Judul : Meningkatkan Kemampuan Operasi Perkalian Dengan Menanamkan Konsep Dasar Perkalian Menggunakan Media Batang Cuisenaire Kelas II SDN 3 Susukan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Penulis : Wawan Setiawan Tahun : 2008 Instansi : Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Dalam pengambilan judul sudah bagus, tetapi alangkah baiknya menjadi seperti ini: “PENGGUNAAN MEDIA BATANG CUISENAIRE DALAM MENANAMKAN KONSEP PERKALIAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI PERKALIAN KELAS II SD (Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri 3 Susukan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon). Karena judul lebih dari 20 kata maka harus dibuatkan sub judul. Sehingga pembaca akan lebih mengerti mana variabel bebas dan variabel terikatnya, serta mudah dipahami apa isi skripsi ini, karena judul sudah mencerminkan apa yang disajikan dalam skripsi. Variabel bebas dalam judul skirpsi ini adalah penggunaan media batang cuissenaire dalam menanamkan konsep perkalian karena variabel ini menjadi penyebab timbulnya variabel terikat yaitu kemampuan operasi perkalian. Abstrak merupakan pemadatan dari hasil atau uraian singkat tetapi lengkap yang menyajikan saripati dari unsur-unsur penelitian mulai dari permasalahan penelitian, tujuan penelitian, prosedur penelitian, hasil penelitian, dan kesimpulan dan saran. Abstrak yang baik tidak lebih dari setengah sampai satu halaman yang ditulis dengan spasi tunggal dan terdiri dari satu paragraf. Dari segi banyaknya isi abstrak, abstrak dalam skripsi ini telah memenuhi kriteria abstrak yang baik. Namun dalam penulisannya seharusnya dibuat dalam satu paragraf. Abstrak dalam skripsi ini ditulis dengan spasi tunggal dan enam paragraf yang dimuat dalam satu halaman. Dalam permasalahan penelitian sudah dijelaskan bagaimana latar belakang munculnya permasalahan. Namun latar belakang masalah ini terlalu luas (tidak tajam) tidak berkenaan dengan judul dan masalah yang diteliti. Berikut kutipan mengenai permasalahan penelitian dalam abstrak ini: ”Matematika salah satu pelajaran yang harus diajarkan kepada siswa, dari tingkat pendidikan terendah hingga ke tingkat pendidikan yang paling tinggi. Untuk itu, sebaiknya Matematika ditanamkan dengan konsep yang jelas jangan hanya mengenalkan dan mengartikannya saja tanpa adanya bentuk konkret dari apa yang dikenalkan atau diajarkan, sehingga siswa dapat mengerti dan memahaminya”. Dalam abstrak ini juga tidak dicantumkan masalah dan tujuan yang diteliti. Padahal dalam judul ada dua variabel yang diteliti yaitu meningkatkan kemampuan operasi perkalian dengan menanamkan konsep dasar perkalian menggunakan media batang cuisenaire pada kelas II. Abstrak ini juga telah memuat komponen-komponen pokok lainnya dalam penelitian yaitu prosedur penelitian, hasil penelitian, dan kesimpulan dan saran. Kata pengantar berisi uraian yang mengantarkan para pembaca kepada permasalahan yang diteliti. Dalam kata pengantar dapat pula dirumuskan ucapan terima kasih secara singkat dan sebaiknya tidak merupakan bagian terpisah. Isi dalam kata pengantar ini sudah baik, sudah mengantarkan para pembaca kepada permasalahan yang diteliti. Namun dalam penulisannya terdapat beberapa kekurangan, seperti pada kalimat ke tiga paragraf pertama yaitu pada kata “dasar” seharusnya diganti dengan kata “rendah” agar kaimatnya tidak rancu dan menjadi seperti ini ”………, baik untuk kelas rendah maupun untuk bekal……..”. Masih pada kalimat terakhir paragraf pertama yaitu kata “kelas” ditulis dua kali sehingga menimbulkan makna yang ganda dan rancu. Seharusnya kata “kelas” sebelum kata depan di pada kalimat ini dihilangkan “…..untuk kelas di kelas tinggi nanti”, sehingga menjadi seperti ini “….untuk di kelas tinggi nanti”. Penulisan kata ulang pada paragraf ke dua kalimat pertama juga salah yaitu pada kata ulang “hambatan- hambatan” seharusnya menjadi seperti ini “hambatan-hambatan”, setelah strip (-) jangan memakai spasi lagi. Pada kalimat terakhir dalam paragraf ke dua ini juga terdapat kekurangan yaitu pada kalimat “…….berkat bimbingan, bantuan, arahan, dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga hambatan tersebut dapat diatasi”. Penggunaan kata sambung “sehingga” pada kalimat itu kurang pas seharusnya menggunakan kata sambung “maka” agar kalimat tidak menjadi rancu. Dalam paragraf ke tiga yaitu pada kalimat “…..dan tak lelah memberikan hidayah-Nya bagi kita semua selaku umat-Nya” juga terdapat kesalahan yaitu menggunakan kata tidak baku seperti “tak” seharusnya diganti menjadi “tidak”.
Menurut Kunandar (2008:104-105) dalam penyusunan latar belakang masalah harus menjelaskan beberapa hal seperti di bawah ini:
Dalam penyusunan latar belakang pada skripsi ini sudah cukup baik. Latar belakang ini sudah mencakup beberapa hal yang telah dikemukakan diatas. Namun dalam latar belakang ini tidak memuat kerugian-kerugian dan keuntungan-keuntungan apa yang akan terjadi kalau masalah tersebut tidak diteliti. Dalam latar belakang skripsi ini tidak terdapat penyebab yang menyebabkan masalah perkalian muncul dan kebanyakan teori mengenai media, padahal materi seperti itu seharusnya dicantumkan di kajian pustaka saja, tidak perlu di tulis ulang di bagian latar belakang. Penulisan macam-macam media cuisenaire juga tidak perlu ditulis ulang di latar belakang, cukup di tulis di pemecahan masalahnya saja. Pada paragraf ke tujuh kalimat ke dua dalam penulisan kata “perkataan” sedikit rancu seharusnya menggunakan kata “kata”. Sehingga kalimatnya menjadi seperti ini “dengan kata lain, pesan ialah….”. Dalam penulisan sumber kutipan langsung kalimat langsung tidak perlu memakai kata “dalam” cukup nama pengutipnya saja dan tahun terbit bukunya serta halamannya jika mengutip sama persis. Karena kata “dalam” digunakan pada aturan penulisan kutipan sebelum tahun 2002.
Perumusan masalah dalam PTK adalah beberapa pertanyaan yang akan terjawab setelah tindakan selesai dibutuhkan. Perumusan masalah dirumuskan dengan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan. Perumusan masalah hendaknya jelas, padat, dan tidak bertele-tele dan harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah. Hindari rumusan masalah yang terlalu umum atau terlalu sempit, terlalu bersifat lokal atau terlalu argumentatif (Kunandar, 2008:116). Dalam penulisan rumusan masalah pada skripsi ini memiliki kekurangan karena tidak ada rumusan masalah secara umum yang ada hanya rumusan masalah secara khusus saja. Cara memecahkan masalah adalah cara atau tindakan yang akan digunakan dalam pemecahan masalah dalam PTK. Dalam cara memecahkan masalah dalam PTK yaitu dengan cara menguraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah dan ditentukan berdasarkan pada akar penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan (action) secara jelas dan terarah (Kunandar, 2008:116). Dalam isi pemecahan masalah sudah cukup bagus karena memuat cara dalam memecahkan masalah yang diteliti secara jelas dan terarah. Namun masalah ini tidak dibahas dalam abastrak, seharusnya masalah ini ada di abstrak, sehingga pembaca akan lebih mengerti bagaimana latar belakang masalah itu timbul.
Dalam tujuan penelitian harus dirumuskan berdasarkan topik atau masalah PTK. Tujuan PTK merupakan jawaban terhadap masalah penelitian. Tujuan penelitian terkait dengan tujuan perbaikan, misalnya: untuk menemukan apakah penggunaan alat peraga dapat meningkatkan pemahaman siswa atau tidak (Wardhani, 2007). Tujuan penelitian terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan secara singkat dalam satu kalimat mengenai apa yang ingin dicapai melalui penelitian. Tujuan khusus dirumuskan dalam bentuk butir-butir yang secara spesifik mengacu pada pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah. Dalam isi tujuan penelitian sudah cukup bagus karena sudah terkait dengan tujuan perbaikan. Sudah mencakup tujuan umum yang digambarkan dengan singkat dalam satu paragraf. Namun isi masalah dalam tujuan umum ini tidak dijelaskan dalam rumusan masalah. Dan tujuan khusus juga sudah dijelaskan dalam bentuk butir-butir yang menjawab rumusan masalah. Dalam bagian manfaat penelitian harus dicantumkan apa manfaat penelitian ini bagi dunia pendidikan, khususnya bagi siswa, guru, dan sekolah atau barangkali pengembangan konsep/pendekatan pembelajaran. Dalam hal ini perlu dicantumkan apa kira-kira sumbangan penelitian dalam meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya jika ada hal-hal yang bersifat inovatif (Wardhani, 2007:6.12). Dalam isi manfaat penelitian skripsi ini sudah cukup bagus karena sudah sesuai dengan kriteria-kriteria seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kajian pustaka memuat kutipan teori, berbagai definisi dari variabel, dan temuan penelitian sebelumnya. Dalam kajian pustaka juga dapat dikemukakan teori, temuan, dan penelitian lain yang relevan dan mendukung pilihan tindakan (treatment) untuk memecahkan permasalahan PTK tersebut. Dalam menyusun kajian teori harus memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
Dalam kajian pustaka yang terdapat pada skripsi ini sudah cukup bagus. Karena kajian pustaka ini sudah memuat teori-teori untuk menjawab permasalahan PTK, juga memuat berbagai definisi variabel yang diteliti serta memuat temuan penelitian sebelumnya yang sesuai dengan masalah yang dikaji. Namun dalam kajian pustaka ini terdapat beberapa kesalahan redaksi penulisan seperti kesalahan dalam pengutipan, dan penggunaan ejaan. Dalam penulisan sumber kutipan langsung kalimat langsung tidak perlu memakai kata “dalam” cukup nama pengutipnya saja dan tahun terbit bukunya serta halamannya jika mengutip sama persis. Dalam kajian pustaka ini terdapat pengunaan kalimat yang rancu seperti pada kalimat ini “……perkalian harus dikenalkan terlebih dulu sebelum siswa……”. Seharusnya penggunaan imbuhan pada kata “dikenalkan” diganti dengan imbuhan per-,-kan, sehingga menjadi “diperkenalkan”. Lalu penggunaan kata “dulu” juga seharusnya diganti dengan “dahulu”, karena kata “dulu” itu tidak baku dan agar kalimat yang disusunnya menjadi tidak rancu. Pada kalimat ini juga terdapat kesalahan makna dan ejaan seperti “…..,kemudian pemahaman konsepnya telah dimengerti, tahap selanjutnya membina ketrampilan siswa berupa latihan-latihan yang mempunyai tujuan untuk….”. seharusnya kalimat diatas diubah menjadi seperti ini “……, kemudian pemahaman konsepnya telah dimengerti, maka tahap selanjutnya adalah dengan membina keterampilan siswa dengan cara memberikan latihan-latihan yang mempunyai tujuan untuk….” . Dalam penyusunan paragraf juga harus diperhatikan yaitu harus menghindari paragraf yang terdiri dari satu kalimat, dan dalam penulisan teori juaga harus diperhatikan, yaitu tidak perlu menggandakan teori apabila teori sudah disajikan dibagian sebelumnya. Tetapi dalam kajian pustaka ini memiliki kelebihan yaitu penulisan kata asing selalu ditulis miring.
Pada paragraf pertama kalimat terakhir di bagian ini terdapat kalimat yang rancu seperti “….. sekolah dasar (SD) ini berjumlah 153 siswa, yang terbagi 63 siswa laki-laki dan 90 siswa perempuan”. Kata “terbagi” agar tidak menimbulkan makna yang ambigu, maka seharusnya diganti dengan kata “terdiri dari”. Sehingga kalimat itu menjadi seperti ini “….. sekolah dasar (SD) ini berjumlah 153 siswa, yang terdiri dari 63 siswa laki-laki dan 90 siswa perempuan”. Pada pertimbangan memilih lokasi penelitian seharusnya bukan dikarenakan peneliti berada disekolah yang diteliti sebagai staf pengajar tetapi pertimbangan dibuat atas permasalahan yang ada dan karena permasalahan itu menarik harus dipecahakan. Seperti tercantum pada paragraf ke dua ini “lokasi ini dipilih dengan pertimbangan peneliti termasuk salah satu guru dari empat guru senior dan seorang kepala sekolah serta seorang guru honorer sehingga mengetahui situasi dan kondisi sekolah dasar tersebut, termasuk yang menyangkut pembelajaran”. Lagi pula redaksi kalimat diatas kurang tepat, seharusnya tidak perlu menjelaskan jumlah guru di SD tersebut, karena sudah dijelaskan di paragraf selanjutnya dengan jelas. Dalam penulisan redaksi kalimat pada paragraf ini sudah cukup bagus, karena memperhatikan ejaan yang digunakan. Dalam paragraf ini penulisan angka di bawah 10 sudah menggunakan huruf. Seperti pada kalimat pertama ini “penelitian kurang lebih tujuh bulan…”, dibagian ini juga dicantumkan jadwal penelitian secara rinci sehingga memudahkan pembaca memahami kapan penelitian ini dilakukan. Pada penulisan kalimat dalam paragraf ke dua ini terdapat banyak kekurangan. Misalnya dalam kalimat pertama, pemilihan kata yang digunakan agak sedikit rancu dan tidak jelas. Berikut ini kutipan paragraf ke dua mengenai subjek penelitian pada skripsi ini: “Kelas ini sangat tepat dijadikan subjek penelitian, karena kelas ini merupakan kelas pemula yang di dalamnya banyak ditanamkan konsep-konsep dasar yang ke depannya akan berkembang secara berurutan sesuai dengan kemampuan berpikirnya. Jika di kelas ini mampu menguasai konsep maka pada kelas berikutnya akan mudah memahami dan mampu menyelesaikan apa yang diajarkan pada konsep dengan baik”. Dalam isi paragraf diatas tidak jelas wujud kelas pemula itu seperti apa, lalu konsep dasar apa yang ditanamkannya, dan mengapa jika di kelas ini mampu menguasi konsep maka pada kelas berikutnya akan mudah memahami pada konsep seperti apa. Dalam pengambilan kata-kata tersebut kurang tepat sehingga kalimat yang tersusun menjadi rancu dan tidak jelas. Seharusnya dijelaskan secara rinci alasan peneliti mengambil subjek itu.
Metode penelitian dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif dan penelitiannya menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam tujuan memilih penelitian tindakan kelas ini tidak dikhususkan pada masalah yang diteliti tetapi hanya tujuan umumnya saja. Dalam memilih desain penelitian yang mengacu pada model spiral dari Kemmis dan Taggart ini, peneliti tidak menjelaskan alasan menggunakan model ini. Kenapa tidak menggunakan model lain, apakah terdapat keistimewaannya di banding model lain. Peneliti tidak menjelaskan perencenaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang digunakannya seperti apa pada setiap siklus. Sehingga seolah-olah perencanaan pada siklus pertama dan kedua ini sama. Pada siklus dua perencanaannya dengan secara perlahan mengurangi ketergantungan atau penggunaan media batang cuisenaire pada saat pembelajaran. Makna dalam kalimat itu ambigu sehingga membingungkan pembaca. Peneliti tidak menjelaskan dengan cara bagaimana medianya tidak digunakan lagi pada siklus dua. Dalam prosedur peneltian seharusnya dijelaskan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan analisis dan refleksi pada setiap siklusnya. Tetapi dalam srkipsi ini hanya dijelaskan secara umumnya saja.
Pada kalimat ke empat terdapat redaksi kalimat yang rancu seperti “pengenalan disertai penjelasan mengenai cara penggunaan media batang cuisenaire sebagai media pembelajaran penanaman konsep dasar perkalian dalam pembelajaran adalah tahap berikutnya”. Agar tidak rancu dan sinkron dengan kalimat sebelumnya seharusnya kalimat diatas diubah seperti ini “tahap berikutnya adalah pengenalan disertai penjelasan mengenai cara penggunaan media batang cuisenaire sebagai media pembelajaran penanaman konsep dasar perkalian dalam pembelajaran”.
Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, tidak dijelaskan secara rinci bagaimana kemampuan siswa dapat terlihat sempurna itu dalam bidang apa setelah pengurangan penggunaan media batang cuisenaire. Penggunaan kalimatnya membingungkan para pembaca. Dalam tahap observasi ini seharusnya dijelaskan penggunaan instrumen yang telah direncanakan sebelumnya dengan jelas. Tetapi dalam skripsi ini tidak dijelaskan secara rinci bagaimana tahap observasi yang dilakukan dalam penelitian.
Dalam tahap ini sudah cukup bagus karena sudah dijelaskan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi yang berkaitan denagn proses dan dampak tindakan perbaikan yang dijelaskan. Namun tidak dijelaskan dengan rinci hanya gambaran umumnya.
Pada paragraf pertama dan kalimat ke empat terdapat kesalahan penulisan seperti “observasi dilakukan bisa pada saat perencanaan sebelum melaksanakan tindakan,atau pada saat pembelajaran atau pelaksanaan tindakan dan atau ketika pelaksanaan tindakan selesai dilaksanakan pada setiap siklusnya, sehingga….” . Tanda koma yang digunakan diperhatikan, setelah kata ”perencanan” itu harus memakai tanda koma, lalu setelah tanda koma setelah kata “tindakan” harus menggunakan spasi satu kali, dan setelah kata siklusnya harusnya memakai titik. Sehingga kalimat dapat disusun seperti ini “observasi dilakukan bisa pada saat perencanaan, sebelum melaksanakan tindakan, atau pada saat pembelajaran atau pelaksanaan tindakan, dan atau ketika pelaksanaan tindakan selesai dilaksanakan pada setiap siklusnya. Sehingga….”. Contoh format observasi sebaiknya dilampirkan saja. Dalam menyusun indikator seharusnya diperhatikan juga. Misalnya dalam kemampuan siswa option c, indikator baik, cukup, dan kurangnya sama saja. Kalau begitu cukup memakai satu indikator saja, karena yang dinilainya sama saja. Berikut kutipan mengenai indikator kemampuan siswa option c: B= Jika siswa mampu melakukan perkalian tanpa media batang cuisenaire sesuai tahapan yang tepat. C= Jika siswa mampu melakukan perkalian tanpa media batang cuisenaire sesuai tahapan yang tepat. K= Jika siswa mampu melakukan perkalian tanpa media batang cuisenaire sesuai tahapan yang tepat. Dalam paragraf dua dalam bagian ini terdapat kalimat yang rancu seperti “tujuan wawancara untuk memperoleh data/informasi……”, seharusnya kalimat itu diubah menjadi seperti ini “tujuan wawancara yaitu untuk memperoleh data/informasi……”. Dalam penyusunan tabel tidak boleh lintas halaman. Sebaiknya tabel yang panjang disimpan dilampiran saja. Dalam menyusun catatan lapangan sudah bagus tetapi tidak dicantumkan catatan lapangan dalam penelitian ini seperti apa, hanya ada penjelasan mengenai pengertian catatan lapangannya saja. Dalam penyusunan redaksi kalimatnya sedikit rancu. Penulisan kutipan dengan kalimat sesudahnya tidak sinkron, seperti “catatan lapangan yaitu catatan yang dibuat oleh peneliti….Wiriatmadja (2006:125). Berbagai aspek pembelajaran kelas….”. Seharusnya penulisan kalimat tersebut seperti ini “Menurut Wiriatmadja (2006:125) catatan lapangan yaitu catatan yang dibuat oleh peneliti…. Berbagai aspek pembelajaran kelas….”. Pada kalimat ke tiga paragraf ini susunan kalimatnya rancu seperti “tes dalam bentuk soal dilakukan untuk mengetahui kemampuan berhitung/perkalian siswa setelah tak lagi bergantung pada media batang cuisenaire”. Seharusnya kalimat itu diubah menjadi seperti ini “sedangkan tes dalam bentuk soal dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan operasi perkalian siswa setelah tidak lagi menggunakan media batang cuisenaire”. Dalam menyusun laporan ilmiah harus selalu menggunakan kata baku sesuai dengan EYD. Seperti dalam kalimat diatas penggunaan kata “tak” seharusnya diganti dengan kata “tidak”, karena kata itu tidak baku. Dalam tes hasil belajar ini tidak dijelaskan aspek yang diamatinya seperti apa. Pada paragraf ke dua terdapat juga kalimat yang rancu seperti “sebagai soal awal yang tujuannya mencari temuan setelah diadakannya tindakan, …”. Makna dalam kalimat ini rancu karena tidak dijelaskan soal awal itu seperti apa. Lagi pula hal ini keliru karena tujuan dari PTK ini adalah untuk melakukan perbaikan/peningkatan kemampuan siswa dalam operasi perkalian.
1) Data Kualitatif Dalam pembahasan data kualitatif ini sudah jelas terdapat instrumen penelitian yang menghasilkan data kualitatif, baik itu dari instrumen observasi, wawancara, maupun catatan lapangan. Namun dalam pembahasan data kualitatif ini tidak dijelaskan aspek yang diobservasi, sehingga tidak jelas bagaimana data kualitatif yang dihasilkan dari observasi. Kemudian data kualitatif dari wawancaranya pun hanya dijelaskan objek yang diwawancarainya saja. Tetapi tidak dijelaskan aspek dari wawancara, sehingga tidak terlihat perbedaan dan persamaan aspek yang diwawancara antara guru dan siswa. Dengan kata lain pembahasan dalam data kualitatif terdapat kekurangan karena tidak dijelaskan secara rinci dan kalimat tidak disusun secara jelas. Sehingga pembaca tidak dapat memahami isi skripsi ini dalam sekali baca. 2) Data Kuantitatif Dalam pembahasan data kuantitaf juga kurang jelas. Bagaimana skor yang dihasilkan itu harus dijelaskan. Seharusnya dalam penskoran itu dicantumkan contoh agar para pembaca dapat memahami isi pembahasan data kualitatif ini. Penggunaan huruf besar dalam kalimat juga harus diperhatikan. Dalam paragraf ini terdapat kalimat yang tidak mengunakan huruf besar. Seharusnya pada awal kalimat mengunakan huruf besar. Pada kalimat pertama dalam pembahasan analisis data ini terdapat penggunaan kata-kata yang rancu seperti “…..,kemudian data-data atau temuan-temuan disatukan untuk dirangkum sehingga menjadi data yang terjamin akurasinya”. Maksud dari kata yang dicetak miring itu seperti apa. Peneliti tidak menjelaskan bagaimana data itu dapat terjamin akurasinya. Dalam penyusunan kalimat ke dua juga rancu seperti “….temuan-temuan selanjutnya dikumpulkan untuk dimaknai dan diperiksa kembali keabsahannya”. Maksud dari kata yang dicetak miring itu seperti apa. Makna apa dan untuk dimaknai oleh siapa. Peneliti tidak menjelaskan secara rinci bagaimana analitis data dilakukan.
Penulisan kutipan pada pembahasan member check ini salah, seharusnya apabila kutipan lebih dari tiga baris harus dijorokan sebanyak enam ketukan. Lagi pula antara kutipan dengan kalimat yang dibuat oleh peneliti tidak sinkron sehingga menimbulkan makna yang rancu. Apakah kalimat selanjutnya itu menjelaskan member check atau tidak, karena tidak terdapat kata sambung yang tepat. Tetapi dalam pembahasan mengenai member check ini sudah cukup bagus karena mencantumkan contoh member check. Penulisan kata di tengah kalimat seharusnya menggunakan huruf kecil tetapi dalam kalimat pada pembahasan triangulasi menggunakan huruf besar. Dalam penggunaan spasi juga tidak diperhatikan. Ada beberapa kata yang tidak menggunakan spasi, seperti pada kalimat ke dua dan ke tujuh. Seharusnya agar tidak terjadi kekeliruan dalam penulisan, peneliti mengedit kembali hasil tulisan. Selebihnya bagus karena dalam pembahasan ini sudah mencantumkan contoh triangulasi. Dalam pembahasan audit trial ini sudah cukup jelas. Tetapi terdapat kesalahan penulisan seperti kata “pre tes”, seharusnya kata itu tidak menggunakan spasi sehingga menjadi seperti ini “pretes”. Dalam pembahasan ekpert opinion sudah cukup bagus baik dari segi makna maupun redaksi penulisan.
Pada paragraf ke empat penggunaan kalimat agak rancu seperti “sebagian kecil siswa memahami namun kurang berkonsentrasi dalam mengerjakannya, sehingga mereka mendapatkan nilai yang cukup besar dibanding kebanyakan teman sekelasnya”. Pada kalimat itu maknanya ambigu sehingga membingungkan pembaca, mengapa siswa kurang berkonsentrasi mendapatkan nilai yang besar, bagaimana kalau konsentrasinya tinggi mungkin mendapatkan nilai yang lebih besar lagi.
Pada paragraf ke dua kalimat terakhir penggunaan kata dengan pada kalimat ini seharusnya dihilangkan, “……terlebih dahulu dan mendapatkan ijin dari dengan guru kelas dan kepala sekolah”. 1) Paparan Data Perencanaan Siklus 1 Dalam menulis istilah asing seharusnya dimiringkan. Seperti pada paragraf pertama option ke empat “membuat instrument berupa lembar observasi……..”. kata yang digaris bawahi itu seharusnya dimiringkan dan kalau akan tetap memakai bahasa Indonesia tidak perlu memakai huruf “t” dan tidak perlu dimiringkan. 2) Paparan Data Pelaksanaan Siklus 1 Pada paragraf pertama kalimat ke dua dalam pembahasan paparan data pelaksanaan siklus satu ini agak rancu seperti “dengan kegiatan awal, melaksanakan tanya jawab tentang kehidupan sehari-hari yang masih ada kaitannya dengan perkalian setelah guru melaksanakan apersepsi dengan mangkondisikan kelas ke dalam kondisi yang siap belajar”. Penggunaan kata yang dicetak miring pun salah. Seharusnya setelah kata “perkalian” itu memakai koma. Kalimat lebih baik diubah seperti ini “dengan kegiatan awal, melaksanakan tanya jawab tentang kehidupan sehari-hari yang masih ada kaitannya dengan perkalian, setelah guru melaksanakan apersepsi dengan mengkondisikan kelas ke dalam kondisi yang siap belajar”. Pada paragraf ke dua, kalimat ke lima sebaiknya kata ”depan” dihilangkan agar kalimat tidak menjadi rancu, seperti “guru memperagakan perkalian 3×2 dengan menggunakan media batang cuisenaire di depan hadapan siswa kelas II” . 3) Paparan Data Hasil Siklus 1 Pada paragraf ke dua dalam pembahasan paparan data hasil siklus satu kurang jelas. Kata “standar” yang digunakan dalam pembahasan ini seperti apa. Apakah standar lulus atau tidak lulus. Seharusnya peneliti menjelaskan secara rinci standar yang digunakan pada hasil penilaian siswa. Dalam keterangan tabel standar enam juga tidak dijelaskan bagaimana descriptor L dan TL itu seperti apa. Bagiamana pembaca akan mengerti isi pembahasan ini apabila isinya tidak jelas. Penggunaan kata “aktifitas” pada paragraf ke empat juga salah seharusnya “aktivitas. Penggunaan kata dengan pada kalimat ini juga kurang cocok “dengan hasil dari observasi selama pembelajaran…”. seharusnya kata ”dengan” diganti dengan kata ”dari” dan kata “dari” setelah kata dengan dihilangkan sehingga kalimatnya menjadi seperti ini “dari hasil observasi selama pembelajaran….”. Dalam penyusunan tabel tidak boleh lintas halaman apabila tidak cukup simpan saja dibagian lampiran. 4) Analisis dan Refleksi a) Analisis Penggunaan kata “pre test” dan “posttest” pada pembahasan analisis salah. Seharusnya apabila menggunakan bahasa Indonesia penulisannya seperti ini ”pretes” dan “postes”. Dan kalaupun menggunakan bahasa Inggris penulisannya seperti ini “pretest” dan “posttest” dan penulisannya harus dimiringkan. Penggunaan kalimatnya pun rancu seperti “…konsep dasar perkalian menggunakan media batang cuisenaire dapat jelas dari tabel di bawah ini”. Agar kalimat tidak rancu seharusnya diubah menjadi seperti ini “…konsep dasar perkalian menggunakan media batang cuisenaire dapat dilihat dari tabel di bawah ini”. Dalam membuat tabel juga harus diperhatikan. Tabel tidak boleh lintas halaman, apabila tidak cukup simpan saja dibagian lampiran. b) Refleksi Pembahasan dalam bagian refleksi sudah cukup bagus dan jelas.
Pada kalimat terakhir dalam pembahasan paparan data tindakan dua ini agak rancu seperti “selain itu tujuan dari pelaksanaan tindakan siklus 2 ini meminimalisasi penggunaan media batang cuisenaire dalam melakukan perkalian, sehingga kemampuan siswa dapat nampak jelas”. Dalam bagian ini tidak dijelaskan seperti apa kemampuan siswa yang nampak jelas itu. 1) Paparan Data Perencanaan Siklus 2 Dalam pembahasan data perencanaan siklus 2 sudah cukup jelas. 2) Paparan Data Pelaksanaan Siklus 2 Dalam pembahasan paparan data pelaksanaan siklus 2 sudah cukup bagus. Namun terdapat beberapa kalimat yang rancu. Misalnya dalam penggunaan kata durasi dalam kalimat ini kurang tepat seperti “…, yaitu batang cuisenaire namun durasinya sudah dikurangi”. Seharusnya diganti dengan kata waktu, sehingga kalimatnya seperti ini “…, yaitu batang cuisenaire namun waktunya telah dikurangi”. Pada kalimat terakhir paragraf ketiga terdapat kalimat yang mengandung makna rancu seperti “tujuannya untuk lebih meyakinkan kemampuan siswa dalam melakukan perkalian”. Kata meyakinkan dalam kalimat itu maknanya kurang jelas. Peneliti tidak menjelaskan bagaimana makna dari kata meyakinkan itu. 3) Paparan Data Hasil Siklus 2 Pada paragraf pertama, kalimat ketiga terdapat kata yang rancu seperti “tujuannya untuk melihat kemampuan siswa secara utuh”. Kata kemampuan pada kalimat itu kurang jelas, sehingga menimbulkan makna yang ambigu. Keterangan pada tabel juga kurang jelas. Bagaimana descriptor baik, cukup, kurang itu tidak dijelaskan pada pembahasan bagian ini. Pada kesimpulan format wawancara terdapat penulisan kata yang salah seperti “timdakan”, seharusnya kata itu diubah menjadi “tindakan”. 4) Analisis dan Refleksi Pada pembahasan analisis dan refleksi terdapat tabel yang terpotong. Dalam pembuatan tabel seharusnya tidak boleh lintas halaman. Kalaupun tidak cukup, tabel dapat dilampirkan saja.
Pada pembahasan gambaran analisis data terdapat penulisan kata yang salah seperti “…, kemamapuan siswa dalam melaksanakan perkalian di anggap sudah mampu ssehingga pada pelaksanaan tindakan siklus 2 peran media dikurangi atau mulai dihilangkan”. Kata yang dicetak miring pada kalimat itu salah seharusnya diubah seperti “…, kemampuan siswa dalam melaksanakan perkalian di anggap sudah mampu sehingga pada pelaksanaan tindakan siklus 2 peran media dikurangi atau mulai dihilangkan”.
Pada pembahasan kesimpulan sudah cukup jelas, karena kesimpulan ini sudah menjawab rumusan masalah yang ada. Namun terdapat kata yang rancu seperti pada option ke dua “….kemudian secara perlahan media batang cuisenaire dijauhkan dari siswa agar kemampuan siswa dalam melakukan perkalian dapat diterlihat sempurna”. Kata ”dijauhkan” yang dicetak miring kurang tepat karena dapat menimbulkan makna yang ganda. Kata diterlihat juga salah, seharusnya diganti menjadi kata terlihat. Pada paragraf pertama pembahasan saran terdapat kesalahan penulisan kata seperti “…., yang diharapkan peneliti bisa bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam upaua meningkatkan pemahaman siswa dalam konsepdasar perkalian…”. Kata yang dicetak miring seharusnya diganti dengan kata upaya agar tidak menimbulkan makna yang rancu serta kata yang digaris bawahi seharusnya memakai spasi. Dalam pembahasan saran bagi guru sekolah dasar itu sangat trivial atau terlalu luas. Guru sudah seharusnya memiliki kemampuan mengelola kelas, karena mengelola kelas merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru. Dalam pembuatan saran seharusnya mengacu pada hasil refleksi. Dalam penyusunan daftar pustaka terdapat beberapa kesalahan. Dalam daftar pustaka pada skripsi ini, setelah nama pengarang tidak memakai titik. Seharusnya setelah nama pengarang diberi tanda titik lalu dilanjutkan dengan tahun penerbit yang berada didalam kurung, nama buku (dalam huruf miring), kota terbit dan nama penerbit. Contoh penulisan daftar pustaka jika buku ditulis seorang saja: Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis skripsi ini ternyata masih memiliki beberapa kekurangan. Dalam skripsi ini terdapat kesalahan isi dan redaksi penulisan. Diantaranya pembuatan judul yang terlalu panjang, tidak adanya masalah dan tujuan dalam abstrak, masih menggunakan kata tidak baku, penggunaan diksi kurang tepat, penulisan kutipan kurang tepat, kesalahan dalam pengetikan, dan pembuatan saran yang trivial serta penulisan daftar pustaka keliru. ANALISIS SKRIPSI Laporan Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester Mata kuliah Penelitian Pendidikan Dosen Maulana, M.Pd. Disusun Oleh: VERA AGUSTIAN DEWI 0605051/21 Kelas Matematika PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SUMEDANG 2009 DAFTAR PUSTAKA Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Wardhani, Igak. dkk. (2007). Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. LAMPIRAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………… i ANALISIS SKRIPSI……………………………………………………………………….. 1
KESIMPULAN……………………………………………………………………………….. 21 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN |