Show
Warga melintas di dekat mural bergambar simbol orang berdoa menggunakan masker yang mewakili umat beragama di Indonesia di kawasan Juanda, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (18/6/2020). Mural yang dibuat oleh warga itu bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan masker sebagai salah satu pencegahan dan penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww. KOMPAS.com - Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia yang artinya "berbeda-beda tetapi tetap satu". Salah satu perbedaan yang signifikan yaitu adalah agama yang dianut. Di Indonesia terdapat enam agama yang dianut yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Lihat Foto kubahmasjid.com Masjid Arqam Babu Rahman, masjid terapung yang rusak akibat gempa dan tsunami Palu 2018. Agama IslamMayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam. Ibadah yang dijalankan oleh penganut agama Islam di antaranya shalat, puasa, zakat, dan haji. Tempat ibadah bagi penganut agama Islam yaitu Masjid dengan kitab suci Al Quran. Hari raya bagi penganut agama Islam yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Baca juga: Pelaksanaan Sikap Toleransi Agama KristenUmat Kristen beribadah melalui Gereja. Gedung gereja dijadikan sarana untuk membangun relasi antarjemaat maupun masyarakat luas dan relasi antara manusia dengan Tuhan. Kitab Suci bagi umat Kristen dan Khatolik adalah Al Kitab dengan ayat-ayat di dalamnya. Hari raya bagi umat Kristen yaitu Hari Raya Natal, Paskah, dan Jumat Agung. Lihat Foto Dok. Shutterstock Ilustrasi Gereja Katedral Jakarta. Agama KhatolikPenganut agama Khatolik sama seperti Kristen yang beribadah dengan cara berdoa di Gereja. Kitab suci yang dibaca pun juga sama yaitu Al Kitab. Hari raya bagi penganut agama Katolik yaitu Hari raya Natal, Paskah, dan Jumat Agung. Agama HinduAgama Hindu merupakan suatu ajaran yang memberikan pandangan luas berdasarkan karma, darma, dan norma kemasyarakatan. Di Indonesia, penganut agama Hindu terbesar ada di Bali. Umat agama Hindu menjalankan ibadah dengan sembayang dan pembacaan doa yang dilakukan di Pura. Kitab Suci agama Hindu yaitu Veda atau Weda.
Jakarta - Ada beberapa agama yang dianut masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang religius. Tiap agama memiliki ciri khas masing-masing, salah satunya rumah ibadah. Tempat ibadah tumbuh subur di Indonesia sesuai kebutuhan umat. "Masing-masing agama membangun sarana dan komunitasnya. Gereja, masjid, vihara, pura, klenteng tumbuh berbaur dalam komunitas masyarakat pemeluknya," tulis buku Toleransi Beragama karya Dwi Ananta Devi. Buku tersebut menjelaskan nama tempat ibadah Budha, Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Konghucu serta fungsinya 1. Tempat ibadah IslamSelain di rumah, umat Islam biasa beribadah di masjid atau mushola. Masjid berasal dari kata sajada yang artinya tempat sujud, Sedangkan mushola adalah masjid berukuran kecil, yang disebut dengan langgar atau surau. Rumah ibadah Islam tak hanya menjadi tempat ibadah bagi muslim. Perayaan hari besar, ceramah, belajar, diskusi, dan kajian bisa dilakukan di masjid. Dalam sejarahnya, masjid juga menjadi sarana aktivitas sosial masyarakat dan kemiliteran. 2. Tempat ibadah Kristen dan KatolikUmat kedua agama tersebut beribadah di gereja, yang mudah ditemukan di lingkungan umum. Sama seperti masjid, gereja tidak hanya menjadi sarana ibadah. Tapi juga menjalin komunikasi antar umat dan lingkungan umum. Salah satunya lewat kegiatan sosial yang bertuan membantu masyarakat luas. Misal mengumpulkan makanan dan membaginya pada yang membutuhkan, organisasi amal, bantuan pada tunawisma, dan pendidikan pada segala lapisan usia. 3. Tempat ibadah HinduHindu menjadi agama berikutnya yang dianut masyarakat Indonesia. Tempat ibadah Hindu adalah Pura yang memiliki beberapa klasifikasi dan fungsi. Pura menjadi tempat berdoa pada Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, para dewa, dan roh leluhur. Selain sebagai tempat ibadah, Pura menjadi sarana melakukan kegiatan sosial. Misal sarana pendidikan moral, mewujudkan rasa bakti, dan belajar berbagai keterampilan yang bermanfaat. 4. Tempat ibadah BudhaNama tempat ibadah Budha adalah Vihara atau kerap ditulis Wihara. Layaknya tempat ibadah agama lain, Vihara memiliki banyak fungsi selain sarana berdoa. Salah satunya sarana sosial kemasyarakatan. Fungsi Vihara lainnya adalah fasilitas pendidikan, pengembangan budaya, dan membangun komunitas umat Budha di Indonesia. Vihara tentunya bukan tempat ibadah asing bagi masyarakat Indonesia. 5. Tempat ibadah KonghucuMasyarakat Indonesia mengenal tempat ibadah Konghucu sebagai Klenteng atau Kelenteng. Keberadaannya tak bisa dilepaskan dari sejarah dan karakter masyarakat Indonesia yang religius. Beberapa fungsi Klenteng adalah fasilitas ibadah, sarana pendidikan moral dan spiritual, pengembangan budaya, dan kegiatan sosial lainnya. Seperti rumah ibadah lain, Klenteng adalah situs sejarah dan pelestarian budaya China. Semoga tulisan tentang rumah ibadah Budha dan agama lainnya bisa menambah pengetahuan detikers. Simak Video "Konsep Multiverse dalam Sudut Pandang Agama" (row/lus)
Tabel Lanjutan
6 Macam Tempat Ibadah Agama di Indonesia – Indonesia sebagai negara majemuk memiliki beraneka ragam suku, budaya, agama, dan kepercayaan. Enam agama resmi yang diakui di Indonesia tentu memiliki hari besar, cara beribadah dan tempat beribadah yang berbeda-beda. Indonesia memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai ajarannya masing-masing. Hal tersebut tertuang dalam Pasal 28E ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi, “Setiap warga negara bebas memeluk agama dan beribadah sesuai agamanya”. Perbedaan agama di Indonesia telah ada sejak zaman dahulu. Bangsa India awalnya memperkenalkan agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia. Kemudian disusul oleh kedatangan bangsa Gujarat yang membawa agama Islam. Selanjutnya, agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang datang ke Indonesia. Terakhir, bangsa China datang dan mulai membawa ajaran agama Konghucu. Dalam urusan kepercayaan, Indonesia merupakan negara yang sangat menghormati perbedaan agama. Enam agama yang diakui di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri. Indonesia mengakui agama atau kepercayaan sebagai elemen penting kepada Sang Pencipta. Hal tersebut menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai sosial. Sila pertama Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” menjadi bukti bahwa Indonesia menghargai berbagai agama atau kepercayaan sebagai elemen penting dalam kehidupan. Berbicara mengenai agama tentu berkaitan erat dengan rumah ibadah. Setiap agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia memerlukan tempat beribadah untuk memenuhi kebutuhan rohani. Masing-masing tempat ibadah tentu memiliki bentuk dan pengaturan yang menjadi ciri khas. Masyarakat kerap mengartikan rumah ibadah sebagai sarana keagamaan yang penting bagi setiap pemeluk agama di suatu tempat. Kemudian rumah ibadah sendiri identik dengan simbol “keberadaan” pemeluk agama. Selain sebagai simbol, rumah ibadah juga berguna sebagai tempat melakukan ibadah dan penyiaran agama. Sebagai tempat peribadahan, rumah ibadah diharapkan mampu memberikan dorongan yang kuat dan terarah kepada jemaahnya.
Hal tersebut bertujuan agar kehidupan spiritual pemeluk agama tersebut menjadi lebih baik. Sebagai sarana yang penting, tempat ibadah menjadi prioritas utama agar kenyamanan umat dalam melakukan ibadah terjamin. Dalam melakukan kewajiban beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, sarana tempat ibadah dibangun untuk memenuhi kebutuhan spiritual umat beragama. Artikel kali ini akan membahas mengenai berbagai tempat beribadah di Indonesia. Penasaran apa saja nama tempat ibadah di Indonesia? Yuk, simak artikel ini sampai tuntas.
Anda Mungkin Juga Menyukai
6 Tempat Ibadah Agama di Indonesia1. Masjid (Islam)Ilustrasi Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh (sumber: sidoharind.co.id) Simbol tempat beribadah bagi umat Islam ialah masjid. Masjid atau dalam padanan bahasa Inggris disebut mosque merupakan tempat ibadah umat islam atau muslim. Kata mosque sendiri berasal dari bahasa Spanyol, yakni mezquita. Selain difungsikan sebagai tempat beribadah, masjid merupakan tempat bermusyawarah kaum muslimin untuk memecahkan persoalan yang timbul dalam masyarakat. Kemudian masjid juga berfungsi sebagai wadah untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan kaum muslimin, lho Grameds.
Tak hanya itu, masjid kerap berguna untuk kegiatan perayaan hari besar, membina keutuhan ikatan jemaah, tempat berkonsultasi, dan lain sebagainya. Secara umum, sebuah kubah menjadi ciri khas pada eksterior masjid di Indonesia. Untuk bagian interior, masjid Indonesia kerap menggunakan dekorasi kaligrafi di dinding dan mimbar tempat khatib menyampaikan ceramah. Masyarakat Indonesia memiliki sebutan khusus untuk masjid yang memiliki ukuran lebih kecil. Mereka biasa menyebutnya sengan sebutan musala, surau, dan langgar. Dalam sejarah Islam, masjid menduduki peranan yang penting dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran. Indonesia sendiri memiliki beberapa masjid bersejarah yang cukup terkenal, yaitu:
2. Gereja (Kristen Protestan)Ilustrasi Gereja Injil Minahasa (sumber: www.gmim.or.id)
Berlangganan Gramedia Digital Baca SEMUA koleksi buku, novel terbaru, majalah dan koran yang ada di Gramedia Digital SEPUASNYA. Konten dapat diakses melalui 2 perangkat yang berbeda. Rp. 89.000 / Bulan
Gereja merupakan tempat ibadah bagi agama Kristen Protestan untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Selain digunakan sebagai tempat beribadah, gedung gereja berguna untuk membangun relasi antar jemaat dan masyarakat luas.
Gereja sebagai sebuah bangunan atau struktur dibangun dengan tujuan utama untuk memfasilitasi pertemuan. Gereja juga memiliki fungsi sosial dan komunitas yang berperan penting dalam membantu orang lain. Kata gereja sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni “Ekklesia” yang berarti perkumpulan atau orang-orang yang dipanggil keluar. Penggunaan salib pada bagian luar bangunan menjadi ciri utama yang sangat khas dari sebuah gereja. Selain itu, gereja tradisional biasanya memiliki sebuah kubah atau menara pada bagian atas bagunan. Sedangkan pada gereja yang lebih modern biasanya memiliki variasi tata letak dan arsitektur. Sejarah gereja di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh bangsa Belanda. Gereja Protestan di Indonesia berkembang pesat dalam pengawasan dan tanggung jawab VOC pada masa kolonial Belanda. Bagi pemerintah Belanda, bangunan gereja pada masa itu sangatlah istimewa. Dapat dikatakan bahwa jemaat Indonesia merupakan perwujudan jemaat Belanda dengan ajaran Calvinis. Indonesia sendiri memiliki beberapa gereja Protestan bersejarah yang cukup terkenal, yaitu:
3. Gereja (Kristen Katolik)
Ilustrasi Gereja Kepanjen Surabaya (sumber: www.wisataidn.com) Pemeluk agama Kristen Katolik menyebut tempat ibadahnya dengan nama gereja. Perbedaan antara gereja Protestan dan gereja Katolik terletak pada desain bangunannya. Gereja Katolik umumnya memiliki desain bangunan yang lebih klasik. Kemudian gereja Katolik biasanya memiliki sudut lancip yang mengarah ke atas pada bangunan luarnya. Pada gereja Katolik terdapat salib dan patung Yesus Kristus yang ditempatkan di tengah fasad bangunan. Gereja Katolik di Indonesia memiliki persekutuan dengan Paus atau Uskup Roma yang memegang otoritas tertinggi bersama Dewan Uskup. Kedatangan bangsa Portugis ke Maluku pada tahun 1.534 menjadi awal sejarah gereja Katolik di Indonesia. Kemudian di tahun 1.546-1.547, Santo Fransiskus Xaverius datang mengunjungi Ambon, Sapuara, dan Ternate untuk membaptis beberapa ribu penduduk setempat. Kata gereja dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti, yakni “umat”. Pertama, gereja bukanlah sebuah gedung melainkan persekutuan orang Kristen. Kedua, gereja dapat diartikan sebagai sebuah pertemuan atau perhimpunan ibadah umat Kristen. Indonesia sendiri memiliki beberapa gereja Katolik bersejarah yang cukup terkenal, yaitu:
4. Pura (Hindu)
Ilustrasi Pura Besakih Bali (sumber: tripsavvy.com) Hindu sebagai agama resmi yang diakui di Indonesia memiliki tempat ibadah yang dikenal dengan nama pura untuk umat Hindu. Sementara sebutan Wasi sebagai tempat ibadah agama Hindu dikhususkan untuk pemuka agamanya.
Agama Hindu yang tersebar di seluruh Nusantara masuk pada awal tahun masehi. Hal tersebut dibuktikan dengan penemuan prasasti peninggaran Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Agama Hindu sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang jika dibandingkan dengan agama resmi lain di Indonesia. Sebagian besar umat Hindu berdomisili di Bali. Secara umum, bangunan pura di Indonesia dirancang dengan bangunan terbuka yang dikelilingi oleh tembok. Kemudian bangunan pura memiliki gerbang yang saling terhubung dengan banyak ukiran terpahat. Di Indonesia sendiri, pura terkonsentrasi di Bali yang memiliki mayoritas penduduk penganut agama Hindu. Kata “pura” sebagai tempat ibadah umat Hindu berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti kota, kota dengan menara atau istana, dan kota berbenteng. Bangunan pura memiliki struktur dengan konsep trimandala yang berkaitan erat dengan derajat kesuciannya.
Struktur Pura terbagi menjadi tiga, yakni nista mandala, madya mandala, dan utama mandala. Mari kita bahas satu per satu. Pada bagian nista mandala atau jaba pisan merupakan zona terluar yang menjadi pintu masuk dari lingkungan luar. Zona tersebut biasanya berupa taman atau lapangan yang kerap digunakan untuk kegiatan pementasan tari atau persiapan berbagai upacara. Kemudian bagian madya mandala atau jaba tengah merupakan fasilitas pendukung atau zona tengah tempat aktivitas umat. Zona tersebut biasanya diisi dengan bale gong, bale kulkul, wantilan, bale perantenan, dan bale pesandekan. Terakhir, bagian utama mandala atau jero yang menjadi zona paling suci di dalam pura. Di zona tersebut Grameds akan menemukan padmasana, bale piyasan, pelinggih meru, bale pepelik, bale pawedan, bale murda, dan bale gedong penyimpanan. Selain berfungsi sebagai tempat beribadah bagi umat Hindu, pura kerap dijadikan sebagai tempat pendidikan moral, tempat mewujudkan rasa bhakti kepada Tuhan, dan tempat mendidik keterampilan. Indonesia sendiri memiliki beberapa pura bersejarah yang cukup terkenal di Bali, yakni:
Baca Juga: 6 Agama di Indonesia 5. Vihara (Buddha)Ilustrasi Vihara Avalokitesvara (sumber: pinterest.com) Agama Buddha sebagai agama tertua di dunia memiliki tempat ibadah yang bernama vihara atau kuil. Vihara sebagai tempat beribadah umat Buddha berasal dari bahasa Pali India Kuno yang berarti tempat tinggal atau tempat melakukan puja bhakti. Secara umum, vihara sebagai tempat ibadah merupakan komplek yang terdiri dari dhammasala, uposathagara, kuthi, dan bhavana sabha. Selain itu, bangunan vihara biasanya memiliki gaya arsitektur khas Tiongkok yang telah berbaur dengan kearifan lokal. Selain berfungsi sebagai pusat keagamaan, vihara juga berfungsi sebagai pusat pendidikan, pengembangan budaya, pengembangan sosial kemasyarakatan, dan tempat pertemuan atau pelantikan organisasi Buddha. Berdoa, bermeditasi, dan membaca parrita menjadi kegiatan yang kerap dilakukan di dalam vihara. Kompleks vihara yang dikelilingi pagar memiliki beberapa relief dengan keunikannya. Indonesia sendiri memiliki beberapa vihara tertua yang cukup terkenal, yaitu:
6. Kelenteng (Konghucu)Ilustrasi Kelenteng Kwan Sing Bio (sumber: visitingtuban.blogspot.com) Agama Konghucu sebagai agama resmi yang diakui di Indonesia memiliki tempat ibadah yang disebut kelenteng. Di beberapa daerah, kelenteng kerap disebut dengan nama Tokong. Nama tersebut diambil dari bunyi lonceng saat penyelenggaraan upacara. Selain menjadi tempat beribadah, kelenteng juga berfungsi sebagai simbol ajaran kepercayaan, tempat sumber ajaran spiritual, pusat kegiatan sosial, pusat pembauran kesenian, dan penanda sejarah perkembangan masyarakat Tionghoa. Secara umum, kelenteng memiliki bangunan khas bergaya Tiongkok. Kemunculan bangunan tua tempat pemujaan pada Konfusius di Pontianak menjadi awal perkembangan agama Konghucu pada abad ke-17. Indonesia sendiri memiliki beberapa kelenteng bersejarah yang cukup terkenal, yaitu:
Itulah tempat beribadah berbagai agama yang diakui di Indonesia. Sebagai bangsa majemuk, Indonesia tentu terlibat untuk menata kehidupan beragama. Masing-masing pemeluk agama memiliki kesempatan yang sama untuk menciptakan kehidupan beragama sesuai dengan ajarannya. Semoga keberagaman yang ada dapat menjadi sumber kekayaan budaya bangsa.
Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.
|