Jelaskan artinya bahwa pemarah sebagai keragaman sifat individu

Jelaskan artinya bahwa pemarah sebagai keragaman sifat individu

Jelaskan artinya bahwa pemarah sebagai keragaman sifat individu
Lihat Foto

KELAS INSPIRASI JAKARTA

Dokumentasi suasana Kelas Inspirasi Jakarta.

KOMPAS.com - Indonesia sangat dikenal dengan keberagaman suku, budaya dan agamanya. Keberagaman ini membuat setiap individu memiliki keunikannya masing-masing, karena karakteristik yang dimilikinya.

Asal muasal kata keberagaman ialah dari kata ragam, yang artinya bermacam-macam. Sedangkan karakteristik merupakan ciri khas yang melekat pada individu ataupun hal lainnya.

Dalam masyarakat Indonesia, dengan mudah bisa ditemui adanya keragaman karakteristik. Contohnya keragaman agama, pekerjaan, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya.

Keragaman karakteristik ini tidak hanya terjadi dalam masyarakat Indonesia saja. Namun, juga terjadi dalam lingkungan sekolah.

Jenis keragaman di sekolah

Mengutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), ada dua jenis keragaman karakteristik yang bisa ditemui di lingkungan sekolah, yakni:

Keragaman suku bangsa terjadi di lingkungan sekolah. Menurut para ahli, diperkirakan ada lebih dari 300 suku bangsa di Indonesia. Contohnya suku Betawi, suku Asmat, suku Marotai, suku Ambon, suku Bali, dan lain sebagainya.

Baca juga: Keragaman Budaya: Sifat dan Manfaatnya

Adanya keragaman suku bangsa ini berpengaruh pada keberagaman budaya, bahasa daerah, pakaian adat, dan lain sebagainya. Berbagai keragaman ini menyebabkan tiap individu memiliki keunikan dan karakteristiknya masing-masing.

Ada enam agama di Indonesia yang diakui, yakni Islam, Buddha, Kong Hu Cu, Katolik, Hindu serta Kristen Protestan. Keberagaman agama ini tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat, namun juga di lingkungan sekolah.

Dari keenam agama tersebut, semuanya memiliki hari raya, kitab suci, serta tata cara peribadatannya masing-masing. Adanya keragaman agama ini akan menimbulkan sikap bertoleransi dan saling menghormati.

Manfaat keragaman karakteristik di sekolah

Keragaman yang ada di sekolah membuat setiap individu memiliki karakteristik dan keunikannya masing-masing. Hal ini sering disebut sebagai keragaman karakteristik.

Mari kita simak pembahasa kunci jawaban Tema 8 kelas 4 SD/MI subtema 1, 2, 3 dan Subtema 1 pembelajaran 5 halaman 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51

Ilustrasi kunci jawaban Tema 8 kelas 4 SD/MI - Freepik

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Ayo adik-adik kita perhatikan dengan baik penjelasan mengenai Tema 8 kelas 4 SD/MI subtema 1, 2, 3 dan Subtema 1 pembelajaran 5 halaman 40 sampai 51.

Berikut ini adalah pembahasan kunci jawaban Tema 8 kelas 4 berjudul Daerah Tempat Tinggalku subtema 1 Pembelajaran 5 dalam  tentang Lingkungan Tempat Tinggalku halaman 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 dan 51.

Selengkapnya untuk soal yang dibahas dikutip dari Buku Tematik SD kurikulum 2013 edisi revisi 2018.

Pada buku tematik Tema 8 Kelas 4 terdapat 3 subtema diantaranya Subtema 1: Lingkungan Tempat Tinggalku, Subtema 2: Keunikkan Daerah Tempat Tinggalku dan Subtema 3 : Bangga Terhadap Daerah Tempat Tinggalku.

Kunci jawaban Tema 8 kelas 4 SD ini ditujukan kepada orang tua atau wali sebagai pedoman untuk mengoreksi hasil belajar anak.

Inilah kunci jawaban Buku Tematik Tema 8 Kelas 4 Subtema 1 pembelajaran 5  halaman  40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 dan 51 yang dikutip dari Buku Guru dan Siswa serta beberapa sumber:

Mencari kunci jawaban (Ilustrasi). (Freepik.com)

>>> Halaman 40

Keluarga besar Beni berasal dari Medan, Sumatra Utara. Namun, Ayah dan Ibu Beni merantau dan menetap di Jakarta. Ada juga paman Beni yang merantau ke Jambi. Paman Beni bernama Tagor. Tahukah kamu Pulau Sumatra?

***Ayo Mengamati***

1. Lingkarilah letak tempat tinggal paman Tagor di Jambi! Lingkarilah tempat  tinggal keluarga besar Beni di Medan!

2. Carilah gambar peta Indonesia. Kemudian, lingkarilah letak daerah tempat tinggalmu.

>>> Halaman 41

Beni dan keluarga mengunjungi Paman Tagor. Paman Tagor tinggal di Jambi. Rumah Paman Tagor di lingkungan perkotaan. Meskipun di kota, lingkungan rumah Paman Tagor bersih dan asri. Masih banyak pohon di lingkungan tempat tinggal Paman Tagor.

Paman Tagor tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Anak paman Tagor bernama Gultom dan Puspa.

***Ayo Berlatih***

Amatilah gambar di atas. Identifikasilah keragaman karakteristik individu pada gambar di atas. Tuliskan hasilnya pada kolom berikut.Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah mempelajari tentang keragaman karakteristik individu. Kamu telah mempelajari karakteristik individu yang berupa keragaman fisik dan keragaman kegemaran di lingkungan keluarga. Sekarang, mari kita pelajari keragaman sifat individu? Apa saja sifat individu yang telah kamu ketahui? Amatilah gambar-gambar berikut.

>>> Halaman 42

***Ayo Mengamati***

Amatilah gambar berikut. Identifikasilah keragaman sifat individu berdasarkan gambar berikut. Tuliskan jawabanmu di bawah gambar

Jawaban:

Gambar 1 : Sifatnya RajinGambar 2 : Sifatnya PemalasGambar 3 : Sifatnya Pemarah/ galakGambar 4 : Sifatnya Suka menolong/ membantu

Gambar 5 : Sifatnya Jujur

>>> Halaman 43

Beni senang berlibur di rumah Paman Tagor. Paman Tagor memiliki banyak koleksi buku. Buku-bukunya disimpan di perpustakaan. Beni sering diajak oleh Gultom dan Puspa untuk membaca buku di perpustakaan rumahnya. Mereka sangat senang membaca buku cerita. Salah satu buku cerita yang mereka sukai berjudul Kisah Putri Tangguk. Tahukah kamu tentang cerita tersebut? Bacalah cerita berikut.

>>> Halaman 44-46

***Ayo Membaca***

Kisah Putri Tangguk

Putri Tangguk tinggal bersama suami dan ketujuh anaknya di daerah Jambi. Putri Tangguk memiliki sepetak sawah yang ditanami padi. Anehnya, setiap selesai panen, padinya selalu muncul dan siap untuk dipanen kembali. Bahkan, ketujuh lumbung Putri Tangguk hampir  penuh untuk menampung hasil panennya.

Saat panen terakhir, Putri Tangguk mengajak suami dan semua anaknya ke sawah. Mereka memasukkan hasil panen ke gerobak.

“Panen sudah selesai. Sepertinya, persediaan padi kita sudah cukup untuk beberapa bulan,” kata Putri Tangguk.

Kemudian, mereka mendorong gerobak bersama-sama. Di tengah perjalanan, Putri Tangguk jatuh terpeleset.

“Aduuuuh...,” teriak Putri Tangguk.
“Hati-hati, Bu. Semalam hujan deras. Jalannya menjadi licin,” kata suami Putri Tangguk sambil membantunya berdiri.

“Gara-gara hujan, jalannya licin. Perjalanan ke rumah masih jauh, bisa-bisa aku terjatuh lagi,” gerutu Putri Tangguk.

Putri Tangguk mengambil padi dari gerobaknya. Kemudian, padi ditebar di jalan. Melihat perilaku ibunya, si anak sulung pun bertanya.

“Apa yang Ibu lakukan? Mengapa Ibu membuang padi itu ke jalan?”
“Ibu tidak membuang padi. Padi ini Ibu gunakan sebagai pengganti pasir. Ibu menebarnya agar jalan ini tidak licin lagi,” jawab Putri Tangguk.
“Istriku, bukankah padi itu untuk kita makan? Tidak baik rasanya jika membuang-buang makanan,” nasihat suami Putri Tangguk.

Putri Tangguk tidak mengindahkan nasihat suaminya. Bahkan, Putri Tangguk membantahnya.

“Masa bodoh. Bukankah padi kita sudah banyak. Apa kau mau aku terjatuh lagi dan tulangku patah?” bantah Putri Tangguk sambil terus menebar padi ke jalan.

Setelah panen terakhir, Putri Tangguk tidak pernah kembali ke sawah. Ia berada di rumah untuk merawat ketujuh anaknya. Suatu malam anak bungsu Putri Tangguk merengek karena lapar. Akhirnya, Putri Tangguk ke dapur untuk mengambil nasi. Alangkah terkejutnya
ketika ia mendapati pancinya kosong.

“Mengapa panci ini kosong? Bukankah tadi masih tersisa sedikit nasi?” tanya Putri Tangguk dalam hati.

Karena si bungsu terus merengek, Putri Tangguk pun memutuskan untuk menanak nasi. Namun, Putri Tangguk kembali terkejut ketika mendapati beras yang ia simpan dalam kaleng juga menghilang.

“Ke mana perginya beras itu? Aku ingat masih banyak beras di sini sebelumnya. Jangan-jangan ada orang yang mencurinya,” kata Putri Tangguk.

Kemudian, Putri Tangguk membujuk anak bungsunya untuk tidur. Besok ia berencana untuk menumbuk padi yang disimpan di lumbungnya.

Pagi harinya Putri Tangguk terkejut mendengar teriakan suaminya. “Istriku...istriku...cepat kemari,” teriak suami Putri Tangguk.

Putri Tangguk segera berlari menemui suaminya. Ia menghampiri suaminya yang berada di depan pintu lumbung. Ia pun bertanya kepada suaminya.

“Ada apa suamiku? “ tanya Putri Tangguk dengan cemas.Aku tidak tahu, istriku. Lumbung ini sudah kosong saat aku membukanya, “ jawab suami Putri Tangguk.

Putri Tangguk dan suaminya bergegas memeriksa lumbung yang lain. Betapa terkejutnya mereka ketika mendapati ketujuh lumbungnya telah kosong. Putri Tangguk pun menangis.

“Apa yang terjadi padaku? Tadi malam nasi dan beras hilang. Sekarang padi di lumbung pun juga ikut menghilang,” jerit Putri Tangguk.

“Jangan cemas, istriku. Bukankah kita masih memiliki sawah. Besok kita ke sawah. Siapa tahu padinya telah menguning,” hibur suami Putri Tangguk.

Keesokan paginya Putri Tangguk mengikuti suaminya ke sawah dengan cemas. Setibanya di sawah, tangis Putri Tangguk semakin keras karena mendapati sawahnya telah berubah menjadi semak belukar.

Putri Tangguk menagis seharian. Bahkan, ia tidak mau pulang dan menunggui sawahnya hingga tertidur. Dalam mimpinya, Putri Tangguk didatangi segerombolan padi yang dapat berbicara.

“Hai, Putri Tangguk. Inilah buah dari kesombonganmu. Masih ingatkah engkau ketika membuang kami ke jalan?” tanya padi-padi itu.

“Kau telah menghina kami. Kau telah menjadikan kami pasir untuk alas jalanmu. Kami ini dipanen untuk dimakan, bukan untuk dibuang sembarangan. Dengan membuang kami, berarti kamu tidak membutuhkan kami untuk makananmu,” kata padi-padi itu lagi.

Putri Tangguk hanya bisa diam dan tidak menjawab. Ia menyesali kebodohannya. Ia pun memohon maaf kepada padi-padi itu.

“Tak bisakah kalian memaafkanku? Aku telah menyesali perbuatanku,” kata Putri Tangguk sambil menangis.

“Sekarang kau dan keluargamu harus bekerja keras. Bersihkan sawah ini, bajaklah, lalu tanamlah kami kembali. Setelah tiga bulan, barulah kalian dapat memanen kami kembali,” jawab padi-padi itu.

Ketika Putri Tangguk ingin menjawab, ia tersentak bangun dari tidurnya. Putri Tangguk pun kembali pulang. Kemudian, ia menceritakan mimpinya kepada suaminya. Keesokan harinya keluarga Putri Tangguk bergotong royong membersihkan sawah dan menanam padi.

Ia dan keluarganya merawat sawah dan menjaga padinya dengan baik. Mereka menunggu dengan sabar hingga padi yang mereka tanam siap dipanen. Putri Tangguk juga berjanji tidak akan menyia-nyiakan sebutir padi pun hasil panen dari sawahnya.

Disadur dari Kisah Putri Tangguk, http://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-jambi-cerita-daerah-jambi-terbaik/.

Dalam cerita terdapat tokoh yang memiliki sifat baik hati. Tokoh seperti itu disebut protagonis. Ada pula tokoh yang memiliki sifat jahat. Tokoh bersifat jahat disebut antagonis. Tahukah kamu siapa tokoh protagonis dan tokoh antagonis pada cerita di atas? Ayo, lakukan kegiatan berikut.Tokoh protagonis :  tokoh yang memiliki sifat baik hati.

Tokoh antagonis :  tokoh yang memiliki sifat jahat.

>>> Halaman 47 - 48

*Ayo Berlatih*

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan cerita berjudul Kisah Putri Tangguk

1. Apa jenis cerita fiksi berjudul Kisah Putri Tangguk?

Jawaban:

Cerita rakyat/cerita legenda. Karena cerita Putri Tangguk merupakan karya fiksi yang berkembang melalui mulut ke mulut (berasal dari daerah Jambi).  

2. Siapa saja tokoh dalam cerita berjudul Kisah Putri Tangguk?

Jawaban:

Putri Tangguk adalah nama ibu dari 7 anak dalam cerita ini. Kisah ini menceritakan tentang kehidupan Putri Tangguk dan keluarganya.

3. Siapa tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita di atas?

Jawaban:

Tokoh utama: Putri Tangguk, 
Tokoh tambahan: Suami Putri Tangguk, ketujuh anaknya, padi-padi di sawah.

4. Siapa tokoh protagonis dalam cerita di atas? Jelaskan alasanmu.

Jawaban:

Tokoh protagonis adalah Suami Putri Tangguk, ketujuh anaknya dan padi-padi di sawah. Karena merupakan tokoh yang bersifat baik hati.

5. Siapa tokoh antagonis dalam cerita di atas? Jelaskan alasanmu.

Jawaban:

Tokoh antagonis yaitu Putri Tangguk, karena tokoh yang bersifat jahat, tidak bersyukur terhadap rezeki yang telah diberikan oleh Tuhan YME sehingga dia jatuh miskin.

Saat membaca di perpustakaan rumah, Gultom dan Puspa bercerita kepada Beni. Mereka menceritakan tentang kebiasaan ayah mereka. Paman Tagor dulu suka menggendong Gultom dan Puspa sambil menyanyikan lagu. Lagu yang dinyanyikan Paman Tagor berjudul ”Injit-Injit Semut”. Lagu tersebut merupakan lagu dari Jambi. Tahukah kalian tentang lagu tersebut? Ayo, nyanyikan bersamasama.

***Ayo Bernyanyi***

Nyanyikan lagu ”Injit-Injit Semut” bersama teman satu kelas. Perhatikan terlebih dahulu cara gurumu menyanyikan lagu tersebut dengan benar.

Injit-Injit Semut

Bernyanyi dengan baik membutuhkan teknik seperti intonasi dan tempo. Intonasi merupakan cara bernyayi mencapai ketepatan bunyi tiap nada. Bunyi nada yang tepat akan menghasilkan suara yang tidak sumbang dan enak didengar. Untuk mendapatkan intonasi yang baik kamu dapat menyanyikan nada-nada berikut secara berulang tanpa mengandalkan otot-otot leher dan berteriak. Nada-nada tersebut dapat dinyanyikan dengan tempo lambat, sedang, dan cepat.

Kecepatan lagu diukur dengan alat pengukur yang disebut Metronome Maelzel atau disingkat MM. Metronome Maelzel ini akan memberikan petunjuk seberapa cepat atau lambatnya lagu dinyanyikan. Sebagai contoh lagu “Timang-Timang Anakku Sayang” ditulis dengan tempo andante. Kecepatan tempo  andante72-76 MM, artinya lagu harus dinyanyikan dalam kecepatan 72-76 ketukan yang tetap dalam waktu satu menit. MM 72-76 termasuk tempo sedang.

Tempo lagu dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:a.  tempo lambat, contoh lento= lambat (56-58 MM) ;b.  tempo sedang, contoh andante= seperti orang berjalan (72-76 MM);

c.  tempo cepat, contoh allegro= cepat, hidup, dan riang (132-138 MM)

>>> Halaman 50

***Ayo Berlatih***

1. Amatilah teks lagu “Injit-Injit Semut”. Identifikasi tinggi rendah nada dari notasi angka lagu di depan. Apa yang kamu temukan? Buatlah garis melodi pada syair yang kamu tulis.

Jawaban :
Ada nada rendah, sedang dan tinggi. Pada nada rendah terdapat tanda titik dibawah setiap notasi angka dan tanda titik diatas setiap angka menunjukan bahwa notasi tersebut tinggi.

2. Sekarang giliranmu mempelajari lagu tersebut. Dengarkan penjelasan guru. Bersama dengan kelompokmu, nyanyikan lagu “Injit-Injit Semut” dengan tempo dan tinggi rendah nada yang tepat. Simaklah saat kelompok lain menyanyikan lagu tersebut!

3.Apa yang kamu rasakan ketika menyanyikan lagu tersebut? Jelaskan jawabanmu!

Jawaban : Senang karena baru tau lagu injit-injit semut

4. Jelaskan tempo dan tinggi rendah nada dalam lagu tersebut!

Jawaban : Tempo= 90 . 4/4 agak cepat

5. Apa saja lagu daerahmu? Tuliskan judul dan makna lagu tersebut!

Jawaban : 
Manuk Dadali
Cipt. Sambas Mangundikarta
Makna: Lagu Manuk Dadali adalah salah sebagai salah satu lagu yang berbahasa sunda berasal dari provinsi Jawa Barat yang arti dalam bahasa Indonesianya yaitu Burung Garuda.
Lagu manuk dadali di ciptakan oleh Sambas Mangundikarta, adalah seorang pria kelahiran Bandung, 21 September 1926. Beliau ini adalah merupakan penulis lagu berbahasa sunda.

>>> Halaman 51

***Ayo Renungkan***

Apa yang telah kamu pelajari hari ini?

Jawaban:

Mengenal berbagai macam sifat individu, tinggi rendahny nada lagu injit injit semut dan kerjasama kelompok.

Apa keragaman sifat yang ada dalam keluargamu?

Jawaban: Ada yang ceria, egois, pengertian, malas, usil dan sebagainya.

Apa manfaat keragaman sifat dalam keluargamu?

Jawaban:

1. Memahami sifat antar anggota keluarga

2. Membentuk rasa saling menghormati dan menghargai

3. Mengetahui cara bersikap dalam menghadapi masalah

4. Meminimalisir adanya perselisihan

5. Menjaga keharmonisan keluarga

6. Meningkatkan hubungan kekeluargaan

***Kerja Sama dengan Orang Tua***

Pada Pembelajaran 2 kamu sudah mencatat syair lagu daerah yang dinyanyikan oleh orang tuamu. Sekarang, mintalah kepada orang tuamu untuk mengajarimu menyanyikan lagu daerahmu.

*) Disclaimer: Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.

(Tribun Pontianak/Dhita Mutiasari)

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul KUNCI JAWABAN Tema 8 Kelas 4 Halaman 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 Subtema 1 Pembelajaran 5