Iman kepada malaikat tidak cukup hanya diucapkan dengan lisan tetapi harus dibuktikan dengan

Jakarta -

Iman kepada malaikat merupakan rukun iman yang kedua. Menurut istilah, malaikat merupakan makhluk Allah yang diciptakan dari nur (cahaya) dan bersifat gaib, selalu taat dan patuh terhadap semua perintah Allah serta tidak pernah dusta terhadap Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:

"Allah menciptakan malaikat dari cahaya, menciptakan jin dari nyala api dan menciptakan Adam dari apa yang terlah disifatkan (dijelaskan) kepada kalian." (HR. Muslim).

Kita diwajibkan untuk beriman kepada malaikat sesuai dengan firman Allah SWT:

ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ

Artinya: "Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (QS. Al-Baqarah: 285).

Berdasarkan firman Allah tersebut, manusia wajib beriman kepada malaikat, baik hati maupun diwujudkan dalam perbuatan. Malaikat diciptakan Allah dengan jumlah yang banyak dan memiliki tugas yang berbeda-beda.

Malaikat Jibril tugasnya untuk menyampaikan wahyu, Mikail membagikan rezeki, Israfil meniup sangkakala, Izrail mencabut nyawa, Munkar dan Nakir menanyai manusia di alam barzah, Raqib mencatat amal kebaikan manusia, Atid mencatat amal buruk manusia, Malik menjaga neraka dan Ridwan menjaga surga.

Tentu kita harus meyakini bahwa malaikat selalu mengawasi kita. Sehingga kita akan menjaga perilaku kita dari segala hal-hal negatif.

Dikutip dalam buku 'Rukun Iman' oleh Hudarrohman, malaikat bukan laki-laki dan bukan pula perempuan. Malaikat dibekali oleh Allah akal akan tetapi tidak memiliki nafsu. Malaikat juga menjadi makhluk Allah SWT yang paling taat, sebagaimana firman Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ


Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Qs: At-Tahrim: 6)

(lus/erd)

Iman kepada malaikat tidak cukup hanya diucapkan dengan lisan tetapi harus dibuktikan dengan

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>

Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum wr wb.Ustaz, bagaimanakah maksudnya cara beriman kepada malaikat karena selama ini saya kurang bisa mengamalkan salah satu rukun iman dalam Islam tersebut? Dan, apakah pengaruh sesungguhnya iman kepada malaikat itu dalam kehidupan kita?

Hamba Allah

Waalaikumussalam wr wb.
Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur (cahaya) dan secara khusus untuk menjalankan semua perintah-Nya tanpa dapat bermaksiat kepada-Nya. Di antara mereka berperan sebagai utusan-utusan Allah (rusul) untuk tugas-tugas tertentu.

Sebagai salah satu rukun iman, seorang yang mengaku dirinya Muslim harus meyakini dan beriman kepada malaikat yang diciptakan Allah SWT. “Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya dari Tuhan-Nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya’ dan mereka mengatakan, ‘Kami dengar dan kami taat.’ (Mereka berdoa) ‘Ampunilah kami, ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS al-Baqarah [2]: 285).Dan, ketika Rasulullah SAW ditanya Jibril tentang makna iman, beliau menjawab, “Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk.” (HR Muslim).Cara beriman kepada malaikat harus memenuhi beberapa hal berikut. Pertama, meyakini keberadaan para malaikat bahwa mereka adalah makhluk Allah yang selalu taat dan hanya mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS al-Tahrim [66]: 6).

Kedua, meyakini nama-nama malaikat yang disebutkan dalam Alquran dan sunah Nabi SAW, seperti Jibril, Mikail, Israfil, Malik, dan yang lainnya.

Ketiga, meyakini sifat-sifat dan karakter para malaikat yang dijelaskan dalam Alquran dan sunah Nabi SAW.“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan kepada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS Fathir [35]: 1).Keempat, meyakini tugas-tugas yang dibebankan Allah SWT kepada para malaikat-Nya, seperti Jibril sebagai penyampai wahyu, Israfil sebagai peniup sangkakala, dan Malik sebagai penjaga neraka, serta yang lainnya. Dan, terutamanya adalah meyakini adanya dua malaikat yang selalu mencatat setiap amal perbuatan manusia.Allah SWT berfirman, “(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS Qaff [50]: 17-18).Itulah di antara maksud beriman kepada malaikat, dengan harapan dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku dan akhlak seorang Muslim.Di antaranya, pertama, semakin merasakan keagungan dan kekuasaan Allah SWT karena hanya Yang Maha Pencipta dan Mahakuasa saja yang mampu menciptakan malaikat dengan jumlah banyak dan kemampuan yang luar biasa itu hanya Allah SWT saja yang tahu.Kedua, mencontoh para malaikat dalam beribadah dan melakukan ketaatan kepada Allah SWT. Meskipun mereka terjaga dari segala dosa dan sangat dekat dengan Allah SWT tapi mereka tetap selalu beribadah dan memohon ampun kepada-Nya (QS al-A’raaf [7]: 206).Ketiga, menghindari sifat ujub (bangga diri) terhadap amal yang telah dilakukan. Karena para malaikat yang setiap waktunya hanya melakukan tugas dan tidak pernah membantah apalagi membangkang. Namun, mereka tetap memohon ampun kepada Allah SWT atas kekurangan mereka dalam melaksanakan tugasnya.Keempat, menyadari pengawasan malaikat yang selalu mencatat setiap amal perbuatan sehingga berusaha keras untuk menjauhi segala yang diharamkan Allah SWT karena takut kepada Allah SWT dan malu terhadap para malaikat yang selalu memperhatikan.Semoga keimanan kita kepada malaikat Allah SWT dan merasakan kehadirannya dapat memberikan pengaruh dan efek positif terhadap kehidupan kita.

Wallahu a’lam bish shawwab.


  • mozaik
  • iman
  • beriman
  • beriman kepada malaikat

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Iman tidak semudah yang dibayakan manusia, namun juga tidak sulit, semuanya tergantung dari manusia yang menyikapinya, jika keimanan hadir dari hati paling dalam tentunya tidak akan sulit untuk menjalani konsekuensi dari iman tersebut.

Dr.Ahmad Zain An-Najah, pakar ilmu Fiqih lulusan Al-Azhar, Kairo, Mesir mengatakan, “iman tidak hanya diucapkan akan tetapi juga diyakini dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan. “

Jika keimanan kepada Allah Subhanahu Wata’ala hanya kita yakini bahwa Allah adalah Tuhan yang berhak kita ibadahi, itu tidak cukup! Iman juga perlu kita ucapkan.

Iman yang hanya diyakini dalam hati namun tidak diucapkan seperti paman Rasulullah, Abu Thalib.

Abu Thalib menyakini risalah yang Rasulullah bawa, ia mendukung da’wah Rasulullah. Dan menjadi tameng bagi Rasulullah saat Rasulullah diganggu oleh kafir Quraisy.

Rasulullah bagitu sangat sedih ketika paman tercintanya wafat, dan sangat sedih ketika membayangkan pamannya akan berada didalam neraka. Paman yang sangat Rasulullah cintai namun hingga akhir hayatnya, ia tidak menyatakan beriman.

Iman yang hanya diucapkan dan diyakini tanpa ada bukti perbuatan akan seperti Fir’aun, ia menyakini apa yang dibawa oleh Nabi Musa ‘alaihi salam namun karena sifat angkuhnya ia tidak mengucapkan dengan lisannya, dan ia mengucapkan beriman saat ajal menjemputnya.

Sedangkan iman yang hanya diucapkan dan dibuktikan dengan perbuatan tanpa diyakini dengan hati, akan seperti orang-orang munafik. Diluar ia terlihat beriman namun nyatanya ia bukanlah orang beriman,dan tempat orang munafik adalah neraka.

Karena itu, iman yang sempurna yang akan mengantarkan seseorang ke surga Allah, yaitu iman yang diucapkan dengan lisan,diyakini dengan hati dan dibuktikan dengan perbuatan. Perbuatan yang tentunya sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah.

Kirim tulisan Anda yang sekiranya sesuai dengan Islampos lewat imel ke: , paling banyak dua (2) halaman MS Word, ukuran font 12 Times New Roman. Untuk semua tulisan berbentuk opini, harap menyertakan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.


loading...

loading...