GEMPA BUMIBerdasarkan sifat fisisnya, interior bumi terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut memiliki sifat dan karakteristik berbeda-beda satu sama lain. Lapisan tersebut dibagi atas inti (core), mantel (mantle) dan kerak (crust).
Teori kekenyalan elastis (Elastic Rebound Teory) dari H.F Rheid (1906) digunakan dalam menjelaskan mekanisme peristiwa gempabumi. Teori ini menjelaskan jika permukaan bidang sesar saling bergesekan,batuan akan mengalami deformasi (perubahan wujud) jika perubahan tersebut melampaui batas elastisitas/regangannya, maka batuan akan patah (repture) atau akan kembali ke bentuk asalnya (rebound). Pada umumnya gempa diawali dengan gempa utama (Mainshock) yang diikuti oleh gempa susulan (Aftershock). Gempa utama memiliki kekuatan 2-3 kali skala Richter dari gempa susulannya. Jumlah gempa utama hanya satu kejadian, sedangkan jumlah gempa susulan akan jauh lebih banyak dan tentu saja sangat tergantung besarnya gempa utama. Namun ada kalanya gempa terjadi secara beruntun tanpa diawali gempa utama. Gerumbulan gempa umumnya berlanjut selama beberapa minggu, bulan, atau bahkan lebih lama, tanpa terjadinya suatu peristiwa secara substansial lebih besar. Di Andaman, sebelah utara Aceh, juga terjadi gerumbulan gempa ini dua bulan setelah gempa aceh. Gerumbulan gempa ini terjadi mungkin akibat aktifitas sesar Andaman yang memicu terjadinya gerumbulan gempa atau oleh karena aktivitas gunung berapi (swarm earthquake). Selama terjadinya gempa akan terjadi penjalaran gelombang dari sumber gempa ke permukaan tanah, proses penjalaran gelombang di dalam medium tersebut akan mengalami peristiwa penguatan gelombang (amplifikasi) atau pelemahan (deamplifikasi) tergantung medium batuan yang dilewatinya. Sehingga, perjalanan perambatan gelombang sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat dinamik tanah yang dilewati oleh gelombang gempa tersebut. Proses kehilangan kekuatan yang terjadi dalam tanah akibat membesarnya tekanan air pori biasanya disebut likuifaksi tanah. Pada kondisi likuifaksi tegangan efektif tanah besarnya menjadi sama dengan nol. Likuifaksi tanah pada umumnya berlangsung saat terjadi gempa bumi.
Lihat Foto KOMPAS.com - Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan hingga menciptakan gelombang seismik. Biasanya, gempa Bumi disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi atau lempeng Bumi. Selain itu, gempa juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api. Jenis-jenis gempa BumiDilansir dari BPBD Kota Banda Aceh, berikut adalah jenis-jenis gempa Bumi berdasarkan penyebabnya: 1. Gempa vulkanikGempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. 2. Gempa tektonikGempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di zona penunjaman. Baca juga: Gempa Banten Berpusat di Laut, Ini Sejarah Gempa dan Tsunami Selat Sunda Gempa Bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup dahsyat dan bisa memicu terjadinya tsunami. 3. Gempa runtuhan atau terbanGempa runtuhan atau terban adalah jenis gempa Bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh, dan lain-lain. Jenis gempa yang satu ini biasanya berdampak kecil dan berdampak pada wilayah yang sempit. Dampak gempa BumiDengan kekuatan yang cukup besar, gempa Bumi dapat menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat. Berikut adalah dampak terjadinya gempa Bumi: Baca juga: 5 Fakta Gempa Banten: Sumber Gempa dalam Lempeng hingga Kerusakan 1. Dampak fisik
Baca berikutnya Gempa bumi tektonik adalah jenis gempa Bumi yang disebabkan oleh pergeseran lempeng plat tektonik. Gempa ini terjadi karena besarnya tenaga yang dihasilkan akibat adanya tekanan antar lempeng batuan dalam perut Bumi. Gempa Bumi ini adalah jenis gempa yang paling sering dirasakan, terutama di Indonesia.
Gempa tektonik yang kuat sering terjadi di sekitar tapal batas lempengan-lempengan tektonik. Lempengan-lempengan tektonik ini selalu bergerak dan saling mendesak satu sama lain. Pergerakan lempengan-lempengan tektonik ini menyebabkan terjadinya penimbunan energi secara perlahan-lahan. Gempa tektonik kemudian terjadi karena adanya pelepasan energi yang telah lama tertimbun tersebut. Gempa tektonik biasanya jauh lebih kuat getarannya dibandingkan dengan gempa vulkanik, maka getaran gempa yang merusak bangunan kebanyakan disebabkan oleh gempa tektonik. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa Bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB.
Artikel bertopik geologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
TRIBUN-VIDEO.COM - Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi akibar pergeseran lapisan kulit atau lempeng bumi yang berakibat lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup dahsyat. Gempa ini bisa memiliki getaran sangat kecil hingga getaran gempa paling besar. Ketika gempa berskala besar, maka gempa tektonik bisa menghancurkan dan memporak-porandakan apapun di atas permukaan bumi. Gempa tektonik yang kuat sering terjadi di sekitar tapal batas lempengan-lempengan tektonik. Gempa ini biasanya jauh lebih kuat getarannya dibandingkan dengan gempa vulkanik. Getaran gempa yang merusak bangunan kebanyakan disebabkan oleh gempa tektonik. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecatatan tektonik. Teori lempeng tektonik memaparkan bumi mempunyai beberapa lapisan batuan, sehingga besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan itu bergerak perlahan hingga terpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lain. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Gempa tektonik cukup sering terjadi di Indonesia, karena letak Indonesia yang berada di pertemuan 3 lempeng benua, yaitu Eurasia, Indoaustralia, serta Pasifik. Jika sumber gempa tektonik berada di laut, maka tidak menutup kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya tsunami. Gempa tektonik mampu merambat ke berbagai daerah. Hal ini berarti jika terjadi gempa daerah-daerah sekitar juga dapat merasakan getaran gempa tersebut.
Proses terjadinya gempa tektonik diawali dari interaksi antar lempeng yang menyebabkan lempengan lain masuk atau menyusup kebawah. Hal ini biasa disebut dengan Subduksi. Gempa bumi akan berubah menjadi semakin besar apabila terdapat sesuatu yang mengganjal namun kemudian ikut menyusup secara tiba tiba dan mendadak. Hal ini yang terkadang menimbulkan tanah retak dan menelan berbagai bangunan dan sejenisnya. Aktivitas tektonik merupakan sebab pergerakan lempng-lempeng benua ataupun samudra. Struktur -struktur geologi yang bergerak secara aktif dihasikan akibat interaksi antar lempeng. Interaksi lempeng yang menyumbangkan banyak tenaga untuk menjadi getaran yaitu subduksi, lempeng menyusup ke bawah lempeng yang lain. Subduksi yaitu gerakan lempeng yang bergerak mendekat, getaran yang dihasilkan merupakan hasil dari gesekan kedua sisi lempeng yang saling menyusup.
Berikut beberapa karakteristik yang dimiliki oleh gempa Bumi tektonik antara lain sebagai berikut: Memiliki kekuatan besar Gempa tektonik biasanya bersekala besar. Pada umumnya kekuatan gempa lebih dari 4 skala richter. Gempa bumi tektonik juga memiliki gelombang gempa yang berbeda. Struktur gempa bumi tektonik ini adalah vertikal maka dari itulah goncangan demi goncangan akan lebih kita rasakan daripada jenis gempa bumi yang lain. Bersifat merusak Gempa tektonik adalah jenis gempa yang sifatnya merusak. Apabila kita mendengar berita mengenai gempa bumi dan kerusakan yang ditimbulkan sangat besar, bisa jadi gempa tersebut merupakan jenis gempa tektonik. Gempa tektonik meski nerkekuatan kecil namun dampak yang ditimbulkan terhadap kerusakan bisa sangat besar. Hal ini karena pola gelombang gempa yang menyebabkan kerusakan bangunan. Datangnya tiba- tiba Gempa bumi tektonik datangannya tiba- tiba. Gempa bumi tektonik yang tiba- tiba ini karena disebabkan oleh lempeng- lempeng yang beraktivitas di dalam bumi sehingga sulit untuk diprediksi kapan akan terjadinya gempa bumi tektonik ini. Terkadang banyak korban yang berjatuhan yang disebabkan oleh gempa bumi ini. Disebabkan karena aktivitas lempeng- lempeng Bumi Karakteristik berikutnya dan juga merupakan penyebab terjadinya gempa bumi tektonik adalah terjadi karena aktivitas- aktivitas lempeng bumi. Gempa tektonik disebabkan karena aktivitas lempeng- lempeng tektonik. Tanda-Tanda Gempa Tektonik Gempa bumi adalah peristiwa yang datangnya mendadak dan sulit untuk diprediksi karena penyebabnya berasal dari dalam bumi. Maka tak heran jika gempa banyak menimbulkan kerusakan dan juga korban jiwa. Setidaknya ada beberapa tanda sebelum terjadinya gempa bumi tektonik.
Terdapat awan yang tidak biasa di langit, seperti angin tornadoTerjadi gangguan elektromagnetikHewan- hewan bertingkah laku tidak biasa Air laut surut (Tribunnewswiki.com/Kaa) Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki dengan judul: Gempa Tektonik |