Hasil buku panduan tanwir surabaya 2022

Laporan PWM Jatim di Tanwir Muhammadiyah 2017 Ambon (foto: pwmu.co)

PWMU.CO – Muhammadiyah baru saja menggelar acara Tanwir di Ambon, Maluku (24-26/2). Salah satu sesi dalam Tanwir adalah progress report Muhammadiyah tingkat wilayah pasca Muktamar di Makassar. Setiap perwakilan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) diberi alokasi waktu sekitar 10 menit untuk menyampaikan perkembangan Persyarikatan di daerah masing-masing.

Karena waktu yang singkat, dus untuk dokumentasi, PWM Jatim memang punya cara tersendiri untuk melaporkan di depan Tanwir. Selain membuat laporan resmi yang diberikan kepada pimpinan sidang, juga dibuat laporan deskristif-jurnalistik. Biasanya ditaruh di rubrik “Suplemen” Majalah MATAN,  majalah bulanan yang diterbitkan PWM Jatim. Majalah ini pula yang dibagikan pada semua peserta Tanwir Muhammadiyah 2017 di Ambon.

Total ada 16 halaman yang disediakan Majalah MATAN memuat laporan yang ditulis oleh Wakil Ketua PWM Jatim, Nadjib Hamid MSi, dan Wakil Sekretaris PWM Jatim, DR Biyanto.

Secara lengkap dalam bentuk PDF, bisa didownload pada tautan berikut ini:
1. Majalah MATAN Edisi Tanwir 2017 di Ambon (1)
2. Majalah MATAN Edisi Tanwir 2017 di Ambon (2)

Adapun di bawah ini adalah ringkasan. Selamat membaca! (Redaksi)

***

Tidak Mau Menunggu! Itulah prinsip Muhammadiyah Jawa Timur. Tak mau menungga jumlah anggota banyak, baru melakukan kegiatan. “Kami yakin kelompok kecil berkualitas bisa mengalahkan kelompok besar tidak berkualitas,” ujar M. Saad Ibrahim, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.

“Pengalaman kami menunjukkan yang sebaliknya bahwa karena ada kegiatan maka dana berdatangan. Kami bukan birokrasi yang menunggu ada anggaran, baru ada kegiatan. Kami melakukan sebaliknya,” kata Nur Cholis Huda, Wakil Ketua PWM Jatim.

Tak mau menunggu fasilitas lengkap baru ada aktivitas. “Kami manfaatkan secara optimal apa yang sudah kami miliki. Apa yang kurang, kami imbangi dengan semangat juang. Di jalan ini tidak ada tempat berhenti. Tak ada menghiba-hiba minta dikasihani,” imbuh Saad Ibrahim.

(Baca: Sukseskan Tanwir Muhammadiyah Ambon, PWM Jatim Berangkatkan Rombongan Besar)

PWM Jatim periode 2015-2020 terbentuk berdasarkan hasil Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-15, di gedung Muhammadiyah Sidoarjo Square. Musywil yang berlangsung selama dua hari (14-15/11/2015), itu diikuti lebih dari 2.500 orang. Seperti dalam Musywil ke-14 di Unmuh Jember (9-10 Oktober 2010), Musywil 2015 juga menggunakan sistem e-voting. Penerapan sistem e-voting juga dipraktikkan dalam Musywil Aisyiyah dan Ortom lainnya. Sebagian besar Musyda Muhammadiyah/Aisyiyah se-Jatim, bahkan Musycab juga menggunakan sistem yang sama.

Musywil menghasilkan kepemimpinan PWM Jatim dengan komposisi: Dr M. Saad Ibrahim (Ketua). Ketua PWM dibantu 9 wakil ketua, yakni: Drs. Nur Cholis Huda, MSi, Prof. Achmad Jainuri, Prof. Zainuddin Maliki, Prof. Thohir Luth, Prof. Imam Robandi, Drs. Sulthon Amien, MM, Ir. Moh Nadjikh, Nadjib Hamid, MSi, dan Dr. Syamsuddin. Untuk posisi Sekretaris dijabat Ir. Tamhid Masyhudi dibantu Dr. Biyanto sebagai wakil sekretaris. Sedangkan bendara: Dr. Sukadiono, yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya.

(Baca juga: Formasi Lengkap PWM Jatim 2015-2020)

Setelah personalia PWM terbentuk, segera diikuti pembentukan majelis dan lembaga sebagai badan pembantu pimpinan (BPP). Pembentukan badan pembantu pimpinan dilakukan dengan semangat mempercepat gerakan dakwah Muhammadiyah di Jatim. Karena itu, nomenklaturnya disesuaikan dengan tantangan di Jatim, tidak semuanya persis sama dengan nomenklatur yang ada di pusat.

Selain ada Majelis/Lembaga yang dipisah, ada pula yang digabung, serta ada penambahan baru. Majelis Pustaka dan Informasi, dipisah menjadi Majelis Pustaka (MP) dan Lembaga Informasi & Komunikasi (LIK). Majelis Lingkungan Hidup dan Lembaga Penanggulangan Bencana digabung. Ada juga Lembaga Kerjasama dan Badan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba (BP2N).

(Baca juga: Jelang Tanwir di Ambon, Jamuan Makan Besar di Pabrik ke-49 PT Kelola Mina Laut)

Setelah rampung pembentukan unsur pembantu pimpinan (UPP), pada 21 Desember 2015 dilakukan pelantikan bersama Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim dan Majelis-Lembaga. Acara yang berlangsung di Dome UMM, itu dihadiri sekitar 2.000 audiens yang terdiri dari seluruh jajaran PWM dan PWA Jatim, PDM dan PDA se-Jatim serta undangan lainnya.

PWM dilantik Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir. Sedangkan PWA Jatim Ketua Umum PP Aisyiyah Dra Siti Noordjannah Djohantini MM. Dalam acara pelantikan, diisi diskusi dengan narasumber Dr. Soekarwo (Gubernur Jatim) dan Prof Din Syamsuddin.

(Baca juga: Kata Haedar Nashir tentang 51 Ribu Warga yang Hadiri Milad Muhammadiyah di Bangkalan)

Di tengah kesibukan PWM Jatim menjalankan program dan kegiatannya, konsolidasi organisasi dan konsolidasi pimpinan terus dilakukan, tanpa pernah berhenti.  Misalnya melalui kajian bulanan yang melibatkan pimpinan daerah dan wilayah serta menghadirkan narasumber nasional.

Kajian tentang topik-topik aktual dilakukan oleh LIK. Seperti topik Merawat Kebinekaan, Mewujudkan Islam Rahmatan Lil’alamin (19/2/2016), yang menghadirkan Prof Achmad Syafii Maarif  dan Prof Achmad Jainuri sebagai narasumber. Topik tentang: Islam Ramah dan Islam Marah (18/3/2016), dengan narasumber Prof Yunahar Ilyas (Ketua PP Muhammadiyah) dan Dr Saad Ibrahim (Ketua PWM Jatim).

(Baca juga: Jika Ketua PWM Jatim Mantu: Resepsi pun Jadi Ajang Konsolidasi)

Untuk kajian tentang Muhammadiyah dan Politik Praktis (26 Februari 2016), digawangi Lembaga Hikmah dan kebijakan Publik (LHKP). Hadir sebagai narasumber: Ketua PP Muhammadiyah, Drs Hajriyanto Yasin Thohari, MA  dan Drs Aribowo MA (pakar politik dari Unair yang juga Wakil Ketua Majelis Tabligh PWM Jatim.

Untuk menambah wawasan keagamaan, setiap Ramadhan, diselenggarakan Kajian Ramadhan selama dua hari. Tempatnya selalu di Dome UMM, karena pesertanya tidak kurang dari 2000 orang. Untuk Ramadhan 1438, dilaksanakan pada 11-12 Juni 2016, dengan Tema: Harmoni Fikir dan Dzikir.

(Baca juga: Ayu Gadis Tunanetra Itu ‘Sihir’ Peserta Kajian Ramadhan Muhammadiyah Jatim)

Narasumbernya, antara lain Ketua PWM Jatim Dr Saad Ibrahim, Gubernur Jatim Soekarwo, Ketua Umum PP Dr Haedar Nashir, Sekretaris PP Dr Abdul Mu’ti, Dr dr Taufiq Pashiak, Prof A. Malik Fadjar, Prof Amien Abdullah, Prof Din Syamsuddin, Prof  Achmad Jainuri, dan Prof Muhadjir Effendy.

Memasuki tahun kedua, digelar turba ke daerah selama dua bulan (Oktober-November 2016), dipusatkan di tujuh zona: Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Jember, Ponorogo, Malang, dan Kediri. Setiap Turba diikuti sekitar 400-500 peserta.

(Baca juga: Andai Setahun 60 Kali Acara, PWM Jatim Siap!)

Setiap Turba diisi ceramah wawasan dengan narasumber dari PP Muhammadiyah, dengan tema yang variatif. Antara lain yang hadir, Dr. Abd Mu’ti (di Unmuh Jember), Prof. Bahtiar Effendi (di Unmuh Ponorogo), Prof. Syafiq A Mughni (di Unmuh Sidoarjo), Prof. Yunahar Ilyas (di Unmuh Surabaya), Dr. Anwar Abbas (di Unmuh Gresik), dan Hajriyanto Y Thohari, MA (di Unmuh Malang dan Hotel Bukit Daun Kediri).

Jelang akhir tahun 2016, digelar kegiatan yang sangat monumental berupa Tabligh Akbar dalam rangka Milad Muhammadiyah ke-107 H/104 M, di Stadion Gelora Bangkalan, Madura. Bangkalan dipilih karena selama ini merupakan daerah yang tandus bagi Muhammadiyah. Tujuannya, untuk membesarkan sekaligus menggembirakan warga Muhammadiyah di pulau Madura.

Hasil buku panduan tanwir surabaya 2022
Tanwir Muhammadiyah 2017 Ambon (foto: pwmu.co)

Acara yang berlangsung pada 27 November 2016 itu menjadi puncak rangkaian acara milad di sejumlah daerah. Jumlah pesertanya benar-benar di luar dugaan. Direncanakan 30 ribu, yang hadir lebih dari 55.000 orang. Hari itu, kabupaten Bangkalan menjadi lautan manusia.

Pidato Milad disampaikan Ketua Umum Dr Haedar Nashir. Beberapa Ketua PP Muhammadiyah juga turut hadir, seperti Prof. Syafiq Mughni, Hajriyanto Yasin Thohari, MA, dan Prof Bahtiar Effendi. Hadir pula Ketua Lazismu PP Muhammadiyah, Dr. Hilman Latif. Dari pihak pemerintah dan kolega hadir Sekdaprov Jatim, Muspikab Madura Raya, dan Konsulat Jenderal Amerika Serikat.

(Baca juga: PWM Jatim Siapkan Realisasi Program-Program Unggulan)

Gerakan peduli terutama dimotori oleh Lazismu dan Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB), khusunya untuk membantu korban bencana alam di berbagai daerah. Bantuan yang disalurkan dalam bentuk uang dan barang senilai Rp 9.002.510.566. Antara lain untuk membantu korban banjir di sejumlah daerah Jatim, Pidie (Aceh), Rohingnya, dan Bima (NTB). Bantuan ke Bima juga diberikan dalam bentuk alat kesehatan Anastesi dan obat-obatan; tenaga medis dan relawan.

Untuk menunjang mobilitas LPB, PWM menyediakan mobil Ambulance dan mobil Rescue. Khusus mobil Rescue dibeli dari bantuan Lazismu pusat plus hasil urunan beberapa pengusaha Muhammadiyah.

Di samping itu, atas permintaan PWM Nusa Tenggara Timur (NTT), PWM Jatim membantu kendaraan operasional berupa mobil jenis Toyota Fortuner tahun 2010 senilai Rp 250 juta.

(Baca juga: Ketua PWM Jatim Mendadak Jadi Dirigen Mars Sang Surya)

Di bidang ekonomi, Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) mengembangkan unit-unit bisnis Muhammadiyah Jatim. Spirit Jihad Ekonomi dilakukan dalam bentuk penguatan PT Daya Matahari Utama (DMU) sebagai badan usaha milik Muhammadiyah. Untuk lebih memperkuat perekonomian warga Persyarikatan, dibentuk PT Cahaya Sang Pencerah sebagai holding company. Sementara PT DMU menjadi salah satu unit bisnisnya.

Kini PT DMU telah memiliki aset lebih dari Rp 40 miliar. Untuk lebih mengefektifkan pengorganisasian perusahaan, PWM Jatim menyerah¬kan kepemilikan saham PT Cahaya Sang Pencerah ke PP Muhammadiyah.

(Baca juga: BPR Syariah, Kado Istimewa Muhammadiyah Ponorogo untuk Persyarikatan)

Sepanjang 2016, MEK turut mendampingi pendirian PT BPRS Daya Artha Mentari dan PT BPRS Mitra Mentari Sejahtera Ponorogo, yang 100 persen sahamnya dimiliki Persyarikatan. Dan, PT DMU ditunjuk sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP).

MEK juga memelopori pertemuan Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) di beberapa daerah Jatim seperti Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, dan Blitar. Pada Agustus 2016, MEK Jatim dipercaya menjadi tuan rumah pertemuan JSM tingkat nasional, di Hotel Garden Palace, Surabaya.

(Baca juga: Kesamaan Muhammadiyah dan Madura Menurut Ketua PWM Jatim)

Beberapa unit bisnis yang sudah dikembangkan PT DMU meliputi kebutuhan sekolah seperti buku ajar Ismuba, seragam, dan ICT. “PT DMU kini merambah dunia kesehatan dan tour and travel. Di bidang kesehatan, PT DMU turut mendirikan pabrik infus di Pasuruan dengan nama PT MJP Pharma,” terang Abdullah Smith, Dirut DMU seraya menjelaskan bahwa kini sedang dirintis pendirian SPBU di Situbondo, bekerjasama dengan beberapa Universitas Muhammadiyah, dan PDM Situbondo.

Untuk tour and travel, PT DMU merintis kerjasama dengan Mohammed Yousuf M. A. Naghi & Sons Group untuk mendirikan PT Badir Matahari Internasional. Perusahaan ini akan mengurusi pemenuhan kebutuhan visa, akomodasi, dan paket jamaah haji umroh di Indonesia. Mohammed Yousuf M. A. Naghi & Sons Group merupakan perusahaan papan atas, termasuk 10 perusahaan terbaik di Saudi Arabia.

Pada bidang Pemberdayaan Masyarakat. Majelis Pemberdayaan Masyarakat bersama Lazismu dan LPB (MDMC), menjadi penopang dakwah Muhammadiyah pada abad kedua ini. Di antara program yang sudah dijalankan adalah Pelatihan Ternak Kambing dan Sapi, di beberapa pusat peternakan milik keluarga mantan Ketua PDM Kabupaten Blitar, Marmin Siswoyo (Februari 2016).

(Baca juga: Ucapan Terima Kasih dan Permohonan Maaf Ketua PWM Jatim Usai Perayaan Milad Muhammadiyah di Bangkalan)

Di bidang pendidikan, kegiatan tahunan (annual event) sekaligus brand Majelis Dikdasmen Jatim masih terus terjaga. Ajang mengasah keterampilan anak-anak dan guru Muhammadiyah dalam bentuk Muhammadiyah Education Award (ME-Award) 2016 dan Muhammadiyah Education Conference and Festival (ME-Confest) 2016.

Selain olimpiade, ME-Award dan ME-Confest juga diisi konferensi internasional dengan tema pendidikan mutakhir. Kegiatan tersebut diikuti ribuan siswa dan guru. Banyak juga dari PWM lain yang hadir di Jawa Timur sebagai peserta. Namun kegiatan ini adalah kegiatan rutin tahunan.

Kegiatan lain yang juga menarik: Summer Camp 2016 untuk siswa dan guru Muhammadiyah di Singapura selama seminggu bekerjasama dengan Academie Australasia yang berkantor pusat di Sydney.

Untuk meningkatkan mutu pembelajaran berbasis ICT, Majelis Dikdasmen melakukan MoU dengan Samsung (2016). MoU juga dilakukan dengan ACT International di Singapura untuk program pembelajaran bahasa Inggris, yang berlangsung sejak sejak 2013.

(Baca juga: Turba PWM 2016, Ajang Konsolidasi Muhammadiyah Jatim untuk Bangsa)

Untuk menjaga kelangsungan dan kesinambungan gerakan, perkaderan bagi Muhammadiyah adalah sebuah keniscayaan. Dalam hal ini, peran MPK sangat strategis. Bagi MPK Jatim, pilar perkaderan bukan hanya keluarga, ortom (AMM), dan amal usaha, tapi juga komunitas, siswa dan mahasiswa.

Di Jawa Timur, kegiatan perkaderan bukan hanya pelatihan dalam bentuk formal seperti Darul Arqam, Baitul Arqam atau Ideopolitor. Tapi juga aneka kegiatan mampu yang menumbuhkan militansi dan loyalitas, seperti studi banding. Beberapa daerah yang masih tertinggal diajak untuk studi banding ke daerah-daerah yang dinilai lebih maju. Beberapa daerah yang semangat, dihadiahi studi banding ke luar negeri. Sebagaimana yang dilakukan pada 17-20 Januari 2017 lalu, sepuluh daerah diajak ke Malaysia dan Singapura.

(Baca juga: Aktif Gerakkan Kaderisasi, Berhadiah Studi Banding ke Luar Negeri)

Pra Raker di UMGresik (28-29 Mei 2016), MPK wilayah menyiapkan SDM tenaga kepelatihan. Antara lain berupa  ToT untuk Tim MPK Jatim, di Graha UMSida (16-17 April); Kajian Perkaderan Siswa di SMAM 2 Surabaya (15 Mei 2016), di SMAM 2 Sidoarjo (19 Juni 2016); dan Training Kader Penggerak Dakwah Komunitas, di UM Jember (19-20 Agustus 2016).

Perkaderan berupa Baitul Arqam juga marak di daerah-daerah. Seperti di Jember (5/11/2016), Pamekasan (24-25/11/2016), Ngawi (27-28/1/2017), Sumenep (11-12/2/2017), di Lamongan (27-28/1/2017), Ponorogo, Bojonegoro, Kabupaten Pasuruan, dan lain-lain. Termasuk ToT yang digelar MPK Tuban (27-28/1).

(Baca juga: Keberhasilan Muhammadiyah Tak Hanya Diukur dari Segi Kuantitas, tapi Lebih pada Kualitasnya)

Tarjih menjadi ruh Muhammadiyah. Kegiatannya diharapkan melahirkan panduan keagamaan bagi umat, bukan hanya pada aspek ibadah dan aqidah, tapi juga pada aspek sosial politik dan kemasyarakatan. Misalnya kajian politik “Indonesia Dar al-Ahdi wa al-Syahadah” di UMM (20/8/2016); Kajian tentang Hukum Perlindungan Anak, di gedung PWM  (10/4/2016);  Hukum Kebiri Menurut Islam, di UMM  (15/7/2016); Kajian “Fikih Media Sosial”, di UMSida (28/1/2017).

Sementara tabligh, menjadi corong dakwah Muhammadiyah. Untuk tahun pertama, yang ditata adalah manajemennya. Dimulai dari penyusunan buku panduan bagi amal usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang keagamaan, diikuti pendataan AUM bidang keagamaan yang masjid, TPA/TPQ, majelis taklim Muhammadiyah se-Jatim.

(Baca juga: Selaraskan Tata Cara Shalat Sesuai Tuntunan Nabi, Muhammadiyah Training Takmir Masjid dan Mushalla Se-Sidoarjo)

Beberapa buku telah terbit. Antara lain tentang: Panduan Pengelolaan Masjid; Petunjuk Teknis Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan al-Qur’an; Manajemen Memakmurkan Masjid; Panduan Pengkaderan Muballigh. Buku-buku tersebut dibagikan dan disosialisasikan melalui Majelis Tabligh PDM se-Jatim (30 Juli 2016). Untuk pendataan AUM di bidang keagamaan, masih belum rampung. Tapi dari sebagian data yang masuk, yang dapat dilihat di bit.ly/DATABASEAUMDAKWAH/.

Di luar yang sifatnya adminitratif, kegiatan paling menggembirakan adalah Pengajian Umum Ahad Pagi dan Jum’at pagi, yang tumbuh kembang di hampir semua daerah dan cabang, itu dibanjiri jamaah. Sebelum ini Majelis Tabligh bekerjasama dengan AMCF (Asia Muslim Charity Foundation) melaksanakan program pendidikan kader da’i.

Pada periode ini juga ada nomenklatur Lembaga Dakwah Khusus. Tugasnya, menggarap kelompok masyarakat di akar-rumput yang disebut jamaah atau komunitas. Kegiatan yang sudah dilaksanakan antara lain: Pembinaan dan penyuluhan serta asessment ke sekolah-sekolah Muhammadiyah terkait Narkotika (15 Maret 2016); Pelatihan sablon bersama anak jalanan di Surabaya (2 April 2016); Kerjasama dengan UNAIR terkait berantas NARKOBA (24 April 2016); Pembinaan terhadap warga kuburan Karang Tembok Semampir Surabaya (21 Januari 2017); Advokasi Dai Khusus LDK (5 Februari 2017), serta pembinaan mantan WTS dan Mucikari di Surabaya.

(Baca juga: Pentingnya Umat Islam Berkuasa, Ketua PW Muhammadiyah Jatim dalam Dialog Ulama dan Umaro Se-Jatim)

Pengembangan rumah sakit menjadi konsentrasi MPKU Jatim. Termasuk dalam hal ini memberikan pendampingan akreditasi Rumahsakit Muhammadiyah/Aisyiyah (RSM/A). Pada 2016 ada 17 RSM/A yang menjalani proses akreditasi. Hasilnya, ada 8 RSM sukses meraih status akreditasi Lulus Paripurna (termasuk Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri). Sisanya dinyatakan Lulus Program Khusus.

Disamping pengembangan kelembagaan rumah sakit, juga penguatan ideologi ke-Islam-an dan ke-Muhammadiyahan, antara lain melalui perkaderan Baitul Arqam, yang dilakukan secara berkala untuk pimpinan, dokter, dan karyawan. Juga ada Pendidikan Khusus Calon Pimpinan (Diksuscapim) yang dilaksanakan setiap tahun, dalam rangka menyiapkan pimpinan rumah sakit.

Sedangkan untuk kegiatan pelayanan sosial, dilakukan MPS melalui rintisan Panti Pesantren Mandiri mulai tingkat pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Diawali Workshop Panti Berbasis Pesantren, di Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat & Desa Kemendagri RI, Malang  (16-17 September 2016). Kemudian Pelatihan Manajemen Panti Asuhan Berbasis Pesantren, di Agro Mulia, Pasuruan  (1-2 Oktober 2016); Pelatihan Baca Kitab Kuning metode Tamyiz, untuk pengasuh Panti, di Balai Besar PMD Kemendagri Malang (17-18 Desember 2016).

Workshop Standar Nasional Pelatihan Anak (SNPA) sekaligus Bimbingan Teknis Akreditasi, dilaksanakan di Balai Besar PMD Kemendagri, Malang (17-18 Desember 2016); Asistensi Bimbingan Teknis Akreditasi se Madiun Raya (4 Pebruari 2017) di Panti Asuhan Tunanetra Terpadu ‘Aisyiyah Ponorogo. MPS juga bekerjasama dengan Poltekkom Kota Malang untuk memfasilitasi anak-anak panti meraih beasiswa bidik misi.

(Baca juga: Belajar dari Diplomasi Politik Santun Sulaiman-Balqis, Ketua PW Muhammadiyah Jatim: Politik Islam Itu Terhormat dan Beradab)

Persoalan wakaf dan kehartabendaan berkembang dinamis, tidak pernah selesai. Melalui Majelis Wakaf inventarisasi aset Persyarikatan terus dilakukan. Juga memberikan pendampingan pemberkasan pendaftaran hak, baik berupa wakaf, pergantian Nazhir, maupun hak milik/hak guna bangunan atas nama Muhammadiyah; Menyelesaikan berbagai kasus pertanahan serta menertibkan administrasi ASETMU.

Hasil buku panduan tanwir surabaya 2022
Tanwir Muhammadiyah 2017 Ambon (foto: pwmu.co)

Seperti permohonan balik nama ke BPN dari perseorangan, organisasi, dan badan hukum, atau peralihan dalam bentuk pergantian Nazhir, wakaf, jual beli, hibah atas nama Persyarikatan Muhammadiyah, serta penyeragaman sertifikat atas nama Persyarikatan Muhammadiyah yang berkedudukan di Yogyakarta.

Untuk mendukung kinerja, Majelis merekrut kader-kader yang sudah menjabat sebagai Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di seluruh daerah di Jawa Timur menjadi Pengurus Majelis Wakaf dan Kehartabendaan di PDM masing-masing. Juga menerbitkan buku “Badan Hukum Muhammadiyah” sebagai panduan.

(Baca juga: KH Hasyim Abbas, Tokoh NU Ini Ternyata Guru yang Sangat Dikenang oleh Ketua PW Muhammadiyah Jatim)

Salah satu yang kurang di lingkungan Muhammadiyah adalah ketrampilan menulis. Untuk itu, Majelis Pustaka melakukan pelatihan penulisan, yang diorientasikan pada keterampilan menulis buku dan artikel ilmiah bagi kader-kader Muhammadiyah. Antara lain berupa: Workshop Pengelolaan Majalah Sekolah (April 2016), Pelatihan Penulisan Buku (Agustus dan Oktober 2016), Workshop Produksi Siaran Televisi (Oktober 2016), dan Workshop Kearsipan (Desember 2016).

Untuk tugas kehumasan serta informasi dan komunikasi pada periode ini diserahkan pada Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK). Lembaga ini bertugas mengerjakan dakwah online melalui web pwmu.co dan website Muhammadiyah Jatim. Juga mengelola Majalah Matan. Majalah bulanan yang terbit sejak 2006 ini telah memiliki pelanggan lebih dari 10.000 orang. Melalui Majalah Matan inilah dinamika Persyarikatan Jatim disebarluaskan.

Untuk website pwmu.co diharapkan bukan sekedar Muhammadiyah Jatim “punya” website tersendiri. Kalau sekedar punya, sudah tentu sudah banyak pengalaman yang dimiliki Persyarikatan di berbagai tingkatan maupun amal usaha. Yang terpenting, bagaimana website ini menjadi rujukan. Sehingga ketika pengguna internet mencari sesuatu tentang pikiran dan kegiatan Muhammadiyah melalui mesin pencari (Google, Yahoo, dan sejenisnya), laman website bisa muncul di halaman terdepan.

(Baca juga: Muhammadiyah Jatim Bangga Punya PWMU.CO)

Sejak dilanuching Ketua PWM Jatim, Dr M. Saad Ibrahim bersama Ketua PP Muhammadiyah, Prof Yuhanar Ilyas pada 18 Maret 2016 lalu, produksi berita di pwmu.co kini sudah mencapai 2.884 buah. Artinya, kurang lebih ada 262 tulisan yang dimuat di pwmu.co tiap bulan, baik kegiatan maupun pikiran Muhammadiyah. Artinya, ada 8-9 tulisan yang diupload oleh tim di laman pwmu.co. Dan, semua tulisan yang dimuat adalah tulisan original tim pwmu.co. Bukan copy-paste dari website lainnya.

Karena mengandalkan originalitas tulisan, penyiapan sumber daya manusia (SDM) mutlak dilakukan. Untuk meningkatkan kapasitas itu, beberapa kali diselenggarakan workhshop, yang diharapkan alumninya menjadi kontributor pwmu.co. Seperti workshop di PWM pada 17 September 2016; Pelatihan Jurnalistik bersama HQ Center (3-4 Desember 2016); Pelatihan oleh PW Nasyiatul Aisyiyah (16 Oktober 2016), di Surabaya. Juga “Journalistic Camp” PW IPM Jatim di Malang (17 Desember 2016).

(Baca juga: Doa Situs On Line Masuk Surga)

Untuk menopang dinamika Muhammadiyah, PWM Jatim telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan berbagai pihak. Di antaranya dengan Universitas Airlangga Surabaya di bidang pendidikan dasar dan menengah (Dikdasmen) serta perguruan tinggi. Perjanjian kerjasama di bidang kesehatan juga dilakukan antara PWM Jatim dan pihak Temasek Singapura.

Perjanjian kerjasama dengan penbankan juga dilakukan. Secara resmi PWM Jatim meneken MoU dengan Bank Jatim. Ini untuk memberikan kemudahan pinjaman amal usaha Muhammadiyah (AUM) melalui satu pintu: PWM Jatim. Dalam MoU itu Bank Jatim menyiapkan alokasi pinjaman dana sebesar Rp. 500 miliar untuk pengembangan AUM di Jatim. Melihat minat AUM Jatim yang luar biasa, Direktur Bank Jatim menjanjikan alokasi pinjaman hingga mencapai satu triliun rupiah.

Selama ini beberapa amal usaha telah menjalin kerjasama pendidikan dengan luar negeri. Pada periode ini, kerjasama tersebut terus ditingkatkan dan diperluas. Melalui Lembaga Kerjasama (LK), kerjasama internasional di bidang pendidikan sedang dijajaki dengan beberapa Negara. Antara lain Amerika Serikat, dan Tiongkok.

Untuk penyamaan visi dan strategi, pada 9 Februari 2017, diadakan Workshop di gedung BAU UMM, yang diikuti para Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Jatim, dan beberapa Wakil dari SMA/SMK/Aliyah Muhammadiyah se-Jatim. Hasilnya, akan dimatangkan dalam Workshop lanjutan di UMGresik dan UMSida.

(Baca juga: Ketika Kultur Berhutang Dianjurkan oleh Pimpinan Muhammadiyah)

Pengembangan sistem keuangan yang mapan di lingkungan amal usaha dan Persyarikatan menjadi prioritas. Program ini dimplementasikan oleh Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan (LPPK), antara lain berupa: Training of Trainers (TOT) tentang Sistem Informasi Akuntansi dan Pelaporan Muhammadiyah (SIAP PM), yang dilaksanakan berdasarkan kluster daerah (Maret, September, dan Desember 2016). Pesertanya: tenaga khusus di bidang keuangan PDM se-Jatim.

Juga penyusunan pedoman keuangan sehingga kini PWM Jatim memiliki Sistem Operasional Prosedur (SPO); Mendampingi penyusunan Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja (RAPB) PWM pertahun; Memfasilitasi AUM dalam berhubungan dengan pihak perbankan. Dalam kaitan ini LPP bertugas sebagai pemeriksa keuangan AUM sehingga bisa direkomendasikan untuk peminjaman di bank. (nadjib & biyanto)