Jelaskan bagaimana proses terjadinya reformasi gereja di jerman

Diantara sejumlah kejadian atau peristiwa penting yang pernah terjadi di Eropa, nama Reformasi Gereja mungkin menjadi salah satu yang paling familiar di telinga sebagian dari kita. Disebut penting sendiri bukan tanpa alasan. Nyatanya, reformasi gereja memang telah memberi banyak pengaruh terhadap kehidupan manusia, khususnya mereka yang tinggal di benua Biru. Apa dampak reformasi gereja bagi dunia?

Terjadinya reformasi gereja sendiri diawali oleh pemikiran Martin Luther yang menentang slogan pendeta Johan Tetzel “Segera begitu koin yang dimasukkan ke kotak bermerincing, maka jiwa akan bangkit dari neraka.” Dimana hal ini menunjukkan akan suatu penyimpangan dalam ajaran kristiani yang sebenarnya.

Di tahun 1517, Martin Luther pun mengumumkan 95 tesis yang disebarkan dan di paku di pintu gereja mengenai indulgensi dan ajaran-ajaran gereja yang lainnya. Ini berlangsung sampai berakhirnya Perang Tiga Puluh Tahun melalui Perdamaian Westfalen pada 1648.

Meskipun sebelum Luther telah ada upaya-upaya awal yang signifikan untuk melakukan reformasi Gereja – seperti yang dilakukan oleh Jan Hus, Peter Waldo (Pierre Vaudès), dan John Wycliffe – Martin Luther secara luas diakui telah memulai Reformasi Gereja dengan 95 Tesis. Luther mengawali dengan mengkritik penjualan indulgensi, bersikeras bahwa Sri Paus tidak memiliki otoritas atas purgatorium dan bahwa ajaran Katolik mengenai jasa orang-orang kudus tidak memiliki landasan di dalam Alkitab.

Sebab Terjadinya Reformasi Gereja

Penyimpangan terhadap ajaran Kristiani oleh gereja menjadi faktor utama dari reformasi gereja. Ditambah penjualan Indulgensi, penyimpangan sakramen suci, takhayul dan mitologisasi, pajak yang memberatkan masyarakat serta korupsi oleh pihak gereja.

(Baca juga: Aufklarung, Latar Belakang dan Pengaruhnya)

Reformasi juga didukung oleh perkembangan beberapa paham baru seperti Nasionalisme, Kapitalisme, dan Humanisme dan penemuan Mesin Cetak yang memudahkan masyarakat untuk mempelajari kritik dan ajaran golongan reformis penentang gereja.

Dampak Reformasi Gereja

Sebagaimana gereja mengatur dalam hampir semua aspek kehidupan saat itu, perubahan yang terjadi akan berdampak juga pada banyak sektor. Dampaknya juga berpengaruh terhadap kerusuhan dan kejadian berdarah yang tak terhitung jumlahnya.

Bagi dunia, utamanya di Eropa, reformasi gereja telah menimbulkan Western Christendom sehinggga muncullah negara-negara nasional kecil tanpa memiliki pusat kekuasaan seperti lembaga kepausan di Roma. Gerakan reformasi gereja juga melahirkan kekuasaan absolut di Eropa dan menimbulkan pertikaian kaum protestan dan katolik, perang saudara dan penghancuran karya-karya seni, patung, lukisan yang berbau katoliksisme.

Reformasi gereja juga mengakibatkan terbelahnya agama kristen menjadi sekte-sekte kecil antara lain lutherisme, Calvinisme, Anglicanisme, Quakerisme dan Katolikisme.

Halo, Quipperian!

Jika kamu sedang belajar mengenai sejarah Reformasi Gereja, artikel ini dapat menjadi referensi tambahan yang penting untuk disimak. Peristiwa Reformasi Gereja yang dimulai pada tahun 1517 berhasil mengubah kepercayaan di Eropa Barat dari Katolik menjadi Protestan. 

Banyak masyarakat dan juga pemerintah mengadopsi gagasan baru pada kepercayaan Protestan, meski sebagian lainnya tetap berpegang teguh kepada Gereja Katolik. Nah, hal inilah yang memicu Reformasi Gereja kemudian. Lalu, bagaimana sejarah peristiwa Reformasi Gereja, latar belakang, hingga dampak yang ditimbulkannya? Quipper Blog akan menyajikan informasi tersebut di sini. Simak terus, ya!

Latar Belakang Reformasi Gereja

Pada 31 Oktober 1517, Martin Luther yang seorang biarawan Jerman menghadap gereja di Wittenberg dan menuliskan 95 dalil yang berisi kritik terhadap otoritas Gereja Katolik. Peristiwa inilah yang menjadi cikal bakal gerakan Reformasi Gereja di Eropa dan meluas ke seluruh dunia yang selanjutnya melahirkan gagasan atau kepercayaan Protestantisme.

Luther menilai begitu banyak penyalahgunaan yang telah dilakukan oleh pihak Gereja Katolik terhadap ajaran Kristiani seperti, penjualan indulgensi, penyimpangan sakramen suci, mitologisasi dan takhayul, bahkan praktik korupsi berupa pajak yang membebani masyarakat.

Awal Pergerakan

Pada tahun 1519, Luther mengkritik Gereja Katolik dalam debat publik di Leipzig yang menyebutkan bahwa, “orang awam yang dipersenjatai kitab suci lebih unggul dari Paus beserta dewan kardinalnya.” Atas kritiknya tersebut, Luther mendapatkan ancaman pengucilan dari anggota gereja dan tidak boleh ikut sakramen.

Kemudian pada tahun 1520, Luther menerbitkan tiga risalah sebagai jawaban dari ancaman yang diterimanya, antara lain:

  1. “Seruan kepada Bangsawan Kristen”, yang berpendapat bahwa semua orang Kristen adalah imam dan mendesak pihak penguasa gereja untuk melakukan reformasi.
  2. “Tawanan Babilonia Gereja”, yang berisi pengurangan tujuh sakramen menjadi dua yakni pembaptisan dan perjamuan kudus.
  3. “Tentang Kebebasan Seorang Kristen”, yang menyatakan bahwa orang-orang Kristen sudah terbebas dari hukum Taurat dan seorang Kristen adalah tuan semua orang yang bebas sepenuhnya, tidak tunduk pada siapapun.

Selanjutnya Luther mendirikan Gereja Protestan yang dinamakan Lutheran Church. Di gereja ini ia menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke dalam bahasa Jerman agar lebih banyak orang yang dapat membacanya dan juga mengerti. 

Hingga abad ke-16, gagasan Luther tersebut semakin berkembang dan tersebar ke seluruh dunia menjadi sebuah reformasi yang juga menimbulkan revolusi, perang, dan persekusi. Berikut beberapa catatan peristiwa sejarahnya:

  • Berkembangnya Protestanisme dengan berbagai nama di beberapa Negara Eropa seperti Calvinis di Belanda, Presbyterianism di Skotlandia, dan Puritans di Inggris.
  • Terjadi beberapa konflik agama di Perancis yang berujung perang.
  • Spanyol dan Perancis berperang melawan Protestan Belanda.
  • Di Jerman terjadi konflik berdarah yang lebih dikenal dengan Perang Tiga Puluh Tahun (1618-1648) dan menewaskan sekitar 7,5 juta jiwa.

Dampak Reformasi Gereja

Quipperian, pada masa itu gereja memang memiliki peran yang sangat kuat terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakatnya. Bahkan praktik indulgensi atau proses penghapusan siksa dosa tertuang dalam Katekismus Gereja Katolik 1471. 

Dengan segala keadaan tersebut yang telah berlangsung lama, Reformasi Gereja pastinya memberikan dampak yang memengaruhi banyak sektor bahkan mengakibatkan konflik, kerusuhan, dan juga perang yang memakan banyak korban jiwa.

Dampak Reformasi Gereja juga berhasil menerjemahkan Alkitab ke berbagai bahasa sehingga pemaknaannya tidak hanya dipegang oleh satu pihak. Selain itu, Reformasi Gereja juga melahirkan berbagai praktik gereja seperti Lutherisme, Calvinisme, Evangelis, Anglikan, Methodis, Pentakosta, dan lain sebagainya. 

Hingga saat ini, populasi masyarakat dunia yang menganut kepercayaan Protestan berjumlah 560 juta pada tahun 2017. Setiap tanggal 31 Oktober diperingati sebagai Reformasi Gereja untuk berbagai aliran gereja Protestan, khususnya Lutheran.

Demikian ulasan mengenai Reformasi Gereja yang terdapat dalam materi pelajaran Sejarah Kelas 11. Semoga informasi di artikel ini semakin menambah wawasan Quipperian, ya! Semangat terus belajarnya, dan jangan lupa untuk berlangganan Quipper Video sebagai teman belajarmu, bisa daftar sekarang di sini! Temukan ribuan soal dan pembahasan serta penjelasan yang asyik dari tutor kece Quipper Video. Salam Quipper!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA