Hama kumbang tanduk pada tanaman kelapa sawit

Darwis, M. (2016). Oryctes rhinoceros L. dan Usaha Pengendaliannya dengan Metarrhizium anisopliae. Perspektif, 2(2), 31–44. https://doi.org/10.21082/p.v2n2.2003.31-44

Fauzana, H., Sutikno, A., & Salbiah, D. (2019). Population Fluctuations Oryctes rhinoceros L. Beetle in Plant Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) Given Mulching Oil Palm Empty Bunch. Journal of Plant Protection, 1(1), 42–47. https://doi.org/10.24198/cropsaver.v1i1.16998

Handoko, J., H. F. dan A., & Sutikno. (2017). Populasi dan Intensitas Serangan Hama Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros Linn.) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) belum Menghasilkan. JOM Faperta Unri, 4(1).

Manurung, E. M., Tobing, M. C., Lubis, L., & Priwiratama, H. (2012). Efikasi Beberapa Formulasi Metarhizium anisopliae Larva Oryctes Rhinoceros L. di Insektarium. Jurnal Online Agroekoteknologi, 1(1), 47–63. https://docplayer.info/65246252-Pertumbuhan-dan-hasil-ubi-jalar-dengan-pemberian-pupuk-kalium-dan-triakontanol-abstract.html

Mujianto. (2013). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Proses Produksi Tempe Produk UMKM di Kabupaten Sidoarjo. REKA Agroindustri, 1(1), 57–65. http://ejournal.uwks.ac.id/detailjurnal.aspx?v=201310540413349173&x=1

Mursin, M., Trisunandi, & Sari, N. P. (2018). Desa mengkalang jambu. Badan Restorasi Gambut.

Novianti, D. (2017). Efektivitas Beberapa Media Untuk Perbanyakan Jamur Metarhizium anisopliae. Sainmatika, 14(2), 81–88. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Nuriyanti, D. D., Widhiono, I., & Suyanto, A. (2017). Faktor-Faktor Ekologis yang Berpengaruh terhadap Struktur Populasi Kumbang Badak (Oryctes rhinoceros L. ). Biosfera, 33(1), 13–21. https://doi.org/10.20884/1.mib.2016.33.1.310

Pratiwi, D. E. (2008). Karakterisasi Komponen Minor Feromon Agregat Kumbang Hama Kelapa. 1983, 49–54.

Pujiastuti, Y., J. Setiawan, dan A. (2018). Pendugaan Perkembangan Populasi Oryctes Rhinoceros L. (Coleoptera: Scarabaeidae) Di Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.). Jurnal Rekayasa Lingkungan, 6(2), 199–205. https://doi.org/10.29122/jrl.v6i2.1931

Ramli, & Kusnara, S. T. R. (2019). Penambahan tepung serangga pada media perbanyakan Metarhizium sp. untuk meningkatkan virulensinya terhadap hama belalang padi pandanwangi. Agroscience, 9(2), 178–188.

Sabar, A., Yulida, R., & Kausar. (2015). Peran penyuluhan dalam pemberdayaan petani kelapa pola swadaya di desa Sungai Lokan Kecamatan Enok Kabupaten Indragiri Hilir Regency. JOM Faperta Unri, 2(2).

Sadakathulla, S., & Ramachandran, T. K. (2010). Efficacy of Naphthalene Balls in the Control of Rhinoceros Beetle Attacks in Coconut. Cocos, 8(0), 23–25. https://doi.org/10.4038/cocos.v8i0.2107

Siahaya, V. G. (2014). Tingkat kerusakan tanaman kelapa oleh serangan Sexava nubila dan Oryctes rhinoceros di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Jurnal Budidaya Pertanian, 10(2), 93–99.

Silitonga, D. E., & Bakti, D. (2015). Penggunaan suspensi Baculovirus terhadap Oryctes rhinoceros L. (Coleoptera : Scarabaeidae) di Laboratorium. Agroteknologi, 3(4), 1018–1028.

Ulpah, S., Sutrisna, N., Saputra, S., & Swastika, S. (2019). Kasus Ledakan Populasi Kumbang Kelapa Pada Perkebunan Indragiri Hilir , Provinsi Riau. Jurnal Dinamika Pertanian Edisi Khusus, 3, 81–88.

Widodo, A., Saleh, A., & Parinduri, S. (2018). Pengaruh ketinggian ferrotrap terhadap jumlah kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros Linncus.) yang tertangkap di perkebunan kelapa sawit. Jurnal Agro Estate, 2(2), 98–102.

Witjaksono, Wijonarko, A., Harjaka, T., Harahap, I., & Sampurno, W. B. (2017). Tekanan Metarhizium anisopliae dan feromon terhdap populasi dan tingkat kerusakan oleh Oryctes rhinoceros. J.Perlindungan Tan.Indonesia, 19(2), 73. https://journal.ugm.ac.id/jpti/article/view/17260

Saidah, Hasibuan (2021) PENGENDALIAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros) PADA TANAMAN BELUM MENGHASILKAN (TBM) DAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) MENGGUNAKAN METODE PENYEMPROTAN INSEKTISIDA PT. SOCFIN INDONESIA KEBUN BANGUN BANDAR. Internship Report I thesis, Politeknik LPP Yogyakarta.

Hama kumbang tanduk pada tanaman kelapa sawit
Text
Studi Kasus_Saidah Hasibuan_IMP19.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (957kB)

    Item Type: Thesis (Internship Report I)
    Creators:

    Saidah, Hasibuan

    19.04.095

    Contributors:

    Thesis advisor

    Retno, Muningsih, S. P., M. Sc

    0526037901

    Thesis advisor

    Yudhi, Pramudya, S. P., M. App. Sc

    0520049301

    Corporate Creators:PT. Socfin indonesia
    Uncontrolled Keywords:Pengendalian, Hama, Orytes
    Subjects:600 – Teknologi (Ilmu Terapan) > 630 Pertanian > 632 Kerusakan pada tanaman, penyakit, dan hama serangga
    Thesis Strata:Diploma III
    Divisions:DIII Budidaya Tanaman Perkebunan
    Depositing User: Saidah Hasibuan
    Date Deposited:26 Oct 2021 08:03
    Last Modified:26 Oct 2021 08:03
    URI:https://repository.polteklpp.ac.id/id/eprint/338

    Actions (login required)

    Hama kumbang tanduk pada tanaman kelapa sawit
    View Item

    Kumbang tanduk menyerang tanaman apa?

    Ujang menuturkan, hama kumbang Oryctes rhinoceros merupakan hama utama pada perkebunan kelapa sawit dan menyerang tanaman kelapa sawit yang baru ditanam di lapangan sampai umur 2,5 tahun. Kumbang ini justru jarang dijumpai menyerang kelapa sawit yang sudah menghasilkan.

    Kumbang tanduk apakah termasuk hama?

    Salah satu hama utama pada kelapa sawit adalah hama kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros). Oryctes rhinoceros L (Coleoptera: Scarabidae) atau kumbang tanduk merupakan salah satu hama penting pada kelapa sawit dan dikenal sebagai hama pengerek pucuk kelapa sawit.

    Hama apa saja yang menyerang tanaman kelapa sawit?

    Hama utama yang biasa menyerang pada pertanaman kelapa sawit antara lain tikus semak, ulat api dan kumbang tanduk. Kegiatan Pengendalian terhadap hama tersebut harus dilakukan apabila telah mencapai ambang ekonomi. Untuk mengetahui keadaan populasi maka perlu di lakukan monitoring serangan hama secara berkala.

    Kumbang tanduk makan apa?

    Makanan kumbang tanduk, apabila di alam bebas, adalah empulur batang yang membusuk, pupa terbungkus bahan yang terbentuk dari tanah serta dari daun-daun dan ranting. Untuk makanan anda bisa memberikan makanan seperti: apel,nanas,tebu,mangga,roti dengan olesan madu,dan jelly.