Jelaskan pandangan Kotler terhadap Fitur produk sebagai salah satu unsur atribut produk

info tentang pemasaran gaisst

 ATRIBUT PRODUK

Kotler (2008) menyatakan bahwa atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Sedangkan pengertian atribut produk menurut Fandy Tjiptono (2001:103) adalah “Unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh pelanggan dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan”. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya. Menurut Kotler (2008) “Atribut produk adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk”.

Unsur- unsur atribut produk menurut Kotler (2008) adalah sebagai berikut ini:

1. Kualitas Produk

Kotler (2008) menyatakan bahwa “Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya”. Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik.

Menurut Kotler (2008), kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat tingkatan kualitas, yaitu : kualitas rendah, kualitas rata-rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat baik. Beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif. Namun demikian dari sudut pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi pembeli tentang kualitas produk tersebut.

Stanton (1994) menyatakan bahwa perhatian pada kualitas produk makin meningkat karena keluhan pelanggan selama beberapa tahun belakangan ini. Hal ini terjadi karena keluhan pelanggan makin lama makin terpusat pada kualitas yang buruk dari produk, baik bahannya maupun pekerjaannya.

Kotler (2008) menyatakan bahwa “Kualitas adalah salah satu alat utama untuk positioning menetapkan posisi bagi pemasar”.

2. Fitur Produk

Kotler (2008) sebuah produk dapat ditawarkan dengan beraneka macam fitur. Perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa fitur. Fitur adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Menurut Cravens (1998:14) fitur juga dapat digunakan sebagai sarana untuk membedakan suatu merek dari pesaingnya.

3. Desain Produk

Menurut Kotler (2008) cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain. Desain merupakan rancangan bentuk dari suatu produk yang dilakukan atas dasar pandangan bahwa “bentuk ditentukan oleh fungsi” dimana desain mempunyai kontribusi terhadap manfaat dan sekaligus menjadi daya tarik produk karena selalu mempertimbangkan faktor-faktor estetika, ergonomis, bahan dan lain-lain. Desain atau rancangan yang baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk dan memberi keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran.

Kotler (2008) berpendapat bahwa “desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan”.

Menurut Stanton (1994), “Desain merupakan salah satu aspek pembentukan citra produk. Sebuah desain yang unik, lain dari yang lain, bisa merupakan satu-satunya ciri pembeda produk”.

Grifin and Hauser (1993) menyatakan bahwa atribut suatu produk merupakan salah satu pertimbangan pelanggan dalam menilai kepuasannya setelah mengkonsumsi suatu produk, maka sangatlah penting untuk mengetahui penilaian pelanggan terhadap atribut produk yang dihasilkan perusahaan.

Apalagi mengingat persaingan yang semakin ketat dimana semakin banyak produk sejenis dengan berbagai macam merek telah beredar di pasar, untuk itu atribut produk menjadi bagian yang sangat penting dari sebuah produk.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anderson et al. (1992), dinyatakan bahwa atribut dari sebuah produk sangat erat kaitannya dengan customer satisfaction karena semakin tinggi penilaian pelanggan mengenai atribut produk maka akan semakin tinggi kepuasan pelanggan yang dirasakan.

b. Atribut Produk Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Menurut Tjiptono (2002: 104-108) atribut produk antara lain meliputi: a) Merk Merk merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. b) Pembungkusan/kemasan Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (Wrapper) untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi: (1) Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya. (2) Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan, misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya (seperti obat nyamuk, parfum) dan lain-lain. (3) Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali (refill) atau wadah lain. (4) Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk, maupun desainnya. (5) Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh/awet, lembut dan mewah. (6) Distribusi (Shipping), misalnya mudah disusun, dihitungh, dan ditangani. (7) Informasi, yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas. (8) Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang. c) Label (Labelling) Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. d) Layanan-layanan pelengkap (Supplementary supplies) Layanan pelengkap dapat diklasifikasikan menjadi: (1) Informasi, misalnya jalan/arah menuju tempat produsen, jadwal atau skedul penyampaian produk/jasa, harga dan lain-lain. (2) Konsultasi, misalnya pemberian saran, auditing, konseling pribadi dan lain-lain. (3) Order Taking, meliputi aplikasi (keanggotaan di klub atau program tertentu), order entry, dan reservasi. (4) Hospitality, diantaranya sambutan, food and beverage, toilet dan kamar kecil, dan lain-lain. (5) Caretaking, terdiri dari perhatian dan perlindungan atas barang milik pelanggan yang mereka bawa dan barang yang dibeli pelanggan. (6) Exception, meliputi permintaan khusus sebelum penyampaian produk, menangani komplain/pujian/saran, pemecahan masalah, dan sebagainya. (7) Billing, meliputi laporan rekening periodik, faktur untuk transaksi individual dan lain-lain. (8) Pembayaran, berupa swalayan oleh pelanggan, pelanggan berinteraksi dengan personil perusahaan yang menerima pembayaran dan sebagainya. e) Jaminan (Garansi) Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Menurut Kotler dalam Herujati (2000:62) “Komponen pokok suatu atribut produk yang dihasilkan oleh perusahaan terdapat lima unsur pokok yang mempengaruhi keputusan pembelian dari konsumen yaitu merk, mutu produk, sifat produk, kemasan dan label”. Penjelasan dari kelima unsur tersebut akan diuraikan di bawah ini: 1) Merk Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksud untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk penjual (Kotler terjemahan Herujati, 2000:63). Dalam melakukan pembelian konsumen tidak hanya memperhatikan macam dari produk. Tapi juga merek dari produk tersebut , merek lebih dari sekedar simbol, merek dapat memiliki 6 tingkatan perhatian sebagai berikut (Kotler, 2000:63) dalam Herujati: a) Atribut Merek mengikat pada atribut-atribut tertentu. Atribut merupakan suatu tanda atau simbol yang memberi identitas untuk suatu barang atau jasa yang dapat berupa kata-kata, gambar, atau kombinasi. b) Manfaat Suatu merek lebih dari serangkaian manfaat. c) Nilai Merek menyatakan sesuatu tentang nilai produksen. Mercedes menyatakan kinerja tinggi, keamanan porche dan lain-lain. Pemasar merek harus dapat mengetahui kelompok pembeli mobil dimana mencari-cari nilai. d) Budaya Merek mewakili budaya tertentu. e) Kepribadian Merek mencerminkan kepribadian tertentu. f) Pemakai Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau mempergunakan produk tersebut. Merek yang baik adalah merek yang mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu, adapun karakteristik merek yang baik adalah (Stanton, dalam Lamarto 1996:271): a) Mengingatkan suatu tentang karakteristik produk dan kegunaannya b) Mudah dieja, dibaca dan diingat c) Bisa diadaptasi oleh produk-produk baru yang mungkin ditambahkan dilini produk d) Bisa didaftarkan dan dilindungi hak paten Suatu produk akan memiliki merek yang baik jika mereknya mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut tentunya harus mempunyai manfaat dan memberikan nilai bagi produk tersebut. Selain itu, karakteristik merek yang baik adalah yang mempunyai ciri khas tersendiri sehingga konsumen dapat membedakan yang mana merek produksi yang baik mana merek produksi yang kurang baik. Produsen membuat suatu merek untuk produknya karena ada tujuan-tujuan tertentu yang dapat diambil manfaatnya oleh penjual (produsen) maupun pembeli (konsumen), ada banyak manfaat dari pencantuman merek pada suatu produk. Manfaat dari pencantuman merek adalah (Kotler, 2000:66) dalam Herujati: a) Nama merek mempermudah penjual untuk memproses pesanan, menelusuri dan menemukan masalah b) Nama merek dan tanda merek memberi perlindungan pada kenaikan produk dan pemalsuan oleh yang lain c) Merek memberi penjual kesempatan untuk menarik konsumen yang loyal dan menguntungkan d) Merek membantu penjual untuk melakukan segmentasi pasar e) Merek yang kuat membantu membangun citra perusahaan 2) Mutu Produk Mutu adalah salah satu alat penting bagi pemasar untuk menetapkan posisi mutu produk, berarti kemampun produk itu untuk meleksanakan fungsinya, termasuk didalamnya keawetan, keandalan, ketepatan, kemudahan dipergunakan untuk diperbaiki. Serta atribut bernilai yang lain (Kotler dan Armstrong, dalam Bakowatun 2001:279). Masih menurut Kotler dan Amtrong, menjelaskan bahwa mutu produk mencantumkan kemampuan produk atau menjalankan fungsinya meliputi daya tahan, keandalan, kekuatan, kemudahan, penggunaan danreparasi produk serta ciri-ciri bernilai lainnya (Kotler dan Armstrong dalam Bakowatun, 2001:274) Pada awalnya kebanyakan produk dipasarkan dengan salah satu derajat mutu. Tujuan pokok penentuan mutu produk adalah untuk mengurangi kerusakan produk dan meningkatkan nilai pelanggan melalui peningkatan kepuasan konsumen. Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk dan jasa atau perusahaan tertentu konsumen hendaknya mengacu pada berbagai faktor atau dimensi. Pada awalnya kebanyakan produk dipasarkan dengan salah satu derajat mutu. Tujuan pokok penentuan mutu produk adalah untuk mengurangi kerusakan produk dan meningkatkan nilai pelanggan melalui peningkatan kepuasan konsumen. Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk dan jasa atau perusahaan tertentu konsumen hendaknya mengacu pada berbagai faktor atau dimensi. Faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk manufaktur menurut Tjiptono (2002:225) antara lain: Kinerja (perfomance) karakteristik operasi pokok dari produk ini (core produk) yang dibeli Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik sekunder penyiap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior Keandalan (realibility) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai Kesesuaian dengan spesifikasi (comformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya Daya tahan (durability) berkaitan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan Serviceability, meliputi kecepatan, kompetisi, kenyamanan, mudah direparasi serta penanganan keluhan yang memuaskan Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya betuk fisik, mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna dan sebagainya Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) yaitu, citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli atau atribut / ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dan aspek harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya. 3) Sifat Produk Sifat produk disebut juga dengan istilah ciri produk yang dalam bahasa inggris disebut produk feature. Suatu produk dapat ditawarka dalam berbagai sifat, sebuah model “Polos” produk berupa tambahan apapun merupakan titik awal. Perusahaan dapat menciptakan model dari tingkat lebih tinggi dengan menambahkan beberapa sifat. Sifat adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing (Kotler and Amstrong, dalam Bakowatun 2001:281). Menjadi produsen yang pertama yang memperkenalkan sifat baru yang dibutuhkan dan nilai tinggi oleh pelanggan adalah salah satu cara yang paling efektif untuk bersaing. Produsen tidak perlu menawarkan produk yang nilainya rendah bagi pelanggan dalam hubungan dengan biaya sebaliknya. Sebaliknya sifat-sifat produk yang sifatnya tinggi bagi pelanggan dalam hubungan dengan biaya perlu untuk ditambahkan. 4) Kemasan Kesadaran akan pentingnya kemasan yang menarik dan baik semakin meningkat. Karena pentingnya fungsi kemasan dalam pemasaran dan merupakan atribut yang dilihat konsumen paling awal. Tidak jarang konsumen bersedia membayar lebih untuk memudahan penampilan, kehandalan dan prestise dari kemasan yang lebih baik. Faktor lainnya adalah makin meluasnya penjualan dengan sistem swalayan (self service), makin meningkatnya standar kesehatan dan sanitasi yang dituntut masyarakat. Dalam pemasaran suatu produk, pemberian wadah atau kemasan dapat memainkan peran kecil, misalnya paku, sekrup atau peran yang penting, misalnya pada kosmetika. Masalah kemasan dirumuskan sebagai segala kegiatan merancang dan memperbaiki kaidah atau bungkus suatu produk (Kotler dalam Herujati, 2000:119) Kemasan juga didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi bungkus atau kemasan suatu produk. Ada tiga alasan mengapa kemasan diperlukan Kemasan memenuhi sasaran, Keamanan (safety) dan kemanfaatan (utilitarian) Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan Manajemen bisa mengawasi produknya sedemikian rupa untuk meningkatkan perolehan laba (Stanton dalam Lamarto, 1996:278). Dengan adanya keamanan dan kemanfaatan kemasan, produk akan terlidungi selama dalam perjalananya dari produsen kekonsumen, bahkan terahir dipakai oleh konsumen selain itu dengan adanya kemasan, identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan juga perlu ditawarkan dengan bentuk dan ciri yang demikian menariknya sehingga konsumen bersedia membayar lebih mahal hanya untuk memperoleh kemasan yang lebih baik. 5) Label Para penjual sebaiknya juga merancang label bagi produk-produk mereka, label adalah bagian dari produk yang membawa informasi verbal tantang produk atau tentang penjualannya. Label biasanya dalam merek tingkatan atau deskriptif, yaitu : a) Label merek, merupakan merek yang dilekatkan pada produk atau kemasan b) Label tingkatan kualitas, yaitu mengidentifikasi kesan kualitas produk melalui huruf, angka, abjad c) Label deskriptif, menjadi informasi objektif tentang penggunaan, kontruksi,pemeliharaan, penampilan dan ciri-ciri lain produk (Stanton dalam Lamarto, 1996:282) Perusahaan atau penjual harus memutuskan fungsi mana yang akan dipakai. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: Label mengidentifikasi produk atau merek Label berfungsi menggolongkan produk, seperti halnya buah persik dalam kaleng yang diberi golongan A,B,dan C Label berfungsi beberapa hal mengenai produk, yaitu siapa yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, apa isinya, bagaimana harus digunakan, bagaimana cara mengunakan dengan aman Label berfungsi sebagai alat promosi (Kotler, dalam Herujati 2000:120)

KOMPONEN POKOK ATRIBUT PRODUK

Dalam makalah ini, hanya akan dibahas hanya 5 komponen pokok atribut produk, yaitu:


1) Merk


Merek adalah
sesuatu yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa jasa dari seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk penjual dapat dalam bentuk nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut. Dalam melakukan pembelian konsumen tidak hanya memperhatikan macam dari produk. Tapi juga pembeli memperhatikan merek dari produk tersebut , merek lebih dari sekedar simbol, merek dapat memiliki 6 tingkatan perhatian sebagai berikut:

a)                  Atribut

b)                  Manfaat

c)                  Nilai

d)                  Budaya

e)                  Kepribadian

f)                  

Merek yang baik adalah merek yang mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu, adapun karakteristik merek yang baik adalah :


a)
        Mengingatkan suatu tentang karakteristik produk dan kegunaannya
b)
        Mudah dieja, dibaca dan diingat
c)
        Bisa diadaptasi oleh produk-produk baru yang mungkin ditambahkan

dilini produk
d)
        Bisa didaftarkan dan dilindungi hak paten


Produsen membuat suatu merek untuk produknya karena ada tujuan-tujuan tertentu yang dapat diambil manfaatnya oleh penjual (produsen) maupun pembeli (konsumen), ada banyak manfaat dari pencantuman merek pada suatu produk. Manfaat dari pencantuman merek adalah:


a.)       

Merek memberikan identitas Produk kita akan mudah dikenali dan dicari oleh pembeli karena merek. Ini adalah fungsi dasar merek yaitu sebagai pemberi identitas bagi produk kita.

b.)        Membedakan dengan pesaing


Manfaat dasar merek yang kedua adalah membedakan produk kita dengan produk pesaing. Apa gunanya kita membuat produk yang bagus jika ternyata pelanggan tidak mampu membedakan produk kita dengan produk pesaing yang kualitasnya ada di bawah produk kita.

c.)        Meningkatkan penjualan


Bila merek kita dipersepsikan dengan baik oleh konsumen, maka tidak perlu diragukan lagi mereka akan bercerita kepada siapa saja yang ditemuinya tentang produk kita. Itu berarti naiknya angka penjualan bisnis kita.

d. )       Membangun loyalitas


Pelanggan yang puas akan produk yang kita jual, mereka akan dengan sendirinya memasukkan merek kita tidak hanya di kepala pelanggan tapi juga di hati mereka. Bagi mereka, merek kitalah yang terbaik. Mereka merasa mendapatkan banyak manfaat dari membeli produk kita. Tidak hanya manfaat fungsional, namun juga manfaat emosional. Mereka akan selalu melakukan pembelian ulang tanpa pernah silau oleh harga murah ataupun promosi dan janji-janji dari pihak pesaing.


e. )       Membuat pelanggan tidak sensitif harga


Sama ketika kita telah jatuh cinta pada seseorang, keluar biaya berapa pun tidak menjadi masalah yang besar asalkan dapat bersama dengan orang yang kita cintai. Begitu pula dengan merek, jika para pelanggan telah jatuh cinta dengan merek kita, mereka tidak akan peduli berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh produk kita. Ini berarti ada margin keuntungan yang lebih besar bagi produk kita.

f.)         Komunikasi pemasaran jadi lancar


Hampir semua pakar pemasaran sepakat bahwa iklan yang terbaik adalah kata-kata yang keluar dari mulut pelanggan yang puas. Secara tidak langsung, pelanggan yang puas terhadap merek kita akan membantu mempromosikan produk dan citra merek kita. Kita tidak perlu susah-susah mengeluarkan dana, waktu dan tenaga lagi untuk memperkenalkan merek kita kepada calon pelanggan baru.

g. )       Terbuka peluang untuk waralaba


Merek adalah intangible asset (aset tak berwujud) bagi perusahaan. Dalam jangka panjang, ketika merek kita telah mengakar kuat dibenak para konsumen, kita akan dapat mewaralabakan merek kita dengan nilai yang tinggi.

h. )       Magnet bagi para stakeholder
Merek yang telah dikenal baik, tidak hanya akan menjadi daya tarik bagi para calon konsumen, namun juga akan menjadi magnet bagi para stakeholder terbaik. Mereka tidak akan kesulitan untuk mencari pemasok, karyawan, bahkan juga para investor. Hali ini berarti merek yang baik akan meningkatkan daya tawar kita di hadapan para stakeholder itu.



2)
Kualitas Produk
Kualitas produk sebagai driver dari kepuasan pelanggan sudah lama diyakini. Setidaknya, lebih lama dibandingkan dengan keyakinan terhadap kualitas pelayanan sebagai driver kepuasan pelanggan.

Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi. Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan fungsinya, termasuk di dalamnya daya tahan, ketergantungan dengan produk lain, esklusifitas, kenyamanan wujud (warna, bentuk pembungkus dsb) dan harga yang ditentukan oleh biaya produk.


Jadi bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsi-nya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik.

3) Sifat Produk

Sifat barang merupakan karakter yang melekat pada barang itu sendiri secara fisik dapat dilihat

.

Sifat produk disebut juga dengan istilah ciri produk yang dalam bahasa inggris disebut produk feature. Suatu produk dapat ditawarka dalam berbagai sifat, sebuah model “Polos” produk berupa tambahan apapun merupakan titik awal. Perusahaan dapat menciptakan model dari tingkat lebih tinggi dengan menambahkan beberapa sifat. Sifat produk adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Menjadi produsen yang pertama yang memperkenalkan sifat baru yang dibutuhkan dan nilai tinggi oleh pelanggan adalah salah satu cara yang paling efektif untuk bersaing. Produsen tidak perlu menawarkan produk yang nilainya rendah bagi pelanggan dalam hubungan dengan biaya sebaliknya. Sebaliknya sifat-sifat produk yang sifatnya tinggi bagi pelanggan dalam hubungan dengan biaya perlu untuk ditambahkan.

4)Kemasan


Kemasan berasal dari kata kemas yang berarti teratur (terbungkus) rapi; bersih; rapi; beres; selesai. Pengertian kemasan lainnya merupakan hasil mengemas atau bungkus pelindung dagangan (niaga). Sedangkan pengertian bungkus dapat diartikan sebagai kata bantu bilangan untuk benda yang dibalut dengan kertas (botol, plastik, dan sebagainya); pengertian lainnya barang apa yang dipakai untuk membalut. Dengan demikian dalam tulisan ini pengertian kemasan adalah sesuatu (material) dapat berupa botol, kertas, maupun plastik yang digunakan untuk membungkus makanan.

Kesadaran akan pentingnya kemasan yang menarik dan baik semakin meningkat. Karena pentingnya fungsi kemasan dalam pemasaran dan merupakan atribut yang dilihat konsumen paling awal. Tidak jarang konsumen bersedia membayar lebih untuk memudahan penampilan, kehandalan dan prestise dari kemasan yang lebih baik. Faktor lainnya adalah makin meluasnya penjualan dengan sistem swalayan (self service), makin meningkatnya standar kesehatan dan sanitasi yang dituntut masyarakat.
Dalam pemasaran suatu produk, pemberian wadah atau kemasan dapat memainkan peran kecil, misalnya paku, sekrup atau peran yang penting, misalnya pada kosmetika. Masalah kemasan dirumuskan sebagai segala kegiatan merancang dan memperbaiki kaidah atau bungkus suatu produk

Kemasan juga didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi bungkus atau kemasan suatu produk. Ada tiga alasan mengapa kemasan diperlukan Kemasan memenuhi sasaran, Keamanan (safety) dan kemanfaatan (utilitarian) Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan Manajemen bisa mengawasi produknya sedemikian rupa untuk meningkatkan perolehan laba

Dengan adanya keamanan dan kemanfaatan kemasan, produk akan terlidungi selama dalam perjalananya dari produsen kekonsumen, bahkan terahir dipakai oleh konsumen selain itu dengan adanya kemasan, identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan juga perlu ditawarkan dengan bentuk dan ciri yang demikian menariknya sehingga konsumen bersedia membayar lebih mahal hanya untuk memperoleh kemasan yang lebih baik.


5) Label

Label adalah setiap keterangan mengenai barang yang dapat berupa gambar, tulisan atau kombinasi keduanya atau bentuk lain yang memuat informasi tentang barang dan keterangan pelaku usaha serta informasi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang disertakan pada produk, dimasukkan kedalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan

Kegunaan Label adalah memberikan infomasi yang benar,jelas danlengkap baik mengenai kuantitas, isi, kualitas maupun hal-hal lain yang diperlukan mengenai barang yang diperdagangkan

Label Bagi Konsumen adalah Konsumen akan memperoleh informasi yang benar, jelas dan baik mengenai kuantitas, isi, kualitas mengenai barang / jasa beredar dan dapat menentukan pilihan sebelum membeli atau mengkonsumsi barang dan jasa

Bagaimana Kewajiban Pelaku Usaha mencantumkan Label? Pelaku Usaha yang memproduksi atau memperdagangkan dan atau memasukkan barang di atau ke pasar dalam negeri wajib mencantumkan label dalam dan atau luar kemasan.

Pencantuman label di kemasan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mudah lepas, tidak mudah luntur atau rusak, letaknya mudah untuk dilihat dan dibaca

Isi Label :

a)                   Nama barang

b)                   Ukuran;

c)                   Berat, isi bersih, netto

d)                   Komposisi

e)                   Aturan pakai

f)                    Tanggal kadaluarsa

g)                   Akibat sampingan

h)                  Nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/dibuat

Apa yang harus tercantum pada Label Makanan :

a)                   Nama makanan/nama produk

b)                   Komposisi/daftar ingredien;

c)                   Berat, isi bersih, netto

d)                   Nama dan Alamat Pabrik/Importir

e)                   Nomor Pendaftaran

f)                    Kode Produksi

g)                   Tanggal Kadaluarsa

h)                   Petunjuk atau Cara Penyimpanan

i)                     Petunjuk atau Cara Pengunaan

 Setiap orang yang memproduksi atau memasukan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label, di luar atau di dalam kemasan pangan dan menggunakan Bahasa Indonesia.