Cara menurunkan kelembaban mesin tetas telur

ANTERO PETERNAKAN – Cara menetaskan telur ayam sekarang ini tidak sesulit dulu.  jika dulu kita hanya menetasan telur dengan bantuan jerami dan ataupun coba berksperimen dengan mebuat mesin penetas telur dari kardus dengan menggunakan bantuan lampu.

Tapi sekarang untuk menetaskan telur ayam kita sudah bisa menggunakan bantuan mesin penetas telur dengan suhu bisa kita seting otomatis.

enetasan telur dengan bantuan jerami dan ataupun coba berksperimen dengan mebuat mesin penetas telur dari kardus dengan menggunakan bantuan lampu.

Langkah dan Cara Menetaskan Telur Ayam Yang Benar

Kenapa harus menggunakan cara benar? Karena telur yang ditetaskan tanpa menggunakan langkah yang benar, kemungkinan untuk mencapai goal atau hasil penetasan yang maksimal akan sangat kecil.

Kebanyakan peternak ayam kampung masih melakukan penetasan telur ayam dengan cara tradisional yakni dengan melakukan proses penetasan dengan “pengeraman telur melalui indukan ayam betina”.

Kami rasa cara tersebut memang cukup efektif untuk mendapatkan hasil daya tetas yang maksimal.

Namun bagaimana jika anda ingin mendapatkan hasil yang lebih maksimal lagi, misal satu kali penetasan bisa mencapai 100 butir atau 200 butir telur.

Cara terbaiknya yaitu menggunakan bantuan mesin penetas telur.

Untuk mendapatkan hasil maksimal dari cara menetaskan telur dengan lampu bohlam, maka berikut kami berikan tips atau cara menetaskan telur ayam dengan mesin penetas telur agar hasilnya jauh lebih maksimal.

1. Pemilihan telur yang akan di tetaskan

Telur yang bagus yaitu yang memiliki berat kurang lebih 40 hingga 50 gram dan memiliki bentuk oval bukan bulat persis dengan cangkang yang halus.

Selain itu masa penetasan telur tidak boleh lebih dari 7 hari selepas telur di keluarkan dari indukannya dan juga pilih telur yang memiliki celah ruang udara yang cukup yang terletak pada ujung telur karena ini juga berpengaruh terhadap vertilitas telur itu sendiri.

Sebaiknya gunakan telur dari indukan ayam milik anda sendiri, agar tidak sampai tidak mendapatkan telur yang sudah lama.

Sebab telur yang sudah lebih dari 7 hari setelah keluar dari indukan memiliki vertilitas yang jauh lebih sedikit. Waspadalah!

2. Proses Pembersihan cangkang telur yang kotor

Cara ini bisa anda lakukan dengan mengusap telur menggunakan kain yang berbahan lembut dengan mengunakan air hangat ataupun incunol (disinfektan) yang biasanya sudah ada diberikan satupaket dengan mesin penetas yang anda beli.

Kenapa harus kain halus? Sebab permukaan kain yang kasar dapat merusak pori-pori telur dan membuatnya terbuka sehingga bakteri dan air dapat masuk sehingga bisa menyebabkan kurangnya vertilitas dari telur tersebut.

3. Bersihkan mesin penetas telur bohlam bukan dari kardus yang anda gunakan

Anda bisa memberihkan mesin tetas yang akan anda gunakan dengan menggunakan kain dan air hangat.

Setelah itu anda bisa juga menyemprotkan disinfektan agar bakteri dan jamur penyebab kegagalan penetasan dengan mesin peetas telur bohlam ini dapat terhindarkan.

Jika mesin yang anda gunaan baru beli di penetasan.com maka ada cukup gunakan disinfektan saja untuk megusir bakteri dan jamur yang MUNGKIN saja bersarang di dalamnya.

4. Nyalakan mesin penetas yang akan anda gunakan

Setelah proses pembersihan mesin tetas and alakukan selanjutnya anda bisa nyalakan mesin tetas dengan pertama setting suhu, dan kelembapan yang pas untuk telue ayam yang akan anda tetaskan.

5. Memasukkan telur kedalam mesin penetas telur yang akan anda gunakan

Setelah spersiapan telur ayam yang akan ditetaskan dan juga mesin telur sudah siap maka tahap selanjutnya yaitu memasukkan mtelur kedalam mesin.

Pada hari pertama sampai hari kelima telur dimasukkan kedalam mesin, rak harus dalam keadaan rata atau datar ya.

Selain itu usahakan jangan membuka ventilasi udara maupun pintu penutup mesin tetas agar proses pembentukan embrio tidak terganggu.

6. Proses peneropongan telur

Proses ini bisa anda lakukakn pada hari kelima. Cara ini bisa dilakukan untuk mensortir teluryang memiliki vertilitas dan telur yang infertile. Jika telur infertil maka bisa segera keluarkan atau diafkir dan bisa dikonsumsi.

7. Proses pemutaran rak telur pada mesin penetas telur

Proses pemutaran rak pada mesin penetas telur ini bisa anda lakukan pada hari kelima ssetelah proses peneropongan telur selesai di lakukan.

Dan bisa di hentikan pada hari ke 18 atau masa telur ayam akan menetas pada hari ke 21.

Ini fleksibel sesuai dengan telur yang akan di tetaskan, jika untuk menetaskan telur burung berarti ya pada hari ke 10 harus dihentikan,

nah jika untuk menetaskan telur bebek berarti rak bisa dihentikan perputarannya pada hari ke 25.

8. Proses penyemprotan telur

Proses ini bisa anda lakukan untuk menambah kelembapan pada ruang penetasan. Anda bisa menyemprotkan air hangat pada telur pada hari ke 17 dan 18.

Kelembapan yang tidak baik akan menyebabkan anak ayam akan sulit kelur dari cangkang, sehingga mati di dalmnya.

9. Proses terakhir yaitu perlakuan anak ayam paska penetasan

Ini juga merupakan salah satu proses terpenting pada cara menetaskan telur ayam menggunakan mesin penetas telur bohlam, yaitu perlakuan anak ayam paska penetasan.

Sebab kebanyakan orang masih salah dalam perlakkuannya. Jadi setelah anak ayam menetas dan dikeluarkan dari mesin,

sebaiknya jangan beri makan atau minum terlebih dahulu dan pindahkan pada incubator pemanas anak ayam atau anda juga bisa mencampurnya dengan indukan.

Umumnya anak ayam dapat bertahan 1 hari tanpa diberi makan dan minum, karena masih terdapat cadangan makanan didalam tubuhnya jadi jangan khawatirkan anak ayam anda akan kelaparan meski tidak di beri amakan sehari setelah penetasan.

Suhu dan Kelembapan dalam Proses Penetasan Telur

PENGARUH SUHU TERHADAP DAYA TETAS TELUR AYAM
Temperatur (C) Persentase Telur Fertil (%)
35,5 10
36,1 50
36,7 70
37,2 80
37,8 88
38,3 85
38,9 75
39,4 60

Pentingnya Kelembaban Mesin tetas

Salah satu faktor kegagalan dalam proses penetasan telur adalah dikarenakan pengaruh kelembaban. Anda mungkin pernah melihat telur dalam mesin penetas yang sudah retak (pipping) akan tetapi akhirnya gagal menetas juga. Begitu juga anda mungkin pernah melihat embrio yang ada di dalam telur mati ‘tenggelam’ oleh cairan yang di dalam telur. Hal itu semua tidak lain adalah akibat faktor kelembaban yang kurang mendapat perhatian. Pernah suatu kali penulis melihat seorang penetas kawakan (berpengalaman) akan tetapi cara menetaskannya tanpa air. Alhasil, doc yang dihasilkan rata-rata mengalami masalah baik bulunya lengket-lengket, ukuran doc kecil-kecil, pusar tidak terserap sempurna, dan gampang mati (lemah). Penulis berusaha memberi masukan arti pentingnya air (kelembaban) dalam sebuah proses penetasan. Akan tetapi keangkukan tetaplah keangkuhan, sampai bukti datang dengan sendirinya yaitu ketika musim penghujan, mengapa ukuran doc yang dihasilkan berbeda?. DOC yang dihasilkan terlihat segar-segar, ukurannya pun lebih besar, pusar terserap sempuna dan tidak gampang mati, padalah tata cara penetasan yang dilakukan’sama’ dan telur yang ditetaskan juga berasal dari sumber yang ‘sama’.

Kalau anda mempunyai alasan bahwa induk ayam mengeram pada kondisi kering dan daya tetasnya tinggi, mengapa perlu repot-repot menyediakan air segala serta mengontrolnya? Anda lupa, pada kelembaban alami (ayam mengeram), kelembaban diatur oleh keringat yang dikeluarkan induk ayam. Memang, ayam tidak memiliki kelenjar keringat yang sempurna sehingga kelembaban yang terjadi menjadi tidak terlalu tinggi. Karena itu telur ayam tidak membutuhkan kelembaban yang terlalu tinggi. Atau bolehlah sebagai bukti, anda bisa mengukur tingkat kelembaban telur yang sedang dierami secara alami untuk memastikan hal ini. Ingatlah, segala ciptaan Yang Maha Kuasa itu sempurna, kita hanya meniru (jawa=njiplak) hasil ciptaan Allah swt.

Sekitar 70% dari berat sebutir telur adalah air. Karena itu adalah hal yang cukup penting untuk memelihara tingkat kelembaban baik sebelum telur masuk ke dalam mesin penetas atau selama telur berada di dalam mesin penetas agar dapat mencegah penguapan air berlebih dari dalam telur. Penyimpanan telur tetas sebelum dimasukkan ke dalam mesin penetas hendaknya dilakukan pada kelembaban relatif sekitar 35%, sedang pada masa pengeraman di dalam mesin penetas usahakan berkitar 50% sampai 65% untuk telur ayam. Sedang pada proses penetasan telur itik/bebek membutuhkan kelembaban 65 sampai 70% pada 25 hari pertama pengeraman dan selanjutnya 80-85% sampai telur menetas. Air ini penting bagi lingkungan dalam sebutir telur agar dimungkinkan pembuangan sisa-sisa metabolik embrio dan berperan sebagai suatu regulator panas, seperti suatu radiator mobil yang memindahkan panas melalui air.

Kelembaban relatif (relatif humidity) untuk mesin penetas atau periode 18 hari pertama harus dijaga pada 50% – 55 % dan 3 hari setelahnya (21 hari dikurangi 3 hari) atau pada hari ke 19 – 21 sebelum telur menetas (proses penetasan telur ayam), kelembaban udara harus dinaikkan menjadi 60%-65%. Cara menaikkan kelembaban antara lain dengan memberikan spons/ busa (yang telah dibasahi air) di sekeliling rak telur, menyemproi air dengan handspray (dengan semburan embun), atau dengan cara menambah jumlah air dalam bak. Peletakan selembar kain tipis pada permukaan air di dalam bak bukanlah usaha untuk menaikkan kelembaban, akan tetapi perlakuan tersebut untuk memeratakan kelembaban di dalam mesin penetas.

Yang perlu anda perhatikan adalah pada saat 3 hari menjelang telur menetas kita jangan sampai memb­ka pintu mesin penetas. Pintu mesin penetas tidak boleh dibuka karena dapat menyebabkan kehilangan kelembaban udara yang amat sangat diperlukan dalam proses akhir penetasan. Kehilangan kelembaban dapat mencegah keringnya membran pada kulit telur pada saat penetasan (hatching). Bisa dikatakan selama 3 hari itu kita lepas tangan, tidak perlu ikut campur, selain menunggu proses penetasan berjalan sampai selesai dengan sendirinya. Hanya doa kepada Allah swt yang patut kita panjatkan, karena semua urusan kembali kepada-Nya.

Bagaimana pengaruh tingkat kelembaban pada proses penetasan? Kelembaban yang rendah menyebkan anak ayam sulit memecah kulit telur karena lapisan kulit menjadi keras dan berakibat anak ayam melekat/lengket di selaput bagian dalam telur dan akhirnya mati. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi dapat menyebabkan air masuk melalui pori-pori kerabang, lalu terjadi penimbunan cairan di dalam telur. Akibatnya embrio tidak dapat bernapas lalu mengalami kematian. Pada tingkat kelembaban yang tinggi pula akan dijumpai anak ayam akan sulit untuk memecah kulit telur atau kalaupun kulit telur dapat dipecahkan maka anak ayam tetap berada di dalam telur karena mati tenggelam dalam cairan dalam telur itu sendiri. Hal ini bisa anda buktikan secara alami pada proses penetasan yang dilakukan pada musim panas dan musim penghujan, bagaimana hasil tetasannya?

Cara untuk mengetahui tingkat kelembaban di dalam mesin penetas adalah dengan mengukurnya dengan hygrometer. Cara alami untuk menentukan kelembaban udara di dalam mesin penetas adalah dengan memperhatikan ukuran kantong udara di dalam telur bagian alas atau bagian tumpulnya. Gambar yang ada di atas adalah gambar ukuran kantong udara sebuah telur tetas yang mengalami perkembangan pada hari ke 7, 14, dan 18. Untuk mengetahuinya perlu bantuan alat peneropong telur atau alat yang fungsi dan cara kerjanya sama. http://sentralternak.com.