Apatis adalah sikap tak acuh terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitar. Tanda-tanda apatis sangat beragam, mulai dari kurang bersemangat melakukan sesuatu hingga tidak peduli dengan masalah yang dihadapi. Sikap ini perlu diatasi sebelum memengaruhi kualitas hidup orang yang mengalaminya. Hampir setiap orang pernah memasuki fase saat dirinya merasa apatis. Apatis dapat dikatakan normal bila terjadi di waktu atau momen tertentu. Namun, jika sikap ini menetap atau berlangsung lama, diperlukan pemeriksaan langsung oleh psikolog atau psikiater. Hal ini karena sikap apatis bisa menjadi gejala dari gangguan mental seperti depresi, atau penyakit fisik yang memengaruhi otak, seperti stroke, demensia, penyakit Huntington, penyakit Parkinson, dan penyakit Alzheimer. Tanda-Tanda ApatisSeperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada beragam tanda-tanda apatis, di antaranya:
Cara Mengatasi ApatisAwalnya, pemilik sikap apatis mungkin tidak akan merasa dirinya bermasalah. Namun, orang-orang di sekitarnya akan terdampak oleh sikapnya ini, terutama jika sikap apatis yang dimiliki orang tersebut cenderung parah dan disebabkan oleh penyakit. Untuk memastikan apatis disebabkan oleh kondisi medis atau tidak, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan menanyakan gejala ke pasien maupun keluarga, menelusuri riwayat kesehatan, serta melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan guna menentukan penanganan yang tepat. Beberapa metode perawatan yang direkomendasikan untuk mengatasi apatis meliputi: 1. Obat-obatanJika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa apatis muncul karena penyakit tertentu, dokter akan meresepkan obat sesuai dengan penyakit yang diderita. Misalnya, pada penderita penyakit Parkinson, dokter akan meresepkan obat stimulan dopamin. Sementara pada penderita depresi, dokter akan meresepkan obat antidepresan. 2. PsikoterapiJika apatis dipicu oleh depresi atau gangguan kecemasan, dokter juga akan merekomendasikan psikoterapi. Salah satu jenis psikoterapi yang sering digunakan adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku negatif menjadi positif. 3. Perubahan gaya hidupMeski tidak mudah, penderita apatis harus berusaha mengubah gaya atau pola hidupnya. Ia juga disarankan untuk bersosialisasi kembali dengan orang-orang terdekat, meski keinginan untuk bersosialisasi tidak ada. Selain itu, melakukan kembali hal-hal yang dulu disukai juga bisa menghilangkan sikap apatis. Hal ini karena dengan menjalani berbagai macam aktivitas yang menyenangkan, bisa membangkitkan kembali semangat yang hilang. Meski terkesan sepele, tanda-tanda apatis tidak boleh diabaikan, terutama bila menetap serta mengganggu aktivitas dan lingkungannya. Oleh karena itu, jika Anda, keluarga, atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda apatis, disarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Ilustrasi bos sombong. ©shutterstock.com/Patrick Breig
JATIM | 1 Juli 2020 14:00 Reporter : Rakha Fahreza Widyananda Merdeka.com - Secara umum, apatis adalah suatu kondisi psikologis yang mana seseorang kehilangan motivasi, tidak tanggap, acuh tak acuh atau juga tidak perduli terhadap aspek emosional, sosial, atau kehidupan fisik. Ada juga pendapat lain bahwa apatis adalah suatu keadaan psikologis yang mana seseorang atau individu itu tidak perduli terhadap aspek-aspek penting di dalam kehidupan manusia, seperti aspek emosional, fisik, serta kehidupan sosial. Apatis adalah suatu reaksi umum terhadap stres yang bisa berpusat terhadap objek tertentu, misalnya kepada seseorang, aktivitas, atau juga lingkungan. Sikap apatis sering dihubungkan dengan depresi, serta bisa juga ini merupakan refleksi atas kurang berminatnya seseorang itu terhadap hal-hal yang dianggap tidak penting. Untuk mengetahui secara rinci tentang apatis, berikut kami telah rangkum pengertian dari apatis dan penyebabnya yang dilansir dari pendidikan.co.id 2 dari 5 halaman
Secara umum, banyak ahli yang juga mengartikan apatis secara garis besarnya. Berikut beberapa pengertian dari apatis menurut para ahli: 1. Menurut Fritz Solmitz 2. Menurut Albertine Minderop 3. Menurut Luis Rey 4. Menurut Littre dan Robin 3 dari 5 halaman
Biasanya, seseorang dapat menjadi apatis juga ada sebab yang dapat memengaruhinya. Biasanya apatis akan dapat dipengaruhi dari pengalaman hidupnya yang pernah dialami. Apatis juga dapat menyebabkan seseorang akan menjadi acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya ataupun terhadap diri sendiri. Maka dari itu, kita harus mengetahui penyebab dari apatis tersebut. Berikut beberapa penyebab seseorang dapat menjadi apatis:
4 dari 5 halaman
Apatis juga dapat menunjukkan ciri-ciri dari orang yang menderita apatis tersebut. Biasanya, individu yang sedang mengalami kondisi apatis ini biasanya umumnya menunjukkan ciri-ciri yang sama. Ada baiknya kita dapat mengetahui beberapa ciri-ciri dari orang apatis itu sendiri agar kita juga dapat mengetahui seseorang sedang dalam kondisi tersebut ataupun kita sendiri agar dapat menghindarinya. Di bawah ini merupakan beberapa ciri-ciri umum yang dapat menunjukkan seseorang tersebut sedang menjadi apatis.
5 dari 5 halaman
Pada umumnya, sikap apatis juga akan berdampak pada berbagai bidang kehidupan manusia. Biasanya, apatis dapat berpengaruh mulai dari kehidupan pribadi, sosial, politik, negara, serta yang lain-lainnya. Di dalam banyak hal, sikap apatis ini akan dapat merugikan diri sendiri ataupun iorang-orang yang berada di sekitar orang yang apatis tersebut. Di bawah ini merupakan beberapa dampak negatif dari apatis tersebut:
|