Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tritura dan Supersemar?

Hari Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) diperingati pada tanggal 10 Januari dan disebut sebagai tonggak sejarah lahirnya Orde Baru. Peringatan ini bermula dari tragedi berdarah Gerakan 30 September 1965 yang mengakibatkan adanya aksi yang diprakarsai oleh Gerakan Mahasiswa yaitu aksi tritura dengan dalih bahwa pemerintahan Orde Lama yang lambat dan tidak tegas terhadap PKI (Partai Komunis Indonesia) yang dianggap sebagai biang kerusuhan pada Gerakan 30 September 1965.

Adapun isi dari tuntutan mahasiswa ini adalah:

  1. Bubarkan Partai Komunis Indonesia, karena Pemerintah dianggap lambat dalam mengambil sikap terhadap PKI yang dianggap terlibat dalam peristiwa G30S dan banyak tokoh komunis yang berada didalam kabinet pemerintahan.
  2. Rombak Kabinet Dwikora, karena Pemerintah dinilai tidak bisa mengendalikan kestabilan politik, ekonomi dan sosial. Menurut masyarakat, Presiden Soekarno lebih mementingkan perebutan Irian Barat dan urusan konfrontasi Indonesia-Malaysia.
  3. Turunkan Harga, kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah kurang tepat yang membuat kestabilan ekonomi yang semakin memburuk.

Beberapa Organisasi yang turut andil dalam aksi demontrasi Tritura ini antara lain Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI) dan lainnya.

Menanggapi aksi Tritura ini, pada tanggal 21 Februari 1966, Presiden Soekarno melakukan perombakan kabinet tetapi masih mengikutkan para simpatisan PKI. Kenyataan ini menyulut kembali mahasiswa untuk melakukan aksi unjuk rasa pada tanggal 24 Pebruari 1966 dan mengakibatkan seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim tertembak dan gugur.

Setelah kejadian itu, Presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) yang memberikan tugas dan wewenang kepada Jenderal Soeharto. Melalui Supersemar inilah awal bagi Soeharto mendapatkan wewenang untuk mengambil segala tindakan yang perlu dalam memulihkan keamanan dan ketertiban. Supersemar ini juga menjadi awal muncul dan berkembangnya kekuasaan orde baru.

Usaha para mahasiswa dalam aksi Tritura untuk memperbaiki kondisi politik dan memperjuangkan hak rakyat ini pun menjadi sejarah bangsa. Dan untuk mengingat peristiwa itu, setiap tanggal 10 Januari ditetapkan sebagai hari Tritura.

Tritura dan Surat Perintah Sebelas Maret Dasar Lahirnya Orde Baru, Ananda telah mempelajari kegagalan G 30 S PKI tahun 1965. Bagaimana kondisi bangsa Indonesia setelah kegagalan pemberontakan tersebut?

Rakyat menginginkan terjadinya perubahan untuk kehidupan yang lebih jelas. Berbagai tuntutan untuk melakukan perubahan disuarakan berbagai lapisan masyarakat. Gerakan Tritura dan Surat Perintah Sebelas Maret merupakan peristiwa penting yang menjadi dasar lahirnya Orde Baru.

Gerakan Tritura

Pasca Penumpasan Peristiwa G.30.S/PKI, muncul aksi kekerasan terutama di Jawa, Bali, dan Sumatra Utara. Dalam upaya menggalang masa menuntut pertanggungjawaban PKI, para mahasiswa di Jakarta membentuk organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada 25 Oktober 1965.

Langkah ini diikuti oleh berbagai organisasi lain, seperti Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), dalam menangani PKI.

Dengan dipelopori organisasi KAMI dan KAPPI, pada 10 Januari 1966 kesatuan aksi tersebut mengajukan tuntutan yang terkenal dengan nama Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Isi dari Tritura yakni sebagai berikut:

1. Bubarkan PKI, 2. Bersihkan kabinet dari unsur-unsur G 30 S/PKI, dan 3. Turunkan harga.Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), dan Kesatuan Pengemudi Becak Indonesia (KAPBI). Kelompok-kelompok kesatuan aksi tersebut menuntut pemerintah tegas.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tritura dan Supersemar?
Gambar 62a. Rapat Akbar menuntut pembubaran PKI di Lapangan Banteng Jakarta tanggal 26 Oktober 1965 (ilustrasi foto/Sejarah Jakarta)

Mahasiswa dengan melakukan demonstrasi yang disertai aksi di jalan utama Ibu Kota Jakarta. Dalam suatu aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka pada 24 Februari 1966, seorang mahasiswa Universitas Indonesia, Arief Rahman Hakim tewas tertembak. Ia kemudian diangkat sebagai “Pahlawan Ampera”.

Surat Perintah Sebelas Maret

Pada tanggal 11 Maret 1966 diadakan Sidang Pleno Kabinet Dwikora yang di Istana Negara Jakarta. Presiden Sukarno membuat surat perintah pada tanggal 11 Maret 1966 yang berisi pemberian mandat kepada Letjen Soeharto selaku Panglima Angkatan Darat dan Pangkobkamtib untuk memulihkan keadaan dan kewibawaan pemerintah.

Dalam menjalankan tugas, penerima mandat diharuskan melaporkan segala sesuatu kepada presiden. Mandat itu kemudian dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret (Supersemar).

Selanjutnya Suharto melakukan berbagai tindakan untuk memulihkan kondisi bangsa Indonesia sesuai amanat Supersemar.

Selanjutnya Suharto melakukan berbagai Tindakan seperti; membubarkan PKI, mengamankan menteri2 yang terlibat G30SPKI, membuka kembali universitas2 Jakarta yg telah dibekukan oleh Soekarno, membentuk kabinet ampera, dan melakukan sidang2 DPRGR dan MPRS.

Sejak tanggal 11 Maret 1966 bangsa Indonesia memasuki babak sejarah baru yaitu Orde Baru. Upaya yang dilakukan pemerintah Orde Baru dalam membina stabilitas nasional yang mantap meliputi: upaya menjamin stabilitas politik dan menjamin stabilitas ekonomi. Bagi bangsa Indonesia. Supersemar memiliki arti penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia karena :

  • Menjadi tonggak lahirnya Orde Baru.
  • Dengan Supersemar, Letjen Soeharto mengambil beberapa tindakan untuk menjamin kestabilan jalannya pemerintahan dan revolusi Indonesia.
  • Lahirnya Supersemar menjadi awal penataan kehidupan sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Baca juga Latar Belakang Orde Baru Diawali Terbitnya Surat Perintah 11 Maret 1966

Referensi : MODUL PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA MASA PANDEMI COVID-19 UNTUK JENJANG SMP/MTs Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas VIII Semester Gasal. Direktorat Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Tri Tuntutan Rakyat (disingkat Tritura) adalah 3 tuntutan kepada pemerintah yang diserukan para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lainnya seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), serta didukung penuh oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Ketika gelombang demonstrasi menuntut pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) semakin keras, pemerintah tidak segera mengambil tindakan. Keadaan negara Indonesia sudah sangat parah, baik dari segi ekonomi maupun politik. Harga barang naik sangat tinggi terutama bahan bakar minyak (BBM). Oleh karenanya, pada tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut Tritura. Isi Tritura adalah:

  1. Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya
  2. Perombakan kabinet Dwikora
  3. Turunkan harga pangan

Tuntutan I dan II sebelumnya sudah pernah diserukan oleh KAP-Gestapu (Kesatuan Aksi Pengganyangan Gerakan 30 September). Sedangkan tuntutan III baru diserukan saat itu. Tuntutan III sangat menyentuh kepentingan orang banyak.

Pada tanggal 21 Februari 1966 Presiden Soekarno mengumumkan perombakan kabinet. Dalam kabinet itu duduk para simpatisan PKI. Kenyataan ini menyulut kembali mahasiswa meningkatkan aksi demonstrasinya. Tanggal 24 Februari 1966 mahasiswa memboikot pelantikan menteri-menteri baru. Dalam insiden yang terjadi dengan Resimen Tjakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden Soekarno, seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim tewas tertembak. Pada tanggal 25 Februari 1966, KAMI dibubarkan, namun hal itu tidak mengurangi gerakan-gerakan mahasiswa untuk melanjutkan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).
Rentetan demonstrasi yang terjadi menyuarakan Tritura akhirnya diikuti keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966 (dikenal dengan nama "Supersemar") oleh Presiden Soekarno yang memerintahkan kepada Mayor Jenderal Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tri_Tuntutan_Rakyat&oldid=19359325"