buah, yang beberapa mulia berlandaskan pada peristiwa higroskopi atau turgesensi.[4] Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di kala masak kehilangan kadar cairannya, sampai pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya yaitu buah para (Hevea), yang sering terdengar 'meletus' di kala hari panas. Demikian pula bermacam jenis polong-polongan (Fabaceae), yang bisa melontarkan biji sampai beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar cairan (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering dipergunakan anak-anak sebagai jadi pemain.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Lewis, Robert A. (January 1, 2002). CRC Dictionary of Agricultural Sciences. CRC Press. pp. 375–376. ISBN 0-8493-2327-4. 
  2. ^ Mauseth, James D. (2003). Botany: an introduction to plant biology. Boston: Jones and Bartlett Publishers. p. 258. ISBN 978-0-7637-2134-3. 
  3. ^ Mauseth. Botany. Chapter 9: Flowers and Reproduction. 
  4. ^ a b c d e f g h i j Tjitrosoepomo, Gembong (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada Univ. Press. pp. 69–75. ISBN 979-420-084-0. 
  5. ^ Mauseth, James D. (April 1, 2003). Botany: An Introduction to Plant Biology. Jones and Bartlett. pp. 271–272. ISBN 0-7637-2134-4. 
  6. ^ Parker, Philip M. (December 1, 2004). Morinda Citrifolia - A Medical Dictionary, Bibliography, and Annotated Research Guide to Internet References. ICON Group. ISBN 0-497-00758-4. 
  7. ^ Pusat Bahasa (2001). Kamus Mulia Bahasa Indonesia. Balai Pustaka - Jakarta. pp. hal.1099. ISBN 979-407-182-X. 
  8. ^ Spiegel-Roy, P.; E. E. Goldschmidt (August 28, 1996). The Biology of Citrus. Cambridge University Press. pp. 87–88. ISBN 0-521-33321-0. 
  9. ^ Capon, Brian (February 25, 2005). Botany for Gardeners. Timber Press. pp. 198–199. ISBN 0-88192-655-8. 
  10. ^ Docters van Leeuwen, W.M. (1933). Biology of plants and animals occuring in the higher parts of Mount Pangrango-Gedeh in West Java. Verhand. Konink. Akad. van Wetensch. Amsterdam afd. Natuurk. pp. 134–135. 
  11. ^ MacKinnon, J. (1993). Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. pp. 363–364. ISBN 979-420-150-2. 
  12. ^ Whitmore, T.C. (1984). Tropical Rain Forest of the Far East. Clarendon Press]]. p. 75. ISBN 0-19-854136-8. 
  13. ^ Tjitrosoepomo (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). pp. hal. 66. 

Pranala luar

  • Guna Buah dan Sayuran (pdf)
  • Foto-foto perkembangan bunga diproduksi menjadi buah pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Foto-foto pemencaran buah dan biji pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Fakta tentang buah dari California Rare Fruit Growers, Inc.
  • Buah dalam Encyclopedia Britannica 1911

edunitas.com


Page 4

Buaya adalah reptil bertubuh akbar yang hidup di cairan. Secara ilmiah, buaya meliputi seluruh spesies bagian suku Crocodylidae, termasuk pula buaya ikan (Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini mampu pula dikenakan secara longgar sebagai menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang beda suku.

Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan area basah pautannya, namun hadir pula yang hidup di cairan payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakangan seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan binatang purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.

Dikenal pula beberapa nama kawasan sebagai menyebut buaya, seperti misalnya buhaya (Sd.); buhaya (bjn); baya atau bajul (Jw.); bicokok (Btw.), bekatak, atau buaya katak sebagai menyebut buaya bertubuh kecil gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong (Mly.), atau buaya julung-julung sebagai menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni buaya yang berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning kecoklatan; dsb-nya.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Distrubition of crocodiles

Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sbg crocodile. Nama ini berasal dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang berfaedah ‘batu kerikil’, dan deilos yang berfaedah ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena mengamati aturan sejak dahulu kala buaya berpanas-panas di tepian sungai yang berbatu-batu.

Biologi dan perilaku

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya, seperti halnya dinosaurus, memiliki tulang-tulang iga yang termodifikasi menjadi gastralia

Di luar strukturnya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan binatang melata yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan (diafragma) dan cerebral cortex. Pada sisi pautan, morfologi luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik. Tubuhnya yang "streamline" memungkinkannya sebagai berenang cepat. Buaya melipat kakinya ke belakangan melekat pada tubuhnya, sebagai mengurangi hambatan cairan dan memungkinkannya menambah kecepatan pada masa berenang. Jari-jari kaki belakangannya berselaput renang, yang meskipun tak digunakan sbg pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat bermanfaat tatkala beliau harus mendadak berbalik atau memainkan gerakan tiba-tiba di cairan, atau sebagai memulai berenang. Kaki berselaput juga merupakan keuntungan manakala buaya perlu memainkan usaha atau berlanjut di cairan dangkal.

Buaya mampu memainkan usaha dengan sangat cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar cairan. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat, yang mampu menggigit dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya sbg binatang dengan kekuatan gigitan yang paling akbar. Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch; setara dengan 315 kg/cm²)[1]; bandingkan dengan kekuatan gigitan anjing rottweiler yang hanya 335 psi, hiu putih raksasa sebesar 400 psi, atau dubuk (hyena) sekitar 800 – 1.000 psi. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat bermanfaat sebagai memegangi mangsanya. Buaya menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, kemudian menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke cairan. Oleh sebab itu otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sedemikian baik sehingga mampu mengatup dengan amat kuat. Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek. Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi sebagai buka mulut buaya amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat akbar (lakban) beberapa kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di ujung moncong yang menutup, sebagai menjaganya agar mulut itu tetap mengatup sementara dilakukan pengamatan dan pengukuran, atau manakala ingin mengangkut binatang itu dengan lepas sama sekali dari bahaya. Cakar dan kuku buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu remeh menyerang ke samping atau ke belakangan.

Buaya memangsa ikan, burung, mamalia, dan kadang-kadang juga buaya pautan yang lebih kecil bahkan bangkai buaya dewasa. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; beliau menunggu mangsanya binatang darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba. Sbg binatang yang berdarah dingin, predator ini mampu bertahan cukup lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar perlu memainkan usaha sebagai memburu mangsanya. Meskipun nampaknya lamban, buaya merupakan pemangsa puncak di sekeliling yang terkaitnya, dan beberapa jenisnya teramati pernah menyerang dan membunuh ikan hiu.[2] Perkecualiannya adalah burung cerek Mesir, yang dikenal memiliki hubungan simbiotik dengan buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit dan sisa daging yang berdiam di mulut buaya, dan sebagai itu sang raja sungai buka mulutnya lebar-lebar serta membiarkan si cerek masuk sebagai membuat agar bersihnya.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Patung Saint Theodore of Amasea menginjak seekor buaya (Venesia, Italia)

Pada musim kawin dan bertelur buaya mampu menjadi sangat sifat menyerang dan remeh menyerang manusia atau binatang pautan yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kemudian menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.

Embrio buaya tak memiliki kromosom seksual, yakni kromosom yang menentukan jenis kelamin anak yang akan ditetaskan. Jadi tak sebagaimana manusia, jenis kelamin buaya tak ditentukan secara genetik. Alih-alih, jenis kelamin ini ditentukan oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan. Pada buaya muara, suhu sekitar 31,6°C akan menghasilkan binatang jantan, sedikit lebih rendah atau lebih tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa pengeraman telur adalah sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang.[3]

Buaya ditengarai memiliki insting sebagai kembali ke tempat tinggalnya semula (homing instinct).[4] [5] Tiga ekor buaya yang ganas di Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km, dengan menggunakan helikopter. Akan tetapi dalam tiga ahad hewan-hewan ini dikenal telah tiba kembali di tempat asalnya. Perihal jadinya ini terpantau melalui alat pelacak yang dipasang pada tubuh reptil tersebut.

Menurut ilmu sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang lebih sempit dengan burung dan dinosaurus, dibandingkan dengan kebanyakan reptil umumnya. Tiga kumpulan yang pertama itu, ditambah dengan kumpulan pterosaurus, digolongkan menjadi grup akbar Archosauria (='reptil yang menguasai'[6]).[7]

Umur

Tidak hadir cara yang meyakinkan sebagai menghitung umur buaya, selain dengan mengetahui saat penetasannya dahulu, meskipun hadir beberapa teknik yang telah dikembangkan. Cara yang paling umum digunakan sebagai menaksir umur binatang ini ialah dengan menghitung lingkaran tumbuh pada tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran menggambarkan hal hadir perubahan pada laju pertumbuhan, yang mungkin disebabkan oleh perubahan musim kemarau dan hujan yang berulang setiap tahun. [3] Dengan tetap mengingat peluang ketidaktepatan cara ini, buaya yang tertua kemungkinan adalah spesies yang terbesar. Buaya muara (C. porosus) dianggarkan mampu hidup rata-rata sampai 70 tahun, dengan sedikit individu yang terbukti mampu melebihi umur 100 tahun. Salah satu buaya tertua yang tercatat, mati di kebun binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun.[3]

Seekor buaya cairan tawar jantan yang dipelihara di Kebun Binatang Australia dianggarkan berumur 130 tahun. Binatang ini diselamatkan Bob Irwin dan Steve Irwin dari dunia liar setelah ditembak dua kali oleh pemburu. Dampak tembakan senjata itu, buaya tersebut (yang kini dijuluki sbg "Mr. Freshy") kehilangan mata kanannya.[8]

Ukuran

Ukuran tubuh buaya sangat bervariasi dari jenis ke jenis, mulai dari buaya kerdil sampai buaya muara raksasa. Spesies bertubuh akbar mampu tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya berukuran sekitar 20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar adalah buaya muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara sampai ke Australia utara.

Ukuran terbesar buaya muara sampai kini sedang diperdebatkan. Buaya terbesar yang pernah tercatat adalah seekor buaya muara raksasa sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia.[2] Sedangkan buaya terbesar yang sedang hidup adalah seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World Records.[9]

Dua catatan pautan yang tepercaya mengenai ukuran buaya terbesar adalah rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama ditembak di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh seorang pemburu gelap, yang kemudian diukur oleh seorang petugas kehutanan. Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua Nugini. Ukuran buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang diukur oleh Jerome Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena ukuran kulit selalu lebih kecil (menyusut) dari ukuran binatang aslinya, dipercaya bahwa buaya kedua ini sedikitnya berukuran 10 cm lebih panjang ketika hidup.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Penangkaran Buaya Samutprakarn, Bangkok

Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran adalah seekor blasteran buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (Th.: ใหญ่, berfaedah akbar) (menetas pada 10 Juni 1972) di Kebun Penangkaran Buaya Samutprakarn yang terkenal di Thailand. Binatang melata ini memiliki panjang tubuh sampai 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg.

Buaya raksasa peliharaan pautannya adalah seekor buaya muara yang bernama Gomek. Binatang ini ditangkap oleh George Craig di Papua Nugini dan kemudian dijual ke St. Augustine Alligator Farm di Florida, Amerika. Buaya ini mati karena penyakit jantung pada Februari 1997 dalam usia yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran tersebut, ketika mati Gomek memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia selang 70–80 tahun.

Buaya Bhitarkanika yang terbesar dianggarkan sepanjang 7,62 m. Dugaan ini diperoleh para mahir berlandaskan ukuran suatu tengkorak buaya yang disimpan oleh keluarga Kerajaan Kanika. Buaya tersebut kemungkinan ditembak mati di akrab Dhamara sekitar tahun 1926 dan kemudian tengkoraknya diawetkan oleh Raja Kanika ketika itu. Dugaan panjang di atas didapat melalui perhitungan, dengan mengingat bahwa panjang tengkorak buaya sekitar sepertujuh panjang total badannya.

Taksonomi dan penyebaran

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya moncong-ramping, Crocodylus cataphractus

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya-buaya tengah berpanas-panas

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya Amerika pada La Manzanilla, Jalisco, Mexico

Kebanyakan buaya tergolong ke dalam marga Crocodylus. Dua marga pautan yang sedang hidup bagian suku Crocodylia ini adalah Osteolaemus dan Tomistoma, masing-masingnya bersifat monotipik.

  • Suku Crocodylidae
    • Anak suku Mekosuchinae (punah)
    • Anak suku Crocodylinae
      • Marga Euthecodon (punah)
      • Marga Rimasuchus (punah, sebelumnya Crocodylus lloydi)
      • Marga Osteolaemus
        • Buaya kerdil, Osteolaemus tetraspis (para mahir berbeda pendapat apakah spesies ini sebetulnya terdiri atas dua spesies. Kebanyakan berpandangan bahwa buaya kerdil adalah satu spesies dengan dua anak jenis (subspesies): O. tetraspis tetraspis & O. t. osborni)
      • Marga Crocodylus
        • Crocodylus acutus, buaya Amerika
        • Crocodylus cataphractus, Buaya moncong-ramping (kajian DNA terbaru menyarankan bahwa spesies ini mungkin lebih tepat digolongkan ke dalam marga tersendiri, Mecistops)
        • Crocodylus intermedius , buaya Orinoco
        • Crocodylus johnsoni, buaya air-tawar Australia
        • Crocodylus mindorensis, buaya Filipina
        • Crocodylus moreletii , buaya Meksiko
        • Crocodylus niloticus, buaya Nil atau buaya Afrika (anak jenis Madagaskar kadang-kadang dinamai buaya hitam)
        • Crocodylus novaeguineae, buaya Irian
        • Crocodylus palustris, buaya India atau buaya rawa
        • Crocodylus porosus , buaya cairan asin
        • Crocodylus rhombifer , buaya Kuba
        • Crocodylus siamensis, buaya Siam atau buaya air-tawar Asia
    • Anak suku Tomistominae (kajian terbaru mendapatkan bahwa kumpulan ini sesungguhnya lebih akrab berkerabat dengan gavial, suku Gavialidae)
      • Marga Kentisuchus (punah)
      • Marga Gavialosuchus (punah)
      • Marga Paratomistoma (punah)
      • Marga Thecachampsa (punah)
      • Marga Rhamphosuchus (punah)
      • Marga Tomistoma
        • Tomistoma schlegelii, buaya senyulong atau gavial Malaya
        • Tomistoma lusitanica (punah)
        • Tomistoma cairense (punah)
        • Tomistoma machikanense (punah, spesies kala Pleistosen dari Jepang)

Buaya di Indonesia

Sejauh ini dikenal sekitar tujuh spesies (atau subspesies) buaya yang ditemukan di Indonesia[10], yakni:

  • Buaya Mindoro atau buaya Filipina (Crocodylus mindorensis)
  • Buaya Irian (C. novaeguineae)
  • Buaya cairan asin (C. porosus)
  • Buaya Kalimantan (C. raninus)
  • Buaya cairan tawar atau buaya Siam (C. siamensis)
  • Buaya Sahul (Crocodylus sp.nov.), dan
  • Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)

Keberadaan buaya Mindoro di Indonesia (yakni di Sulawesi timur dan tenggara) baru dilaporkan semenjak 1996. Buaya Kalimantan (diketahui dari Kalimantan Barat dan Selatan) statusnya sedang diperdebatkan, mengingat jenis ini serupa struktur dan habitatnya dengan buaya cairan tawar, namun dengan beberapa ciri pautan yang membedakannya. Demikian pula status buaya Sahul, yang selama ini diasumsikan identik dengan buaya Irian. Buaya Sahul menyebar terbatas di sebelah selatan Papua, sementara buaya Irian di sebelah utara pegunungan tengah. [10]

Kerabat akrab

Aligator dan kaiman (caiman atau cayman) adalah kerabat akrab buaya yang termasuk suku Alligatoridae. Aligator memiliki tubuh mirip buaya, yang kadang-kadang dikelirukan satu sama pautan. Bedanya, aligator memiliki moncong yang cenderung lebar ujungnya, struktur huruf U apabila dilihat dan diamati dari atas; sedangkan buaya bermoncong lebih sempit meruncing, struktur huruf V. Gigi ke-4 di rahang bawah buaya berukuran akbar dan muncul di sisi luar rahang atas manakala moncongnya terkatup. Gigi-gigi rahang bawah aligator tersembunyi oleh bibir atasnya manakala moncongnya terkatup.

Gavial alias buaya julung-julung adalah jenis buaya pautan lagi yang tergolong suku Gavialidae. Buaya ini memiliki tubuh yang gemuk, namun dengan moncong yang panjang dan kurus, bukan tak mirip dengan kepala ikan julung-julung. Buaya ini juga disebut buaya ikan, karena memang makanan utamanya adalah ikan. Selain itu gavial juga hampir sepenuhnya akuatik, dan hanya sesekali naik ke darat sebagai berpanas-panas. Crocodylidae, Alligatoridae dan Gavialidae tergolong ke dalam bangsa (ordo) Crocodilia.

Beberapa kerabat buaya yang telah punah, bagian kumpulan yang lebih akbar lagi, yakni Crocodylomorpha, yang bersifat herbivora.

Buaya dan manusia

Serangan buaya

Jenis-jenis buaya bertubuh akbar mampu sangat berbahaya bagi manusia. Buaya muara dan buaya Nil adalah yang paling berbahaya, membunuh ratusan orang tiap tahun di berbagai kawasan di Asia Tenggara dan Afrika. Buaya rawa dan mungkin pula kaiman hitam yang terancam punah, juga amat berbahaya. Aligator Amerika kurang sifat menyerang dan jarang menyerang manusia apabila tak diganggu.

Peristiwa serangan buaya yang paling banyak memakan jiwa kemungkinan adalah yang terjadi di Burma, 19 Februari 1945, semasa Perang Pulau Ramree. Sebanyak 900 orang tentara Kekaisaran Jepang, dalam upayanya sebagai mundur dan bergabung dengan pasukan infantri yang lebih akbar, telah menyeberangi rawa-rawa bakau sepanjang 10 mil yang dihuni buaya-buaya muara. Dua puluh tentara kemudiannya tertawan hidup-hidup oleh pasukan Inggris, dan hampir 500 orang lagi dikenal telah melarikan diri dari Pulau Ramree. Banyak tentara selebihnya yang tewas dimangsa oleh buaya, meskipun senjata tentara Inggris pun tak pelak lagi ikut berperan menewaskan pasukan yang malang itu. Di samping nyamuk, buaya tercatat sbg binatang yang paling banyak menyebabkan kematian pada tahun 2001. [11]

Kulit buaya

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Dompet kulit buaya, produk dari Bangkok Crocodile Farm

Meskipun buaya hidup ditakuti orang, namun produk-produk dari kulitnya banyak disukai dan berharga mahal. Kulit buaya diolah sebagai dibuat menjadi aneka benda/barang kerajinan kulit seperti dompet, tas, topi, ikat pinggang, sepatu dsb-nya. Indonesia mengekspor cukup banyak kulit buaya, sekitar 15.228 potong pada tahun 2002, dengan negara-negara tujuan ekspor di selangnya ke Singapura, Jepang, Korea, Italia, dan beberapa negara pautannya. Empat perlimanya adalah dari kulit buaya Irian, dan sekitar 90% di selangnya dihasilkan dari penangkaran buaya.[12].

Daging buaya juga dimakan di beberapa negara seperti di Australia, Etiopia, Thailand, Afrika Selatan, Kuba, dan juga di sebagian tempat di Indonesia dan Amerika Serikat.

Konservasi

Mengingat banyak populasinya yang terus menurun dan menuju kepunahan, banyak jenis buaya di pelbagai negara yang dibawa masuk ke dalam status diamankan. Empat jenis buaya yang hadir di Indonesia, yakni Crocodylus novaeguineae (buaya Irian); C. porosus (buaya muara); C. siamensis (buaya Siam); dan Tomistoma schlegelii (buaya sinyulong) telah diamankan oleh undang-undang.[13]

Sebagai mengurangi tekanan terhadap populasi buaya di dunia, berbagai upaya penangkaran telah dikembangkan. Buaya muara dan buaya Nil adalah jenis-jenis yang paling banyak ditangkarkan. Penangkaran buaya muara cenderung meningkat, terutama di Australia. Di Indonesia pun telah banyak dilakukan upaya penangkaran buaya ini, meskipun sedang setengah bergantung ke dunia, mengingat stok buaya yang dipelihara sedang mengandalkan pemungutan telurnya dari dunia, sebagai kemudian ditetaskan dan dibesarkan di penangkaran.

Pustaka

  1. ^ Film dokumenter National Geographic; "Bite Force", Brady Barr.
  2. ^ a b http://animals.nationalgeographic.com/animals/reptiles/saltwater-crocodile.html?nav=A-Z
  3. ^ a b c Britton, Adam. Crocodilian Biology Database, FAQ. "How long do crocodiles live for?". Diakses 9/11/2006.
  4. ^ Mercer, Phil (27 September 2007). "Homing crocodiles defy relocation". BBC News. Retrieved 2007-09-27. 
  5. ^ "Homesick crocs hightail it home". Sydney Morning Herald. 26 September 2007. Retrieved 2007-09-27. 
  6. ^ Karena kumpulan reptil ini sukses mendominasi dunia pada kala Mesozoikum
  7. ^ Zug, G.R. 1993. Herpetology. Academic Press, San Diego. p. 112. ISBN 0-12-782620-3
  8. ^ Profile of Mr Freshy at Australia Zoo website, diakses 01/02/2007
  9. ^ "Orissa crocodile recognised as world's largest". Reuters. 2006-06-16. Retrieved 2006-06-18. 
  10. ^ a b Iskandar, D.T. 2000. Kura-kura dan Buaya Indonesia dan Papua Nugini. Penerbit ITB, Bandung. 191 hal. ISBN 979-96100-0-1
  11. ^ Daily Telegraph - Crocodile girl told that lake was safe to swim in
  12. ^ Caldwell, J. 2004. World Trade in Crocodilian Skins, 2000–2002. WCMC – UNEP
  13. ^ Mumpuni. 2001. Reptilia. dalam M. Noerdjito dan I. Maryanto (eds.). Jenis-jenis Hayati yang Diamankan Perundang-undangan Indonesia. Puslit Biologi LIPI – TNC – USAID, Bogor. hal. 112-113. ISBN 979-579-043-9

Pranala luar

  • (Indonesia) Jenis Jenis Buaya
  • (Inggris) Crocodilian Online
  • (Inggris) BBC news finds powerful agent in crocodile blood
  • (Inggris) Recent Crocodile Attacks in Australia
  • (Myanmar) Warga ketakutan, buaya serang lelaki di Sg Kelantan, berita MStar Online 24-07-2007 06:57:30 PM
  • Buaya 7 Meter Serang Tim Penyelamat, berita Harian Global, 15 Mei 2007
  • Buaya Teluk Cempi Serang Warga, berita pada Suara NTB Online, Rabu 16/08/06.
  • Buaya Ancam Pasokan Listrik PLTU Suralaya, berita TempoInteraktif hari Rabu, 13 Juni 2007 15:30 WIB
  • Mendiami Pasar Ekspor dari Penangkaran Buaya, berita Kompas CyberMedia hari Jumat, 09 Januari 2004
  • (Inggris) Videos of Crocodile

edunitas.com


Page 5

Buaya adalah reptil bertubuh akbar yang hidup di cairan. Secara ilmiah, buaya meliputi seluruh spesies bagian suku Crocodylidae, termasuk pula buaya ikan (Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini mampu pula dikenakan secara longgar sebagai menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang beda suku.

Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah pautannya, namun hadir pula yang hidup di cairan payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakangan seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan binatang purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.

Dikenal pula beberapa nama kawasan sebagai menyebut buaya, seperti misalnya buhaya (Sd.); buhaya (bjn); baya atau bajul (Jw.); bicokok (Btw.), bekatak, atau buaya katak sebagai menyebut buaya bertubuh kecil gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong (Mly.), atau buaya julung-julung sebagai menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni buaya yang berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning kecoklatan; dsb-nya.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Distrubition of crocodiles

Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sbg crocodile. Nama ini berasal dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang berfaedah ‘batu kerikil’, dan deilos yang berfaedah ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena mengamati aturan sejak dahulu kala buaya berpanas-panas di tepian sungai yang berbatu-batu.

Biologi dan perilaku

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya, seperti halnya dinosaurus, memiliki tulang-tulang iga yang termodifikasi menjadi gastralia

Di luar strukturnya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan binatang melata yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan (diafragma) dan cerebral cortex. Pada sisi pautan, morfologi luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik. Tubuhnya yang "streamline" memungkinkannya sebagai berenang cepat. Buaya melipat kakinya ke belakangan melekat pada tubuhnya, sebagai mengurangi hambatan cairan dan memungkinkannya menambah kecepatan pada masa berenang. Jari-jari kaki belakangannya berselaput renang, yang meskipun tak digunakan sbg pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat bermanfaat tatkala beliau harus mendadak berbalik atau memainkan gerakan tiba-tiba di cairan, atau sebagai memulai berenang. Kaki berselaput juga merupakan keuntungan manakala buaya perlu memainkan usaha atau berlanjut di cairan dangkal.

Buaya mampu memainkan usaha dengan sangat cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar cairan. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat, yang mampu menggigit dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya sbg binatang dengan kekuatan gigitan yang paling akbar. Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch; setara dengan 315 kg/cm²)[1]; bandingkan dengan kekuatan gigitan anjing rottweiler yang hanya 335 psi, hiu putih raksasa sebesar 400 psi, atau dubuk (hyena) sekitar 800 – 1.000 psi. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat bermanfaat sebagai memegangi mangsanya. Buaya menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, kemudian menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke cairan. Oleh sebab itu otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sedemikian baik sehingga mampu mengatup dengan amat kuat. Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek. Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi sebagai buka mulut buaya amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat akbar (lakban) beberapa kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di ujung moncong yang menutup, sebagai menjaganya agar mulut itu tetap mengatup sementara dilakukan pengamatan dan pengukuran, atau manakala ingin mengangkut binatang itu dengan lepas sama sekali dari bahaya. Cakar dan kuku buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu remeh menyerang ke samping atau ke belakangan.

Buaya memangsa ikan, burung, mamalia, dan kadang-kadang juga buaya pautan yang lebih kecil bahkan bangkai buaya dewasa. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; beliau menunggu mangsanya binatang darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba. Sbg binatang yang berdarah dingin, predator ini mampu bertahan cukup lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar perlu memainkan usaha sebagai memburu mangsanya. Meskipun nampaknya lamban, buaya merupakan pemangsa puncak di sekeliling yang terkaitnya, dan beberapa jenisnya teramati pernah menyerang dan membunuh ikan hiu.[2] Perkecualiannya adalah burung cerek Mesir, yang dikenal memiliki hubungan simbiotik dengan buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit dan sisa daging yang berdiam di mulut buaya, dan sebagai itu sang raja sungai buka mulutnya lebar-lebar serta membiarkan si cerek masuk sebagai membuat agar bersihnya.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Patung Saint Theodore of Amasea menginjak seekor buaya (Venesia, Italia)

Pada musim kawin dan bertelur buaya mampu menjadi sangat sifat menyerang dan remeh menyerang manusia atau binatang pautan yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kemudian menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.

Embrio buaya tak memiliki kromosom seksual, yakni kromosom yang menentukan jenis kelamin anak yang akan ditetaskan. Jadi tak sebagaimana manusia, jenis kelamin buaya tak ditentukan secara genetik. Alih-alih, jenis kelamin ini ditentukan oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan. Pada buaya muara, suhu sekitar 31,6°C akan menghasilkan binatang jantan, sedikit lebih rendah atau lebih tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa pengeraman telur adalah sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang.[3]

Buaya ditengarai memiliki insting sebagai kembali ke tempat tinggalnya semula (homing instinct).[4] [5] Tiga ekor buaya yang ganas di Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km, dengan menggunakan helikopter. Akan tetapi dalam tiga ahad hewan-hewan ini dikenal telah tiba kembali di tempat asalnya. Perihal jadinya ini terpantau melalui alat pelacak yang dipasang pada tubuh reptil tersebut.

Menurut ilmu sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang lebih sempit dengan burung dan dinosaurus, dibandingkan dengan kebanyakan reptil umumnya. Tiga kumpulan yang pertama itu, ditambah dengan kumpulan pterosaurus, digolongkan menjadi grup akbar Archosauria (='reptil yang menguasai'[6]).[7]

Umur

Tidak hadir cara yang meyakinkan sebagai menghitung umur buaya, selain dengan mengetahui saat penetasannya dahulu, meskipun hadir beberapa teknik yang telah dikembangkan. Cara yang paling umum digunakan sebagai menaksir umur binatang ini ialah dengan menghitung lingkaran tumbuh pada tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran menggambarkan hal hadir perubahan pada laju pertumbuhan, yang mungkin disebabkan oleh perubahan musim kemarau dan hujan yang berulang setiap tahun. [3] Dengan tetap mengingat peluang ketidaktepatan cara ini, buaya yang tertua kemungkinan adalah spesies yang terbesar. Buaya muara (C. porosus) dianggarkan mampu hidup rata-rata sampai 70 tahun, dengan sedikit individu yang terbukti mampu melebihi umur 100 tahun. Salah satu buaya tertua yang tercatat, mati di kebun binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun.[3]

Seekor buaya cairan tawar jantan yang dipelihara di Kebun Binatang Australia dianggarkan berumur 130 tahun. Binatang ini diselamatkan Bob Irwin dan Steve Irwin dari dunia liar setelah ditembak dua kali oleh pemburu. Dampak tembakan senjata itu, buaya tersebut (yang kini dijuluki sbg "Mr. Freshy") kehilangan mata kanannya.[8]

Ukuran

Ukuran tubuh buaya sangat bervariasi dari jenis ke jenis, mulai dari buaya kerdil sampai buaya muara raksasa. Spesies bertubuh akbar mampu tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya berukuran sekitar 20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar adalah buaya muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara sampai ke Australia utara.

Ukuran terbesar buaya muara sampai kini sedang diperdebatkan. Buaya terbesar yang pernah tercatat adalah seekor buaya muara raksasa sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia.[2] Sedangkan buaya terbesar yang sedang hidup adalah seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World Records.[9]

Dua catatan pautan yang tepercaya mengenai ukuran buaya terbesar adalah rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama ditembak di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh seorang pemburu gelap, yang kemudian diukur oleh seorang petugas kehutanan. Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua Nugini. Ukuran buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang diukur oleh Jerome Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena ukuran kulit selalu lebih kecil (menyusut) dari ukuran binatang aslinya, dipercaya bahwa buaya kedua ini sedikitnya berukuran 10 cm lebih panjang ketika hidup.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Penangkaran Buaya Samutprakarn, Bangkok

Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran adalah seekor blasteran buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (Th.: ใหญ่, berfaedah akbar) (menetas pada 10 Juni 1972) di Kebun Penangkaran Buaya Samutprakarn yang terkenal di Thailand. Binatang melata ini memiliki panjang tubuh sampai 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg.

Buaya raksasa peliharaan yang pautan adalah seekor buaya muara yang bernama Gomek. Binatang ini ditangkap oleh George Craig di Papua Nugini dan kemudian dijual ke St. Augustine Alligator Farm di Florida, Amerika. Buaya ini mati karena penyakit jantung pada Februari 1997 dalam usia yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran tersebut, ketika mati Gomek memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia selang 70–80 tahun.

Buaya Bhitarkanika yang terbesar dianggarkan sepanjang 7,62 m. Dugaan ini diperoleh para mahir berlandaskan ukuran suatu tengkorak buaya yang disimpan oleh keluarga Kerajaan Kanika. Buaya tersebut kemungkinan ditembak mati di akrab Dhamara sekitar tahun 1926 dan kemudian tengkoraknya diawetkan oleh Raja Kanika ketika itu. Dugaan panjang di atas didapat melalui perhitungan, dengan mengingat bahwa panjang tengkorak buaya sekitar sepertujuh panjang total badannya.

Taksonomi dan penyebaran

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya moncong-ramping, Crocodylus cataphractus

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya-buaya tengah berpanas-panas

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya Amerika pada La Manzanilla, Jalisco, Mexico

Kebanyakan buaya tergolong ke dalam marga Crocodylus. Dua marga pautan yang sedang hidup bagian suku Crocodylia ini adalah Osteolaemus dan Tomistoma, masing-masingnya bersifat monotipik.

  • Suku Crocodylidae
    • Anak suku Mekosuchinae (punah)
    • Anak suku Crocodylinae
      • Marga Euthecodon (punah)
      • Marga Rimasuchus (punah, sebelumnya Crocodylus lloydi)
      • Marga Osteolaemus
        • Buaya kerdil, Osteolaemus tetraspis (para mahir berbeda pendapat apakah spesies ini sebetulnya terdiri atas dua spesies. Kebanyakan berpandangan bahwa buaya kerdil adalah satu spesies dengan dua anak jenis (subspesies): O. tetraspis tetraspis & O. t. osborni)
      • Marga Crocodylus
        • Crocodylus acutus, buaya Amerika
        • Crocodylus cataphractus, Buaya moncong-ramping (kajian DNA terbaru menyarankan bahwa spesies ini mungkin lebih tepat digolongkan ke dalam marga tersendiri, Mecistops)
        • Crocodylus intermedius , buaya Orinoco
        • Crocodylus johnsoni, buaya air-tawar Australia
        • Crocodylus mindorensis, buaya Filipina
        • Crocodylus moreletii , buaya Meksiko
        • Crocodylus niloticus, buaya Nil atau buaya Afrika (anak jenis Madagaskar kadang-kadang dinamai buaya hitam)
        • Crocodylus novaeguineae, buaya Irian
        • Crocodylus palustris, buaya India atau buaya rawa
        • Crocodylus porosus , buaya cairan asin
        • Crocodylus rhombifer , buaya Kuba
        • Crocodylus siamensis, buaya Siam atau buaya air-tawar Asia
    • Anak suku Tomistominae (kajian terbaru mendapatkan bahwa kumpulan ini sesungguhnya lebih akrab berkerabat dengan gavial, suku Gavialidae)
      • Marga Kentisuchus (punah)
      • Marga Gavialosuchus (punah)
      • Marga Paratomistoma (punah)
      • Marga Thecachampsa (punah)
      • Marga Rhamphosuchus (punah)
      • Marga Tomistoma
        • Tomistoma schlegelii, buaya senyulong atau gavial Malaya
        • Tomistoma lusitanica (punah)
        • Tomistoma cairense (punah)
        • Tomistoma machikanense (punah, spesies kala Pleistosen dari Jepang)

Buaya di Indonesia

Sejauh ini dikenal sekitar tujuh spesies (atau subspesies) buaya yang ditemukan di Indonesia[10], yakni:

  • Buaya Mindoro atau buaya Filipina (Crocodylus mindorensis)
  • Buaya Irian (C. novaeguineae)
  • Buaya cairan asin (C. porosus)
  • Buaya Kalimantan (C. raninus)
  • Buaya cairan tawar atau buaya Siam (C. siamensis)
  • Buaya Sahul (Crocodylus sp.nov.), dan
  • Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)

Keberadaan buaya Mindoro di Indonesia (yakni di Sulawesi timur dan tenggara) baru dilaporkan semenjak 1996. Buaya Kalimantan (diketahui dari Kalimantan Barat dan Selatan) statusnya sedang diperdebatkan, mengingat jenis ini serupa struktur dan habitatnya dengan buaya cairan tawar, namun dengan beberapa ciri pautan yang membedakannya. Demikian pula status buaya Sahul, yang selama ini diasumsikan identik dengan buaya Irian. Buaya Sahul menyebar terbatas di sebelah selatan Papua, sementara buaya Irian di sebelah utara pegunungan tengah. [10]

Kerabat akrab

Aligator dan kaiman (caiman atau cayman) adalah kerabat akrab buaya yang termasuk suku Alligatoridae. Aligator memiliki tubuh mirip buaya, yang kadang-kadang dikelirukan satu sama pautan. Bedanya, aligator memiliki moncong yang cenderung lebar ujungnya, struktur huruf U apabila dilihat dan diamati dari atas; sedangkan buaya bermoncong lebih sempit meruncing, struktur huruf V. Gigi ke-4 di rahang bawah buaya berukuran akbar dan muncul di sisi luar rahang atas manakala moncongnya terkatup. Gigi-gigi rahang bawah aligator tersembunyi oleh bibir atasnya manakala moncongnya terkatup.

Gavial alias buaya julung-julung adalah jenis buaya pautan lagi yang tergolong suku Gavialidae. Buaya ini memiliki tubuh yang gemuk, namun dengan moncong yang panjang dan kurus, bukan tak mirip dengan kepala ikan julung-julung. Buaya ini juga disebut buaya ikan, karena memang makanan utamanya adalah ikan. Selain itu gavial juga hampir sepenuhnya akuatik, dan hanya sesekali naik ke darat sebagai berpanas-panas. Crocodylidae, Alligatoridae dan Gavialidae tergolong ke dalam bangsa (ordo) Crocodilia.

Beberapa kerabat buaya yang telah punah, bagian kumpulan yang lebih akbar lagi, yakni Crocodylomorpha, yang bersifat herbivora.

Buaya dan manusia

Serangan buaya

Jenis-jenis buaya bertubuh akbar mampu sangat berbahaya bagi manusia. Buaya muara dan buaya Nil adalah yang paling berbahaya, membunuh ratusan orang tiap tahun di berbagai kawasan di Asia Tenggara dan Afrika. Buaya rawa dan mungkin pula kaiman hitam yang terancam punah, juga amat berbahaya. Aligator Amerika kurang sifat menyerang dan jarang menyerang manusia apabila tak diganggu.

Peristiwa serangan buaya yang paling banyak memakan jiwa kemungkinan adalah yang terjadi di Burma, 19 Februari 1945, semasa Perang Pulau Ramree. Sebanyak 900 orang tentara Kekaisaran Jepang, dalam upayanya sebagai mundur dan bergabung dengan pasukan infantri yang lebih akbar, telah menyeberangi rawa-rawa bakau sepanjang 10 mil yang dihuni buaya-buaya muara. Dua puluh tentara kemudiannya tertawan hidup-hidup oleh pasukan Inggris, dan hampir 500 orang lagi dikenal telah melarikan diri dari Pulau Ramree. Banyak tentara selebihnya yang tewas dimangsa oleh buaya, meskipun senjata tentara Inggris pun tak pelak lagi ikut berperan menewaskan pasukan yang malang itu. Di samping nyamuk, buaya tercatat sbg binatang yang paling banyak menyebabkan kematian pada tahun 2001. [11]

Kulit buaya

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Dompet kulit buaya, produk dari Bangkok Crocodile Farm

Meskipun buaya hidup ditakuti orang, namun produk-produk dari kulitnya banyak disukai dan berharga mahal. Kulit buaya diolah sebagai dibuat menjadi aneka benda/barang kerajinan kulit seperti dompet, tas, topi, ikat pinggang, sepatu dsb-nya. Indonesia mengekspor cukup banyak kulit buaya, sekitar 15.228 potong pada tahun 2002, dengan negara-negara tujuan ekspor di selangnya ke Singapura, Jepang, Korea, Italia, dan beberapa negara pautannya. Empat perlimanya adalah dari kulit buaya Irian, dan sekitar 90% di selangnya dihasilkan dari penangkaran buaya.[12].

Daging buaya juga dimakan di beberapa negara seperti di Australia, Etiopia, Thailand, Afrika Selatan, Kuba, dan juga di sebagian tempat di Indonesia dan Amerika Serikat.

Konservasi

Mengingat banyak populasinya yang terus menurun dan menuju kepunahan, banyak jenis buaya di pelbagai negara yang dibawa masuk ke dalam status diamankan. Empat jenis buaya yang hadir di Indonesia, yakni Crocodylus novaeguineae (buaya Irian); C. porosus (buaya muara); C. siamensis (buaya Siam); dan Tomistoma schlegelii (buaya sinyulong) telah diamankan oleh undang-undang.[13]

Sebagai mengurangi tekanan terhadap populasi buaya di dunia, berbagai upaya penangkaran telah dikembangkan. Buaya muara dan buaya Nil adalah jenis-jenis yang paling banyak ditangkarkan. Penangkaran buaya muara cenderung meningkat, terutama di Australia. Di Indonesia pun telah banyak dilakukan upaya penangkaran buaya ini, meskipun sedang setengah bergantung ke dunia, mengingat stok buaya yang dipelihara sedang mengandalkan pemungutan telurnya dari dunia, sebagai kemudian ditetaskan dan dibesarkan di penangkaran.

Referensi

  1. ^ Film dokumenter National Geographic; "Bite Force", Brady Barr.
  2. ^ a b http://animals.nationalgeographic.com/animals/reptiles/saltwater-crocodile.html?nav=A-Z
  3. ^ a b c Britton, Adam. Crocodilian Biology Database, FAQ. "How long do crocodiles live for?". Diakses 9/11/2006.
  4. ^ Mercer, Phil (27 September 2007). "Homing crocodiles defy relocation". BBC News. Retrieved 2007-09-27. 
  5. ^ "Homesick crocs hightail it home". Sydney Morning Herald. 26 September 2007. Retrieved 2007-09-27. 
  6. ^ Karena kumpulan reptil ini sukses mendominasi dunia pada kala Mesozoikum
  7. ^ Zug, G.R. 1993. Herpetology. Academic Press, San Diego. p. 112. ISBN 0-12-782620-3
  8. ^ Profile of Mr Freshy at Australia Zoo website, diakses 01/02/2007
  9. ^ "Orissa crocodile recognised as world's largest". Reuters. 2006-06-16. Retrieved 2006-06-18. 
  10. ^ a b Iskandar, D.T. 2000. Kura-kura dan Buaya Indonesia dan Papua Nugini. Penerbit ITB, Bandung. 191 hal. ISBN 979-96100-0-1
  11. ^ Daily Telegraph - Crocodile girl told that lake was safe to swim in
  12. ^ Caldwell, J. 2004. World Trade in Crocodilian Skins, 2000–2002. WCMC – UNEP
  13. ^ Mumpuni. 2001. Reptilia. dalam M. Noerdjito dan I. Maryanto (eds.). Jenis-jenis Hayati yang Diamankan Perundang-undangan Indonesia. Puslit Biologi LIPI – TNC – USAID, Bogor. hal. 112-113. ISBN 979-579-043-9

Pranala luar

  • (Indonesia) Jenis Jenis Buaya
  • (Inggris) Crocodilian Online
  • (Inggris) BBC news finds powerful agent in crocodile blood
  • (Inggris) Recent Crocodile Attacks in Australia
  • (Myanmar) Warga ketakutan, buaya serang lelaki di Sg Kelantan, berita MStar Online 24-07-2007 06:57:30 PM
  • Buaya 7 Meter Serang Tim Penyelamat, berita Harian Global, 15 Mei 2007
  • Buaya Teluk Cempi Serang Warga, berita pada Suara NTB Online, Rabu 16/08/06.
  • Buaya Ancam Pasokan Listrik PLTU Suralaya, berita TempoInteraktif hari Rabu, 13 Juni 2007 15:30 WIB
  • Mendiami Pasar Ekspor dari Penangkaran Buaya, berita Kompas CyberMedia hari Jumat, 09 Januari 2004
  • (Inggris) Videos of Crocodile

edunitas.com


Page 6

Buaya adalah reptil bertubuh akbar yang hidup di cairan. Secara ilmiah, buaya meliputi seluruh spesies bagian suku Crocodylidae, termasuk pula buaya ikan (Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini mampu pula dikenakan secara longgar sebagai menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang beda suku.

Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah pautannya, namun hadir pula yang hidup di cairan payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakangan seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan binatang purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.

Dikenal pula beberapa nama kawasan sebagai menyebut buaya, seperti misalnya buhaya (Sd.); buhaya (bjn); baya atau bajul (Jw.); bicokok (Btw.), bekatak, atau buaya katak sebagai menyebut buaya bertubuh kecil gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong (Mly.), atau buaya julung-julung sebagai menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni buaya yang berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning kecoklatan; dsb-nya.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Distrubition of crocodiles

Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sbg crocodile. Nama ini berasal dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang berfaedah ‘batu kerikil’, dan deilos yang berfaedah ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena mengamati aturan sejak dahulu kala buaya berpanas-panas di tepian sungai yang berbatu-batu.

Biologi dan perilaku

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya, seperti halnya dinosaurus, memiliki tulang-tulang iga yang termodifikasi menjadi gastralia

Di luar strukturnya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan binatang melata yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan (diafragma) dan cerebral cortex. Pada sisi pautan, morfologi luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik. Tubuhnya yang "streamline" memungkinkannya sebagai berenang cepat. Buaya melipat kakinya ke belakangan melekat pada tubuhnya, sebagai mengurangi hambatan cairan dan memungkinkannya menambah kecepatan pada masa berenang. Jari-jari kaki belakangannya berselaput renang, yang meskipun tak digunakan sbg pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat bermanfaat tatkala beliau harus mendadak berbalik atau memainkan gerakan tiba-tiba di cairan, atau sebagai memulai berenang. Kaki berselaput juga merupakan keuntungan manakala buaya perlu memainkan usaha atau berlanjut di cairan dangkal.

Buaya mampu memainkan usaha dengan sangat cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar cairan. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat, yang mampu menggigit dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya sbg binatang dengan kekuatan gigitan yang paling akbar. Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch; setara dengan 315 kg/cm²)[1]; bandingkan dengan kekuatan gigitan anjing rottweiler yang hanya 335 psi, hiu putih raksasa sebesar 400 psi, atau dubuk (hyena) sekitar 800 – 1.000 psi. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat bermanfaat sebagai memegangi mangsanya. Buaya menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, kemudian menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke cairan. Oleh sebab itu otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sedemikian baik sehingga mampu mengatup dengan amat kuat. Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek. Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi sebagai buka mulut buaya amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat akbar (lakban) beberapa kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di ujung moncong yang menutup, sebagai menjaganya agar mulut itu tetap mengatup sementara dilakukan pengamatan dan pengukuran, atau manakala ingin mengangkut binatang itu dengan lepas sama sekali dari bahaya. Cakar dan kuku buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu remeh menyerang ke samping atau ke belakangan.

Buaya memangsa ikan, burung, mamalia, dan kadang-kadang juga buaya pautan yang lebih kecil bahkan bangkai buaya dewasa. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; beliau menunggu mangsanya binatang darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba. Sbg binatang yang berdarah dingin, predator ini mampu bertahan cukup lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar perlu memainkan usaha sebagai memburu mangsanya. Meskipun nampaknya lamban, buaya merupakan pemangsa puncak di sekeliling yang terkaitnya, dan beberapa jenisnya teramati pernah menyerang dan membunuh ikan hiu.[2] Perkecualiannya adalah burung cerek Mesir, yang dikenal memiliki hubungan simbiotik dengan buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit dan sisa daging yang berdiam di mulut buaya, dan sebagai itu sang raja sungai buka mulutnya lebar-lebar serta membiarkan si cerek masuk sebagai membuat agar bersihnya.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Patung Saint Theodore of Amasea menginjak seekor buaya (Venesia, Italia)

Pada musim kawin dan bertelur buaya mampu menjadi sangat sifat menyerang dan remeh menyerang manusia atau binatang pautan yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kemudian menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.

Embrio buaya tak memiliki kromosom seksual, yakni kromosom yang menentukan jenis kelamin anak yang akan ditetaskan. Jadi tak sebagaimana manusia, jenis kelamin buaya tak ditentukan secara genetik. Alih-alih, jenis kelamin ini ditentukan oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan. Pada buaya muara, suhu sekitar 31,6°C akan menghasilkan binatang jantan, sedikit lebih rendah atau lebih tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa pengeraman telur adalah sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang.[3]

Buaya ditengarai memiliki insting sebagai kembali ke tempat tinggalnya semula (homing instinct).[4] [5] Tiga ekor buaya yang ganas di Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km, dengan menggunakan helikopter. Akan tetapi dalam tiga ahad hewan-hewan ini dikenal telah tiba kembali di tempat asalnya. Perihal jadinya ini terpantau melalui alat pelacak yang dipasang pada tubuh reptil tersebut.

Menurut ilmu sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang lebih sempit dengan burung dan dinosaurus, dibandingkan dengan kebanyakan reptil umumnya. Tiga kumpulan yang pertama itu, ditambah dengan kumpulan pterosaurus, digolongkan menjadi grup akbar Archosauria (='reptil yang menguasai'[6]).[7]

Umur

Tidak hadir cara yang meyakinkan sebagai menghitung umur buaya, selain dengan mengetahui saat penetasannya dahulu, meskipun hadir beberapa teknik yang telah dikembangkan. Cara yang paling umum digunakan sebagai menaksir umur binatang ini ialah dengan menghitung lingkaran tumbuh pada tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran menggambarkan hal hadir perubahan pada laju pertumbuhan, yang mungkin disebabkan oleh perubahan musim kemarau dan hujan yang berulang setiap tahun. [3] Dengan tetap mengingat peluang ketidaktepatan cara ini, buaya yang tertua kemungkinan adalah spesies yang terbesar. Buaya muara (C. porosus) dianggarkan mampu hidup rata-rata sampai 70 tahun, dengan sedikit individu yang terbukti mampu melebihi umur 100 tahun. Salah satu buaya tertua yang tercatat, mati di kebun binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun.[3]

Seekor buaya cairan tawar jantan yang dipelihara di Kebun Binatang Australia dianggarkan berumur 130 tahun. Binatang ini diselamatkan Bob Irwin dan Steve Irwin dari dunia liar setelah ditembak dua kali oleh pemburu. Dampak tembakan senjata itu, buaya tersebut (yang kini dijuluki sbg "Mr. Freshy") kehilangan mata kanannya.[8]

Ukuran

Ukuran tubuh buaya sangat bervariasi dari jenis ke jenis, mulai dari buaya kerdil sampai buaya muara raksasa. Spesies bertubuh akbar mampu tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya berukuran sekitar 20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar adalah buaya muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara sampai ke Australia utara.

Ukuran terbesar buaya muara sampai kini sedang diperdebatkan. Buaya terbesar yang pernah tercatat adalah seekor buaya muara raksasa sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia.[2] Sedangkan buaya terbesar yang sedang hidup adalah seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World Records.[9]

Dua catatan pautan yang tepercaya mengenai ukuran buaya terbesar adalah rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama ditembak di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh seorang pemburu gelap, yang kemudian diukur oleh seorang petugas kehutanan. Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua Nugini. Ukuran buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang diukur oleh Jerome Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena ukuran kulit selalu lebih kecil (menyusut) dari ukuran binatang aslinya, dipercaya bahwa buaya kedua ini sedikitnya berukuran 10 cm lebih panjang ketika hidup.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Penangkaran Buaya Samutprakarn, Bangkok

Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran adalah seekor blasteran buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (Th.: ใหญ่, berfaedah akbar) (menetas pada 10 Juni 1972) di Kebun Penangkaran Buaya Samutprakarn yang terkenal di Thailand. Binatang melata ini memiliki panjang tubuh sampai 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg.

Buaya raksasa peliharaan yang pautan adalah seekor buaya muara yang bernama Gomek. Binatang ini ditangkap oleh George Craig di Papua Nugini dan kemudian dijual ke St. Augustine Alligator Farm di Florida, Amerika. Buaya ini mati karena penyakit jantung pada Februari 1997 dalam usia yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran tersebut, ketika mati Gomek memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia selang 70–80 tahun.

Buaya Bhitarkanika yang terbesar dianggarkan sepanjang 7,62 m. Dugaan ini diperoleh para mahir berlandaskan ukuran suatu tengkorak buaya yang disimpan oleh keluarga Kerajaan Kanika. Buaya tersebut kemungkinan ditembak mati di akrab Dhamara sekitar tahun 1926 dan kemudian tengkoraknya diawetkan oleh Raja Kanika ketika itu. Dugaan panjang di atas didapat melalui perhitungan, dengan mengingat bahwa panjang tengkorak buaya sekitar sepertujuh panjang total badannya.

Taksonomi dan penyebaran

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya moncong-ramping, Crocodylus cataphractus

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya-buaya tengah berpanas-panas

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya Amerika pada La Manzanilla, Jalisco, Mexico

Kebanyakan buaya tergolong ke dalam marga Crocodylus. Dua marga pautan yang sedang hidup bagian suku Crocodylia ini adalah Osteolaemus dan Tomistoma, masing-masingnya bersifat monotipik.

  • Suku Crocodylidae
    • Anak suku Mekosuchinae (punah)
    • Anak suku Crocodylinae
      • Marga Euthecodon (punah)
      • Marga Rimasuchus (punah, sebelumnya Crocodylus lloydi)
      • Marga Osteolaemus
        • Buaya kerdil, Osteolaemus tetraspis (para mahir berbeda pendapat apakah spesies ini sebetulnya terdiri atas dua spesies. Kebanyakan berpandangan bahwa buaya kerdil adalah satu spesies dengan dua anak jenis (subspesies): O. tetraspis tetraspis & O. t. osborni)
      • Marga Crocodylus
        • Crocodylus acutus, buaya Amerika
        • Crocodylus cataphractus, Buaya moncong-ramping (kajian DNA terbaru menyarankan bahwa spesies ini mungkin lebih tepat digolongkan ke dalam marga tersendiri, Mecistops)
        • Crocodylus intermedius , buaya Orinoco
        • Crocodylus johnsoni, buaya air-tawar Australia
        • Crocodylus mindorensis, buaya Filipina
        • Crocodylus moreletii , buaya Meksiko
        • Crocodylus niloticus, buaya Nil atau buaya Afrika (anak jenis Madagaskar kadang-kadang dinamai buaya hitam)
        • Crocodylus novaeguineae, buaya Irian
        • Crocodylus palustris, buaya India atau buaya rawa
        • Crocodylus porosus , buaya cairan asin
        • Crocodylus rhombifer , buaya Kuba
        • Crocodylus siamensis, buaya Siam atau buaya air-tawar Asia
    • Anak suku Tomistominae (kajian terbaru mendapatkan bahwa kumpulan ini sesungguhnya lebih akrab berkerabat dengan gavial, suku Gavialidae)
      • Marga Kentisuchus (punah)
      • Marga Gavialosuchus (punah)
      • Marga Paratomistoma (punah)
      • Marga Thecachampsa (punah)
      • Marga Rhamphosuchus (punah)
      • Marga Tomistoma
        • Tomistoma schlegelii, buaya senyulong atau gavial Malaya
        • Tomistoma lusitanica (punah)
        • Tomistoma cairense (punah)
        • Tomistoma machikanense (punah, spesies kala Pleistosen dari Jepang)

Buaya di Indonesia

Sejauh ini dikenal sekitar tujuh spesies (atau subspesies) buaya yang ditemukan di Indonesia[10], yakni:

  • Buaya Mindoro atau buaya Filipina (Crocodylus mindorensis)
  • Buaya Irian (C. novaeguineae)
  • Buaya cairan asin (C. porosus)
  • Buaya Kalimantan (C. raninus)
  • Buaya cairan tawar atau buaya Siam (C. siamensis)
  • Buaya Sahul (Crocodylus sp.nov.), dan
  • Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)

Keberadaan buaya Mindoro di Indonesia (yakni di Sulawesi timur dan tenggara) baru dilaporkan semenjak 1996. Buaya Kalimantan (diketahui dari Kalimantan Barat dan Selatan) statusnya sedang diperdebatkan, mengingat jenis ini serupa struktur dan habitatnya dengan buaya cairan tawar, namun dengan beberapa ciri pautan yang membedakannya. Demikian pula status buaya Sahul, yang selama ini diasumsikan identik dengan buaya Irian. Buaya Sahul menyebar terbatas di sebelah selatan Papua, sementara buaya Irian di sebelah utara pegunungan tengah. [10]

Kerabat akrab

Aligator dan kaiman (caiman atau cayman) adalah kerabat akrab buaya yang termasuk suku Alligatoridae. Aligator memiliki tubuh mirip buaya, yang kadang-kadang dikelirukan satu sama pautan. Bedanya, aligator memiliki moncong yang cenderung lebar ujungnya, struktur huruf U apabila dilihat dan diamati dari atas; sedangkan buaya bermoncong lebih sempit meruncing, struktur huruf V. Gigi ke-4 di rahang bawah buaya berukuran akbar dan muncul di sisi luar rahang atas manakala moncongnya terkatup. Gigi-gigi rahang bawah aligator tersembunyi oleh bibir atasnya manakala moncongnya terkatup.

Gavial alias buaya julung-julung adalah jenis buaya pautan lagi yang tergolong suku Gavialidae. Buaya ini memiliki tubuh yang gemuk, namun dengan moncong yang panjang dan kurus, bukan tak mirip dengan kepala ikan julung-julung. Buaya ini juga disebut buaya ikan, karena memang makanan utamanya adalah ikan. Selain itu gavial juga hampir sepenuhnya akuatik, dan hanya sesekali naik ke darat sebagai berpanas-panas. Crocodylidae, Alligatoridae dan Gavialidae tergolong ke dalam bangsa (ordo) Crocodilia.

Beberapa kerabat buaya yang telah punah, bagian kumpulan yang lebih akbar lagi, yakni Crocodylomorpha, yang bersifat herbivora.

Buaya dan manusia

Serangan buaya

Jenis-jenis buaya bertubuh akbar mampu sangat berbahaya bagi manusia. Buaya muara dan buaya Nil adalah yang paling berbahaya, membunuh ratusan orang tiap tahun di berbagai kawasan di Asia Tenggara dan Afrika. Buaya rawa dan mungkin pula kaiman hitam yang terancam punah, juga amat berbahaya. Aligator Amerika kurang sifat menyerang dan jarang menyerang manusia apabila tak diganggu.

Peristiwa serangan buaya yang paling banyak memakan jiwa kemungkinan adalah yang terjadi di Burma, 19 Februari 1945, semasa Perang Pulau Ramree. Sebanyak 900 orang tentara Kekaisaran Jepang, dalam upayanya sebagai mundur dan bergabung dengan pasukan infantri yang lebih akbar, telah menyeberangi rawa-rawa bakau sepanjang 10 mil yang dihuni buaya-buaya muara. Dua puluh tentara kemudiannya tertawan hidup-hidup oleh pasukan Inggris, dan hampir 500 orang lagi dikenal telah melarikan diri dari Pulau Ramree. Banyak tentara selebihnya yang tewas dimangsa oleh buaya, meskipun senjata tentara Inggris pun tak pelak lagi ikut berperan menewaskan pasukan yang malang itu. Di samping nyamuk, buaya tercatat sbg binatang yang paling banyak menyebabkan kematian pada tahun 2001. [11]

Kulit buaya

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Dompet kulit buaya, produk dari Bangkok Crocodile Farm

Meskipun buaya hidup ditakuti orang, namun produk-produk dari kulitnya banyak disukai dan berharga mahal. Kulit buaya diolah sebagai dibuat menjadi aneka benda/barang kerajinan kulit seperti dompet, tas, topi, ikat pinggang, sepatu dsb-nya. Indonesia mengekspor cukup banyak kulit buaya, sekitar 15.228 potong pada tahun 2002, dengan negara-negara tujuan ekspor di selangnya ke Singapura, Jepang, Korea, Italia, dan beberapa negara pautannya. Empat perlimanya adalah dari kulit buaya Irian, dan sekitar 90% di selangnya dihasilkan dari penangkaran buaya.[12].

Daging buaya juga dimakan di beberapa negara seperti di Australia, Etiopia, Thailand, Afrika Selatan, Kuba, dan juga di sebagian tempat di Indonesia dan Amerika Serikat.

Konservasi

Mengingat banyak populasinya yang terus menurun dan menuju kepunahan, banyak jenis buaya di pelbagai negara yang dibawa masuk ke dalam status diamankan. Empat jenis buaya yang hadir di Indonesia, yakni Crocodylus novaeguineae (buaya Irian); C. porosus (buaya muara); C. siamensis (buaya Siam); dan Tomistoma schlegelii (buaya sinyulong) telah diamankan oleh undang-undang.[13]

Sebagai mengurangi tekanan terhadap populasi buaya di dunia, berbagai upaya penangkaran telah dikembangkan. Buaya muara dan buaya Nil adalah jenis-jenis yang paling banyak ditangkarkan. Penangkaran buaya muara cenderung meningkat, terutama di Australia. Di Indonesia pun telah banyak dilakukan upaya penangkaran buaya ini, meskipun sedang setengah bergantung ke dunia, mengingat stok buaya yang dipelihara sedang mengandalkan pemungutan telurnya dari dunia, sebagai kemudian ditetaskan dan dibesarkan di penangkaran.

Referensi

  1. ^ Film dokumenter National Geographic; "Bite Force", Brady Barr.
  2. ^ a b http://animals.nationalgeographic.com/animals/reptiles/saltwater-crocodile.html?nav=A-Z
  3. ^ a b c Britton, Adam. Crocodilian Biology Database, FAQ. "How long do crocodiles live for?". Diakses 9/11/2006.
  4. ^ Mercer, Phil (27 September 2007). "Homing crocodiles defy relocation". BBC News. Retrieved 2007-09-27. 
  5. ^ "Homesick crocs hightail it home". Sydney Morning Herald. 26 September 2007. Retrieved 2007-09-27. 
  6. ^ Karena kumpulan reptil ini sukses mendominasi dunia pada kala Mesozoikum
  7. ^ Zug, G.R. 1993. Herpetology. Academic Press, San Diego. p. 112. ISBN 0-12-782620-3
  8. ^ Profile of Mr Freshy at Australia Zoo website, diakses 01/02/2007
  9. ^ "Orissa crocodile recognised as world's largest". Reuters. 2006-06-16. Retrieved 2006-06-18. 
  10. ^ a b Iskandar, D.T. 2000. Kura-kura dan Buaya Indonesia dan Papua Nugini. Penerbit ITB, Bandung. 191 hal. ISBN 979-96100-0-1
  11. ^ Daily Telegraph - Crocodile girl told that lake was safe to swim in
  12. ^ Caldwell, J. 2004. World Trade in Crocodilian Skins, 2000–2002. WCMC – UNEP
  13. ^ Mumpuni. 2001. Reptilia. dalam M. Noerdjito dan I. Maryanto (eds.). Jenis-jenis Hayati yang Diamankan Perundang-undangan Indonesia. Puslit Biologi LIPI – TNC – USAID, Bogor. hal. 112-113. ISBN 979-579-043-9

Pranala luar

  • (Indonesia) Jenis Jenis Buaya
  • (Inggris) Crocodilian Online
  • (Inggris) BBC news finds powerful agent in crocodile blood
  • (Inggris) Recent Crocodile Attacks in Australia
  • (Myanmar) Warga ketakutan, buaya serang lelaki di Sg Kelantan, berita MStar Online 24-07-2007 06:57:30 PM
  • Buaya 7 Meter Serang Tim Penyelamat, berita Harian Global, 15 Mei 2007
  • Buaya Teluk Cempi Serang Warga, berita pada Suara NTB Online, Rabu 16/08/06.
  • Buaya Ancam Pasokan Listrik PLTU Suralaya, berita TempoInteraktif hari Rabu, 13 Juni 2007 15:30 WIB
  • Mendiami Pasar Ekspor dari Penangkaran Buaya, berita Kompas CyberMedia hari Jumat, 09 Januari 2004
  • (Inggris) Videos of Crocodile

edunitas.com


Page 7

Buaya adalah reptil bertubuh akbar yang hidup di cairan. Secara ilmiah, buaya meliputi seluruh spesies bagian suku Crocodylidae, termasuk pula buaya ikan (Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini mampu pula dikenakan secara longgar sebagai menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang beda suku.

Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan area basah pautannya, namun hadir pula yang hidup di cairan payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakangan seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan binatang purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.

Dikenal pula beberapa nama kawasan sebagai menyebut buaya, seperti misalnya buhaya (Sd.); buhaya (bjn); baya atau bajul (Jw.); bicokok (Btw.), bekatak, atau buaya katak sebagai menyebut buaya bertubuh kecil gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong (Mly.), atau buaya julung-julung sebagai menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni buaya yang berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning kecoklatan; dsb-nya.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Distrubition of crocodiles

Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sbg crocodile. Nama ini berasal dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang berfaedah ‘batu kerikil’, dan deilos yang berfaedah ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena mengamati aturan sejak dahulu kala buaya berpanas-panas di tepian sungai yang berbatu-batu.

Biologi dan perilaku

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya, seperti halnya dinosaurus, memiliki tulang-tulang iga yang termodifikasi menjadi gastralia

Di luar strukturnya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan binatang melata yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan (diafragma) dan cerebral cortex. Pada sisi pautan, morfologi luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik. Tubuhnya yang "streamline" memungkinkannya sebagai berenang cepat. Buaya melipat kakinya ke belakangan melekat pada tubuhnya, sebagai mengurangi hambatan cairan dan memungkinkannya menambah kecepatan pada masa berenang. Jari-jari kaki belakangannya berselaput renang, yang meskipun tak digunakan sbg pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat bermanfaat tatkala beliau harus mendadak berbalik atau memainkan gerakan tiba-tiba di cairan, atau sebagai memulai berenang. Kaki berselaput juga merupakan keuntungan manakala buaya perlu memainkan usaha atau berlanjut di cairan dangkal.

Buaya mampu memainkan usaha dengan sangat cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar cairan. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat, yang mampu menggigit dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya sbg binatang dengan kekuatan gigitan yang paling akbar. Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch; setara dengan 315 kg/cm²)[1]; bandingkan dengan kekuatan gigitan anjing rottweiler yang hanya 335 psi, hiu putih raksasa sebesar 400 psi, atau dubuk (hyena) sekitar 800 – 1.000 psi. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat bermanfaat sebagai memegangi mangsanya. Buaya menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, kemudian menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke cairan. Oleh sebab itu otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sedemikian baik sehingga mampu mengatup dengan amat kuat. Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek. Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi sebagai buka mulut buaya amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat akbar (lakban) beberapa kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di ujung moncong yang menutup, sebagai menjaganya agar mulut itu tetap mengatup sementara dilakukan pengamatan dan pengukuran, atau manakala ingin mengangkut binatang itu dengan lepas sama sekali dari bahaya. Cakar dan kuku buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu remeh menyerang ke samping atau ke belakangan.

Buaya memangsa ikan, burung, mamalia, dan kadang-kadang juga buaya pautan yang lebih kecil bahkan bangkai buaya dewasa. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; beliau menunggu mangsanya binatang darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba. Sbg binatang yang berdarah dingin, predator ini mampu bertahan cukup lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar perlu memainkan usaha sebagai memburu mangsanya. Meskipun nampaknya lamban, buaya merupakan pemangsa puncak di sekeliling yang terkaitnya, dan beberapa jenisnya teramati pernah menyerang dan membunuh ikan hiu.[2] Perkecualiannya adalah burung cerek Mesir, yang dikenal memiliki hubungan simbiotik dengan buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit dan sisa daging yang berdiam di mulut buaya, dan sebagai itu sang raja sungai buka mulutnya lebar-lebar serta membiarkan si cerek masuk sebagai membuat agar bersihnya.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Patung Saint Theodore of Amasea menginjak seekor buaya (Venesia, Italia)

Pada musim kawin dan bertelur buaya mampu menjadi sangat sifat menyerang dan remeh menyerang manusia atau binatang pautan yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kemudian menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.

Embrio buaya tak memiliki kromosom seksual, yakni kromosom yang menentukan jenis kelamin anak yang akan ditetaskan. Jadi tak sebagaimana manusia, jenis kelamin buaya tak ditentukan secara genetik. Alih-alih, jenis kelamin ini ditentukan oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan. Pada buaya muara, suhu sekitar 31,6°C akan menghasilkan binatang jantan, sedikit lebih rendah atau lebih tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa pengeraman telur adalah sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang.[3]

Buaya ditengarai memiliki insting sebagai kembali ke tempat tinggalnya semula (homing instinct).[4] [5] Tiga ekor buaya yang ganas di Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km, dengan menggunakan helikopter. Akan tetapi dalam tiga ahad hewan-hewan ini dikenal telah tiba kembali di tempat asalnya. Perihal jadinya ini terpantau melalui alat pelacak yang dipasang pada tubuh reptil tersebut.

Menurut ilmu sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang lebih sempit dengan burung dan dinosaurus, dibandingkan dengan kebanyakan reptil umumnya. Tiga kumpulan yang pertama itu, ditambah dengan kumpulan pterosaurus, digolongkan menjadi grup akbar Archosauria (='reptil yang menguasai'[6]).[7]

Umur

Tidak hadir cara yang meyakinkan sebagai menghitung umur buaya, selain dengan mengetahui saat penetasannya dahulu, meskipun hadir beberapa teknik yang telah dikembangkan. Cara yang paling umum digunakan sebagai menaksir umur binatang ini ialah dengan menghitung lingkaran tumbuh pada tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran menggambarkan hal hadir perubahan pada laju pertumbuhan, yang mungkin disebabkan oleh perubahan musim kemarau dan hujan yang berulang setiap tahun. [3] Dengan tetap mengingat peluang ketidaktepatan cara ini, buaya yang tertua kemungkinan adalah spesies yang terbesar. Buaya muara (C. porosus) dianggarkan mampu hidup rata-rata sampai 70 tahun, dengan sedikit individu yang terbukti mampu melebihi umur 100 tahun. Salah satu buaya tertua yang tercatat, mati di kebun binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun.[3]

Seekor buaya cairan tawar jantan yang dipelihara di Kebun Binatang Australia dianggarkan berumur 130 tahun. Binatang ini diselamatkan Bob Irwin dan Steve Irwin dari dunia liar setelah ditembak dua kali oleh pemburu. Dampak tembakan senjata itu, buaya tersebut (yang kini dijuluki sbg "Mr. Freshy") kehilangan mata kanannya.[8]

Ukuran

Ukuran tubuh buaya sangat bervariasi dari jenis ke jenis, mulai dari buaya kerdil sampai buaya muara raksasa. Spesies bertubuh akbar mampu tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya berukuran sekitar 20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar adalah buaya muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara sampai ke Australia utara.

Ukuran terbesar buaya muara sampai kini sedang diperdebatkan. Buaya terbesar yang pernah tercatat adalah seekor buaya muara raksasa sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia.[2] Sedangkan buaya terbesar yang sedang hidup adalah seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World Records.[9]

Dua catatan pautan yang tepercaya mengenai ukuran buaya terbesar adalah rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama ditembak di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh seorang pemburu gelap, yang kemudian diukur oleh seorang petugas kehutanan. Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua Nugini. Ukuran buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang diukur oleh Jerome Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena ukuran kulit selalu lebih kecil (menyusut) dari ukuran binatang aslinya, dipercaya bahwa buaya kedua ini sedikitnya berukuran 10 cm lebih panjang ketika hidup.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Penangkaran Buaya Samutprakarn, Bangkok

Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran adalah seekor blasteran buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (Th.: ใหญ่, berfaedah akbar) (menetas pada 10 Juni 1972) di Kebun Penangkaran Buaya Samutprakarn yang terkenal di Thailand. Binatang melata ini memiliki panjang tubuh sampai 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg.

Buaya raksasa peliharaan pautannya adalah seekor buaya muara yang bernama Gomek. Binatang ini ditangkap oleh George Craig di Papua Nugini dan kemudian dijual ke St. Augustine Alligator Farm di Florida, Amerika. Buaya ini mati karena penyakit jantung pada Februari 1997 dalam usia yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran tersebut, ketika mati Gomek memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia selang 70–80 tahun.

Buaya Bhitarkanika yang terbesar dianggarkan sepanjang 7,62 m. Dugaan ini diperoleh para mahir berlandaskan ukuran suatu tengkorak buaya yang disimpan oleh keluarga Kerajaan Kanika. Buaya tersebut kemungkinan ditembak mati di akrab Dhamara sekitar tahun 1926 dan kemudian tengkoraknya diawetkan oleh Raja Kanika ketika itu. Dugaan panjang di atas didapat melalui perhitungan, dengan mengingat bahwa panjang tengkorak buaya sekitar sepertujuh panjang total badannya.

Taksonomi dan penyebaran

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya moncong-ramping, Crocodylus cataphractus

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya-buaya tengah berpanas-panas

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buaya Amerika pada La Manzanilla, Jalisco, Mexico

Kebanyakan buaya tergolong ke dalam marga Crocodylus. Dua marga pautan yang sedang hidup bagian suku Crocodylia ini adalah Osteolaemus dan Tomistoma, masing-masingnya bersifat monotipik.

  • Suku Crocodylidae
    • Anak suku Mekosuchinae (punah)
    • Anak suku Crocodylinae
      • Marga Euthecodon (punah)
      • Marga Rimasuchus (punah, sebelumnya Crocodylus lloydi)
      • Marga Osteolaemus
        • Buaya kerdil, Osteolaemus tetraspis (para mahir berbeda pendapat apakah spesies ini sebetulnya terdiri atas dua spesies. Kebanyakan berpandangan bahwa buaya kerdil adalah satu spesies dengan dua anak jenis (subspesies): O. tetraspis tetraspis & O. t. osborni)
      • Marga Crocodylus
        • Crocodylus acutus, buaya Amerika
        • Crocodylus cataphractus, Buaya moncong-ramping (kajian DNA terbaru menyarankan bahwa spesies ini mungkin lebih tepat digolongkan ke dalam marga tersendiri, Mecistops)
        • Crocodylus intermedius , buaya Orinoco
        • Crocodylus johnsoni, buaya air-tawar Australia
        • Crocodylus mindorensis, buaya Filipina
        • Crocodylus moreletii , buaya Meksiko
        • Crocodylus niloticus, buaya Nil atau buaya Afrika (anak jenis Madagaskar kadang-kadang dinamai buaya hitam)
        • Crocodylus novaeguineae, buaya Irian
        • Crocodylus palustris, buaya India atau buaya rawa
        • Crocodylus porosus , buaya cairan asin
        • Crocodylus rhombifer , buaya Kuba
        • Crocodylus siamensis, buaya Siam atau buaya air-tawar Asia
    • Anak suku Tomistominae (kajian terbaru mendapatkan bahwa kumpulan ini sesungguhnya lebih akrab berkerabat dengan gavial, suku Gavialidae)
      • Marga Kentisuchus (punah)
      • Marga Gavialosuchus (punah)
      • Marga Paratomistoma (punah)
      • Marga Thecachampsa (punah)
      • Marga Rhamphosuchus (punah)
      • Marga Tomistoma
        • Tomistoma schlegelii, buaya senyulong atau gavial Malaya
        • Tomistoma lusitanica (punah)
        • Tomistoma cairense (punah)
        • Tomistoma machikanense (punah, spesies kala Pleistosen dari Jepang)

Buaya di Indonesia

Sejauh ini dikenal sekitar tujuh spesies (atau subspesies) buaya yang ditemukan di Indonesia[10], yakni:

  • Buaya Mindoro atau buaya Filipina (Crocodylus mindorensis)
  • Buaya Irian (C. novaeguineae)
  • Buaya cairan asin (C. porosus)
  • Buaya Kalimantan (C. raninus)
  • Buaya cairan tawar atau buaya Siam (C. siamensis)
  • Buaya Sahul (Crocodylus sp.nov.), dan
  • Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)

Keberadaan buaya Mindoro di Indonesia (yakni di Sulawesi timur dan tenggara) baru dilaporkan semenjak 1996. Buaya Kalimantan (diketahui dari Kalimantan Barat dan Selatan) statusnya sedang diperdebatkan, mengingat jenis ini serupa struktur dan habitatnya dengan buaya cairan tawar, namun dengan beberapa ciri pautan yang membedakannya. Demikian pula status buaya Sahul, yang selama ini diasumsikan identik dengan buaya Irian. Buaya Sahul menyebar terbatas di sebelah selatan Papua, sementara buaya Irian di sebelah utara pegunungan tengah. [10]

Kerabat akrab

Aligator dan kaiman (caiman atau cayman) adalah kerabat akrab buaya yang termasuk suku Alligatoridae. Aligator memiliki tubuh mirip buaya, yang kadang-kadang dikelirukan satu sama pautan. Bedanya, aligator memiliki moncong yang cenderung lebar ujungnya, struktur huruf U apabila dilihat dan diamati dari atas; sedangkan buaya bermoncong lebih sempit meruncing, struktur huruf V. Gigi ke-4 di rahang bawah buaya berukuran akbar dan muncul di sisi luar rahang atas manakala moncongnya terkatup. Gigi-gigi rahang bawah aligator tersembunyi oleh bibir atasnya manakala moncongnya terkatup.

Gavial alias buaya julung-julung adalah jenis buaya pautan lagi yang tergolong suku Gavialidae. Buaya ini memiliki tubuh yang gemuk, namun dengan moncong yang panjang dan kurus, bukan tak mirip dengan kepala ikan julung-julung. Buaya ini juga disebut buaya ikan, karena memang makanan utamanya adalah ikan. Selain itu gavial juga hampir sepenuhnya akuatik, dan hanya sesekali naik ke darat sebagai berpanas-panas. Crocodylidae, Alligatoridae dan Gavialidae tergolong ke dalam bangsa (ordo) Crocodilia.

Beberapa kerabat buaya yang telah punah, bagian kumpulan yang lebih akbar lagi, yakni Crocodylomorpha, yang bersifat herbivora.

Buaya dan manusia

Serangan buaya

Jenis-jenis buaya bertubuh akbar mampu sangat berbahaya bagi manusia. Buaya muara dan buaya Nil adalah yang paling berbahaya, membunuh ratusan orang tiap tahun di berbagai kawasan di Asia Tenggara dan Afrika. Buaya rawa dan mungkin pula kaiman hitam yang terancam punah, juga amat berbahaya. Aligator Amerika kurang sifat menyerang dan jarang menyerang manusia apabila tak diganggu.

Peristiwa serangan buaya yang paling banyak memakan jiwa kemungkinan adalah yang terjadi di Burma, 19 Februari 1945, semasa Perang Pulau Ramree. Sebanyak 900 orang tentara Kekaisaran Jepang, dalam upayanya sebagai mundur dan bergabung dengan pasukan infantri yang lebih akbar, telah menyeberangi rawa-rawa bakau sepanjang 10 mil yang dihuni buaya-buaya muara. Dua puluh tentara kemudiannya tertawan hidup-hidup oleh pasukan Inggris, dan hampir 500 orang lagi dikenal telah melarikan diri dari Pulau Ramree. Banyak tentara selebihnya yang tewas dimangsa oleh buaya, meskipun senjata tentara Inggris pun tak pelak lagi ikut berperan menewaskan pasukan yang malang itu. Di samping nyamuk, buaya tercatat sbg binatang yang paling banyak menyebabkan kematian pada tahun 2001. [11]

Kulit buaya

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Dompet kulit buaya, produk dari Bangkok Crocodile Farm

Meskipun buaya hidup ditakuti orang, namun produk-produk dari kulitnya banyak disukai dan berharga mahal. Kulit buaya diolah sebagai dibuat menjadi aneka benda/barang kerajinan kulit seperti dompet, tas, topi, ikat pinggang, sepatu dsb-nya. Indonesia mengekspor cukup banyak kulit buaya, sekitar 15.228 potong pada tahun 2002, dengan negara-negara tujuan ekspor di selangnya ke Singapura, Jepang, Korea, Italia, dan beberapa negara pautannya. Empat perlimanya adalah dari kulit buaya Irian, dan sekitar 90% di selangnya dihasilkan dari penangkaran buaya.[12].

Daging buaya juga dimakan di beberapa negara seperti di Australia, Etiopia, Thailand, Afrika Selatan, Kuba, dan juga di sebagian tempat di Indonesia dan Amerika Serikat.

Konservasi

Mengingat banyak populasinya yang terus menurun dan menuju kepunahan, banyak jenis buaya di pelbagai negara yang dibawa masuk ke dalam status diamankan. Empat jenis buaya yang hadir di Indonesia, yakni Crocodylus novaeguineae (buaya Irian); C. porosus (buaya muara); C. siamensis (buaya Siam); dan Tomistoma schlegelii (buaya sinyulong) telah diamankan oleh undang-undang.[13]

Sebagai mengurangi tekanan terhadap populasi buaya di dunia, berbagai upaya penangkaran telah dikembangkan. Buaya muara dan buaya Nil adalah jenis-jenis yang paling banyak ditangkarkan. Penangkaran buaya muara cenderung meningkat, terutama di Australia. Di Indonesia pun telah banyak dilakukan upaya penangkaran buaya ini, meskipun sedang setengah bergantung ke dunia, mengingat stok buaya yang dipelihara sedang mengandalkan pemungutan telurnya dari dunia, sebagai kemudian ditetaskan dan dibesarkan di penangkaran.

Pustaka

  1. ^ Film dokumenter National Geographic; "Bite Force", Brady Barr.
  2. ^ a b http://animals.nationalgeographic.com/animals/reptiles/saltwater-crocodile.html?nav=A-Z
  3. ^ a b c Britton, Adam. Crocodilian Biology Database, FAQ. "How long do crocodiles live for?". Diakses 9/11/2006.
  4. ^ Mercer, Phil (27 September 2007). "Homing crocodiles defy relocation". BBC News. Retrieved 2007-09-27. 
  5. ^ "Homesick crocs hightail it home". Sydney Morning Herald. 26 September 2007. Retrieved 2007-09-27. 
  6. ^ Karena kumpulan reptil ini sukses mendominasi dunia pada kala Mesozoikum
  7. ^ Zug, G.R. 1993. Herpetology. Academic Press, San Diego. p. 112. ISBN 0-12-782620-3
  8. ^ Profile of Mr Freshy at Australia Zoo website, diakses 01/02/2007
  9. ^ "Orissa crocodile recognised as world's largest". Reuters. 2006-06-16. Retrieved 2006-06-18. 
  10. ^ a b Iskandar, D.T. 2000. Kura-kura dan Buaya Indonesia dan Papua Nugini. Penerbit ITB, Bandung. 191 hal. ISBN 979-96100-0-1
  11. ^ Daily Telegraph - Crocodile girl told that lake was safe to swim in
  12. ^ Caldwell, J. 2004. World Trade in Crocodilian Skins, 2000–2002. WCMC – UNEP
  13. ^ Mumpuni. 2001. Reptilia. dalam M. Noerdjito dan I. Maryanto (eds.). Jenis-jenis Hayati yang Diamankan Perundang-undangan Indonesia. Puslit Biologi LIPI – TNC – USAID, Bogor. hal. 112-113. ISBN 979-579-043-9

Pranala luar

  • (Indonesia) Jenis Jenis Buaya
  • (Inggris) Crocodilian Online
  • (Inggris) BBC news finds powerful agent in crocodile blood
  • (Inggris) Recent Crocodile Attacks in Australia
  • (Myanmar) Warga ketakutan, buaya serang lelaki di Sg Kelantan, berita MStar Online 24-07-2007 06:57:30 PM
  • Buaya 7 Meter Serang Tim Penyelamat, berita Harian Global, 15 Mei 2007
  • Buaya Teluk Cempi Serang Warga, berita pada Suara NTB Online, Rabu 16/08/06.
  • Buaya Ancam Pasokan Listrik PLTU Suralaya, berita TempoInteraktif hari Rabu, 13 Juni 2007 15:30 WIB
  • Mendiami Pasar Ekspor dari Penangkaran Buaya, berita Kompas CyberMedia hari Jumat, 09 Januari 2004
  • (Inggris) Videos of Crocodile

edunitas.com


Page 8

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Kios buah di Barcelona, Spanyol.

Buah merupakan organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah pada umumnya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.

Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan merupakan bertambah luas daripada pengertian buah di atas dan pada umumnya dikata sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, bagi membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa dikata buah sejati.

Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

Pengertian botani dan ilmu pangan

Kesenjangan pengertian "buah" secara botani dan pangan (buah-buahan) dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Buah sejatiBukan buah sejati
Buah-buahanPerkembangan dari bakal buah dan dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: kelapa, jeruk, mangga
Bukan perkembangan dari bakal buah tetapi dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: apel,cempedak, tin (ara), jambu monyet
Bukan buah-buahanPerkembangan dari bakal buah tetapi dianggap bukan buah-buahan.
Contoh: tomat, padi, kacang mede
Bukan perkembangan dari bakal buah dan dianggap bukan buah-buahan.
Contoh: buah nangka muda, bongkol bunga matahari

Guna botani

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah semu dari tin, Ficus carica. Dinding luar buah semu merupakan dasar bunga majemuk yang menangkup, menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing merupakan sebutir buah.

Dalam pandangan botani, buah merupakan sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada jumlah spesies tumbuhan, yang dikata buah mencakup bakal buah yang sudah mengembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah merupakan alat bagi menyebar luaskan biji-bijinya; beradanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut merupakan buah, meski berada pula biji yang tidak berasal dari buah.[1]

Dalam batasan tersebut, variasi buah mampu sangat luhur, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dsb-nya. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga merupakan bulir!) jagung, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk sebagai buah sejati.

Guna hortikultura atau pangan

Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan merupakan pengertian yang dipakai oleh penduduk luas. Dalam pengertian ini, batasan buah dijadikan longgar. Istilah "buah-buahan" dapat dipergunakan bagi pengertian demikian. Buah-buahan merupakan setiap anggota tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau jumlah mengandung cairan.

Dapat dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sebagai sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buah ketimun. Namun demikian, dapat dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti buah jambu monyet (yang sebetulnya merupakan pembesaran dasar bunga; buah yang sejati merupakan anggota ujung yang berpotongan seperti monyet membungkuk), buah nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati merupakan pokok buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan anggota 'daging buah' yang dimakan orang merupakan tenda bunga), atau buah nanas.

Pembentukan buah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Urutan perkembangan sejenis buah persik, Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal musim dingin hingga masaknya buah di pertengahan musim panas, bertambah dari 7½ bulan yang belakang sekali.

Buah merupakan pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah mempunyai pokoknya satu atau bertambah bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melintasi suatu bagian yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berubahnya abuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah abuk sari melekat di kepala putik, abuk sari berkecambah dan pokoknya tumbuh dijadikan buluh abuk sari yang mempunyai pokoknya sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan selang sperma yang berasal dari abuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan elok plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan isi sel keduanya.[2]

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh dijadikan embrio (lembaga), bakal biji tumbuh dijadikan biji, dan dinding bakal buah, yang dikata perikarp, tumbuh dijadikan berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau mampu aci bertahan beberapa hingga buah dijadikan. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji dijadikan masak. Pada beberapa buah berbiji jumlah, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.[3]

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering mengembang bertambah jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau bertambah. Yang di anggota luar dikata dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam dikata dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang dikata dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).[4]

Pada beberapa buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan ikut mengembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan anggota utama dari buah, maka buah itu lalu dikata buah semu. Itulah sebabnya dijadikan penting bagi mempelajari susunan bunga, dalam kaitannya bagi memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.[4][5]

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kurung bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah geluk sejenis berangan (Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kotak durian lai (Durio kutejensis) beruang lima

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah bumbung Sterculia balanghas, sejenis kepuh; dilihat dari bawah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah polong johar (Senna siamea)

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah pala (Myristica fragrans) yang memecah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah buni sebangsa ceplukan (Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang ikut mengembang bersama buah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah batu embacang (Mangifera foetida), memperlihatkan endokarpnya yang liat keras, di selang daging yang berserabut

Tipe-tipe buah

Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya bagi menyusun suatu skema pengelompokan yang dapat mencakup seluruh macam buah yang sudah dikenal orang. Belum lagi beradanya kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya merupakan buah secara botani).

Elok buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:[4]

  • buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang mempunyai pokoknya satu biji atau bertambah.
  • buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki jumlah bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh dijadikan buah tersendiri, lepas-lepas, namun belakangnya dijadikan golongan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya merupakan sirsak (Annona).
  • buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari jumlah bunga (dan jumlah bakal buah), yang pada belakangnya seakan-akan dijadikan satu buah saja. Contohnya merupakan nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah kering

Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, bertambah jauh lagi dapat dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang anggota luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.

Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens mempunyai pokoknya satu biji, sehingga bagi memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam golongan ini merupakan buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.[4]

Buah padi (caryopsis)

Buah padi (caryopsis, atau bulir) memiliki dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam golongan ini.

Bulir atau buah padi merupakan buah sekaligus biji. Anggota buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Anggota biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.

Buah kurung (achenium)

Buah kurung (achenium) memiliki dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya merupakan buah ('biji') bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya merupakan (buah) bunga matahari.

Buah keras (nux)

Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji bertambah dari satu, namun pada umumnya hanya satu yang dijadikan biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya merupakan buah sarangan (Castanopsis).

Beberapa macam buah keras, kulitnya mengalami pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berarti bagi menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini contohnya merupakan buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.

Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya mempunyai pokoknya bertambah dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya bagi memencarkan biji, supaya tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:

Buah berbelah (schizocarpium)

Buah berbelah (schizocarpium) memiliki dua ruang atau bertambah, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Jika memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya sedang terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya merupakan kemangi (Ocimum), beberapa macam anggota Malvaceae, dsb-nya.

Buah kendaga

Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak (Ricinus).

Buah kotak

Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji jumlah. Buah ini memecah jika masak, namun kulit buah yang pecah hingga lama tidak terlepas dari tangkai buah. Berada jumlah macam buah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; jumlah ruangannya sesuai dengan jumlah daun buah asalnya. Buah ini membuka dengan berbagai macam cara. Contohnya merupakan durian (Durio), anggrek (Orchidaceae). 'Daging buah' durian yang dimakan sebetulnya merupakan arilus (salut biji), perbesaran dari selaput penutup biji.

Selain itu, sedang berada lagi beberapa macam buah kotak seperti berikut ini:

Buah bumbung

Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan jumlah biji. Jika masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, pada umumnya kampuh perut. Contohnya merupakan widuri (Calotropis), kepuh (Sterculia).

Buah polong

Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan jumlah biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Jika masak, ruangan akan membuka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya merupakan aneka macam polong-polongan (Fabaceae, atau dulu dikata Leguminosae).

Buah lobak

Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya sedang berlekatan. Biji sebentar sedang melekat pada sekat semu, yang sebetulnya merupakan tembuni, sebelum pada belakangnya terlepas. Contohnya merupakan jenis-jenis Cruciferae.

Buah berdaging

Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya merupakan pala (Myristica). Beberapa bentuk buah berdaging, di antaranya:

Buah buni

Buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji bebas dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya merupakan buni (marga Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu biji (Psidium), serta tomat dan terung (Solanum) .

Buah mentimun

Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang bertambah tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan jumlah biji di dalam ruangan tersebut. Contohnya merupakan mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.

Buah jeruk

Buah jeruk (hesperidium) merupakan variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan mempunyai pokoknya kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung mempunyai pokoknya cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di selang gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).

Buah batu

Buah batu (drupa) memiliki tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan dapat amat keras seperti batu. Contohnya merupakan mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut

Buah delima

Dinding luarnya liat, keras atau kaku, hampir seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan jumlah biji. Selaput biji tebal berair dan dapat dimakan. Contohnya merupakan delima (Punica).

Buah ganda

Buah berganda merupakan buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki jumlah bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh dijadikan buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun belakangnya dijadikan golongan buah yang nampak seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa macam buah berganda. Misalnya:

  • buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
  • buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
  • buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
  • buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).

Buah majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Pada beberapa macam tumbuhan, seperti pace, bunga muncul secara teratur dan terus menerus sepanjang tahun, sehingga kita dapat melihat beradanya bunga, pentil (buah muda) dan buah masak pada waktu yang bersamaan di satu pohon

Buah majemuk merupakan buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari jumlah bunga (dan jumlah bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada belakangnya seakan-akan dijadikan satu buah saja. Dikenal pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya:

  • buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya mempunyai pokoknya deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
  • buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
  • buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
  • buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).

Terlihat pada foto di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace bersama-sama dijadikan satu golongan dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang dikata bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh dijadikan buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada belakangnya saling luluh dijadikan sebutir buah batu majemuk.[6]

Sesuai dengan arti, buah ganda dan buah majemuk sukar dikata buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang ikut bertumbuh dan mengembang dijadikan buah, elok bagian-bagian itu dijadikan anggota utama buah ataupun bukan.[4]

Buah tak berbiji

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jeruk sukun (tak berbiji)

Keadaan tak berbiji merupakan salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas merupakan contohnya. Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai bertambah mahal. Keadaan tak berbiji demikian biasa pula dikata sukun.[7]

Pada sejumlah spesies, keadaan tak berbiji merupakan hasil dari partenokarpi, yakni bagian pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi mampu terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan. Biasanya kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan bagi bagian pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara itu, keadaan tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, keadaan yang dikenal sebagai stenospermokarpi, yang memerlukan bagian penyerbukan dan pembuahan secara normal.[8]

Pemencaran biji

Variasi dalam bentuk dan susunan buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini mampu terjadi dengan bantuan hewan, angin, arus cairan, atau bagian pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya hingga jauh.[9]

Pemencaran oleh hewan (zookori)

Pemencaran oleh hewan biasa terjadi pada buah-buah yang memiliki bagian-bagian yang jumlah mengandung gula atau bahan konsumsi lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang memproduksi energi. Aneka macam buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, belakangnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang mampu aci cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu dikata endozoik.[4] Dari golongan burung, sudah dikenal sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) memiliki keterkaitan yang akrab dengan penyebaran beberapa macam pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya dijadikan konsumsi burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.[10][11]

Cara lain merupakan apa yang dikata epizoik, yakni pemencaran dengan cara menempel di anggota luar tubuh hewan. Buah atau biji yang epizoik pada umumnya memiliki kait atau duri, supaya gampang melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau anggota badan hewan lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dsb-nya.[4]

Pemencaran oleh angin (anemokori)

Di daerah hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin merupakan cara yang efektif bagi menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh hewan.[12] Tidak mengherankan jika Dipterocarpaceae, biasanya memiliki bentuk buah samara, dijadikan salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang menggunakan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, merupakan jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek merupakan buah kotak yang memecah dengan celah-celah, bagi melepaskan biji-bijinya yang halus dan gampang diterbangkan angin.[4]

Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu merupakan bijinya yang memiliki sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya merupakan biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus). Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) memiliki serat-serat yang menolongnya melayang bersama angin.

Pemencaran oleh cairan (hidrokori)

Buah-buah yang dipencarkan oleh cairan pada umumnya memiliki jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh cairan. Misalnya merupakan jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).[4]

Buah bakau (Rhizophora) sudah berkecambah semasa sedang melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, hingga pada ketikanya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau cairan di bawahnya.[13] Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dst-nya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke cairan akan terapung dan mampu aci terbawa arus cairan sungai atau laut hingga ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh dijadikan pohon.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kotak sejenis pacar cairan (Impatiens walleriana)

Pemencaran sendiri

Beberapa jumlah macam buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melintasi berbagai mekanisme pecahnya dinding buah, yang beberapa luhur berdasarkan pada peristiwa higroskopi atau turgesensi.[4] Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di ketika masak kehilangan kadar cairannya, hingga pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya merupakan buah para (Hevea), yang sering terdengar 'meletus' di kala hari panas. Demikian pula berbagai macam polong-polongan (Fabaceae), yang dapat melontarkan biji hingga beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar cairan (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering dipergunakan anak-anak bagi aci pemain.

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ Lewis, Robert A. (January 1, 2002). CRC Dictionary of Agricultural Sciences. CRC Press. pp. 375–376. ISBN 0-8493-2327-4. 
  2. ^ Mauseth, James D. (2003). Botany: an introduction to plant biology. Boston: Jones and Bartlett Publishers. p. 258. ISBN 978-0-7637-2134-3. 
  3. ^ Mauseth. Botany. Chapter 9: Flowers and Reproduction. 
  4. ^ a b c d e f g h i j Tjitrosoepomo, Gembong (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada Univ. Press. pp. 69–75. ISBN 979-420-084-0. 
  5. ^ Mauseth, James D. (April 1, 2003). Botany: An Introduction to Plant Biology. Jones and Bartlett. pp. 271–272. ISBN 0-7637-2134-4. 
  6. ^ Parker, Philip M. (December 1, 2004). Morinda Citrifolia - A Medical Dictionary, Bibliography, and Annotated Research Guide to Internet References. ICON Group. ISBN 0-497-00758-4. 
  7. ^ Pusat Bahasa (2001). Kamus Luhur Bahasa Indonesia. Balai Pustaka - Jakarta. pp. hal.1099. ISBN 979-407-182-X. 
  8. ^ Spiegel-Roy, P.; E. E. Goldschmidt (August 28, 1996). The Biology of Citrus. Cambridge University Press. pp. 87–88. ISBN 0-521-33321-0. 
  9. ^ Capon, Brian (February 25, 2005). Botany for Gardeners. Timber Press. pp. 198–199. ISBN 0-88192-655-8. 
  10. ^ Docters van Leeuwen, W.M. (1933). Biology of plants and animals occuring in the higher parts of Mount Pangrango-Gedeh in West Java. Verhand. Konink. Akad. van Wetensch. Amsterdam afd. Natuurk. pp. 134–135. 
  11. ^ MacKinnon, J. (1993). Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. pp. 363–364. ISBN 979-420-150-2. 
  12. ^ Whitmore, T.C. (1984). Tropical Rain Forest of the Far East. Clarendon Press]]. p. 75. ISBN 0-19-854136-8. 
  13. ^ Tjitrosoepomo (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). pp. hal. 66. 

Pranala luar

  • Guna Buah dan Sayuran (pdf)
  • Foto-foto perkembangan bunga dijadikan buah pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Foto-foto pemencaran buah dan biji pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Fakta mengenai buah dari California Rare Fruit Growers, Inc.
  • Buah dalam Encyclopedia Britannica 1911

edunitas.com


Page 9

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Kios buah di Barcelona, Spanyol.

Buah merupakan organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah pada umumnya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.

Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan merupakan lebih luas daripada pengertian buah di atas dan pada umumnya dikata sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, bagi membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa dikata buah sejati.

Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

Pengertian botani dan ilmu pangan

Kesenjangan pengertian "buah" secara botani dan pangan (buah-buahan) dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Guna botani

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah semu dari tin, Ficus carica. Dinding luar buah semu merupakan dasar bunga majemuk yang menangkup, menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing merupakan sebutir buah.

Dalam pandangan botani, buah merupakan sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang dikata buah mencakup bakal buah yang sudah mengembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah merupakan alat bagi menyebar luaskan biji-bijinya; beradanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut merupakan buah, meski berada pula biji yang tidak berasal dari buah.[1]

Dalam batas tersebut, variasi buah mampu sangat luhur, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dsb-nya. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga merupakan bulir!) jagung, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batas ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk sebagai buah sejati.

Guna hortikultura atau pangan

Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan merupakan pengertian yang dipakai oleh penduduk luas. Dalam pengertian ini, batas buah dijadikan longgar. Istilah "buah-buahan" dapat dipergunakan bagi pengertian demikian. Buah-buahan merupakan setiap anggota tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung cairan.

Dapat dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sebagai sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buah ketimun. Namun demikian, dapat dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti buah jambu monyet (yang sebetulnya merupakan pembesaran dasar bunga; buah yang sejati merupakan anggota ujung yang berpotongan seperti monyet membungkuk), buah nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati merupakan pokok buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan anggota 'daging buah' yang dimakan orang merupakan tenda bunga), atau buah nanas.

Pembentukan buah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Urutan perkembangan sejenis buah persik, Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal musim dingin hingga masaknya buah di pertengahan musim panas, lebih dari 7½ bulan yang belakang sekali.

Buah merupakan pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah mempunyai pokoknya satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melintasi suatu bagian yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni beralihnya abuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah abuk sari melekat di kepala putik, abuk sari berkecambah dan pokoknya tumbuh dijadikan buluh abuk sari yang mempunyai pokoknya sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan selang sperma yang berasal dari abuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan adun plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.[2]

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh dijadikan embrio (lembaga), bakal biji tumbuh dijadikan biji, dan dinding bakal buah, yang dikata perikarp, tumbuh dijadikan berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau mampu aci bertahan beberapa hingga buah dijadikan. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji dijadikan masak. Pada beberapa buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.[3]

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering mengembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di anggota luar dikata dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam dikata dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang dikata dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).[4]

Pada beberapa buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan ikut mengembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan anggota utama dari buah, maka buah itu lalu dikata buah semu. Itulah sebabnya dijadikan penting bagi mempelajari susunan bunga, dalam kaitannya bagi memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.[4][5]

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kurung bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah geluk sejenis berangan (Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kotak durian lai (Durio kutejensis) beruang lima

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah bumbung Sterculia balanghas, sejenis kepuh; dilihat dari bawah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah polong johar (Senna siamea)

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah pala (Myristica fragrans) yang memecah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah buni sebangsa ceplukan (Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang ikut mengembang bersama buah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah batu embacang (Mangifera foetida), memperlihatkan endokarpnya yang liat keras, di selang daging yang berserabut

Tipe-tipe buah

Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya bagi menyusun suatu skema pengelompokan yang dapat mencakup seluruh macam buah yang sudah dikenal orang. Belum lagi beradanya kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya merupakan buah secara botani).

Adun buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:[4]

  • buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang mempunyai pokoknya satu biji atau lebih.
  • buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh dijadikan buah tersendiri, lepas-lepas, namun belakangnya dijadikan golongan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya merupakan sirsak (Annona).
  • buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada belakangnya seakan-akan dijadikan satu buah saja. Contohnya merupakan nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah kering

Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi dapat dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang anggota luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.

Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens mempunyai pokoknya satu biji, sehingga bagi memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam golongan ini merupakan buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.[4]

Buah padi (caryopsis)

Buah padi (caryopsis, atau bulir) memiliki dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam golongan ini.

Bulir atau buah padi merupakan buah sekaligus biji. Anggota buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Anggota biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.

Buah kurung (achenium)

Buah kurung (achenium) memiliki dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya merupakan buah ('biji') bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya merupakan (buah) bunga matahari.

Buah keras (nux)

Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji lebih dari satu, namun pada umumnya hanya satu yang dijadikan biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya merupakan buah sarangan (Castanopsis).

Beberapa jenis buah keras, kulitnya mengalami pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berarti bagi menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini contohnya merupakan buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.

Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya mempunyai pokoknya lebih dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya bagi memencarkan biji, supaya tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:

Buah berbelah (schizocarpium)

Buah berbelah (schizocarpium) memiliki dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Jika memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya sedang terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya merupakan kemangi (Ocimum), beberapa jenis anggota Malvaceae, dsb-nya.

Buah kendaga

Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak (Ricinus).

Buah kotak

Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji banyak. Buah ini memecah jika masak, namun kulit buah yang pecah hingga lama tidak terlepas dari tangkai buah. Berada banyak macam buah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; jumlah ruangannya sesuai dengan jumlah daun buah asalnya. Buah ini membuka dengan berjenis-jenis metode. Contohnya merupakan durian (Durio), anggrek (Orchidaceae). 'Daging buah' durian yang dimakan sebetulnya merupakan arilus (salut biji), perbesaran dari selaput penutup biji.

Selain itu, sedang berada lagi beberapa jenis buah kotak seperti berikut ini:

Buah bumbung

Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan banyak biji. Jika masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, pada umumnya kampuh perut. Contohnya merupakan widuri (Calotropis), kepuh (Sterculia).

Buah polong

Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Jika masak, ruangan akan membuka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya merupakan aneka jenis polong-polongan (Fabaceae, atau dulu dikata Leguminosae).

Buah lobak

Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya sedang berlekatan. Biji sebentar sedang melekat pada sekat semu, yang sebetulnya merupakan tembuni, sebelum pada belakangnya terlepas. Contohnya merupakan jenis-jenis Cruciferae.

Buah berdaging

Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya merupakan pala (Myristica). Beberapa bentuk buah berdaging, di antaranya:

Buah buni

Buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji bebas dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya merupakan buni (marga Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu biji (Psidium), serta tomat dan terung (Solanum) .

Buah mentimun

Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut. Contohnya merupakan mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.

Buah jeruk

Buah jeruk (hesperidium) merupakan variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan mempunyai pokoknya kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung mempunyai pokoknya cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di selang gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).

Buah batu

Buah batu (drupa) memiliki tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan dapat amat keras seperti batu. Contohnya merupakan mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut

Buah delima

Dinding luarnya liat, keras atau kaku, hampir seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak biji. Selaput biji tebal berair dan dapat dimakan. Contohnya merupakan delima (Punica).

Buah ganda

Buah berganda merupakan buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh dijadikan buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun belakangnya dijadikan golongan buah yang nampak seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa macam buah berganda. Misalnya:

  • buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
  • buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
  • buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
  • buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).

Buah majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Pada beberapa jenis tumbuhan, seperti pace, bunga muncul secara teratur dan terus menerus sepanjang tahun, sehingga kita dapat melihat beradanya bunga, pentil (buah muda) dan buah masak pada waktu yang bersamaan di satu pohon

Buah majemuk merupakan buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada belakangnya seakan-akan dijadikan satu buah saja. Dikenal pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya:

  • buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya mempunyai pokoknya deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
  • buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
  • buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
  • buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).

Terlihat pada foto di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace bersama-sama dijadikan satu golongan dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang dikata bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh dijadikan buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada belakangnya saling luluh dijadikan sebutir buah batu majemuk.[6]

Sesuai dengan definisi, buah ganda dan buah majemuk sukar dikata buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang ikut bertumbuh dan mengembang dijadikan buah, adun bagian-bagian itu dijadikan anggota utama buah ataupun bukan.[4]

Buah tak berbiji

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jeruk sukun (tak berbiji)

Keadaan tak berbiji merupakan salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas merupakan contohnya. Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai lebih mahal. Keadaan tak berbiji demikian biasa pula dikata sukun.[7]

Pada sejumlah spesies, keadaan tak berbiji merupakan hasil dari partenokarpi, yakni bagian pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi mampu terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan. Biasanya kultivar jeruk sukun membutuhkan penyerbukan bagi bagian pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak membutuhkannya. Sementara itu, keadaan tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, keadaan yang dikenal sebagai stenospermokarpi, yang membutuhkan bagian penyerbukan dan pembuahan secara normal.[8]

Pemencaran biji

Variasi dalam bentuk dan susunan buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini mampu terjadi dengan bantuan hewan, angin, arus cairan, atau bagian pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya hingga jauh.[9]

Pemencaran oleh hewan (zookori)

Pemencaran oleh hewan biasa terjadi pada buah-buah yang memiliki bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan konsumsi lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang memproduksi energi. Aneka macam buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, belakangnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang mampu aci cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu dikata endozoik.[4] Dari golongan burung, sudah dikenal sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) memiliki keterkaitan yang dekat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya dijadikan konsumsi burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.[10][11]

Metode lain merupakan apa yang dikata epizoik, yakni pemencaran dengan metode menempel di anggota luar tubuh hewan. Buah atau biji yang epizoik pada umumnya memiliki kait atau duri, supaya mudah melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau anggota badan hewan lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dsb-nya.[4]

Pemencaran oleh angin (anemokori)

Di daerah hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin merupakan metode yang efektif bagi menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh hewan.[12] Tidak mengherankan jika Dipterocarpaceae, biasanya memiliki bentuk buah samara, dijadikan salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang menggunakan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, merupakan jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek merupakan buah kotak yang memecah dengan celah-celah, bagi melepaskan biji-bijinya yang halus dan mudah diterbangkan angin.[4]

Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu merupakan bijinya yang memiliki sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya merupakan biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus). Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) memiliki serat-serat yang menolongnya melayang bersama angin.

Pemencaran oleh cairan (hidrokori)

Buah-buah yang dipencarkan oleh cairan pada umumnya memiliki jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh cairan. Misalnya merupakan jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).[4]

Buah bakau (Rhizophora) sudah berkecambah semasa sedang melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, hingga pada ketikanya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau cairan di bawahnya.[13] Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dst-nya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke cairan akan terapung dan mampu aci terbawa arus cairan sungai atau laut hingga ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh dijadikan pohon.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kotak sejenis pacar cairan (Impatiens walleriana)

Pemencaran sendiri

Beberapa banyak macam buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melintasi berbagai mekanisme pecahnya dinding buah, yang beberapa luhur berdasarkan pada peristiwa higroskopi atau turgesensi.[4] Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di ketika masak kehilangan kadar cairannya, hingga pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya merupakan buah para (Hevea), yang sering terdengar 'meletus' di kala hari panas. Demikian pula berbagai macam polong-polongan (Fabaceae), yang dapat melontarkan biji hingga beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar cairan (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering dipergunakan anak-anak bagi aci pemain.

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ Lewis, Robert A. (January 1, 2002). CRC Dictionary of Agricultural Sciences. CRC Press. pp. 375–376. ISBN 0-8493-2327-4. 
  2. ^ Mauseth, James D. (2003). Botany: an introduction to plant biology. Boston: Jones and Bartlett Publishers. p. 258. ISBN 978-0-7637-2134-3. 
  3. ^ Mauseth. Botany. Chapter 9: Flowers and Reproduction. 
  4. ^ a b c d e f g h i j Tjitrosoepomo, Gembong (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada Univ. Press. pp. 69–75. ISBN 979-420-084-0. 
  5. ^ Mauseth, James D. (April 1, 2003). Botany: An Introduction to Plant Biology. Jones and Bartlett. pp. 271–272. ISBN 0-7637-2134-4. 
  6. ^ Parker, Philip M. (December 1, 2004). Morinda Citrifolia - A Medical Dictionary, Bibliography, and Annotated Research Guide to Internet References. ICON Group. ISBN 0-497-00758-4. 
  7. ^ Pusat Bahasa (2001). Kamus Luhur Bahasa Indonesia. Balai Pustaka - Jakarta. pp. hal.1099. ISBN 979-407-182-X. 
  8. ^ Spiegel-Roy, P.; E. E. Goldschmidt (August 28, 1996). The Biology of Citrus. Cambridge University Press. pp. 87–88. ISBN 0-521-33321-0. 
  9. ^ Capon, Brian (February 25, 2005). Botany for Gardeners. Timber Press. pp. 198–199. ISBN 0-88192-655-8. 
  10. ^ Docters van Leeuwen, W.M. (1933). Biology of plants and animals occuring in the higher parts of Mount Pangrango-Gedeh in West Java. Verhand. Konink. Akad. van Wetensch. Amsterdam afd. Natuurk. pp. 134–135. 
  11. ^ MacKinnon, J. (1993). Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. pp. 363–364. ISBN 979-420-150-2. 
  12. ^ Whitmore, T.C. (1984). Tropical Rain Forest of the Far East. Clarendon Press]]. p. 75. ISBN 0-19-854136-8. 
  13. ^ Tjitrosoepomo (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). pp. hal. 66. 

Pranala luar

  • Guna Buah dan Sayuran (pdf)
  • Foto-foto perkembangan bunga dijadikan buah pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Foto-foto pemencaran buah dan biji pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Fakta mengenai buah dari California Rare Fruit Growers, Inc.
  • Buah dalam Encyclopedia Britannica 1911

edunitas.com


Page 10

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Kios buah di Barcelona, Spanyol.

Buah merupakan organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah pada umumnya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.

Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan merupakan lebih luas daripada pengertian buah di atas dan pada umumnya dikata sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, bagi membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa dikata buah sejati.

Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

Pengertian botani dan ilmu pangan

Kesenjangan pengertian "buah" secara botani dan pangan (buah-buahan) dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Guna botani

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah semu dari tin, Ficus carica. Dinding luar buah semu merupakan dasar bunga majemuk yang menangkup, menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing merupakan sebutir buah.

Dalam pandangan botani, buah merupakan sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang dikata buah mencakup bakal buah yang sudah mengembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah merupakan alat bagi menyebar luaskan biji-bijinya; beradanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut merupakan buah, meski berada pula biji yang tidak berasal dari buah.[1]

Dalam batas tersebut, variasi buah mampu sangat luhur, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dsb-nya. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga merupakan bulir!) jagung, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batas ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk sebagai buah sejati.

Guna hortikultura atau pangan

Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan merupakan pengertian yang dipakai oleh penduduk luas. Dalam pengertian ini, batas buah dijadikan longgar. Istilah "buah-buahan" dapat dipergunakan bagi pengertian demikian. Buah-buahan merupakan setiap anggota tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung cairan.

Dapat dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sebagai sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buah ketimun. Namun demikian, dapat dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti buah jambu monyet (yang sebetulnya merupakan pembesaran dasar bunga; buah yang sejati merupakan anggota ujung yang berpotongan seperti monyet membungkuk), buah nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati merupakan pokok buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan anggota 'daging buah' yang dimakan orang merupakan tenda bunga), atau buah nanas.

Pembentukan buah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Urutan perkembangan sejenis buah persik, Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal musim dingin hingga masaknya buah di pertengahan musim panas, lebih dari 7½ bulan yang belakang sekali.

Buah merupakan pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah mempunyai pokoknya satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melintasi suatu bagian yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni beralihnya abuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah abuk sari melekat di kepala putik, abuk sari berkecambah dan pokoknya tumbuh dijadikan buluh abuk sari yang mempunyai pokoknya sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan selang sperma yang berasal dari abuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan adun plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.[2]

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh dijadikan embrio (lembaga), bakal biji tumbuh dijadikan biji, dan dinding bakal buah, yang dikata perikarp, tumbuh dijadikan berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau mampu aci bertahan beberapa hingga buah dijadikan. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji dijadikan masak. Pada beberapa buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.[3]

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering mengembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di anggota luar dikata dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam dikata dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang dikata dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).[4]

Pada beberapa buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan ikut mengembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan anggota utama dari buah, maka buah itu lalu dikata buah semu. Itulah sebabnya dijadikan penting bagi mempelajari susunan bunga, dalam kaitannya bagi memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.[4][5]

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kurung bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah geluk sejenis berangan (Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kotak durian lai (Durio kutejensis) beruang lima

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah bumbung Sterculia balanghas, sejenis kepuh; dilihat dari bawah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah polong johar (Senna siamea)

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah pala (Myristica fragrans) yang memecah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah buni sebangsa ceplukan (Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang ikut mengembang bersama buah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah batu embacang (Mangifera foetida), memperlihatkan endokarpnya yang liat keras, di selang daging yang berserabut

Tipe-tipe buah

Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya bagi menyusun suatu skema pengelompokan yang dapat mencakup seluruh macam buah yang sudah dikenal orang. Belum lagi beradanya kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya merupakan buah secara botani).

Adun buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:[4]

  • buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang mempunyai pokoknya satu biji atau lebih.
  • buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh dijadikan buah tersendiri, lepas-lepas, namun belakangnya dijadikan golongan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya merupakan sirsak (Annona).
  • buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada belakangnya seakan-akan dijadikan satu buah saja. Contohnya merupakan nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah kering

Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi dapat dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang anggota luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.

Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens mempunyai pokoknya satu biji, sehingga bagi memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam golongan ini merupakan buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.[4]

Buah padi (caryopsis)

Buah padi (caryopsis, atau bulir) memiliki dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam golongan ini.

Bulir atau buah padi merupakan buah sekaligus biji. Anggota buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Anggota biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.

Buah kurung (achenium)

Buah kurung (achenium) memiliki dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya merupakan buah ('biji') bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya merupakan (buah) bunga matahari.

Buah keras (nux)

Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji lebih dari satu, namun pada umumnya hanya satu yang dijadikan biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya merupakan buah sarangan (Castanopsis).

Beberapa jenis buah keras, kulitnya mengalami pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berarti bagi menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini contohnya merupakan buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.

Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya mempunyai pokoknya lebih dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya bagi memencarkan biji, supaya tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:

Buah berbelah (schizocarpium)

Buah berbelah (schizocarpium) memiliki dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Jika memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya sedang terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya merupakan kemangi (Ocimum), beberapa jenis anggota Malvaceae, dsb-nya.

Buah kendaga

Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak (Ricinus).

Buah kotak

Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji banyak. Buah ini memecah jika masak, namun kulit buah yang pecah hingga lama tidak terlepas dari tangkai buah. Berada banyak macam buah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; jumlah ruangannya sesuai dengan jumlah daun buah asalnya. Buah ini membuka dengan berjenis-jenis metode. Contohnya merupakan durian (Durio), anggrek (Orchidaceae). 'Daging buah' durian yang dimakan sebetulnya merupakan arilus (salut biji), perbesaran dari selaput penutup biji.

Selain itu, sedang berada lagi beberapa jenis buah kotak seperti berikut ini:

Buah bumbung

Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan banyak biji. Jika masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, pada umumnya kampuh perut. Contohnya merupakan widuri (Calotropis), kepuh (Sterculia).

Buah polong

Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Jika masak, ruangan akan membuka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya merupakan aneka jenis polong-polongan (Fabaceae, atau dulu dikata Leguminosae).

Buah lobak

Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya sedang berlekatan. Biji sebentar sedang melekat pada sekat semu, yang sebetulnya merupakan tembuni, sebelum pada belakangnya terlepas. Contohnya merupakan jenis-jenis Cruciferae.

Buah berdaging

Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya merupakan pala (Myristica). Beberapa bentuk buah berdaging, di antaranya:

Buah buni

Buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji bebas dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya merupakan buni (marga Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu biji (Psidium), serta tomat dan terung (Solanum) .

Buah mentimun

Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut. Contohnya merupakan mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.

Buah jeruk

Buah jeruk (hesperidium) merupakan variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan mempunyai pokoknya kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung mempunyai pokoknya cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di selang gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).

Buah batu

Buah batu (drupa) memiliki tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan dapat amat keras seperti batu. Contohnya merupakan mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut

Buah delima

Dinding luarnya liat, keras atau kaku, hampir seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak biji. Selaput biji tebal berair dan dapat dimakan. Contohnya merupakan delima (Punica).

Buah ganda

Buah berganda merupakan buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh dijadikan buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun belakangnya dijadikan golongan buah yang nampak seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa macam buah berganda. Misalnya:

  • buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
  • buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
  • buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
  • buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).

Buah majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Pada beberapa jenis tumbuhan, seperti pace, bunga muncul secara teratur dan terus menerus sepanjang tahun, sehingga kita dapat melihat beradanya bunga, pentil (buah muda) dan buah masak pada waktu yang bersamaan di satu pohon

Buah majemuk merupakan buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada belakangnya seakan-akan dijadikan satu buah saja. Dikenal pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya:

  • buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya mempunyai pokoknya deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
  • buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
  • buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
  • buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).

Terlihat pada foto di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace bersama-sama dijadikan satu golongan dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang dikata bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh dijadikan buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada belakangnya saling luluh dijadikan sebutir buah batu majemuk.[6]

Sesuai dengan definisi, buah ganda dan buah majemuk sukar dikata buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang ikut bertumbuh dan mengembang dijadikan buah, adun bagian-bagian itu dijadikan anggota utama buah ataupun bukan.[4]

Buah tak berbiji

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jeruk sukun (tak berbiji)

Keadaan tak berbiji merupakan salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas merupakan contohnya. Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai lebih mahal. Keadaan tak berbiji demikian biasa pula dikata sukun.[7]

Pada sejumlah spesies, keadaan tak berbiji merupakan hasil dari partenokarpi, yakni bagian pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi mampu terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan. Biasanya kultivar jeruk sukun membutuhkan penyerbukan bagi bagian pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak membutuhkannya. Sementara itu, keadaan tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, keadaan yang dikenal sebagai stenospermokarpi, yang membutuhkan bagian penyerbukan dan pembuahan secara normal.[8]

Pemencaran biji

Variasi dalam bentuk dan susunan buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini mampu terjadi dengan bantuan hewan, angin, arus cairan, atau bagian pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya hingga jauh.[9]

Pemencaran oleh hewan (zookori)

Pemencaran oleh hewan biasa terjadi pada buah-buah yang memiliki bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan konsumsi lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang memproduksi energi. Aneka macam buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, belakangnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang mampu aci cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu dikata endozoik.[4] Dari golongan burung, sudah dikenal sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) memiliki keterkaitan yang dekat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya dijadikan konsumsi burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.[10][11]

Metode lain merupakan apa yang dikata epizoik, yakni pemencaran dengan metode menempel di anggota luar tubuh hewan. Buah atau biji yang epizoik pada umumnya memiliki kait atau duri, supaya mudah melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau anggota badan hewan lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dsb-nya.[4]

Pemencaran oleh angin (anemokori)

Di daerah hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin merupakan metode yang efektif bagi menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh hewan.[12] Tidak mengherankan jika Dipterocarpaceae, biasanya memiliki bentuk buah samara, dijadikan salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang menggunakan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, merupakan jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek merupakan buah kotak yang memecah dengan celah-celah, bagi melepaskan biji-bijinya yang halus dan mudah diterbangkan angin.[4]

Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu merupakan bijinya yang memiliki sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya merupakan biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus). Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) memiliki serat-serat yang menolongnya melayang bersama angin.

Pemencaran oleh cairan (hidrokori)

Buah-buah yang dipencarkan oleh cairan pada umumnya memiliki jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh cairan. Misalnya merupakan jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).[4]

Buah bakau (Rhizophora) sudah berkecambah semasa sedang melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, hingga pada ketikanya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau cairan di bawahnya.[13] Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dst-nya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke cairan akan terapung dan mampu aci terbawa arus cairan sungai atau laut hingga ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh dijadikan pohon.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kotak sejenis pacar cairan (Impatiens walleriana)

Pemencaran sendiri

Beberapa banyak macam buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melintasi berbagai mekanisme pecahnya dinding buah, yang beberapa luhur berdasarkan pada peristiwa higroskopi atau turgesensi.[4] Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di ketika masak kehilangan kadar cairannya, hingga pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya merupakan buah para (Hevea), yang sering terdengar 'meletus' di kala hari panas. Demikian pula berbagai macam polong-polongan (Fabaceae), yang dapat melontarkan biji hingga beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar cairan (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering dipergunakan anak-anak bagi aci pemain.

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ Lewis, Robert A. (January 1, 2002). CRC Dictionary of Agricultural Sciences. CRC Press. pp. 375–376. ISBN 0-8493-2327-4. 
  2. ^ Mauseth, James D. (2003). Botany: an introduction to plant biology. Boston: Jones and Bartlett Publishers. p. 258. ISBN 978-0-7637-2134-3. 
  3. ^ Mauseth. Botany. Chapter 9: Flowers and Reproduction. 
  4. ^ a b c d e f g h i j Tjitrosoepomo, Gembong (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada Univ. Press. pp. 69–75. ISBN 979-420-084-0. 
  5. ^ Mauseth, James D. (April 1, 2003). Botany: An Introduction to Plant Biology. Jones and Bartlett. pp. 271–272. ISBN 0-7637-2134-4. 
  6. ^ Parker, Philip M. (December 1, 2004). Morinda Citrifolia - A Medical Dictionary, Bibliography, and Annotated Research Guide to Internet References. ICON Group. ISBN 0-497-00758-4. 
  7. ^ Pusat Bahasa (2001). Kamus Luhur Bahasa Indonesia. Balai Pustaka - Jakarta. pp. hal.1099. ISBN 979-407-182-X. 
  8. ^ Spiegel-Roy, P.; E. E. Goldschmidt (August 28, 1996). The Biology of Citrus. Cambridge University Press. pp. 87–88. ISBN 0-521-33321-0. 
  9. ^ Capon, Brian (February 25, 2005). Botany for Gardeners. Timber Press. pp. 198–199. ISBN 0-88192-655-8. 
  10. ^ Docters van Leeuwen, W.M. (1933). Biology of plants and animals occuring in the higher parts of Mount Pangrango-Gedeh in West Java. Verhand. Konink. Akad. van Wetensch. Amsterdam afd. Natuurk. pp. 134–135. 
  11. ^ MacKinnon, J. (1993). Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. pp. 363–364. ISBN 979-420-150-2. 
  12. ^ Whitmore, T.C. (1984). Tropical Rain Forest of the Far East. Clarendon Press]]. p. 75. ISBN 0-19-854136-8. 
  13. ^ Tjitrosoepomo (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). pp. hal. 66. 

Pranala luar

  • Guna Buah dan Sayuran (pdf)
  • Foto-foto perkembangan bunga dijadikan buah pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Foto-foto pemencaran buah dan biji pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Fakta mengenai buah dari California Rare Fruit Growers, Inc.
  • Buah dalam Encyclopedia Britannica 1911

edunitas.com


Page 11

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Kios buah di Barcelona, Spanyol.

Buah merupakan organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah pada umumnya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.

Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan merupakan bertambah luas daripada pengertian buah di atas dan pada umumnya dikata sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, bagi membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa dikata buah sejati.

Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

Pengertian botani dan ilmu pangan

Kesenjangan pengertian "buah" secara botani dan pangan (buah-buahan) dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Buah sejatiBukan buah sejati
Buah-buahanPerkembangan dari bakal buah dan dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: kelapa, jeruk, mangga
Bukan perkembangan dari bakal buah tetapi dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: apel,cempedak, tin (ara), jambu monyet
Bukan buah-buahanPerkembangan dari bakal buah tetapi dianggap bukan buah-buahan.
Contoh: tomat, padi, kacang mede
Bukan perkembangan dari bakal buah dan dianggap bukan buah-buahan.
Contoh: buah nangka muda, bongkol bunga matahari

Guna botani

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah semu dari tin, Ficus carica. Dinding luar buah semu merupakan dasar bunga majemuk yang menangkup, menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing merupakan sebutir buah.

Dalam pandangan botani, buah merupakan sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada jumlah spesies tumbuhan, yang dikata buah mencakup bakal buah yang sudah mengembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah merupakan alat bagi menyebar luaskan biji-bijinya; beradanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut merupakan buah, meski berada pula biji yang tidak berasal dari buah.[1]

Dalam batasan tersebut, variasi buah mampu sangat luhur, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dsb-nya. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga merupakan bulir!) jagung, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk sebagai buah sejati.

Guna hortikultura atau pangan

Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan merupakan pengertian yang dipakai oleh penduduk luas. Dalam pengertian ini, batasan buah dijadikan longgar. Istilah "buah-buahan" dapat dipergunakan bagi pengertian demikian. Buah-buahan merupakan setiap anggota tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau jumlah mengandung cairan.

Dapat dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sebagai sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buah ketimun. Namun demikian, dapat dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti buah jambu monyet (yang sebetulnya merupakan pembesaran dasar bunga; buah yang sejati merupakan anggota ujung yang berpotongan seperti monyet membungkuk), buah nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati merupakan pokok buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan anggota 'daging buah' yang dimakan orang merupakan tenda bunga), atau buah nanas.

Pembentukan buah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Urutan perkembangan sejenis buah persik, Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal musim dingin hingga masaknya buah di pertengahan musim panas, bertambah dari 7½ bulan yang belakang sekali.

Buah merupakan pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah mempunyai pokoknya satu atau bertambah bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melintasi suatu bagian yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berubahnya abuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah abuk sari melekat di kepala putik, abuk sari berkecambah dan pokoknya tumbuh dijadikan buluh abuk sari yang mempunyai pokoknya sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan selang sperma yang berasal dari abuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan elok plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan isi sel keduanya.[2]

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh dijadikan embrio (lembaga), bakal biji tumbuh dijadikan biji, dan dinding bakal buah, yang dikata perikarp, tumbuh dijadikan berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau mampu aci bertahan beberapa hingga buah dijadikan. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji dijadikan masak. Pada beberapa buah berbiji jumlah, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.[3]

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering mengembang bertambah jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau bertambah. Yang di anggota luar dikata dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam dikata dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang dikata dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).[4]

Pada beberapa buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan ikut mengembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan anggota utama dari buah, maka buah itu lalu dikata buah semu. Itulah sebabnya dijadikan penting bagi mempelajari susunan bunga, dalam kaitannya bagi memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.[4][5]

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kurung bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah geluk sejenis berangan (Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kotak durian lai (Durio kutejensis) beruang lima

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah bumbung Sterculia balanghas, sejenis kepuh; dilihat dari bawah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah polong johar (Senna siamea)

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah pala (Myristica fragrans) yang memecah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah buni sebangsa ceplukan (Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang ikut mengembang bersama buah

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah batu embacang (Mangifera foetida), memperlihatkan endokarpnya yang liat keras, di selang daging yang berserabut

Tipe-tipe buah

Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya bagi menyusun suatu skema pengelompokan yang dapat mencakup seluruh macam buah yang sudah dikenal orang. Belum lagi beradanya kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya merupakan buah secara botani).

Elok buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:[4]

  • buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang mempunyai pokoknya satu biji atau bertambah.
  • buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki jumlah bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh dijadikan buah tersendiri, lepas-lepas, namun belakangnya dijadikan golongan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya merupakan sirsak (Annona).
  • buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari jumlah bunga (dan jumlah bakal buah), yang pada belakangnya seakan-akan dijadikan satu buah saja. Contohnya merupakan nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah kering

Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, bertambah jauh lagi dapat dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang anggota luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.

Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens mempunyai pokoknya satu biji, sehingga bagi memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam golongan ini merupakan buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.[4]

Buah padi (caryopsis)

Buah padi (caryopsis, atau bulir) memiliki dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam golongan ini.

Bulir atau buah padi merupakan buah sekaligus biji. Anggota buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Anggota biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.

Buah kurung (achenium)

Buah kurung (achenium) memiliki dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya merupakan buah ('biji') bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya merupakan (buah) bunga matahari.

Buah keras (nux)

Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji bertambah dari satu, namun pada umumnya hanya satu yang dijadikan biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya merupakan buah sarangan (Castanopsis).

Beberapa macam buah keras, kulitnya mengalami pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berarti bagi menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini contohnya merupakan buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.

Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya mempunyai pokoknya bertambah dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya bagi memencarkan biji, supaya tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:

Buah berbelah (schizocarpium)

Buah berbelah (schizocarpium) memiliki dua ruang atau bertambah, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Jika memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya sedang terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya merupakan kemangi (Ocimum), beberapa macam anggota Malvaceae, dsb-nya.

Buah kendaga

Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak (Ricinus).

Buah kotak

Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji jumlah. Buah ini memecah jika masak, namun kulit buah yang pecah hingga lama tidak terlepas dari tangkai buah. Berada jumlah macam buah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; jumlah ruangannya sesuai dengan jumlah daun buah asalnya. Buah ini membuka dengan berbagai macam cara. Contohnya merupakan durian (Durio), anggrek (Orchidaceae). 'Daging buah' durian yang dimakan sebetulnya merupakan arilus (salut biji), perbesaran dari selaput penutup biji.

Selain itu, sedang berada lagi beberapa macam buah kotak seperti berikut ini:

Buah bumbung

Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan jumlah biji. Jika masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, pada umumnya kampuh perut. Contohnya merupakan widuri (Calotropis), kepuh (Sterculia).

Buah polong

Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan jumlah biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Jika masak, ruangan akan membuka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya merupakan aneka macam polong-polongan (Fabaceae, atau dulu dikata Leguminosae).

Buah lobak

Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya sedang berlekatan. Biji sebentar sedang melekat pada sekat semu, yang sebetulnya merupakan tembuni, sebelum pada belakangnya terlepas. Contohnya merupakan jenis-jenis Cruciferae.

Buah berdaging

Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya merupakan pala (Myristica). Beberapa bentuk buah berdaging, di antaranya:

Buah buni

Buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji bebas dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya merupakan buni (marga Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu biji (Psidium), serta tomat dan terung (Solanum) .

Buah mentimun

Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang bertambah tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan jumlah biji di dalam ruangan tersebut. Contohnya merupakan mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.

Buah jeruk

Buah jeruk (hesperidium) merupakan variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan mempunyai pokoknya kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung mempunyai pokoknya cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di selang gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).

Buah batu

Buah batu (drupa) memiliki tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan dapat amat keras seperti batu. Contohnya merupakan mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut

Buah delima

Dinding luarnya liat, keras atau kaku, hampir seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan jumlah biji. Selaput biji tebal berair dan dapat dimakan. Contohnya merupakan delima (Punica).

Buah ganda

Buah berganda merupakan buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki jumlah bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh dijadikan buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun belakangnya dijadikan golongan buah yang nampak seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa macam buah berganda. Misalnya:

  • buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
  • buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
  • buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
  • buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).

Buah majemuk

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Pada beberapa macam tumbuhan, seperti pace, bunga muncul secara teratur dan terus menerus sepanjang tahun, sehingga kita dapat melihat beradanya bunga, pentil (buah muda) dan buah masak pada waktu yang bersamaan di satu pohon

Buah majemuk merupakan buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari jumlah bunga (dan jumlah bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada belakangnya seakan-akan dijadikan satu buah saja. Dikenal pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya:

  • buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya mempunyai pokoknya deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
  • buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
  • buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
  • buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).

Terlihat pada foto di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace bersama-sama dijadikan satu golongan dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang dikata bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh dijadikan buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada belakangnya saling luluh dijadikan sebutir buah batu majemuk.[6]

Sesuai dengan arti, buah ganda dan buah majemuk sukar dikata buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang ikut bertumbuh dan mengembang dijadikan buah, elok bagian-bagian itu dijadikan anggota utama buah ataupun bukan.[4]

Buah tak berbiji

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Jeruk sukun (tak berbiji)

Keadaan tak berbiji merupakan salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas merupakan contohnya. Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai bertambah mahal. Keadaan tak berbiji demikian biasa pula dikata sukun.[7]

Pada sejumlah spesies, keadaan tak berbiji merupakan hasil dari partenokarpi, yakni bagian pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi mampu terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan. Biasanya kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan bagi bagian pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara itu, keadaan tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, keadaan yang dikenal sebagai stenospermokarpi, yang memerlukan bagian penyerbukan dan pembuahan secara normal.[8]

Pemencaran biji

Variasi dalam bentuk dan susunan buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini mampu terjadi dengan bantuan hewan, angin, arus cairan, atau bagian pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya hingga jauh.[9]

Pemencaran oleh hewan (zookori)

Pemencaran oleh hewan biasa terjadi pada buah-buah yang memiliki bagian-bagian yang jumlah mengandung gula atau bahan konsumsi lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang memproduksi energi. Aneka macam buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, belakangnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang mampu aci cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu dikata endozoik.[4] Dari golongan burung, sudah dikenal sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) memiliki keterkaitan yang akrab dengan penyebaran beberapa macam pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya dijadikan konsumsi burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.[10][11]

Cara lain merupakan apa yang dikata epizoik, yakni pemencaran dengan cara menempel di anggota luar tubuh hewan. Buah atau biji yang epizoik pada umumnya memiliki kait atau duri, supaya gampang melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau anggota badan hewan lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dsb-nya.[4]

Pemencaran oleh angin (anemokori)

Di daerah hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin merupakan cara yang efektif bagi menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh hewan.[12] Tidak mengherankan jika Dipterocarpaceae, biasanya memiliki bentuk buah samara, dijadikan salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang menggunakan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, merupakan jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek merupakan buah kotak yang memecah dengan celah-celah, bagi melepaskan biji-bijinya yang halus dan gampang diterbangkan angin.[4]

Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu merupakan bijinya yang memiliki sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya merupakan biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus). Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) memiliki serat-serat yang menolongnya melayang bersama angin.

Pemencaran oleh cairan (hidrokori)

Buah-buah yang dipencarkan oleh cairan pada umumnya memiliki jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh cairan. Misalnya merupakan jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).[4]

Buah bakau (Rhizophora) sudah berkecambah semasa sedang melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, hingga pada ketikanya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau cairan di bawahnya.[13] Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dst-nya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke cairan akan terapung dan mampu aci terbawa arus cairan sungai atau laut hingga ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh dijadikan pohon.

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk

Buah kotak sejenis pacar cairan (Impatiens walleriana)

Pemencaran sendiri

Beberapa jumlah macam buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melintasi berbagai mekanisme pecahnya dinding buah, yang beberapa luhur berdasarkan pada peristiwa higroskopi atau turgesensi.[4] Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di ketika masak kehilangan kadar cairannya, hingga pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya merupakan buah para (Hevea), yang sering terdengar 'meletus' di kala hari panas. Demikian pula berbagai macam polong-polongan (Fabaceae), yang dapat melontarkan biji hingga beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar cairan (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering dipergunakan anak-anak bagi aci pemain.

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ Lewis, Robert A. (January 1, 2002). CRC Dictionary of Agricultural Sciences. CRC Press. pp. 375–376. ISBN 0-8493-2327-4. 
  2. ^ Mauseth, James D. (2003). Botany: an introduction to plant biology. Boston: Jones and Bartlett Publishers. p. 258. ISBN 978-0-7637-2134-3. 
  3. ^ Mauseth. Botany. Chapter 9: Flowers and Reproduction. 
  4. ^ a b c d e f g h i j Tjitrosoepomo, Gembong (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada Univ. Press. pp. 69–75. ISBN 979-420-084-0. 
  5. ^ Mauseth, James D. (April 1, 2003). Botany: An Introduction to Plant Biology. Jones and Bartlett. pp. 271–272. ISBN 0-7637-2134-4. 
  6. ^ Parker, Philip M. (December 1, 2004). Morinda Citrifolia - A Medical Dictionary, Bibliography, and Annotated Research Guide to Internet References. ICON Group. ISBN 0-497-00758-4. 
  7. ^ Pusat Bahasa (2001). Kamus Luhur Bahasa Indonesia. Balai Pustaka - Jakarta. pp. hal.1099. ISBN 979-407-182-X. 
  8. ^ Spiegel-Roy, P.; E. E. Goldschmidt (August 28, 1996). The Biology of Citrus. Cambridge University Press. pp. 87–88. ISBN 0-521-33321-0. 
  9. ^ Capon, Brian (February 25, 2005). Botany for Gardeners. Timber Press. pp. 198–199. ISBN 0-88192-655-8. 
  10. ^ Docters van Leeuwen, W.M. (1933). Biology of plants and animals occuring in the higher parts of Mount Pangrango-Gedeh in West Java. Verhand. Konink. Akad. van Wetensch. Amsterdam afd. Natuurk. pp. 134–135. 
  11. ^ MacKinnon, J. (1993). Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. pp. 363–364. ISBN 979-420-150-2. 
  12. ^ Whitmore, T.C. (1984). Tropical Rain Forest of the Far East. Clarendon Press]]. p. 75. ISBN 0-19-854136-8. 
  13. ^ Tjitrosoepomo (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). pp. hal. 66. 

Pranala luar

  • Guna Buah dan Sayuran (pdf)
  • Foto-foto perkembangan bunga dijadikan buah pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Foto-foto pemencaran buah dan biji pada bioimages.vanderbilt.edu
  • Fakta mengenai buah dari California Rare Fruit Growers, Inc.
  • Buah dalam Encyclopedia Britannica 1911

edunitas.com


Page 12


BTG Pactual adalah sebuah bank investasi Brasil yang berdiri sebagai hasil pengambilan alih UBS Pactual oleh BTG tahun 2009. BTG Pactual adalah bank investasi independen terbesar di Amerika Latin. Bank ini memperagakan usaha di negara-negara pasar mengembang. Bank ini mempunyai kantor internasional di New York, London dan Hong Kong, sementara kantor pusatnya di São Paulo, dengan kantor regionalnya di Rio de Janeiro, Belo Horizonte, Porto Alegre dan Recife.

Bank ini beroperasi di babak investasi, manajemen aset dan kekayaan. Masa ini, BTG Pactual mempunyai saham di bermacam perusahaan yaitu:

  • BR Pharma - Farmasi - 100%
  • Banco Panamericano - 51%
  • Net - Televisi kabel - 5,4%
  • Estapar - Pemarkiran - 50%
  • Rede D'Or - Perawatan kesehatan - N/A
  • Mitsubishi Motors do Brasil - Mobil - N/A
  • Rede Via Brasil - Stasiun bahan bakar - N/A

Catatan kaki

 
 
Divisi
bank universal
 
Independen
 

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk
Kategori


edunitas.com


Page 13


BTG Pactual adalah sebuah bank investasi Brasil yang berdiri sebagai hasil pengambilan alih UBS Pactual oleh BTG tahun 2009. BTG Pactual adalah bank investasi independen terbesar di Amerika Latin. Bank ini memperagakan usaha di negara-negara pasar berkembang. Bank ini mempunyai kantor internasional di New York, London dan Hong Kong, sementara kantor pusatnya di São Paulo, dengan kantor regionalnya di Rio de Janeiro, Belo Horizonte, Porto Alegre dan Recife.

Bank ini beroperasi di babak investasi, manajemen aset dan kekayaan. Saat ini, BTG Pactual mempunyai saham di bermacam perusahaan yaitu:

  • BR Pharma - Farmasi - 100%
  • Banco Panamericano - 51%
  • Net - Televisi kabel - 5,4%
  • Estapar - Pemarkiran - 50%
  • Rede D'Or - Perawatan kesehatan - N/A
  • Mitsubishi Motors do Brasil - Mobil - N/A
  • Rede Via Brasil - Stasiun bahan bakar - N/A

Catatan kaki

 
 
Divisi
bank universal
 
Independen
 

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk
Kategori


edunitas.com


Page 14


BTG Pactual adalah sebuah bank investasi Brasil yang berdiri sebagai hasil pengambilan alih UBS Pactual oleh BTG tahun 2009. BTG Pactual adalah bank investasi independen terbesar di Amerika Latin. Bank ini memperagakan usaha di negara-negara pasar berkembang. Bank ini mempunyai kantor internasional di New York, London dan Hong Kong, sementara kantor pusatnya di São Paulo, dengan kantor regionalnya di Rio de Janeiro, Belo Horizonte, Porto Alegre dan Recife.

Bank ini beroperasi di babak investasi, manajemen aset dan kekayaan. Saat ini, BTG Pactual mempunyai saham di bermacam perusahaan yaitu:

  • BR Pharma - Farmasi - 100%
  • Banco Panamericano - 51%
  • Net - Televisi kabel - 5,4%
  • Estapar - Pemarkiran - 50%
  • Rede D'Or - Perawatan kesehatan - N/A
  • Mitsubishi Motors do Brasil - Mobil - N/A
  • Rede Via Brasil - Stasiun bahan bakar - N/A

Catatan kaki

 
 
Divisi
bank universal
 
Independen
 

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk
Kategori


edunitas.com


Page 15


BTG Pactual adalah sebuah bank investasi Brasil yang berdiri sebagai hasil pengambilan alih UBS Pactual oleh BTG tahun 2009. BTG Pactual adalah bank investasi independen terbesar di Amerika Latin. Bank ini memperagakan usaha di negara-negara pasar mengembang. Bank ini mempunyai kantor internasional di New York, London dan Hong Kong, sementara kantor pusatnya di São Paulo, dengan kantor regionalnya di Rio de Janeiro, Belo Horizonte, Porto Alegre dan Recife.

Bank ini beroperasi di babak investasi, manajemen aset dan kekayaan. Masa ini, BTG Pactual mempunyai saham di bermacam perusahaan yaitu:

  • BR Pharma - Farmasi - 100%
  • Banco Panamericano - 51%
  • Net - Televisi kabel - 5,4%
  • Estapar - Pemarkiran - 50%
  • Rede D'Or - Perawatan kesehatan - N/A
  • Mitsubishi Motors do Brasil - Mobil - N/A
  • Rede Via Brasil - Stasiun bahan bakar - N/A

Catatan kaki

 
 
Divisi
bank universal
 
Independen
 

Jelaskan perbedaan buah sejati ganda dan buah sejati majemuk
Kategori


edunitas.com