Contoh bertawakal dalam bermusyawarah yaitu

Contoh bertawakal dalam bermusyawarah yaitu

Barangsiapa mengenal dan yakin bahwa Allah swt sebagai Rahman (Maha Pengasih), Rahim (Maha Penyayang), ‘Aziz (Maha Perkasa), Hakim (Maha Bijaksana), Hayy (Maha Hidup), Qayyum (Maha Berdiri Sendiri)… maka ia akan terdorong untuk bertawakkal kepada-Nya.

Oleh karena itu, Al-Quran sering mengaitkan perintah tawakkal dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah di atas.
Yang paling banyak adalah Ismul Jalalah, nama yang mengandung segala kesempurnaan.

1. Allah SWT berfirman,

Contoh bertawakal dalam bermusyawarah yaitu
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

(Ali Imran (3): 159).

2. Allah SWT berfirman,

Contoh bertawakal dalam bermusyawarah yaitu
23. berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”.
(Al-Maidah (5): 23).

3. Allah SWT berfirman,

Contoh bertawakal dalam bermusyawarah yaitu
89. Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi Makan sepuluh orang miskin, Yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, Maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya).
(Al-Maidah (5): 89).

Tawakkal juga dikaitkan dengan Ar-Rahman dimana rahmat-Nya yang maha luas tidak akan menyia-nyiakan siapapun yang bertawakkal kepada-Nya:

4. Allah SWT berfirman,

Contoh bertawakal dalam bermusyawarah yaitu
29. Katakanlah: “Dia-lah Allah yang Maha Penyayang Kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah Kami bertawakkal. kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata”.
(Al-Mulk (67): 29).

Tawakkal juga dikaitkan dengan Al-Aziz (akan mulia dan tidak akan hina sedikitpun orang yang bergantung kepada-Nya, Ar-Rahim (rahmat Allah bagi yang bertawakkal kepada-Nya), Al-Hakim (tidak akan diabaikan siapun yang percaya dengan kesempurnaan kebijaksanaan dan perencanaan-Nya).

5. Allah SWT berfirman,

Contoh bertawakal dalam bermusyawarah yaitu
217. dan bertawakkallah kepada (Allah) yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,
(Asy-Syuara (26): 217).

6. Allah SWT berfirman,

Contoh bertawakal dalam bermusyawarah yaitu
49. (ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: “Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya”. (Allah berfirman): “Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, Maka Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
(Al-Anfal (8): 49).

Tawakkal juga dikaitkan dengan Al-Hayy dimana orang yang bergantung kepada makhluk berarti ia bergantung kepada sesuatu yang akan mati sewaktu-waktu, dan beruntunglah orang yang hanya bergantung kepada Allah:

7. Allah SWT berfirman,

Contoh bertawakal dalam bermusyawarah yaitu
58. dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. dan cukuplah Dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.
(Al-Furqan (25): 58).

Sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an pada surah Ali Imran 3:159 bahwa setelah diperoleh kesepakatan dalam bermusyawarah hendaklah peserta musyawarah bertawakal kepada Allah SWT, karena?

  1. Agar keputusan menjadi berkah
  2. Agar tidak sotta’ sotta’
  3. Agar dapat menentukan keputusan terbanyak disetujui
  4. Agar tidak sombong
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: A. Agar keputusan menjadi berkah.

Dilansir dari Ensiklopedia, sesuai dengan perintah allah swt dalam al-qur’an pada surah ali imran 3:159 bahwa setelah diperoleh kesepakatan dalam bermusyawarah hendaklah peserta musyawarah bertawakal kepada allah swt, karena agar keputusan menjadi berkah.

Jakarta -

Surat Ali Imran adalah surat ketiga dalam mushaf Al Quran. Surat ini diturunkan di Kota Madinah dan tergolong surat Madaniyah.

Nama surat Ali Imran (آل عمران ) diterjemahkan sebagai keluarga Imran. Surat Ali Imran terdiri dari 200 ayat. Pada ayat 159, terdapat anjuran untuk senantiasa berkata baik dan bersikap lemah lembut. Bunyi surat Ali Imran ayat 159 adalah sebagai berikut:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

Arab-latin: fa bimā raḥmatim minallāhi linta lahum, walau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi lanfaḍḍụ min ḥaulika fa'fu 'an-hum wastagfir lahum wa syāwir-hum fil-amr, fa iżā 'azamta fa tawakkal 'alallāh, innallāha yuḥibbul-mutawakkilīn

Artinya: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS. Ali Imran: 159)

Dirangkum dari tafsir Kemenag, tafsir Ibnu Katsir, dan tafsir Al Ahzar, berikut kandungan surat Ali Imran ayat 159:

1. Rasulullah SAW tetap bersikap lemah lembut dan tidak marah kepada sebagian kaum Muslimin yang melakukan pelanggaran dalam keadaan genting Perang Uhud. Bahkan beliau memaafkannya dan memohonkan ampun untuk mereka. Dalam tafsir Ibnu Katsir, sikap lemah lembut yang ditunjukkan Nabi SAW adalah salah satu rahmat Allah kepada makhluk-Nya. Perilaku tersebut patut diteladani umat Islam pada saat ini.

2. Sikap lemah lembut, rasa rahmat, belas kasihan, dan cinta kasih yang ditanamkan Allah SWT kepada Rasulullah ini mempengaruhi sikap beliau dalam memimpin. Sikap tersebut mempengaruhi cara kepemimpinan seseorang.

3. Rasulullah SAW selalu bermusyawarah dalam segala hal, terlebih dalam urusan peperangan. Hal ini merupakan anjuran bagi umat Islam, untuk senantiasa bermusyawarah atau berdiskusi dalam segala hal sebelum mengambil keputusan.

4. Musyawarah merupakan salah satu cara untuk mengambil kesepakatan bersama. Sebagaimana Imam Ahmad meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Abdur Rahman ibnu Ganam, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda kepada Abu Bakar dan Umar: "Seandainya kamu berdua berkumpul dalam suatu musyawarah, aku tidak akan berbeda denganmu."

5. Anjuran untuk patuh terhadap kesepakatan dari hasil musyawarah yang telah dilakukan.

6. Bertawakal sepenuhnya kepada Allah karena Dia adalah pemberi pertolongan dan pembela bagi hamba-Nya.

Sahabat hikmah, dengan memahami kandungan surat Ali Imran ayat 159 di atas, semoga kita senantiasa diberikan rahmat dari Allah agar selalu bersikap lemah lembut dan pemaaf.

Simak juga 'Bacakan Zikir dan Doa Kebangsaan, Menag Perkenalkan 5M + 1D':

(kri/erd)