Suara.com - Dalam pelajaran seni budaya, ada yang disebut dengan teknik vokal dan teknik pernapasaan saat bernyanyi. Kedua teknik ini biasa dipelajari oleh mereka yang bergelut di dunia musik. Show Tak banyak yang tahu, jika mempelajari kedua teknik ini memerlukan keseriusan untuk berlatih, sehingga suara sebagai penyanyi bisa dikeluarkan dengan maksimal. Berikut ini pengertian teknik vokal dan teknik pernapasan, mengutip buku elektronik terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud 2017. 1. Teknik vokal Baca Juga: Arti Mimpi Menyanyi: Tanda Percaya Diri Tinggi Hingga Diliputi Kebahagiaan Istilah-istilah itu antara lain kejelasan ucapan, kebenaran pemenggalan ucapan pada kalimat lagu yaitu frasering, sikap dalam bernyanyi, dan kemampuan menyanyikan nada tinggi dan rendah. Artikulasi adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas.Phrasering adalah aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah di mengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Sedangkan intonasi adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat. 2. Teknik pernapasan - Pernapasan dada Pernapasan ini sangat pendek dan tidak cocok digunakan dalam vokal. Dalam pernapasan dada, bagian tubuh yang mengembang adalah dada. Baca Juga: Datang ke Pesta Pernikahan, Nyanyian Pria Kelewat Kreatif Undang Tawa Jenis pernapasan ini biasa dipakai untuk menghasilkan nada-nada rendah. Ilustrasi bernapas. ©2012 Shutterstock/Robert Kneschke
JABAR | 26 Juni 2021 20:03 Reporter : Ani Mardatila Merdeka.com - Bernapas adalah satu-satunya fungsi tubuh yang kita lakukan baik secara sukarela maupun tidak. Ketika kita secara sadar bernapas, kita memengaruhi bagian tak sadar dari sistem saraf yang mengatur tekanan darah, detak jantung, sirkulasi, dan pencernaan. Dengan cara ini, kita dapat menggunakan pernapasan untuk meningkatkan kesehatan kita secara keseluruhan, baik fisik maupun mental. Ada tiga hal yang bekerja sama untuk memungkinkan kita menarik napas: paru-paru, diafragma, dan otot-otot interkostal. Saat kita menarik napas, diafragma berkontraksi ke bawah menuju perut. Itu memungkinkan paru-paru mengembang dan mengambil oksigen karena ada lebih banyak ruang di rongga dada. Otot-otot interkostal, yang berjalan di antara tulang rusuk, membantu rongga dada mengembang. Untuk menghembuskan napas, diafragma rileks kembali ke keadaan semula, menyebabkan paru-paru dan rongga dada berkontraksi dan mengeluarkan karbon dioksida. Ada dua jenis pernapasan yang banyak dikenal oleh masyarakat umum, yakni pernapasan dada dan perut. Lalu sebenarnya apa yang membedakan? Berikut perbedaan pernapasan dada dan perut: 2 dari 3 halaman
Sebelum mengetahui bagaimana cara bernapas yang benar, penting untuk mengetahui perbedaan pernapasan dada dan perut: Pernapasan Dada Banyak orang terbiasa bernapas hanya dengan dada. Pakaian yang ketat, postur tubuh yang buruk, stres, dan otot pernapasan yang lemah berkontribusi pada hal ini. Masalahnya, pernapasan dada tidak efisien. Jumlah terbesar aliran darah terjadi di lobus bawah paru-paru dan udara tidak sampai ke sana saat Anda bernapas dengan cara ini. Pernapasan ini umumnya cepat dan dangkal mengakibatkan lebih sedikit transfer oksigen ke darah dan pengiriman nutrisi yang buruk ke jaringan tubuh. Pernapasan PerutJuga dikenal sebagai pernapasan perut atau pernapasan diafragma, pernapasan perut lebih dalam dan menyebabkan perut Anda mengembang saat menarik napas. Diafragma adalah otot besar yang memisahkan dada dan perut. Ketika terisi dengan udara, ia berkontraksi dan dipaksa ke bawah menyebabkan perut mengembang. Hal ini menyebabkan tekanan negatif di dalam dada memaksa udara masuk ke semua lobus paru-paru. Dan seseorang memiliki empat lobus, sehingga memakai semuanya berdampak baik bagi kita. 3 dari 3 halaman
Masalahnya adalah, keadaan stres dan postur tubuh kita yang merosot membuat otot dada dan jaringan tulang rusuk kita tetap kencang. Dalam hal ini, kita tidak dapat memperluas tulang rusuk kita lebar-lebar untuk mengisi diafragma kita dengan udara. Ekspansi dada yang dangkal ke atas adalah satu-satunya arah yang dapat digerakkan dan hasilnya adalah pernapasan yang tidak efisien. Bagi sebagian dari kita (terutama wanita), kita telah menghabiskan bertahun-tahun memegang perut kita dengan erat sehingga kita tidak membiarkan napas kita mengisi perut kita dan mengembang. Atau jeans ketat kita tidak membiarkan untuk bisa bernapas dengan bebas. Dalam hal ini, pernapasan dada akhirnya menjadi kebiasaan. Dengan latihan teratur, seseorang dapat bernapas lebih sering dari perut. Saat kebiasaan sadar berubah, ini juga akan terbawa ke alam bawah sadar dan Anda akan mulai bernapas dari perut bahkan ketika sedang tidur. Faktanya, mempelajari teknik pernapasan yang tepat bisa menjadi salah satu hal paling bermanfaat yang dapat dilakukan untuk kesehatan, kebahagiaan, dan umur panjang seseorang. (mdk/amd)Ilustrasi bernafas. ©2012 Merdeka.com
TRENDING | 11 Februari 2021 07:41 Reporter : Kurnia Azizah Merdeka.com - Pernapasan perut merupakan jenis latihan pernapasan yang membantu memperkuat diafragma. Diafragma, otot berbentuk kubah di dasar paru-paru. Ia memainkan peran penting dalam pernapasan, meskipun kita mungkin tidak menyadarinya. Tak disangka pernapasan perut memiliki sejumlah manfaat yang memengaruhi seluruh tubuh. Serta termasuk dasar dari hampir semua teknik meditasi atau relaksasi. Supaya mampu menurunkan tingkat stres, menurunkan tekanan darah, dan mengatur proses tubuh penting lainnya. Begitu banyak penelitian yang telah mengkaji mengenai teknik diafragma, untuk mendapat pernapasan perut yang tepat. Berikut pernapasan perut dalam teknik diafragma, beserta cara yang tepat dan manfaatnya bagi kesehatan. 2 dari 6 halaman
Saat proses pernapasan perut, diafragma berkontraksi (mengencang) dan bergerak ke bawah. Ini menciptakan lebih banyak ruang di rongga dada. Memungkinkan ruang bagi paru-paru untuk mengembang dan terisi udara. Sedangkan saat menghembuskan napas, yang terjadi justru sebaliknya. Diafragma kita mengendur dan bergerak ke atas di rongga dada. Membantu mengeluarkan udara dari paru-paru. ©Shutterstock/altafulla Pernapasan perut mendorong pertukaran oksigen lebih penuh, yakni pertukaran oksigen yang masuk dengan karbon dioksida yang keluar. Mengenal lebih lanjut diafragma dalam proses pernapasan perut. Diafragma adalah otot besar yang berada di dasar paru-paru. Dilansir dari Medical News Today, Pernapasan perut memberi keterlibatan penuh di perut, otot perut, dan diafragma saat bernapas. Ini berarti secara aktif menarik diafragma ke bawah dengan setiap napas. Pernapasan perut membantu mengisi paru-paru dengan lebih efisien. Pernapasan adalah proses alami yang biasanya terjadi tanpa usaha sadar. Meski begitu bernapas biasa, rata-rata cenderung dangkal dan tidak terlalu banyak melibatkan diafragma. Selama pernapasan perut, seseorang secara sadar menggunakan diafragma mereka untuk mengambil napas lebih dalam. Lalu akan melihat perutnya naik dan turun. Mereka pun akan merasa sensasi mengembang atau meregang di perut, bukan hanya di dada dan bahu mereka. 3 dari 6 halaman ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Stephane Bidouze Pernapasan perut memiliki banyak manfaat. Ini adalah inti dari praktik meditasi, yang dikenal mampu membantu mengelola gejala kondisi yang luas. Seperti dikutip dari jurnal terbitan National Center for Biotechnology Information (NCBI), menyebutkan bahwa pernapasan perut baik bagi penderita sindrom iritasi usus besar, kecemasan, dan sulit tidur. Berikut adalah manfaat lain dari pernapasan perut, dilansir dari Healthline:
4 dari 6 halaman ©©2012 Shutterstock/Robert Kneschke Paru-paru yang sehat, diafragma jadi melakukan sebagian besar pekerjaan saat menarik napas. Membawa udara segar masuk dan menghembuskan napas untuk mengeluarkan karbon dioksida dan gas lain dari paru-paru. Melansir dari Health Harvard, pernapasan perut bisa memperlambat detak jantung dan bisa menurunkan atau menstabilkan tekanan darah. Tapi itu sangat penting bagi orang dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Pada COPD, udara dapat terperangkap di paru-paru, yang membuat diafragma tetap tertekan. Ini menyebabkannya melemah dan bekerja kurang efisien. Pernapasan diafragma dapat membantu penderita COPD memperkuat diafragma, yang pada gilirannya membantu mereka menggunakan lebih sedikit tenaga dan energi untuk bernapas. Dengan COPD dan kondisi pernapasan serupa, seperti asma, paru-paru kehilangan sebagian elastisitas atau kelenturannya. Sehingga paru-paru tidak kembali ke keadaan semula saat mengeluarkan napas. Kehilangan elastisitas paru-paru bisa menyebabkan penumpukan udara. Sehingga tidak ada banyak ruang untuk diafragma berkontraksi untuk menghirup oksigen. Akibatnya, tubuh Anda menggunakan otot leher, punggung, dan dada untuk membantu bernapas. Ini berarti Anda tidak dapat menerima oksigen sebanyak mungkin. Hal ini memengaruhi seberapa banyak oksigen untuk olahraga dan aktivitas fisik lainnya. Latihan pernapasan perut akan membantu mengeluarkan udara yang menumpuk di paru-paru. Serta membantu meningkatkan seberapa banyak oksigen dalam darah dan memperkuat diafragma. Pernapasan Perut bagi GAD Disorder©2018 Merdeka.com/PixabayPernapasan diafragma atau pernapasan perut tidak selalu berguna dengan sendirinya. Dikutip dari Healthline, latihan pernapasan dalam ini tidak selalu membantu jika Anda memiliki Gangguan Kecemasan Umum (GAD). Atau kondisi kesehatan mental serupa lainnya. GAD ditandai dengan kekhawatiran yang terus-menerus dan berlebihan tentang sejumlah hal berbeda. Orang dengan GAD mungkin mengantisipasi bencana dan mungkin terlalu mengkhawatirkan uang, kesehatan, keluarga, pekerjaan, atau masalah lain. Penderitanya merasa sulit mengendalikan kekhawatiran. GAD dapat bertahan hingga beberapa bulan atau tahun, dan berbagai kekhawatiran atau kecemasan yang menyertainya mungkin terasa sulit untuk dikendalikan. Latihan pernapasan jenis ini bisa menyebabkan lebih banyak kecemasan, jika tidak berhasil. Teknik seperti terapi perilaku kognitif (CBT), biasanya menjadi pilihan tepat untuk membantu seseorang mengatasi kecemasan. Atau masalah kesehatan mental sejenis lainnya. 5 dari 6 halaman Kali ini kita mulai dengan prosedur dasar untuk pernapasan perut, dikutip dari Healthline dan Health Harvard:
Ulangi langkah ini beberapa kali untuk hasil terbaik. Anda juga bisa berlatih duduk di kursi dengan lutut ditekuk. Serta posisi bahu, kepala, dan leher rileks. Berlatihlah selama lima hingga 10 menit, beberapa kali sehari jika memungkinkan. 6 dari 6 halaman
Selanjutnya masih berhubungan dengan pernapasan perut dengan teknik berbeda. Peregangan tulang rusuk adalah latihan pernapasan dalam yang membantu. Berikut cara melakukannya:
Cara Kontrol PernapasanLangkah lain untuk mengatur napas bisa dengan cara napas bernomor. Pernapasan bernomor adalah latihan yang baik untuk mengontrol pola pernapasan. Berikut cara melakukannya:
Ulangi langkah-langkah ini hingga Anda mencapai 8. Jangan ragu untuk menghitung angka lebih tinggi, jika Anda merasa nyaman. (mdk/kur) |