Hal-hal yang tidak perlu diperhatikan dalam bermain peran yaitu


Hal-hal yang tidak perlu diperhatikan dalam bermain peran yaitu

Najib34 @Najib34

January 2019 1 140 Report

Sebutkan hal hal yang harus diperhatikan dalam bermain peran


Hal-hal yang tidak perlu diperhatikan dalam bermain peran yaitu

Applejack Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bermain peran adalah lafal, intonasi, ekspresi, penghayatan, dan gerak tubuh yang sesuai dengan watak tokoh yang diperankan.

114 votes Thanks 201

More Questions From This User See All


Hal-hal yang tidak perlu diperhatikan dalam bermain peran yaitu

Najib34 January 2019 | 0 Replies

Sebutkan dan jelaskan unsur instrinsik naskah drama
Answer

Hal-hal yang tidak perlu diperhatikan dalam bermain peran yaitu

Najib34 January 2019 | 0 Replies

Sebutkan dan jelaskan unsur instrinsik naskah drama
Answer

Hal-hal yang tidak perlu diperhatikan dalam bermain peran yaitu

Najib34 January 2019 | 0 Replies

Sebutkan hal hal yg harus di nilai dalam menanggapi sebuah pementasan drama?
Answer

Recommend Questions



085735576247 May 2021 | 0 Replies

buatlah cerpen bahasa indonesia 1 lembar? tolong bantu ya.


eesterchandra62 May 2021 | 0 Replies

Stepa disebut dalam berbagai nama, seperti pampa (amerika selatan), prairi (amerika serikat), puspa (hongaria), dan veld (amerika selatan) Kata dari bahasa asing yg tidak mengalami penyesuaian yaitu... A. Stepa B. Pompa C. Prairi D. Veld


Asysyifa28 May 2021 | 0 Replies

Heat dalam bahasa indonesia adalah


nadiah241 May 2021 | 0 Replies

hujan malaikat yang dapat berubah wujud seperti sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang bernama Dihyah al-kalbi adalah malaikat


sanaya4 May 2021 | 0 Replies

contoh surat pribadi kepada orang tua ( minta dikirim uang untuk biaya sekolah )


nandaputriaisyah May 2021 | 0 Replies

Apa tujuan teks laporan hasil observasi


fazriilyas521ovcima May 2021 | 0 Replies

Tolongin saya dong. Semoga dapet poin ama pahala


fauzanmuzaki May 2021 | 0 Replies

bhs 2 doang plizzzzz point10


Pengguna Brainly May 2021 | 0 Replies

Apa bahasa arabnya... 7. Selimut itu di atas tempat tidur Teman teman yang menjawab pertanyaan ini aku follow. Jangan lupa jawabnya pakai tulisan arab!


Pengguna Brainly May 2021 | 0 Replies

Tulis nganggo aksara Jawa pitakonan iki kanthi trep! 1. GUSTI ALLAH 2. Sururi Akhmad 3. Universitas Indonesia


Pada buku tematik kelas 3 tema 2 subtema 4 kita akan mencoba melakukan pembagian peran ketika bermain peran. [pxhere]

adjar.id - Adjarian, kali ini kita akan mencari tahu, cara membagi tokoh ketika hendak bermain peran.

Bermain peran adalah salah satu kegiatan yang ada pada buku tematik kelas 3 tema 2 subtema 4, ya. 

Selain itu, bermain peran memiliki manfaat, lo. 

Salah satunya adalah mendalami cerita yang disajikan di dalam teks bacaan.

Baca Juga: Jawab Soal Sifat Tokoh dalam Dongeng Si Kancil dan Buaya, Kelas 3 Tema 2 Subtema 4

Mengapa? sebab ketika bermain peran kita terlibat di dalam cerita tersebut, kita tidak hanya membaca saja kita akan diminta untuk mendalami lebih cerita tersebut.

Ketika bermain peran, kita menjalankan tidak hanya menjalankan satu karakter dalam cerita.

Nah, kita dapat mengetahui bahwa ketika kita akan memainkan peran, kita jadi mengerti bagaimana perasaan dan pikiran dari tokoh yang kita mainkan. 

Sebab, kalau tidak memahami peran dengan baik, kita akan kesulitan dalam memainkan karakter tersebut.

“Bermain peran dapat membuat kita mendalami karakter tokoh.”

Page 2

Pada buku tematik kelas 3 tema 2 subtema 4 kita akan mencoba melakukan pembagian peran ketika bermain peran. [pxhere]

Jika memainkan peran dengan tidak maksimal, penonton akan tidak terkesan dengan cerita yang kita mainkan. 

Oleh karena itu, bermain peran juga salah satu bentuk dari kerja sama. 

Setiap pemain wajib menjalankan perannya semaksimal mungkin. 

Sebab, satu peran yang tidak maksimal akan mengganggu seluruh pertunjukan, lo. 

Nah, yuk, kita cari tahu bagaimana pembagian tokohnya.

Baca Juga: Jawab Soal Apa yang Dilakukan Beni? Kelas 3 Tema 2 Subtema 4

Misalnya, kita membaca dongeng Si Kancil dan Buaya di buku tematik kelas 3 tema 2 subtema 4.

Di dalam teks tersebut, terdapat percakapan yang hanya terjadi di antara kancil dan seekor buaya.

Nah, jika di dalam satu kelompok terdapat lima anggota, bagaimana caranya agar semua anggota kelompok mendapatkan peran?

Kita dapat mengembangkan dialog cerita tersebut, ya.

“Bermain peran membutuhkan kerja sama yang baik antar anggota kelompok.”

Page 3

Pada buku tematik kelas 3 tema 2 subtema 4 kita akan mencoba melakukan pembagian peran ketika bermain peran. [pxhere]

Misalnya, di teks, memang hanya ada percakapan oleh kancil dan satu ekor buaya, tapi kita tahu di sungai tersebut ada banyak buaya.

Maka, kita bisa mengembangkan bahwa di dalam sungai terdapat tiga buaya. 

Lalu, kita dapat mengembangkan dialog untuk buaya kedua dan ketiga.

Setelah itu, salah satu anggota kita dapat bertugas sebagai narator cerita. 

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Drama: Pengertian, Struktur, dan Jenis-Jenisnya

Tugasnya tidak memainkan tokoh, melainkan membacakan teks narasi dalam drama.

Nah Adjarian, itulah cara yang dapat kita lakukan untuk membagi peran dalam permainan drama, ya.

Sekarang, yuk, coba kerjakan soal di bawah ini!

Pertanyaan

Sebutkan fungsi dari mengembangkan cerita di dalam dialog!

Petunjuk: Cek halaman 2-3.

 

by M. Rifan Fajrin Oktober 08, 2015

rifanfajrin.com - Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Bermain Peran


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Bermain Peran

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bermain peran adalah lafal, intonasi, ekspresi, penghayatan, dan gerak tubuh yang sesuai dengan watak tokoh yang diperankan. 


Seperti yang dijelaskan oleh Wiyanto [2007:68] bahwa calon aktor mencoba bermain drama. Drama yang dimainkan tentu dipilih naskah yang sederhana dan tidak panjang. Calon aktor melafalkan dialog tokoh yang perankan dan membayangkan akting yang akan dilakukannya. Dari mana dia muncul, bergerak ke mana, dialog apa yang diucapkan, bagaimana mengucapkan [pelan atau keras], bagaimana ekspresi wajah dan gerakan anggota tubuh, semua dibayangkan.

Rendra [1982:86] menyatakan bahwa dalam berdeklamasi, berkisah, dan berpidato secara teknis ada tiga hal yang penting untuk diingat yaitu, teknik suara, sikap jasmani [seluruh tubuh dan anggota badan], dan cara penyampaian. Jadi berdeklamasi, berkisah, dan berpidato pada hakikatnya adalah cara menyampaikan isi perasaan, buah pikiran atau sebuah cerita kepada hadirin dengan lisan, dan hadir di hadapan penonton sehingga sikap jasmani dan teknik suara sesuatu yang penting untuk dihadirkan dengan penyampaian yang menarik pula.

Selain Rendra, Purwanto [1968:159] juga berpendapat mengenai hal-hal yang harus diperhatikan dalam bermaian peran. Menurut Purwanto, pemain harus dapat merasakan perasaan yang terkandung dalam suatu pengucapan dan mengucapkannya sesuai dengan perasaan yang mendorongnya. Supaya penonton dapat mengikuti dan merasakan percakapan yang sedang berlangsung di panggung, maka haruslah pemain memperlihatkan modulasi dan intonasi yang jelas dan irama yang hidup. Konsonan dan vokal hendaknya jelas artikulasinya, pernapasan dan penggunaan alat bicaranya hendaklah diatur sebaik-baiknya.

Dalam hal yang sama, Harymawan [1988:45] berpendapat bahwa ada tiga bahan bagi aktor untuk menggambarkan apa yang telah ditentukan penulis lewat tubuh dan wataknya yaitu, [1] mimik : pernyataan atau perubahan muka, mata, mulut, bibir, hidung, dan kening, [2] plastik: cara bersikap dan gerakan-gerakan anggota tubuh, [3] diksi: cara penggunaan suara atau ucapan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek yang harus diperhatikan pemeran dalam bermain peran adalah vokal, intonasi, ekspresi, dan gerak tubuh.

Vokal

Vokal dalam KBBI [2007:858] adalah yang berhubungan dengan suara. Bagi pemeran teknik pengucapan jelas mempunyai tempat yang sangat penting di dalam pekerjaannya, karena suaralah yang akan menyampaikan ucapan dalam naskah drama yang diperankannya.

Menurut Wiyanto [2002:60] vokal adalah suara dari mulut yang membunyikan kata-kata yang dirakit menjadi kalimat-kalimat untuk mengutarakan perasaan dan pikiran.

Sebagai seorang pemeran hendaknya memiliki kemampuan untuk mengolah vokal agar lafal yang dihasilkan menjadi baik, jelas, dan mudah untuk dipahami. Seorang pemeran harus mempunyai vokal yang kuat agar kata-kata yang diucapkan jelas. Seorang pemeran perlu membaca puisi dengan suara lantang di depan teman-temannya. Manfaatnya, untuk melatih vokal supaya terbiasa melakukan perubahan nada suara sebagai akibat adanya perubahan perasaan  dalam berbagai situasai.

Intonasi

Intonasi menurut Raharjo [1986:86] adalah nada suara dalam pengucapan dialog. Setiap tokoh pada dasarnya memiliki intonasi masing-masing. Perbedaan intonasi yang mudah dikenali misalnya, intonasi perempuan dan laki-laki atau anak-anak dengan orang tua.

Sebagai seorang pemeran memiliki kewajiban menemukan intonasi yang tepat dari tokoh yang diperankannya. Apakah tokoh itu perempuan, laki-laki, anak-anak, pemuda atau orang tua. Selain itu, perubahan emosi pada dialog tokoh juga menuntut intonasi yang berbeda misalnya, emosi marah, sedih, menyindir, meratap dan lain-lain.

Intonasi penting dikuasai oleh setiap pemeran, karena tidak jarang dialog menjadi janggal dan salah arah disebabkan pegucapan intonasinya tidak tepat. Mengucapkan intonasi yang berbeda dapat merubah arti kata atau kalimat, misalnya kata “panas” atau “dingin” bila diucapkan dengan intonasi yang berbeda-beda akan mengandung arti dan tujuan yang berbeda-beda pula.

Mimik

Mimik dalam KBBI [2007:744] berarti peniruan dengan gerak-gerik anggota badan dan raut muka. Dalam hal ini siswa harus menunjukkan mimik muka yang sesuai dengan tuntutan peran yang terdapat dalam naskah drama.

Ekspresi disebut juga mimik yaitu seorang pemeran drama menggunakan wajahnya untuk memerankan karakter tertentu. Organ yang ada pada wajah digunakan untuk memperkuat karakter. Organ tersebut seperti mata, hidung, alis, mulut dan lainnya. Misalnya, saat memerankan orang yang marah, maka mata dibuka lebar-lebar atau melotot.

Ekspresi yang ditampilkan pemeran haruslah yang wajar dan tidak dibuat-buat. Untuk dapat mengekspresikan karakter tokoh dengan wajar dan tidak dibuat-buat, seorang pemeran harus menghayati peran yang diperankan dengan cara menelaah peran yang dimainkan kemudian dicamkan benar-benar di alam khayal seorang pemeran agar dapat maksimal dalam menghayatinya.

Menurut Raharjo [1986:79] Ada beberapa cara untuk menghayati tokoh yang diperankan yaitu, [1] dengan cara mengumpulkan keterangan-keterangan mengenai peran yang akan dibawakan, [2] meneliti peran yang dibawakan, [3] menguraikan peran yang dibawakan, dan [4] menyimpulkannya.

Gerak Tubuh

Bila seorang penjahit bekerja menghasilkan baju, maka seorang pemeran menghasilkan gerak di panggung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa segala perbuatan pemeran di panggung termasuk gerak-geriknya, merupakan hasil kerjanya. Pemeran harus mempelajari dan melatih secara berulang-ulang semua gerakan yang sesuai dengan tokoh yang diperankan. Misalnya, makan dengan tangan tanpa sendok dan garpu, duduk santai sambil mengobrol, membaca surat, dan lain-lain.

Penghayatan seperti ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh supaya pemeran dapat melakukannya dengan sempurna seperti yang dikehendaki naskah. Sebab, kalau sudah dipraktikkan di panggung tidak dapat diulang atau diperbaiki.

Hal-hal yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh pemeran adalah [a] gerakan yang dilakukan harus ada maksud dan tujuan, [b] gerakan harus menarik, [c] gerakan dilakukan secara berurutan, [d] gerakan hanya dilakukan dengan gerak maju, bukan gerakan mundur atau menyamping, kecuali ada alasan tertentu, dan [e] gerakan yang cepar menunjukkan adanya sesuatu yang penting. Sebaliknya, gerakan yang lambat menunjukkan kesedihan, keputusasaan, atau kekhidmatan [Wiyanto 2002:68]. 

Baca Juga : Teknik Tutor Sebaya dalam Pembelajaran

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Oleh : Savitri Andriyani, S.Pd.

RADARSEMARANG.ID, Drama merupakan pertunjukan yang menyangkut gambaran kehidupan manusia. Bermain drama di atas panggung diawali dengan berbagai latihan, yaitu olah rasa, olah vokal, olah tubuh, musik, tari, dan seni lainnya yang mendukung.

Beberapa hal yang harus diketahui siswa dalam bermain peran atau drama: 1] Penggunaan bahasa, baik cara pelafalan maupun intonasi, harus relevan. Logat yang diucapkan hendaknya disesuaikan dengan asal suku atau daerah, usia, dan status sosial tokoh yang diperankan, 2] Ekspresi tubuh dan mimik muka harus disesuaikan dengan dialog, 3] Untuk lebih menghidupkan suasana dan menjadikan dialog lebih wajar dan alamiah, para pemain dapat berimprovisasi di luar naskah, 4] Melafalkan dengan baik tiap kalimat yang diucapkan tokoh drama, dapat menggambarkan karakter tokoh serta konflik yang timbul di dalamnya. Oleh karena itu, seorang pemain drama harus meresapi isi cerita.

Baca juga:  Optimalisasi Pembelajaran Berbasis Neurosains

Selain memperhatikan hal-hal di atas ssiwa juga harus memahami komponen-komponen dalam bermain peran atau drama yaitu: 1. Penghayatan, adalah pemahaman terhadap isi naskah drama yang akan dipentaskan yang terlibat pada ekspresi dan pemahaman karakter tokoh. 2. Vokal, yang diperhatikan dalam vokal yaitu kejelasan ucapan, jeda, ketahanan dan kelancaran, penampilan, teknik muncul,gerakan, cara berpakaian, pandangan mata, konsentrasi.

Bermain peran dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara khususnya siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Wiradesa. Penanaman dan pengembangan aspek nilai, moral, dan sikap siswa akan lebih mudah dicapai apabila siswa secara langsung mengalami [memerankan] peran tertentu, daripada hanya mendengarkan penjelasan atau melihat dan mengamati saja.

Langkah-langkah bermain peran terdiri atas tiga tahapan yaitu, prapementasan, saat pementasan, dan setelah pementasan [pascapementasan]. Untuk menyajikan suatu peran dibutuhkan persiapan-persiapan sebelum pementasan itu ditampilkan, yakni, tahap persiapan dan tahap latihan. Dalam tahap prapementasan yang harus dipersiapkan siswa adalah memilih naskah, memilih pemain, dan mempelajari naskah. Pementasan adalah proses, cara, perbuatan mementaskan naskah drama dari hasil latihan yang telah dilakukan sebelumnya. Atau diartikan pementasan merupakan puncak dari hasil latihan yang ditempuh selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan lamanya untuk mementaskan hasil karya berupa gerak akting. Pada saat pementasan yang perlu diperhatikan oleh pemain adalah dalam hal akting harus wajar dan tidak dibuat-buat, artinya pemain dalam menampilkan perannya tidak berlebihan. Dalam situasi seperti itu, pemain tidak boleh memperlihatkan kepura-puraannya saat pementasan. Pemain harus meyakinkan penonton sehingga penonton merasa bahwa pemain menampilkan pengimajinasiannya secara nyata. Dalam pasca-pementasan, pementasan yang sudah berlangsung diadakan penilaian-penilaian terhadap unsur-unsur yang terdapat dalam bermain peran seperti: kinesik [gerak tubuh], intonasi, vokal, dan ekspresi. Terdapat juga saran dan kritik terhadap pementasan yang sudah berlangsung dengan tujuan mengerti kekurangan-kekurangan pementasan guna refleksi terhadap pementasan selanjutnya.

Siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Wiradesa sangat antusias dan bersemangat dalam mempelajari teks drama melalui metode bermain peran. Siswa lebih tertantang untuk mengekspresikan diri melalui peran yang mereka bawakan. Metode bermain peran sangat membantu dalam proses pembelajaran teks drama karena siswa tidak hanya belajar teori tetapi belajar praktik langsung dengan bermain peran. [pkl2/ton]

Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan