Jelaskan mengapa instalasi listrik perlu memperhatikan Prinsip DASAR estetika keindahan dan ekonomis

» smk10 TeknikPemanfaatanListrik PrihSumarjati

» Dampak sengatan Tiga faktor penentu tingkat bahaya listrik

» Proses Terjadinya Tiga faktor penentu keseriusan akibat

» Pengamanan terhadap Pengamanan terhadap tegang- an sentuh tidak langsung

» Prinsip kerja alat pengaman otomatis

» Kondisi-kondisi berbahaya Pengaman pada

» Prosedur Keselamatan Umum Prosedur Keselamatan Khusus

» Penyebab Kebakaran dan Pengamanan

» Pendahuluan Bahaya Listrik Sistem – IP berdasarkan DIN VDE 0470

» Sejarah Penyediaan Tenaga Listrik

» Peranan Tenaga Listrik Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik

» Gambar Situasi Gambar Instalasi Diagram Garis Tunggal

» Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Persyaratan Dasar Bab 3 Proteksi Untuk Keselamatan

» Bab 4 Perancangan Instalasi Listrik Bab 5 Perlengkapan Listrik

» Bab 6 Perlengkapan hubung hubung bagi dan kendali PHB Penghantar dan Pemasangannya

» Ketentuan Untuk Berbagai Ruang dan Instalasi Khusus Pengusahaan Instalasi Listrik

» Instalasi Ketenagalistrikan Peraturan Menteri

» Peraturan Penyambungan Tenaga Listrik

» Mengenai proteksi kebakaran dalam bangunan gedung 1. SNI.03-3987-1995 Mengenai : Proteksi terhadap Petir SNI.03-3990-1995 Mengenai : Pengkondisian udara SNI.03-6572-2001 Mengenai : Transportasi Vertikal 1. SNI.05-2189-1999

» Tenaga Kerja Tempat Kerja Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Listrik

» Macam-macam Instalasi Gambar rinci meliputi :

» Macam-macam Ruang Kerja Listrik

» Prinsip Dasar Instalasi Bangunan IEC 364-1

» Sifat Gelombang Cahaya Pandangan Silau

» Steradian Intensitas Cahaya Luminous Intensity Fluks Cahaya Luminous Flux Luminasi Luminance

» Metode Titik Demi Titik

» Metode Lumen Perancangan Penerangan Buatan

» Pemilihan Lampu Lampu Fluoresen

» Rentang Efikasi Penggunaan Alat Pengendali Pada Lampu Fluoresen dan Lampu Pelepasan Gas

» Pemilihan Armatur Penggunaan Pencahayaan Setempat Penggunaan Lampu pada Ruangan yang Tinggi

» Ketentuan Daya Listrik Maksimum untuk Pencahayaan Ruang

» Prosedur Perhitungan dan Optimasi Pemakaian Daya Listrik untuk Pencahayaan Kualitas Cahaya Warna

» Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan

» Sumber Cahaya Dengan Lemak dan Minyak

» Lampu Bohlam Bening Lampu Bohlam Buram Lampu Berbentuk lilin Lampu Argenta Lampu Superlux

» Lampu Fluoresen TL Neon Sign Lampu Tabung

» Lampu Hemat Energi Lampu Reklame

» Lampu Merkuri Fluoresen Lampu Merkuri Reflektor

» Lampu Sodium Tekanan Rendah

» Lampu Sodium Tekanan Tinggi Natrium

» Saklar Kutub Tunggal Saklar Kutub Ganda Saklar Kutub Tiga

» Pipa Union Pipa Paralon PVC Pipa Fleksibel Tule Selubung Pipa

» Klem Sengkang Sambungan Pipa Sock Sambungan Siku Kotak Sambung

» Pendahuluan Pentanahan Netral Sistem

» Pentanahan Peralatan Sistem Pentanahan

» Elektroda Pentanahan dan Tahanan Pentanahan

» Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan Sistem Pentanahan

» Tahanan Jenis Tanah Tahanan Pentanahan Berdasarkan Jenis dan Ukuran Elektroda

» Pengukuran Normal Metoda 3 Kutub Pengukuran Praktis Metoda 2 Kutub

» Posisi Elektroda Bantu Dalam Pengukuran

» Pengukuran Tahanan Elektroda Pentanahan Menggunakan Metoda 62 Jarak Peletakan Elektroda Bantu

» Sistem Multi-Elektroda Metoda Pengukuran Dua-Titik Metoda Penyederhanaan

» Pengukuran Kontinuitas Petunjuk-petunjuk teknis pengukuran

» Membuat Laporan Pengoperasian Saklar Silang

» Contoh identifikasi jenis gangguan kerusakan peralatan instalasi listrik TR pada gedung

» Contoh identifikasi jenis gangguan kerusakan peralatan instalasi listrik TM pada gedung

» Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Tanpa Jadwal Mendadak Objek Pemeriksaan Pemeliharaan Tiang

» Pemeliharaan Pembumian Contoh Identifikasi Gangguan Pada Pembumian Netral Pengaman

» Lambang Huruf Untuk Instrumen Ukur Lambang Gambar Untuk Diagram

» Lambang Gambar Untuk Diagram Instalasi Pusat dan Gardu Listrik

» Lambang Gambar untuk Diagram Instalasi Bangunan

Show more

Setiap orang yang di rumahnya sudah terpasang instalasi listrik tentu sudah tahu apa itu instalasi listrik. Banyak orang yang rumahnya sudah terpasang instalasi listrik tapi tidak tahu apakah instalasi yang terpasang sudah benar.  Pemasangan instalasi yang salah akan memberikan dampak bahaya yang besar.

Apakah ada akibatnya jika perancangan, pemasangan serta penggunaan instalasi listrik tidak benar?

Ya, tentu saja ada akibatnya. Anda tentu pernah membaca atau mendengar berita di media tentang kebakaran yang terjadi akibat hubung singkat, orang yang meninggal akibat terkena sengatan listrik, rumah yang terbakar akibat petir,  tagihan listrik yang membengkak namun menggunakan listrik sudah hemat dan akibat-akibat lainnya. Akibat-akibat yang saya tulis di atas adalah akibat dari kesalahan perancangan, pemasangan serta penggunaan instalasi yang tidak benar.

Jadi secara garis besar, bahaya yang timbul akibat adanya kesalahan baik dalam perancangan, pemasangan maupun penggunaan instalasi adalah berupa:

  • Kerugian harta benda
  • Kehilangan nyawa baik manusia maupun ternak

Dari bahaya yang anda baca di atas, apakah anda mau hal tersebut terjadi pada diri dan orang sekitar anda? Tentu saja kita semua tidak mau bahaya yang timbul akibat salah dalam merancang, memasang maupun menggunakan instalasi terjadi pada diri maupun orang di sekitar kita. Oleh sebab itu kita perlu menambah wawasan (pengetahuan) tentang instalasi listrik walaupun tidak secara mendalam. 

Saya akan membahas semuanya dalam situs ini mulai dari pemasangan listrik yang paling dasar sampai pemasangan listrik yang lebih mendalam, agar anda tahu bagaimana tahapan dan cara merencanakan, memasang dan menggunakannya instalasi, sehingga anda dapat memilih yang mana jasa atau biro perencanaan, pemasangan instalasi yang benar.

Sebelum kita melanjutkan ke bagian berikutnya. Anda harus memahami dulu definisi atau pengertian tentang instalasi listrik.

Apakah Instalasi Listrik?

Instalasi Listrik adalah

Instalasi listrik adalah sebuah sistem rangkaian listrik yang berguna untuk menyalurkan arus listrik dari sumber listrik ke beban-beban listrik yang terhubung dengan penghantar (kabel) dan berguna oleh manusia untuk menunjang kehidupannya.

Pada pengertian yang telah dijelaskan di atas, terdapat kata-kata yang mungkin belum anda mengerti, kata-kata tersebut adalah:

a. Rangkaian Listrik.

Rangkaian Listrik adalah hubungan antara sakelar, stop kontak, komponen-komponen (peralatan) listrik yang terhubung satu dengan lainnya dengan menggunakan penghantar.

b. Arus Listrik.

Contoh Arus Listrik dapat kita lihat di rumah-rumah, arus listrik pada rumah berasal dari sumber listrik yaitu dari PLN atau bisa juga arus listrik yang berasal dari genset atau sumber-sumber listrik lainnya. Jika kita menyalakan lampu dan lampu menyala, ini artinya arus listrik telah mengalir ke lampu.

c. Sumber Listrik.

Sebagai contoh Sumber listrik adalah tegangan yang berasal dari baterai, PLN (pembangkit), genset atau solar cel serta pembangkit listrik lainnya

d. Beban Listrik

Contoh beban listrik yang terdapat di rumah adalah kulkas, lampu, televisi, komputer, laptop, mikrowave, oven listrik dan beban listrik lainnya.

Peraturan yang Mengatur Masalah Instalasi Listrik

Tiap-tiap instalasi listrik yang terpasang harus mengikuti peraturan (standar) yang berlaku di setiap negara. Peraturan (standar) tersebut telah terbuat dan tersusun sedemikian rupa melalui tahapan-tahapan penelitian menurut bidang keilmuan kelistrikan. Aturan ini di indonesia bernama PUIL yang sudah terbit dalam bentuk buku sebagai peraturan kelistrikan di indonesia.

Bagaimana jika dalam PUIL tidak ditemukan aturan tentang masalah kelistrikan?

Jika tidak terdapat aturan yang berkaitan dengan masalah kelistrikan pada PUIL, maka aturan apakah yang akan kita gunakan? Berikut aturan-aturan yang mengatur masalah kelistrikan.

1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
Adapun PUIL yang berlaku terdiri dari dua buku di antaranya yaitu:

2. International Electrotecnical Commision (IEC)

adalah standar teknik elektro internasional yang mengatur kelistrikan secara internasional.

Apakah tujuan dari terbitnya peraturan kelistrikan di setiap negara?

Tujuan dari terbitnya aturan yang berbeda di setiap negara adalah selain untuk keamanan akibat salah memasang dan merencanakan instalasi, juga karena sumber listrik (frekuensi ataupun tegangan) di setiap negara terkadang berbeda, karena itulah setiap negara membuat aturan-aturannya sendiri.

Sejarah Perkembangan PUIL

Dari awal PUIL terbit, PUIL telah beberapa kali mengalami revisi (penyempurnaan), adapun tahapan-tahapan revisi PUIL adalah sebagai berikut di bawah ini:

  • AVE (Algemene Voolschriften Voor Elekhische Sterkstroom Instalaties) 1924-1937 (Ditulis di zaman Belanda)
  • AVE atau dengan nama lain Algemene Voolschriften Voor Elekhische Sterkstroom Instalaties) N (Norma) 2004 yang terbit oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda.
  • Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1964. Terjemahan oleh Yayasan Dana Normalisasi Indonesia, kemudian hasil dari terjemahan AVE N dan terbit sebagai norma indonesia NI64 yang kita kenal dengan nama PUIL 1964
  • PUIL 1977. Hasil dari revisi PUIL sebelumnya
  • Revisi  dari PUIL sebelumnya, muncullah PUIL 1987.PUIL ini terbit sebagai aturan SNI (Standar Nasional Indonesia) No. 225-1987
  • Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000, Terjadi perubahan nama dari Peraturan menjadi Persyaratan.
  • PUIL  2011. BSN (Badan Standarisasi Nasional) menerbitkannya dengan nama SNI 0225:2011 tentang PUIL 2011.
  • Pada tahun 2013 terjadi amandemen 1 dan terbit menjadi SNI 0225:2011/Amd 1:2013.

Di PUIL juga memuat peraturan-peraturan pemerintah lainnya yang berkaitan dengan instalasi listrik.

Prinsip-prinsip Instalasi Listrik

Pada pemasangan Instalasi Listrik terdapat beberapa prinsip-prinsip dasar. Menurut muhaimin (1999) terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan, pertimbangan tersebut adalah prinsip-prinsip instalasi listrik. Adapun prinsip-prinsip yang menjadi pertimbangan di antaranya adalah:

Keandalan adalah suatu instalasi listrik harus bekerja secara handal, baik elektrik maupun mekanik. Jadi sebuah instalasi harus beroperasi dalam keadaan yang normal atau bekerja pada nilai nominal sehingga tidak menyebabkan terjadinya kerusakan. Kehandalan juga memiliki hubungan dengan proteksi/pengaman, sehingga dapat bekerja secara cepat dan tepat jika terjadi gangguan di dalamnya. Contohnya adalah dalam memasang instalasi penerangan pada suhu ruang di atas normal maka akan lebih handal jika menggunakan penghantar atau kabel yang berisolasi disbanding poly vinyl chlorhyda (PVC).

Ketercapaian adalah dalam memasang peralatan listrik harus mudah dijangkau atau dicapai ketika digunakan. Sebagai contoh dalam memasang peralatan listrik seperti sakelar, pada PUIL PUIL 2011 6.11.2 letak sakelar di atas permukaan lantai adalah 1,25 meter. Jadi jika kita memasang peralatan listrik yang tingginya sulit untuk dijangkau (dicapai), misalnya letak 3 meter dari lantai tidak diperbolehkan karena sulit untuk dijangkau (dicapai). Contoh lainnya adalah menempatkan sakelar di belakang lemari, yang jika mengoperasikannya mengharuskan anda untuk menggeser lemari.

Ketersediaan adalah instalasi listrik harus tersedia atau siap dalam melayani kebutuhan pengguna. Adapun maksud lain dari tersedia adalah kebutuhan pengguna akan gawai / peralatan listrik jika ada penambahan daya serta perluasan. Contoh dari ketersediaan ini adalah sebuah panel listrik memiliki (menyediakan) miniatur circuit breaker (MCB) cadangan yang belum terhubung ke beban listrik, hal ini bertujuan untuk melakukan perluasan instalasi listrik di kemudian hari.

Keindahan adalah instalasi listrik harus terpasang secara rapi sehingga terlihat indah. Jadi kerapian dalam memasang peralatan listrik harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Contohnya adalah jika memasang sebuah instalasi listrik di atas permukaan tembok, pemasangan akan lebih terlihat indah jika pipa-pipa dipasang sejajar dan diberi sengkang oleh seorang ahli. Pemasangan instalasi listrik oleh seorang yang lebih ahli (terampil) akan lebih baik jika kita bandingkan atau pasang dengan pekerja yang kurang ahli (kurang terampil).

Maksud dari keamanan adalah sebuah instalasi listrik harus terpasang dengan benar sehingga aman untuk manusia, hewan ternak, dan harta benda. Contohnya adalah kotak kontak yang terpasang pada taman kanak-kanak akan lebih aman dari jangkauan anak-anak jika mempunyai penutup apabila kita bandingkan dengan kotak kontak yang tidak mempunyai penutup (terbuka).

Ekonomis adalah biaya yang kita keluarkan saat memasang instalasi haruslah seminim mungkin, jangan melakukan pemborosan, namun mutu bahan dan peralatan listrik haruslah terjamin. Contohnya adalah penghantar (kabel) untuk arus listrik sebesar 2,5 ampere cukup menggunakan penghantar atau kabel dengan luas penampang sebesar 2,5 mm2, jadi instalasi akan tidak ekonomis jika kabel yang menggunakan luas penampang sebesar 10 mm2.

Urutan Pemasangan Instalasi Listrik Adalah

Adapun urutan dalam pemasangan instalasi listrik adalah:

  • Merancang (mendesain gambar dan biaya)
  • Memasang
  • Test / uji
  • Revisi gambar dan biaya kalau ada perubahan

Urutan pemasangan instalasi listrik di atas harus dilakukan secara berurutan, agar instalasi listrik dapat terpasang dengan benar. Untuk detail penjelasan urutan pemasangan akan saya jelaskan pada artikel saya berikutnya.

Sekilas Peraturan Instalasi Listrik yang Terdapat Pada PUIL

Ada beberapa hal yang harus anda ketahui tentang peraturan instalasi listrik yang diatur dan yang tidak diatur dalam PUIL. Seperti penjelasan di bawah ini:  

Aturan yang yang terdapat dalam PUIL

Kawasan-kawasan atau daerah yang diatur oleh PUIL beserta semua fasilitas juga bangunan di atasnya. Berikut daerah atau kawasannya adalah:

a) Perumahan

b) Publik

c) Komersial

d) Pertanian dan perkebunan

e) Industri

f) Karavan, daerah (lokasi) karavan serta lokasi yang mirip dengannya

g) Bangunan prafabrikasi

h) lokasi (daerah) pembangunan, tempat pameran, tempat bazar, tempat pernikahan dan lokasi lainnya yang digunakan untuk keperluan sementara / temporer

Menurut PUIL 2011, terdapat aturan-aturan yang mengatur instalasi listrik dengan cakupan sebagai berikut:

a) Sirkuit atau rangkaian yang terhubung dengan tegangan (voltage) sebesar tegangan nominal hingga 1000 Volt AC (arus bolak balik) atau 1500 Volt DC (arus searah). Pada sumber arus bolak balik, frekuensi yang diatur oleh PUIL ini adalah 400 Hertz (Hz) dan 50 Hertz (Hz)

b) Rangkaian atau Sirkuit, selain dari pengkabelan/rangkaian internal aparatus (peralatan listrik di dalam rangkaian), yang bekerja pada voltage (tegangan) yang bernilai lebih dari 1000 Volt dan terdapat pada instalasi listrik yang memiliki nilai tegangan tidak lebih dari 1000 volt AC (arus bolak balik), contohnya adalah presipitator elektrostatik (elektrostatic precipitator) alat yang mengikat abu pada cerobong asap, lampu luah (discharge lighting/ discharge lamp)

c) sistem pengkabelan atau perkawatan serta kabel yang tidak secara khusus

d) Semua instalasi listrik pelanggan yang tidak di dalam bangunan (berada di luar bangunan) seperti taman

e) perkawatan / pengkabelan magun (fixed/ terpasang tetap/tidak dipindah-pindah) yang digunakan untuk teknologi informasi dan komunikasi, untuk sinyal, untuk kendali serta yang sama dengannya (yang mana tidak termasuk  pengkabelan / perkawatan internal aparatus).

f) Perubahan dan juga perluasan instalasi serta bahagian  yang lama yang terkena pengaruh oleh adanya perubahan atau perluasan instalasi.

Aturan yang ada dalam PUIL namun tidak berlaku

Aturan-aturan yang terdapat di PUIL tidak berlaku untuk instalasi listrik :

  • Perlengkapan alat traksi listrik (alat gesekan listrik), termasuk juga perlengkapan gelinding (rolling stock) serta sinyal.
  • Kelistrikan atau perlengkapan listrik pada kendaraan bermotor kecuali yang ada bahasannya di PUIL
  • Kapal laut beserta anjungan pada lepas pantai baik yang fixed (magun/tetap) ataupun portabel (bisa di bawa-bawa)
  • Pesawat terbang
  • Penerangan pada jalan publik (umum) yang merupakan grid daya umum (publik)
  • Pada kawasan/daerah tambang atau penggalian
  • Peralatan pada supresi interferensi radio (gangguan sinyal), kecuali jika berpengaruh terhadap keselamatan instalasi listrik
  • Pagar beraliran listrik
  • Sistem pengaman terhadap petir (proteksi petir) yang terdapat di luar bangunan dengan catatan gejala atau fenomena atmosfer yang terdapat pada PUIL, hanya mengatur instalasi tentang segala yang memberikan efek atau yang mempengaruhi instalasi listrik (contohnya adalah memilih alat-alat pengaman terhadap petir atau proteksi petir)
  • Hanya beberapa aspek-aspek tertentu /khusus pada instalasi listrik pada lift
  • Perlengkapan alat-alat listrik pada mesin

Selain daripada itu pada PUIL juga tidak memberlakukan aturan pada sistem distribusi listrik ke publik (umum) serta pembangkit dan transmisi listrik untuk sistem.

Adapun Instalasi listrik dibagi menjadi dua yaitu

Menurut Van Harten (1999:67) tentang sistem instalasi listrik di bagi menjadi dua bagian yaitu:

I. Instalasi Listrik Penerangan

Apakah penerangan? penerangan adalah sesuatu yang menggunakan energi listrik yang mana kemudian energi listrik tersebut diubah menjadi energi cahaya sehingga bisa digunakan untuk memberikan penerangan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Instalasi listrik penerangan adalah suatu instalasi  yang berguna untuk menyuplai/memberikan arus listrik pada lampu (penerangan).

Seperti yang terdapat dalam bukunya Harten (2002), pada teknik penerangan terdapat beberapa istilah-istilah penting yang harus anda ketahui berupa satuan-satuan yaitu:

  • Intensitas (kuat) cahaya yang satuannya adalah candela (cd)
  • Flux cahaya yang satuannya adalah lumen (lm)
  • kuat (intensitas) penerangan yang satuannya adalah lux (lx)
  • Sudut ruang yang satuannya adalah stradian (sr)

Berikut di bawah ini adalah penjelasan tentang hubungan satuan-satuan penting di atas dalam teknik penerangan:

Misalnya sebuah sumber cahaya yang berupa titik cahaya mengeluarkan atau memancarkan cahaya dengan intensitas (kuat) cahaya sebesar 1 candela (cd) ke semua arah jurusan pancaran. Jika sumber cahaya tersebut  tepat berada di tengah-tengah sebuah bola yang memiliki jari-jari 1 meter, maka flux cahaya yang terdapat pada 1 sudut ruang (steradian) akan bernilai sama dengan 1 lumen. Kuat (intensitas) penerangan yang terdapat pada daerah permukaan bola yang diberi batas oleh sudut ruang sebesar 1 steradian akan bernilai sama dengan 1 lux.

Kuat cahaya atau intensitas cahaya adalah besarnya jumlah energi cahaya ke suatu arah tertentu dengan satuan candela (cd). Jadi satuan Intensitas cahaya adalah satuan flux cahaya (lumen) per satuan steradian (sudut ruang) yang dipancarkan ke satu arah dalam satuan lumen (lm). Jadi besarnya Kuat penerangan (intensitas penerangan) adalah besarnya flux cahaya yang terdapat pada satu bidang 1 meter persegi (m2) dalam satuan lux yang mana nilai satu lux bernilai sama dengan 1 lumen per luas permukaan yang dipancarkan cahaya (m2)

Adapun Instalasi Penerangan terdiri dari:

Instalasi penerangan dalam gedung

Jadi Instalasi penerangan dalam gedung adalah instalasi penerangan yang terpasang di dalam gedung (indoor) contohnya adalah instalasi yang terpasang di teras, kamar, ruang tamu dan lain sebagainya

Instalasi penerangan  luar gedung.

Sedangkan Instalasi penerangan luar gedung adalah instalasi penerangan yang pemasangannya berada di luar gedung (outdoor) contohnya adalah instalasi yang terpasang pada jalan, taman, bilboard (papan nama) dan lain sebagainya


Tujuan atau guna Instalasi Penerangan adalah agar memberikan kenyamanan untuk mata dalam melihat sesuatu berdasarkan ketelitian dalam melihat, yang mana jika melihat sesuatu yang membutuhkan tingkat ketelitian maka akan membutuhkan kuat (intensitas) penerangan yang besar sedangkan untuk melihat sesuatu yang tidak terlalu memerlukan ketelitian maka tidak butuh kuat (intensitas) penerangan yang besar.

Besarnya tingkat penerangan dan kesesuaiannya akan memelihara kesehatan mata. Pada beberapa negara sudah terdapat standarisasi intensitas atau kuat penerangan untuk berbagai ruangan yang sesuai dengan fungsinya.

Ada tiga buah faktor yang harus menjadi perhatian anda dalam membuat perencanaan instalasi penerangan, adapun faktor tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Memberikan kenyamanan (Comfort)
  • Memiliki nilai Estetika (Keindahan)
  • Terpenuhinya syarat-syarat teknis

II. Instalasi Daya Listrik

Instalasi Daya Listrik adalah Instalasi yang menghubungkan beban-beban listrik ke selain penerangan (lampu). Contohnya adalah instalasi yang digunakan untuk menjalankan motor-motor listrik seperti pompa air, AC, Kulkas dan lain sebagainya

Nama-nama peralatan untuk instalasi listrik dan fungsinya

Pada instalasi listrik terdapat komponen-komponen atau nama peralatan listrik dan fungsinya. Adapun komponen-komponen atau peralatan listrik ini biasanya sering digunakan pada instalasi listrik rumah tangga. Berikut nama-nama peralatan untuk instalasi listrik dan fungsinya, di antaranya adalah:

Sakelar

Sakelar adalah peralatan atau komponen listrik yang berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan beban listrik. Umumnya sakelar digunakan untuk menghidupkan atau mematikan lampu. Sakelar terdiri dari berbagai macam fungsi di antaranya adalah sakelar tunggal, sakelar silang, sakelar tukar, sakelar seri,  sakelar kutub dua, sakelar kutub tiga.

Kotak Kontak (Stop Kontak)

Kotak kontak memiliki fungsi untuk menghidupkan atau mematikan beban listrik dengan cara mencolokkan tusuk kontak yang terhubung dengan beban listrik melalui kabel kemudian dicolokan ke kotak kontak. Kontak kontak ini dipasangkan dengan tusuk kontak. Kotak Kontak terdiri dari beberapa jenis, di antaranya yang tiga phasa dan satu phasa. Di negara kita indonesia kebanyakan orang mengenal kotak kontak dengan sebutan tempat colokan. Kotak kontak ini berguna ketika ingin mencolokkan alat listrik ke sumber listrik.

Fitting

Fitting lampu memiliki fungsi untuk tempat menaruh lampu (dudukan lampu). Di antaranya jenis fitting lampu adalah fitting lampu pada langit-langit dan fitting lampu gantung

KWH Meter

KWH (Kilo Watt Hour) Meter atau kita mengenalnya dengan nama meteran listrik. KWH memiliki fungsi untuk mengukur berapa watt penggunaan listrik. KWH meter ini biasanya kita dapatkan dari PLN

Penghantar / kabel

Kabel atau penghantar memiliki fungsi sebagai penghantar/penghubung antara komponen-komponen listrik sehingga menjadi terhubung satu dengan lainnya. kabel atau penghantar ini terdapat dengan berbagai macam ukuran luas penampang. Pemilihan kabel listrik tergantung oleh besarnya arus listrik yang mengaliri kabel tersebut, semakin kecil arus listrik maka semakin kecil pula luas penampang kabelnya. Besar penampang kabel ini berbanding lurus dengan besar arus yang melewatinya

Dalam memilih luas penampang kabel, terdapat aturan teknis. Untuk mendapatkan luas penampang kabel dapat dihitung menggunakan rumus yang sudah menjadi aturan dalam bidang ilmu kelistrikan, jadi pemilihan luas penampang penghantar/kabel memegang peranan penting (merupakan suatu keharusan) karena ini sangat mempengaruhi keamanan instalasi. Namun faktor yang mempengaruhi besarnya luas penampang kabel adalah daya beban listrik yang terpasang.

Jadi bagaimana jika salah dalam memilih luas penampang kabel apakah akibatnya?

Jika kemampuan kabel (luas penampang kabel) yang anda pilih lebih kecil dari Kuat Hantar Arus beban listrik yang terpasang, maka besarnya arus listrik yang mengalir pada kabel tersebut akan membuat kabel menjadi panas dan lama kelamaan akan meleleh bersamaan dengan terbakarnya isolasi kabel listrik tersebut (baik phasa maupun netral), sehingga mengakibatkan kabel menjadi tidak berisolasi, kabel tidak berisolasi tersebut akan terhubung satu dengan lainnya (berbeda polaritas) sehingga mengakibatkan terjadinya hubung singkat (konslet).

Namun bagaimana Jika kemampuan arus kabel listrik jauh lebih besar dari daya beban listrik yang terpasang. Hal ini tentu saja akan menyebabkan tingginya biaya (investasi) untuk membeli kabel, selain itu watt yang dibutuhkan akan lebih besar dari yang seharusnya, karena kabel semakin besar luas penampangnya, tentu saja membutuhkan daya yang semakin besar (karena kabel memiliki nilai resistansi).

Terdapat beberapa macam kabel listrik di antaranya adalah Kabel NYA,  NYY, NYM, NYAF, NYCY, NYFGbY/NYRGbY/NYBY, BC, ACSR, AAAC,  NYMHYO , ACAR, NYMHY. Jenis-jenis kabel ini nantinya kita pelajari di halaman tersendiri.

Miniature Circuit Breaker (MCB)

MCB  memiliki fungsi untuk membatasi besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian listrik. Selain untuk membatasi arus listrik, MCB juga mempunyai fungsi untuk proteksi atau mengamankan instalasi dari hubung singkat (konsleting), namun respon kecepatan dalam mengamankan / memutus arus listrik akibat hubung singkat lebih lambat jika kita bandingkan dengan sekering.

Beban listrik

Beban listrik merupakan alat-alat listrik yang terpasang pada instalasi listrik, beban listrik inilah yang menyerap energi listrik. Contoh beban-beban listrik adalah kulkas, lampu, pompa air,  komputer, kabel listrik, AC (air conditioner), televisi,  oven, kipas angin, mikrowave. Setiap beban listrik menyerap daya listrik, kabel listrik juga termasuk beban listrik, karena kabel listrik mengkonsumsi energi listrik. Jadi jika anda menggunakan kabel yang besar luas penampangnya, tentu saja kabel tersebut akan menyerap energi listrik yang lebih besar.

Jadi kita dapat menarik kesimpulan dari semua penjelasan di atas adalah, hal-hal yang harus menjadi perhatian dalam membuat rencana Instalasi adalah sebagai berikut:

  • Kita harus memasang instalasi dengan benar sesuai dengan SNI sehingga aman untuk manusia, hewan dan harta benda
  • Bahan serta alat-alat instalasi yang terpasang harus memiliki kualitas dan mutu yang sesuai dengan SNI
  • Kabel sebagai Penghantar Listrik harus memiliki ketahanan terhadap arus listrik yang mengalir ke beban listrik yang dipasang
  • Rugi-rugi tegangan pada instalasi yang terpasang tidak boleh melebihi 2% nilai tegangan nominal untuk Instalasi Penerangan, dan 5% dari nilai tegangan nominal pada Instalasi Motor-Motor Listrik

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA