Ibadah haji dan umrah adalah rangkaian ibadah yang dilaksanakan

JATIM | 15 Juni 2020 09:05 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Haji asal maknanya adalah "menyengaja sesuatu". Haji yang dimaksud menurut syara’ ialah "sengaja mengunjungi ka’bah untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat yang tertentu".Untuk Baca Alquran Klik di Sini.

Haji dalam pengertian istilah para ulama adalah menuju ke ka’bah untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu atau mengunjungi suatu tempat tertentu dengan melakukan suatu pekerjaan tertentu.

Sementara, umrah berasal dari I’timar yang berarti ziarah. Yakni menziarahi ka’bah dan berthawaf disekelilingnya, kemudian bersa’i antara shafa dan marwa, serta mencukur rambut (tahallul) tanpa wukuf di Arafah.

Dalam buku Bimbingan Manasik Haji Departemen Agama RI, umrah adalah berkunjung ke Baitullah untuk melakukan thawaf, sa’i dan bercukur demi mengharap ridha Allah.

Berikut adalah 4 perbedaan dasar haji dan umrah yang perlu Anda ketahui, mengutip dariNahdathul Ulama Indonesia.

2 dari 5 halaman

Perbedaan haji dan umroh yang pertama dapat dilihat berdasarkan hukum yang mendasarinya. Haji diketahui sebagai rukun Islam ke lima yang wajib dilaksanakan bagi seluruh umat Islam yang memenuhi syarat wajib untuk melaksanakannya. Kewajiban berhaji bagi yang mampu ini didasarkan pada firman Allah SWT pada QS Ali Imran ayat 98.

ولِلهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ

“Dan bagi Allah subhanahu wata’ala, wajib bagi manusia untuk melaksanakan haji ke Baitullah.” (QS Ali Imran 98).

Nahdathul Ulama Indonesia menyebutkan bahwa hukum haji adalah wajib dan termasuk dalam persoalan hukum yang telah disepakati dan diketahui oleh semua kalangan umat Islam.

Bagi mereka yang mengingkari atau menghindari haji padahal mampu dan memenuhi syarat, maka ia termasuk kaum yang berdosa.

Sementara itu, hukum ibadah umroh masih menjadi perdebatan di antara para ulama. Dari ayat QS Al-Baqarah 196, umat Islam diperintahkan untuk menyempurnakan ibadah haji dan umroh untuk Allah.

وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلهِ

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah untuk Allah,” (QS al-Baqarah: 196).

Terdapat banyak hadist yang menjelaskan tentang hukum ibadah umroh. Beberapa menyamakan hukum umroh dengan haji, tetapi ada pula yang menyebut hukum melaksanakan umroh adalah Sunnah.

3 dari 5 halaman

Perbedaan haji dan umroh yang kedua dapat dilihat berdasarkan rukunnya. Rukun dalam ibadah menjadi penentu keabsahan ibadah yang dilakukan.

Hal tersebut juga berlaku untuk ibadah haji dan umroh. Rukun dalam ibadah haji dan umroh bersifat batal bila tidak dilakukan dan tidak bisa diganti dengan denda.

Seperti yang diketahui, terdapat lima rukun dalam haji yaitu niat ihram, wuquf di Padang Arafah, tawaf, sa’i, dan memotong rambut. Ke lima rukun ini harus dilakukan seluruhnya guna memenuhi keabsahan ibadah haji yang dilakukan.

Jika tidak bisa melaksanakan seluruh rukun haji ini dikarenakan satu dan lain hal, makan nilai ibadah hajinya akan berkurang.

Syekh Abdullah Abdurrahman Bafadhal al-Hadlrami berkata:

أركان الحج خمسة: الإحرام، والوقوف بعرفة، والطواف، والسعي، والحلق. وأركان العمرة أربعة وهي: الإحرام، والطواف، والسعي، والحلق

“Rukun-rukun haji ada lima, yaitu niat ihram, wuquf di Arafah, tawaf, sa’i dan memotong rambut. Dan rukun-rukun umrah ada empat yaitu ihram, tawaf, sa’i dan memotong rambut,” (Syeh Abdullah Abdurrahman Bafadhol al-Hadlrami, Busyra al-Karim Bi Syarhi Masa-il at-Ta’lim Ala al-Muqaddimah al-Hadlrasmiyah, Dar al-Fikr, juz 2, hal. 55).

Untuk rukun umroh, yaitu niat ihram, tawaf, sa’i, dan memotong rambut. Yang menjadi pembeda antara haji dan umroh hanyalah wuquf di Padang Arafah yang hanya dilaksanakan oleh Jemaah haji saja. Jemaah umroh tidak melakukan wuquf di Padang Arafah.

Wuquf di Padang Arafah bagi ibadah haji menjadi hal yang wajib dan pelaksanaannya hampir bertepatan dengan jatuhnya Hari Raya Idhul Adha. Pada hari ini, umat Islam yang sedang tidak melaksanakan ibadah haji disunnahkan untuk berpuasa.

4 dari 5 halaman

Perbedaan haji dan umroh yang ketiga dapat dilihat dari jatuhnya waktu pelaksanaan keduanya. Seperti yang diketahui, pelaksanaan ibadah haji dilakukan setiap setahun sekali dan selalu memiliki jumlah Jemaah yang banyak dan berasal dari seluruh penjuru dunia.

Waktu pelaksanaan ibadah haji lebih sempit dan terbatas dibandingkan dengan waktu pelaksanaan ibadah umroh. Waktu pelaksanaan haji terbatas hanya pada rentang waktu awal bulan Syawal sampai Hari Raya Idhul Adha di bulan Dzulhijjah. Sementara, ibadah umroh bisa dilaksanakan kapan saja tanpa ada batasan rentang waktunya.

Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani berkata:

والوقت وهو في الحج من ابتداء شوال إلى فجر يوم النحر وفي العمرة جميع السنة

“Dan waktu, waktu dalam haji adalah mulai dari permulaan bulan Syawal sampai fajar hari raya Idul adha (Yaumu al-nahr) dan umrah bisa dilakukan di sepanjang tahun. (Abu Abdil Mu’ti Muhammad Nawawi Bin Umar al-Jawi al-Bantani, Nihayah al-Zain, al-Haromain, hal. 201).

5 dari 5 halaman

Perbedaan haji dan umroh yang ke empat adalah berdasarkan kewajiban yang harus dilakukan. Pada haji dan umroh, Jemaah wajib menjalankan serangkaian ritual manasik, yang apabila ditinggalkan tidak dapat membatalkan ibadah, namun wajib diganti dengan denda.

Kewajiban ibadah haji ada lima, yaitu niat ihram dari miqat, batas area yang telah ditentukan sesuai dengan asal wilayah Jemaah, menginap di Muzdalifah, menginap di Mina, tawaf wada’ atau perpisahan, dan melempar jumrah.

Syekh Zainuddin Abdul Aziz al-Malibari berkata:

وواجباته: ١- إحرام من ميقات، ٢- ومبيت بمزدلفة، ٣- وبمنى، ٤- وطواف الوداع، ٥- ورمي بحجر

“Kewajiban-kewajiban haji yaitu ihram dari miqat, menginap di Muzdalifah dan Mina, tawaf wada’ dan melempar batu,” (Syekh Zainuddin Abdul Aziz al-Malibari, Qurrah al-Aini, al-Haramain, hal. 210).

Sedangkan kewajiban umroh hanya dua, yaitu niat dari miqat dan menjauhi larangan-larangan ihram. Jumlah kewajiban yang lebih sedikit ini membuat pelaksanaan ibadah umroh menjadi lebih cepat usai dibanding haji.

Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani berkata:

وأما واجبات العمرة فشيئان الإحرام من الميقات واجتناب محرمات الإحرام

“Sedangkan kewajiban-kewajiban umrah ada dua yaitu ihram dari miqat dan menjauhi larangan-larangan ihram” (Syekh Abdul Mu’ti Muhammad Nawawi Bin Umar al-Jawi al-Bantaniy, Tausyikh ‘Ala Ibni Qosim, al-Haramain, hal. 239).

Jadi, pada dasarnya kedua ibadah ini memiliki perbedaan dasar yang cukup signifikan baik dalam hukum, rukun, waktu pelaksanaan dan kewajibannya. Semoga informasi mengenai perbedaan haji dan umroh yang dijabarkan di atas dapat menjadi pencerahan dan menambah pemahaman Anda.

(mdk/edl)

Ibadah haji dan umrah adalah rangkaian ibadah yang dilaksanakan
ilustrasi Haji di mekah. Ilustrasi shutterstock.com

JATENG | 19 Juli 2021 19:00 Reporter : Ayu Isti Prabandari

Merdeka.com - Seperti diketahui, saat ini sebagian umat Muslim tengah menjalankan ibadah haji yang dilaksanakan pada 17 Juli hingga 22 Juli 2021. Ini menjadi salah satu ibadah rutin yang digelar setiap tahun, di mana umat Muslim melakukan tawaf, sa’i, dan serangkaian kegiatan lainnya di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

Meskipun ibadah haji rutin digelar setiap tahun, namun ibadah ini tidak wajib dilaksanakan oleh setiap umat Muslim, melainkan hanya diperuntukkan bagi orang yang mampu, baik secara fisik hingga finansial. Biasanya, Indonesia termasuk negara dengan minat jemaah haji yang tinggi setiap tahunnya,. Tidak heran jika banyak masyarakat yang mendaftarkan diri dan berangkat bergantian setiap tahunnya.

Bagi orang yang belum mendapatkan giliran keberangkatan, masih bisa terbang ke Mekkah untuk melakukan ibadah umroh. Baik haji maupun umroh memang dilakukan di tempat yang sama, namun sebenarnya kedua ibadah ini mempunyai beberapa perbedaan mendasar. Perbedaan ibadah haji dan umroh dapat dilihat dari hukum pelaksanaan, rukun, waktu pelaksanaan, hingga kewajiban.

Bagi Anda yang berencana mendaftarkan diri untuk pemberangkatan haji maupun ingin melakukan ibadah umroh, maka perlu mengetahui beberapa perbedaan ibadah haji dan umroh berikut. Ini juga bisa menjadi pertimbangan untuk memilih ibadah mana yang ingin dilakukan terlebih dahulu.

Melansir dari NU Online, berikut kami merangkum beberapa perbedaan ibadah haji dan umroh yang perlu Anda pahami.

2 dari 6 halaman

Ibadah haji dan umrah adalah rangkaian ibadah yang dilaksanakan

Ilustrasi shutterstock.com

Sebelum mengetahui beberapa perbedaan haji dan umroh, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang disebut dengan haji dan umroh. Haji merupakan rukun kelima dalam rukun Islam. Dilihat dari istilahnya, haji berarti menyangga menuju Ka’bah untuk melaksanakan ibadah. Ibadah ini pun telah dilakukan sejak zaman nabi hingga saat ini.

Sementara itu, umroh secara umum berarti berziarah ke tempat ramai atau berpenghuni. Dalam konteks ibadah, umroh diartikan sebagai kegiatan berkunjung menuju Ka’bah untuk melakukan ibadah tertentu. Haji dan umroh memang merupakan dua ibadah yang saling berkaitan. Meskipun begitu, ibadah haji dan umroh memiliki beberapa perbedaan mendasar yang perlu diketahui. Penjelasan lebih lanjut akan dijelaskan pada halaman berikutnya.

3 dari 6 halaman

Setelah mengetahui pengertian umum, berikutnya terdapat beberapa perbedaan haji dan umroh yang perlu diketahui. Perbedaan yang pertama bisa dilihat dari segi hukum pelaksanaan. Haji merupakan ibadah wajib bagi setiap muslim yang memenuhi syarat atau yang mampu melaksanakan. Hal ini sesuai firman Allah, yaitu sebagai berikut:

“Dan bagi Allah subhanahu wata’ala, wajib bagi manusia untuk melaksanakan haji ke Baitullah.” (QS Ali Imran 98).

Sementara itu, hukum pelaksanaan pada ibadah umroh terdapat perbedaan pendapat. Menurut sebagian ulama, umroh mempunyai hukum wajib. Hal ini berdasar pada QS. Al Baqarah ayat 196 yaitu sebagai berikut:

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah untuk Allah,” (QS al-Baqarah: 196).
Selain itu, terdapat pula hadist menerangkan hukum pelaksanaan umrah, yaitu hadist Sayyidah Aisyah radliyallahu anhu yaitu sebagai berikut :

“Dari ‘Aisyah radliyallahu ‘anh, beliau berkata wahai Rasulullah apakah wajib bagi para perempuan untuk berjihad? Rasulullah menjawab; Ya, yaitu jihad yang tanpa adanya peperangan yakni haji dan umrah,” (HR. Ibnu Majah dan al-Bihaqi dan selainya dengan sanad-sanad yang shahih).

Sedangkan sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa umroh memiliki hukum sunnah. Dalam hal ini, berdasar pada hadist riwayat Al Turmudzi, yaitu sebagai berikut:

“Nabi pernah ditanya mengenai umrah, Apakah umrah wajib? Beliau menjawab tidak, dan ketika kau umrah maka itu lebih baik bagimu.” (HR. al-Turmudzi).

Dari penjelasan di atas, disimpulkan bahwa hukum kewajiban haji telah disepakati oleh seluruh ulama, sedangkan kewajiban ibadah umroh masih menjadi perdebatan.

4 dari 6 halaman

Ibadah haji dan umrah adalah rangkaian ibadah yang dilaksanakan
©2021 REUTERS/Ahmed Yosri

Perbedaan haji dan umroh berikutnya dapat dilihat dari segi rukun pelaksanaannya. Berdasarkan peraturan manasik, rukun haji terdiri dari 5 hal yaitu niat ihram, wuquf fi Arafah, tawaf, sa’i, dan memotong rambut. Sedangkan rukun dalam pelaksanaan ibadah umroh hanya terdiri dari 4, yaitu niat ihram, tawaf, sa’i, dan memotong rambut. Kedua ibadah ini memang sekilas sama, namun ada selisih satu rukun membedakan antara keduanya, yaitu rukun wuquf di Arafah. Rukun ini hanya dilakukan pada kegiatan haji, bukan umroh.

5 dari 6 halaman

Perbedaan haji dan umroh berikutnya terdapat pada waktu pelaksanaannya. Dalam hal ini, ibadah haji memiliki waktu yang lebih terbatas daripada umroh. Haji biasanya dilaksanakan pada rentang waktu mulai dari awal bulan Syawal sampai subuh di hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah).

Sementara itu, ibadah umroh dapat dilakukan kapan saja dan tidak terbatas waktu. Sehingga dalam satu tahun, pelaksanaan haji dapat dilakukan 1 kali dengan ketentuan waktu yang telah ditetapkan, sedangkan umroh dapat dilakukan berulang kali tanpa ketentuan waktu.

6 dari 6 halaman

Ibadah haji dan umrah adalah rangkaian ibadah yang dilaksanakan
©2021 REUTERS/Ahmed Yosri

Perbedaan haji dan umroh yang terakhir dapat dilihat dari faktor kewajiban. Kewajiban haji dan umroh merupakan rangkaian ritual manasik yang ketika ditinggalkan tidak dapat membatalkan haji dan umroh, melainkan wajib diganti dengan denda. Dalam hal ini, kewajiban haji terdiri dari lima, yaitu niat ihram dari miqat (batas area yang telah ditentukan menyesuaikan daerah asal jamaah haji/ umrah), menginap di Muzdalifah, menginap di Mina, tawaf wada’ (perpisahan) serta melempar jumrah. Sedangkan kewajiban umrah ada dua, niat ihram dari miqat dan menjauhi larangan-larangan ihram.

(mdk/ayi)