Faktur pembelian akan dicatat dan diposting ke buku besar pada perkiraan

Seperti yang kita tahu pencatatan keuangan atau laporan keuangan menjadi poin penting bagi setiap perusahaan, baik itu perusahaan berskala kecil dan besar sekalipun, maka dari itu kita perlu buku besar pembantu piutang. Hal ini disebabkan karena kondisi keuangan menjadi dasar atau acuan untuk langkah selanjutnya yang akan diambil oleh perusahaan.

Nah, dalam kegiatan akuntansi pencatatan keuangan ini dilakukan dengan menggunakan dua kumpulan catatan transaksi yang disebut dengan buku besar umum dan buku besar pembantu. Dalam melakukan pencatatan keduanya sangat diperlukan bagi para pelaku usaha.

Definisi Buku Besar Pembantu

Buku besar pembantu adalah perpanjangan dari buku besar umum untuk mencatat lebih detail juga spesifik mengenai suatu transaksi tertentu.

Dalam buku besar ini juga transaksi sudah masing-masing dikelompokkan pada kategori yang sama. Ini dilakukan agar lebih rapi terperinci untuk melihat transaksi yang ada di perusahaan.

Sebenarnya, buku besar pembantu ada untuk buku besar pembantu utang dan buku besar pembantu piutang. Namun, pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai buku besar pembantu piutang.

Buku besar pembantu piutang ini merupakan buku besar umum yang tentunya sangat membantu perusahaan dagang dalam memberikan kemudahan informasi terkait adanya piutang.

Setelah mengetahui informasi mengenai piutang yang ada, data-data ini akan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan dengan memicu pada data-data di sumber lain dari buku besar umum milik perusahaan dagang.

Fungsi Buku Besar Pembantu

Bagi sebuah perusahaan tentu saja akan terbantu dengan sistem akuntansi yang jelas dan secara detail. Nah, sistem akuntansi ini lebih diperjelas lagi dengan adanya buku besar pembantu. Berikut ini adalah fungsi dari buku besar pembantu:

  • Tercatat dengan detail dan terperinci sehingga akan memudahkan proses menyusun laporan keuangan. Hal ini tentu saja bisa meminimalisir kesalahan pada pencatatan pada buku besar umum nantinya.
  • Menjadi pembanding dalam tingkat ketelitian pencatatan buku besar umum karena di dalam buku pembantu juga berisi detail dari saldo-saldo yang ada pada buku besar umum.
  • Adanya pembagian tugas dalam pengerjaan laporan akuntansi keuangan di sebuah perusahaan.
  • Bisa mempermudah dalam mencari informasi mengenai jumlah akun dari pihak yang terkait.

Baca Juga: Mengenal General Ledger Beserta Manfaat dan Jenisnya

Sumber Pencatatan Buku Besar Pembantu

Tanpa adanya catatan atau sebuah laporan keuangan yang jelas sebuah perusahaan bisa dikatakan fraud karena itu tidak adanya hal yang mendasari terjadinya transaksi. Sehingga penting juga untuk bisa memahami pencatatan dalam buku pembantu.

Sumber dari pencatatan buku besar pembantu adalah segala jenis bukti transaksi yang terdapat perubahan dari nominal akun utang-piutang tersebut. Contohnya adalah dari faktur, nota, bukti penerimaan kas, kwitansi dan lain sebagainya.

Metodenya pun ada dua macam sumber pencatatan, pertama pencatatan dilakukan di buku jurnal umum, lalu dibukukan lagi ke buku besar.

Setiap pos jurnalnya tentu saja wajib di posting secara individu maupun kolektif. Yang kedua adalah pencatatan di buku pembantu, pencatatan ini dibuat daftar saldonya setiap akhir periode tertentu saja. Daftar saldonya dibuat berdasarkan dari akun buku pembantu tersebut.

Baca Juga: Faktur Pembelian: Pengertian, Manfaat dan Contohnya

Buku Besar Pembantu Piutang

Buku besar pembantu piutang ini berisi kumpulan piutang atau tagihan dari langganan kredit. Dalam hal ini, jadi perusahaan menjual barangnya kepada pihak dan melakukan transaksi penjualan secara kredit.

Lalu, dalam buku ini juga terdapat rincian data debitur, nominal tagihan, dan juga cara pembayaran kredit yang dilakukan setiap tanggal berapa saja.

Pada buku besar pembantu piutang dibutuhkan bukti-bukti yang berupa faktur penjualan, bukti penerimaan tagihan atau piutang, bukti penerimaan kas, dan nota debit atau kredit.

Selanjutnya, kita akan membahas mengenai bagaimana penyajian dari buku besar pembantu piutang. Yuk, kita lihat untuk lebih jelasnya lagi!

Mengumpulkan Catatan Transaksi dan Cara Membuatnya

Tahap pertama untuk menyajikan buku besar ini adalah dengan mengumpulkan catatan transaksi apa saja yang sudah dilakukan. Catatan transaksi ini meliputi data-data seperti piutang debitur, penerimaan piutang debitur, dan transaksi yang sedang berlangsung.

Berikut ini adalah contoh dari transaksi yang dikumpulkan dan disajikan:

Faktur pembelian akan dicatat dan diposting ke buku besar pada perkiraan
Buku Besar Pembantu Piutang

Dari keterangan gambar di atas pada tabel data piutang kepada debitur atau si pihak peminjam di tanggal 1 Juli 2020.

Faktur pembelian akan dicatat dan diposting ke buku besar pada perkiraan
Buku Besar Pembantu Piutang

Keterangan tabel di atas adalah penerimaan piutang dari debitur.

Jika kita lihat berdasarkan data diatas maka di tangga 1 Juli 2021 diperoleh piutang usaha sebesar Rp 12.100.000. Kemudian piutang tersebut dicatat pada posisi debit dengan diberi nama akun piutang usaha di dalam buku besar. Lalu, sementara itu untuk rincian atas transaksi akan dicatat dalam buku besar pembantu piutang.

Faktur penjualan yang tercatat dalam buku jurnal dengan akun piutang usaha nilainya Rp 500.000 di tanggal 31 Juli 2021. Setiap pencatatan transaksi, faktur penjualan harus dicatat ke dalam buku besar pembantu piutang dengan cara mendebit terlebih dahulu rekening dari debitur yang nantinya menjadi piutang usaha atau piutang dagang.

Bukti penerimaan kas dari debitur juga wajib dicatat dalam buku jurnal penerimaan kas. Berdasarkan data diatas, pada tanggal 31 Juli 2021 akun piutang usaha di buku jurnal pada posisi kredit karena mengurangi piutang usaha senilai Rp 17.700.000. Setiap bukti penerimaan pun harus dicatat pada masing-masing bukti penerimaan kas.

Kesimpulan

Mengenai informasi piutang dagang dari kreditur tentunya harus dicatat dalam buku besar dan juga buku besar pembantu piutang.

Hal ini bertujuan agar Anda bisa mengontrol piutang usaha dan memaksimalkan kinerja keuangan dari perusahaan. Maka dari itu buku besar pembantu piutang adalah hal yang wajib untuk dibuat.

Tidak hanya itu membuat laporan keuangan dengan informasi yang jelas dan terperinci sudah pasti harus Anda lakukan sebagai bahan evaluasi dan pembuatan keputusan dalam perusahaan. Sehat atau tidaknya kondisi keuangan bisa terlihat dari laporan keuangan yang telah dibuat.

Catat dengan baik berbagai transaksi yang terjadi di perusahaan agar langkah-langkah selanjutnya bisa dilakukan. Untuk membantu Anda dalam pembuatan laporan yang lengkap dan rapi, dibutuhkan software akuntansi canggih bernama MASERP.

Jika laporan keuangan dibuat secara manual, maka akan menyulitkan karena membutuhkan waktu yang cukup lama atau bisa terjadi human error. Untuk menghindari dua hal tersebut, sebaiknya gunakan software akuntansi yang tentu saja sudah terintegrasi dengan baik. 

MASERP merupakan software ERP yang sudah terintegrasi dengan banyak fungsi bisnis lain seperti misalnya keuangan, pembelian, manufaktur, dan masih banyak yang lainnya. Dengan MASERP tentunya akan memudahkan untuk mencatat dan memantau laporan keuangan.

Software akuntansi MASERP bisa menjadi pilihan yang terbaik untuk segala kebutuhan akuntansi usaha Anda. Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan pada perusahaan Anda, langsung saja konsultasikan kendala apa yang Anda hadapi kepada konsultan ahli kami. Gratis!

Baca Juga: Contoh Buku Kas: Manfaat dan Cara Mudah Membuatnya

Faktur pembelian akan dicatat dan diposting ke buku besar pada perkiraan


         Buku besar pembantu (subsidiary ledger) merupakan perluasan dari buku besar umum (general ledger). Catatan dalam buku besar pembantu merupakan rincian dari salah satu akun besar umum. Buku besar pembantu atau disingkat dengan buku pembantu yang akan dibahas pada bagian ini meliputi:

a.       Buku besar pembantu hutang ( account payable subsidiary), berfungsi sebagai tempat mencatat perubahan hutang kepada kreditor secara individual sehingga merupakan rincian dari akun Hutang dagang dalam buku besar umum

b.      Buku besar pembantu piutang ( account receivable subsidiary ledger), berfungsi sebagai tempat mencatat perubahan piutang (tagihan) kepada debitor secara individual sehingga merupakan rincian dari akun Piutang dagang dalam buku besar umum.

Sumber pencatatan dalam buku besar pembantu adalah bukti-bukti transaksi yang mengakibatkan perubahan baik terhadap hutang maupun piutang perusahaan. Misalnya faktur pembelian, faktur penjualan, bukti pengeluran kas, bukti penerimaan kas dan nota debet/ kredit. Dengan demikian dalam perusahaan yang menyelenggarakan buku pembantu hutang dan buku pembantu piutang, bukti transaksi yang mengakibatkan perubahan pada hutang dan piutang dicatat dengan prosedur sebagai berikut:

a.       Dicatat dalam buku jurnal untuk dipindah bukukan ke dalam buku besar, baik setiap pos jurnal secara individual maupun secara kolektif

b.      Dicatat ke dalam buku pembantu yang selanjutnya pada tiap akhir periode tertentu dari data buku pembantu disusun daftra saldo. Artinya dari data buku pembantu hutang pada akhir periode disususn daftar saldo hutang dari data pembantu piutang disusun daftar saldo piutang.

Jika terjadi kesalahan pencatatan baik dalam buku pembantu, saldo akun Hutang dalam buku besar pada akhir periode harus sma dengan jumlah hutang menurut buku pembantu hutang (daftar saldo hutang). Demikian pula saldo akun Piutang harus sama dengan jumlah piutang menurut buku pembantu piutang (daftar saldo piutang).

a.      Pencatatan dalam Buku Pembantu Hutang

1)      Tata cara mencatat bukti transaksi dalam buku pembantu hutang

Buku pembantu hutang merupakan kumpulan akun kreditor (pihak kepada siapa perusahaan mempunyai hutang). Bentuk akun dlam buku pembantu tidak berbeda dengan bentuk akun besar umum. Misalnya perusahaan mempunyai hutang kepeda PT SARI Bandung, dalam buku pembantu hutang disediakan akun (rekening) untuk PT SARI sebagai berikut:

Nama Kreditor: SARI, PT

Tgl

Keterangan

Ref

DEBET

KREDIT

SALDO

DEBET

KREDIT

Sumber pencatatan dalam buku pembantu hutang terdiri atas:

a)         Faktur pembelian

b)         Bukti pengeluaran kas untuk pembayaran hutang

c)         Nota debet/ kredir sebagai bukti pengembalian barabg yang dibeli dengan pembayaran kredit (retur pembelian)

Sebagai ilustrasi pencatatan transaksi dalam buku besar pembantu hutang, berikut ini sebagian data kegiatan SARI Advertising dalam bulan Juli 2003:

a)      Data hutang kepeda kreditor pada tanggal 1 juli 2003:

Hutang kepada:           PD SUMBER WARNA                     Rp 3.200.000,00

                             PD ANEKA SARANA                      Rp 2.600.000,00

                             PD KARYA MUDA                          Rp 2.700.000,00

                             Jumlah                                                 Rp 8.500.000,00

b)      Transaksi yang terjadi dalam bulan Juli 2003 antara lain sebagai berikut:

Pembelian kredit perlengkapan studio:

Juli 6, faktur No.SB-06 dari PD SUMBER WARNA seharga Rp 3.800.000,00

Juli 14, faktur No. K-012 dari PD KARYA MUDA seharga   Rp 2.500.000,00

Juli 25, faktur No.AS-19 dari PD ANEKA SARANA seharg Rp.2.700.000,00

                           Jumlah pembelian kredit bulan Juli 2003        Rp 9.000.000,00

Pembayaran hutang kepada kreditor

Juli 4, bukti kas No K-701 kepada PD SUMBER WARNA    Rp. 2.200.000,00

Juli 10, bukti kas No K-706 kepada PD KARYA MUDA       Rp. 2.700.000,00

Juli 18, bukti kas No K-716 kepada PD ANEKA SARANA   Rp. 1.600.000,00

Juli 27, bukti kas No K-721 kepada PD SUMBER WARNA  Rp. 1.000.000,00

   Jumlah hutang dibayar dalam bulan Juli 2003                        Rp. 7.500.000,00

Berdasarkan data di atas, pahami keterangan berikut ini!

·         Data hutang tanggal 1 Juli 2003, tarcatat dalam buku besar akun Hutang sebagai saldo kredit tanggal 1 Juli 2003 sebesar Rp. 8.500.000,00. Sementara rinciannya tercatat dalam buku pembantu hutang sebagai saldo kredit tanggal 1 juli 2003 pada rekeningmasing-masing kreditor.

·         Faktur pembelian dicatat sebagai berikut:

1.      Semua faktur pembelian dicatat dalam buku jurnal pembelian sehingga pada 31 juli 2003 akun perlengkapan Studio didebet dan akun Hutang usaha dikredit Rp.9000.000,00

2.      Masing-masing faktur pembelian dicatat dalam buku pembantu hutang dengan mengkredit rekening kreditor yang bersangkutan.

·         Bukti pengeluaran kas untuk pembayaran hutang dicatat sebagai berikut:

1.      Bukti pengeluaran kas untuk pembayaran hutang berjumlah Rp. 7.500.000,00. Jumlah tersebut dicatat dalam buku jurnal pengeluaran kas dengan mendebet akun Hutang usaha dan kredit akun.Kas masing-masing Rp. 7.500.000,00

2.      Masing-masing bukti pengeluaran kas dicatat dalam buku pembantu hutang dengan mendebet rekening kreditor yang bersangkutan.

Setelah dicatat seperti di atas, akun Hutang usaha dalam buku besar dan rekening-rekening kreditor dalam buku pembantu hutang tampak sebagai berikut:

                                    BUKU BESAR

Akun: HUTANG USAHA                                                                                                                No.221

Tgl

Keterangan

Ref

DEBET

KREDIT

SALDO

DEBET

KREDIT

2003

Juli 1

Saldo

-

-

-

-

8.500.000

Juli 31

Posting

JPb-1

-

9.000.000

-

17.500.000

Juli

31

Posting

JKK-1

7.500.000

-

-

10.000.000

Perhatikan akun hutang Usaha di atas:

1.      Dalm kolom refrens (Ref) ditulis JPb-1 dan JKK-1 anggap transaksi dicatat dalam buku jurnal khusus dan data yang bersangkutan masing-masing diposting dari buku jurnal pembelian (JPb) halaman 1 dan buku jurnal pengeluaran kas (JKK) halaman 1.

2.      Akun hutang usaha diatas pada 31 Juli 2003 nenunjukkan saldo kredit Rp. 10.000.000,00. Jumlah tersebut harus sama dengan jumlah hutang menurut buku pembanTu hutang pada tanggal yang sama.

SARI ADVERTISING

BUKU PEMBANTU HUTANG

Nama Kreditor : ANEKA SARANA, PD

Tgl

Keterangan

Ref

DEBET

KREDIT

SALDO

DEBET

KREDIT

2003

Juli 1

Saldo

-

-

-

-

2.600.000

Juli 18

Faktur No. K-716

JKK-1

1.600.000

-

-

1.000.000

Juli

25

Faktur No. AS-19

JPb-1

-

2.700.000

-

3.700.000

Nama Kreditor : KARYA MUDA, PD

Tgl

Keterangan

Ref

DEBET

KREDIT

SALDO

DEBET

KREDIT

2003

Juli 1

Saldo

-

-

-

-

2.700.000

Juli 10

Faktur No. K-702

JKK-1

2.700.000

-

-

-

Juli 14

Faktur No. K-012

JPb-1

-

2.500.000

-

2.500.000

Nama Kreditor : SUMBER WARNA, PD

Tgl

Keterangan

Ref

DEBET

KREDIT

SALDO

DEBET

KREDIT

2003

Juli 1

Saldo

-

-

-

-

3.200.000

Juli 4

Faktur No. K-701

JKK-1

2.200.000

-

-

1.000.000

Juli 6

Faktur No. SB-06

JPb-1

-

3.800.000

-

4.800.000

Juli 27

Bukti No. K-721

JKK-1

1.000.000

-

-

3.800.000

2)      Penyusunan daftar saldo hutang

Dari data buku pembantu hutang di atas pada tanggal 31 Juli 2003 dibuat Daftar SaldoAdvertising

DAFTAR SALDO HUTANG

Tanggal 31 juli 2003

Nomor

Nama Kreditor

SALDO

1

PD ANEKA SARANA

Rp. 3.700.000,00

2

PD KARYA MUDA

Rp. 2.500.0000,00

3

PD SUMBER WARNA

Rp. 3.800.000,00

JUMLAH

Rp.10.000.000,00

Daftar saldo hutang di atas menunjukkan data jumlah hutang SARI Advertising menurut buku pembantu hutang pada tanggal 31 Juli 2003 sebesar Rp. 10.000.000,00. Jumlah tersebut sama dengan saldo kredit akun Hutang usaha dalam buku besar di muka.

3)      Pencatatan selisih saldo akun hutang

Dalam hal terjadi selisih antara saldo akun Hutang dengan jumlah hutang menurut buku pembantu hutang, selisih bisa terjadi akibat kesalahan mencatat transaksi dalam buku jurnal atau kesalahan mencatat dalam buku pembantu hutang. Kesalahan mencatat transaksi dalam buku jurnal harus dibetulkan dengan pos jurnal koreksi yang dibuat dalam buku jurnal umum. Kesalahan mencatat dalam buku pembantu harus dibetulkan dalam buku pembantu dengan mendebet atau mengkredit rekening kreditor yang bersangkutan

Sebagai ilustrasi

Saldo akun hutang usaha pada tanggal 31 juli 2003 sebesar Rp. 35.500.000,00, sementara jumlah hutang menurut buku pembantu hutang pada tanggal yang sama sebesar Rp. 36.000.000,00. Dengan demikian terdapat selisih Rp.500.000,00. Setelah diteliti, selisih timbul akibat kesalahan mencatat faktur PD LIBRA No. L-225 untuk pembelian perlengkapan service seharga Rp. 2.750.000,00, dicatat dalam buku jurnal pembelian dengan jumlah Rp. 2.250.000,00.

Transaksi pembelian kredit dicatat pada akun Hutang Usaha sisi kiri kredit. Harga faktur pembelian sebesar Rp. 2.750.000,00 dicatat dalam jurnal pembelian dengan jumlah Rp. 2.500.000,00. Artinya akun hutang Usaha trelalu rendah di kredit sebesar Rp. 500.000,00. Di sisi lain, akun perlengkapan service juga terlalu di debet sebesar Rp. 500.000,00. Koreksi kesalahan tersebut dibuat jurnal koreksi untuk menambah sisi debet akun perlengkapan service dan menambah sisi kredirt akun hutang usaha yatu sbagai berikut:

JURNAL UMUM

Tgl

Keterangan

Ref

SALDO

DEBET

KREDIT

Juli 31

Perlengkapan service

     Hutang Usaha

Rp. 500.000,00

-

-

Rp. 500.000,00

Setelah pos jurnal di atas diposting ke dalam buku besar, akun Hutang Usaha menunjukkan saldo kredit sebesar Rp. 36.000.000,00

b.      Pencatatan dalam Buku Pembantu Piutang

1)      Tata cara mencatat transaksi dalam buku pembantu piutang

Pada dasarnya sama dengan cara-cara pencatatan dalam buku pembantu hutang. Bukti transaksi yang dicatat dalam buku pembantu piutang meliputi faktur penjualan, bukti penerimaan kas untuk penerimaan tagihan (piutang), nota debet/ kredit sebagai bukti retur penjulan atau pengurangan harga

Sebagai ilustrasi pencatatan transaksi dalam buku besar pembantu piutang, berikut ini sebagian data kegiatan SARI Advertising dalam bulan juli 2003:

a)      Data piutang (tagihan) kepada debitor pada tanggal 1 Juli 2003:

Piutang pada:          PD SINAR MOTOR              Rp. 6.400.000,00

                               PT BUANA FILM                Rp. 5.700.000,00

                               Jumlah                                    Rp. 12.100.000,00

b)      Transaksi yang terjadi dalam bulan Juli 2003 antara lain sebagai berikut:

Juli 5, faktur No. S-06 kepada PT NUSANTARA seharga           Rp. 4.300.000,00

Juli12, faktur No. S-07 kepada PD JAYA MOTOR seharga        Rp. 5.500.000,00

Juli, 24, faktur No. S-08 kepada DIAN THEATER seharga         Rp. 5.700.000,00

      Jumlah penjualan kredit bulan Juli 2003                                  Rp. 15.500.000,00

Penerimaan piutang dari debitor:

Juli 4, bukti kas No. M-705 dari PD SINAR MOTOR                   Rp. 5.000.000,00

Juli 10, bukti kas No. M-709 dari PT BUANA FILM                     Rp. 5.700.000,00

Juli 14, bukti kas No. M-715 dari PT JAYA MOTOR                    Rp. 3.000.000,00

Juli 27, bukti kas No. M-724 dari DIAN THEATER                      Rp. 4.000.000,00

           Jumlah piutang diterima dalam bulan Juli 2003                      Rp. 17.700.000,00

Pencatatan data di atas, sebagai berikut:

·            Piutang tanggal 1 Juli 2003 sebesar Rp.12.100.000,00 sudah tercatat di sisi debet akun Piutang Usaha dalam buku besar. Rinciannya tercatat dalam buku pembantu piutang pada rekening mesing-masing debitor di sisi debet

·            Semua faktur penjualan dicatat dalam buku jurnal sehingga pada 31 Juli 2003 akun Piutang usaha didebet sebesar Rp. 15.500.000,00. Sementara setiap faktur penjualan dicatat juga dalam buku pembantu piutang dengan mendebet rekening debitor yang bersangkutan

·            Semua bukti penerimaan kas dari debitor dicatat dalam buku jurnal penerimaan kas. Dari buku jurnal tersebut pada 31 Juli 2003 akun Piutang Usaha dikredit sebesar Rp. 17.700.000. masing-masing bukti penerimaan kas juga dalam  buku pembantu piutang dengan mengkredit rekening  debitor yang bersangkutan. Dengan pencatatan seperti di atas, akun piutang dalam buku besar dan rekening-rekening debitor dalam buku pembantu piutang akan tampak sebagai berikut:

BUKU BESAR

Akun : PIUTANG USAHA                                                                                                               No. 112

Tgl

Keterangan

Ref

DEBET

KREDIT

SALDO

DEBET

KREDIT

2003

Juli 1

Saldo

-

-

-

12.100.000

-

Juli 31

Posting

JPn-1

15.500.000

-

27.600.000

-

Juli 31

Posting

JKM-1

-

17.700.000

9.900.000

-

Perhatikan akun piutang usaha di atas:

1)         Dalam kolom referens (Ref) ditulis JPn-1 dan JKM-1, anggap transaksi dicatat dalam buku jurnal khusus dan data yang bersangkutan masing-masing diposting dari buku jurnal penjualan (Jpn) halaman 1 dan buku jurnal penerimaaan kas (JKM) halaman 1

2)         Akun Piutang usaha di atas pada 31 Juli 2003 menunjukkan saldo debet Rp. 9.900.000,00. Jumlah tersebut harus sama dengan jumlah piutang menurut  buku pembantu piutang tanggal yang sama

SARI ADVERTISING

BUKU PEMBANTU PIUTANG

Nama Debitor. SINAR MOTOR, PD                                                                                         File: DS-01

Tgl

Keterangan

Ref

DEBET

KREDIT

SALDO

DEBET

KREDIT

2003

Juli 1

Saldo

-

-

-

6.400.000

-

Juli 4

Bukti No.M-705

JKM-1

-

5.000.000

1.400.000

-

Nama Debitor. BUANA FILM, PT                                                                                            File: DB-01

Tgl

Keterangan

Ref

DEBET

KREDIT

SALDO

DEBET

KREDIT

2003

Juli 1

Saldo

-

-

-

5.700.000

-

Juli 4

Bukti No.M-709

JKM-1

-

5.700.000

-

-

Nama Debitor. NUSANTARA, PT                                                                                            File: DN-01

Tgl

Keterangan

Ref

DEBET

KREDIT

SALDO

DEBET

KREDIT

2003

Juli 1

Saldo

-

-

-

4.300.000

-

Juli 5

Faktur No. S-06

JPn-1

4.300.000

-

-

-

Nama kreditor: JAYA MOTOR, PD                                                                                           File. DJ-01

Tgl

Keterangan

Ref

DEBET

KREDIT

SALDO

DEBET

KREDIT

2003

Juli 1

Saldo

-

-

-

-

-

Juli 12

Faktur No. S-07

JPn-1

5.500.000

-

5.500.000

-

Juli 14

Bukti No. M-715

JKM-1

-

3.000.000

2.500.000

Nama kreditor: DIAN THEATER                                                                                  File. DD-01

Tgl

Keterangan

Ref

DEBET

KREDIT

SALDO

DEBET

KREDIT

2003

Juli 1

Saldo

-

-

-

-

-

Juli 24

Faktur No. S-08

JPn-1

5.700.000

-

5.700.000

-

Juli 14

Bukti No. M-724

JKM-1

-

4.000.000

1.700.000

-

2)   Penyusunan daftar saldo piutang

Dari data buku pembantu piutang di atas pada tanggal 31 Juli 2003 dibuat daftar saldo piutang sebagai berikut:

SARI ADVERTISING

DAFTAR SALDO PIUTANG

Tanggal 31 Juli 2003

Nomor

NAMA DEBITOR

SALDO

1

PD SINAR MOTOR

RP.1.400.000,00

2

PT BUANA FILM

3

PT NUSANTARA

RP. 4.300.000,00

4

PD JAYA MOTOR

RP. 2.500.000,00

5

DIAN THEATER

RP. 1.700.000,00

JUMLAH

RP. 9.900.000,00

Daftar saldo piutang di atas menunjukkan data jumlah piutang SARI Advertising menurut buku pembantu piutang pada tanggal 31 Juli 2003 sebesar Rp. 9.900.000,00. Jumlah tersebut sama dengan saldo debet akun Piutang Usaha dalam buku besar di atas.

3)                     Pencatatan selisih saldo akun piutang

Selisih antara saldo akun piutang dengan jumlah piutang meurut buku pembantu piutang bisa terjadi akibat kesalahan mencatat transaksi dalam buku jurnal, atau kesalahan mencatat dalam buku pembantu piutang. Seperti disebutkan di muka, kesalahan mencatat transaksi dalam buku jurnal harus dibetulkan dengan pos jurnal koreksi yang dibuat dalam buku jurnal umum . kesalahan mencatat dalam buku pembantu harus dibetulkan dalam buku pembantu dengan mendebet atau mengkredit rekening debitor yang bersangkutan. 

sumber : http://tambaruhidup.blogspot.com/2010/12/buku-besar-pembantu-subsidiary-ledger.html


Page 2