Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku Petunjuk Praktikum Fisika Dasar ini. pelaksanaan praktikum fisika dasar bagi mahasiswa INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL sehingga mahasiswa dapat mempraktekkan pengetahuan yang didapat di dalam kuliah. Penyusun berpesan agar buku ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh mahasiswa untuk memperoleh tambahan ilmu pengetahuan secara praktek dan teori. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam menyusun buku Petunjuk Praktikum Fisika Dasar ini. Terima kasih kepada rekan-rekan asisten dan praktikan serta pihak-pihak yang telah ikut memberitahukan hal-hal yang perlu diralat/diperbaiki, tentu saja penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Bandung, Oktober 2021 PERCOBAAN M1 ............................................................................................ 1 PERCOBAAN M2 .......................................................................................... 21 PERCOBAAN M3 .......................................................................................... 37 PERCOBAAN M4 .......................................................................................... 49 PERCOBAAN M5 .......................................................................................... 59 PERCOBAAN M6 .......................................................................................... 73 PERCOBAAN L1 ........................................................................................... 92 PERCOBAAN L2 ......................................................................................... 110 PERCOBAAN L3 ......................................................................................... 118 PERCOBAAN L4 ......................................................................................... 129 PERCOBAAN L5 ......................................................................................... 144 PERCOBAAN L6 ......................................................................................... 156 PERCOBAAN P1 ......................................................................................... 170 PERCOBAAN P2 ......................................................................................... 181 PERCOBAAN P3 ......................................................................................... 198 PERCOBAAN P4 ......................................................................................... 205 PERCOBAAN P5 ......................................................................................... 217 PERCOBAAN O .......................................................................................... 230 a. Laboratorium Fisika Dasar merupakan salah satu sarana pendidikan dan pembelajaran di Institut Teknologi Nasional, oleh karena itu, selama berada di Laboratorium, praktikan harus bersikap sopan dan santun. b. Berpakaian rapi: mengenakan kemeja, memakai sepatu tertutup berkaos kaki, celana yang sopan (tidak sobek, bukan legging, dan bukan rok mini), dan tidak memakai aksesoris (contoh : gelang, topi, jaket, cincin, dll kecuali jam tangan). tidak diperkenankan makan, tidur, dan merokok. d. Praktikan tidak diperkenankan meninggalkan meja praktikum tanpa seizin asisten. dengan seizin asisten di sekitar loker atau di luar laboratorium. loker yang disediakan, tidak diperkenankan membawa ke meja praktikum. masing-masing. tanggung-jawab masing masing praktikan, Laboratorium Fisika Dasar tidak bertanggung-jawab atas segala jenis kehilangan barang pribadi. memakai jas laboratorium, dan hanya boleh dilepas jika sudah diluar laboratorium. Laboratorium Fisika Dasar). (kartu praktikum diberikan pada hari pertama praktikum), jika tidak membawa maka tidak diperkenankan mengikuti praktikum saat itu dan tidak diberikan praktikum pengganti/susulan. selambat lambatnya 1 (satu) hari sebelum praktikum berikutnya pada jam kerja (08.00 – 17.00 WIB) kepada asisten dan/atau admin laboratorium. jadwal praktikum masing-masing (pagi pukul 07.50, siang pukul 12.50). Keterlambatan akan mendapat sanksi, mulai dari kehilangan nilai test awal sampai tidak diperkenankan praktikum pada hari tersebut. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, dll. Semua ini akan mendapat nilai tersendiri dan akan digabungkan menjadi nilai akhir suatu praktikum. a. Kerusakan atau kehilangan alat yang disebabkan oleh kelalaian praktikan selama praktikum berlangsung adalah tanggung jawab praktikan dan rekan satu kelompok. b. Praktikan dan rekan satu kelompok harus mengganti dengan alat dengan spesifikasi yang sama. Penggantian alat yaitu satu minggu setelah praktikum berlangsung c. Keterlambatan penggantian alat dapat menyebabkan praktikan dan rekan sekelompok yang bersangkutan diberi nilai akhir praktikum C. d. Jika lebih dari 3 hari terhitung dari batas maksimum pengembalian, alat belum juga diganti, maka praktikan dan rekan sekelompok yang bersangkutan diberi nilai akhir praktikum E (atau dinyatakan tidak lulus praktikum). dilaksanakan, hal ini dilihat dari Tugas Pendahuluan dan Tes Awal. Nilai Tes Awal yang tidak memenuhi kriteria dapat dikenai perlakuan mulai dari pengulangan tes hingga praktikan yang bersangkutan tidak diperkenankan praktikum (nilai modul saat itu akan nol). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar pena berwarna biru, tidak boleh diketik. 9. Sebelum memulai praktikum, serahkan kartu praktikum dan tugas pendahuluan. Tulislah data kunci loker yang dipegang di form yang akan diberikan oleh asisten, lalu tulis alat-alat yang diperlukan dalam praktikum pada bon peminjaman alat (akan diserahkan oleh asisten sebelum praktikum dimulai). Setelah praktikum selesai, kembalikan alat ke ruang peminjaman alat. Catat data ruang (temperatur, tekanan, dan kelembaban udara) sebelum dan sesudah praktikum. 10. Tiap kelompok akan diberikan 1 buku panduan praktikum dan 1 buku laporan. Tiap kelompok harus menyerahkan buku laporan setiap selesai praktikum. modul praktikum. a. Batas waktu izin (selain sakit) untuk tidak mengikuti praktikum yaitu maksimal 2 hari (jam kerja) sebelum praktikum dilaksanakan. • Acara selain acara keluarga kandung • Liburan c. Batas waktu izin sakit sehingga tidak mengikuti praktikum yaitu maksimal 2 hari (jam kerja) setelah praktikum dilaksanakan. pemberian nilai akhir praktikum menjadi E tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. praktikan, pengumuman, dsb.). Bandung, Oktober 2021 Laboratorium Fisika Dasar Disusun Oleh: PADAT panjang, temperatur) dan Pengukuran Tidak Langsung (volume, massa jenis) dengan baik dan benar. II. TEORI objek ukur dengan besaran sejenis yang dijadikan standar. Pengukuran dapat bersifat kuantitatif yang hasil pengukurannya berupa suatu nilai dengan satuan dan kecermatannya namun dapat juga bersifat kualitatif yang hasil pengukurannya berupa kualifikasi. Terdapat dua jenis metode pengukuran, yaitu: Metode Pengukuran langsung dibaca pada skala yang ditunjukkan oleh alat ukur. Metode Pengukuran tidak langsung cara membandingkan beberapa jenis alat ukur dengan ukuran standar. Perbedaan nilai yang ditunjukkan oleh skala alat ukur Petunjuk Praktikum Fisika Dasar menentukan dimensi dari objek ukur. Pengukuran tidak langsung dapat juga dilakukan dengan mengukur besaran lain. Contohnya, mengukur luas suatu bidang segi empat, maka yang dikur adalah panjang dan lebar bidang. Besaran luas didapat dengan menghitung panjang kali lebar. melakukan proses pengukuran disebut alat ukur. Ada beberapa istilah yang sering ditemukan dalam suatu proses pengukuran: - Kecermatan, kemampuan suatu alat ukur untuk menunjukkan nilai sekala terkecil (NST). - Ketelitian atau Akurat (Accuracy), kemampuan suatu proses pengukuran untuk menunjukkan kedekatan nilai hasil mengukur yang didapat dengan nilai sebenarnya. - Ketepatan atau Presisi (Precision), atau keterulangan, kemampuan suatu alat ukur untuk menunjukkan nilai yang seragam secara berulang. pengukuran, maka dilakukan kalibrasi pada alat ukur yang digunakan. Kalibrasi merupakan proses mengecek suatu alat ukur berdasarkan standar yang telah ditentukan untuk memastikan alat ukur tersebut layak digunakan. pengukuran yang berupa besaran yang memiliki nilai dan satuan. Segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka merupakan definisi dari besaran fisis. Besaran fisis dikelompokkan Petunjuk Praktikum Fisika Dasar atas besaran dasar dan besaran turunan. Besaran dasar adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu. No. BESARAN DASAR 4. Arus Listrik ampere A [ I ] 5. Suhu termodinamika Kelvin K [ θ ] 6. Jumlah Zat mol mol [ N ] 7. Intensitas Cahaya candela cd [ J ] BESARAN TAMBAHAN Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan satuan besaran dasar. Beberapa contoh besaran turunan diantaranya luas, volume, kecepatan, gaya, dan massa jenis. Terdapat dua cara untuk mengukur besaran fisis, yaitu: Pengukuran cara statis langsung, digunakan untuk mengukur benda yang bentuknya teratur Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk mendapatkan panjang, lebar, atau tinggi dari suatu benda. Pengukuran cara dinamis tidak langsung, digunakan untuk mengukur benda yang bentuknya tidak teratur. Pengukuran cara dinamis menggunakan hukum-hukum fisika seperti Hukum Archimedes sebagai acuan. Secara umum konsep dari Hukum Archimedes menyatakan bahwa: “Benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mengalami gaya ke atas sebesar berat fluida yang dipisahkan” Sehingga maksud dari Hukum Archimedes terhadap benda yang dicelupkan ke dalam fluida dapat dirumuskan: = ………………………… (1) Dimana, : volume fluida yang dipisahkan (m3) : percepatan gravitasi (m/s2) ketelitian dan kesalahan pengukuran, baik karena salah baca maupun karena batas ketelitian alat. Setiap alat ukur memiliki karateristik masing-masing baik dari cara penggunaan maupun kemampuan dalam proses pengukuran seperti ketelitian, kecermatan, dan ketepatan. dalam praktek sehari-hari mempunyai banyak sebutan misalnya jangka sorong, mistar ingsut, schuifmaat atau vernier caliper. Pada batang ukurnya terdapat skala utama yang cara pembacaannya sama seperti pada mistar ukur. Pada ujung yang lain dilengkapi dengan dua rahang ukur yaitu rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak. Dengan adanya rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak ini maka jangka sorong bisa digunakan untuk mengukur dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman dan ketinggian dari benda ukur. Di samping skala utama, dilengkapi pula dengan skala tambahan yang sangat penting perannya di dalam pengukuran yaitu yang disebut dengan skala nonius. Skala nonius menaikkan tingkat kecermatan jangka sorong. Dalam pembacaan skalanya ada yang dalam sistem inchi dan ada pula yang dalam sistem metrik. Biasanya pada masing-masing sisi dari batang ukur dicantumkan dua macam skala, satu sisi dalam bentuk inchi dan sisi lain dalam bentuk metrik. Dengan demikian dari satu alat ukur bisa digunakan untuk mengukur dengan dua sistem satuan sekaligus yaitu inchi dan metrik. Ketelitian alat ukur jangka sorong bisa mencapai 0.001 inchi atau 0.05 milimeter. Ada pula mistar ingsut yang tidak dilengkapi dengan skala nonius. Sebagai penggantinya maka dibuat jam ukur yang dipasangkan sedemikian rupa sehingga besarnya pengukuran dapat dilihat pada jam ukur tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh jam ukur adalah angka penambah dari skala utama (angka di belakang koma yang menunjukkan tingkat kecermatan). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar Gambar 1. Skala Utama dan Skala Nonius pada Jangka Sorong Gambar 2. Penunjuk skala Jangka Sorong Gambar 3. Bagian-bagian Jangka Sorong Universal Rahang Bawah/ Rahang Luar sorong, secara umum jangka sorong dapat digunakan antara lain untuk mengukur ketebalan, mengukur jarak luar, mengukur diameter luar (outside), diameter dalam (inside), mengukur kedalaman (depth) , mengukur tingkatan, mengukur celah, dan sebagainya. Agar pemakaian jangka sorong berjalan baik dan tidak menimbulkan kemungkinan yang dapat menyebabkan cepat rusaknya jangka sorong maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: tanpa hambatan dan jalannya rahang ukur tidak boleh bergoyang. kedalam rahang ukur. 3. Sebelum mengukur pastikan bahwa posisi nol dari skala ukur dan kesejajaran muka ukur pada rahang ukur sudah benar. 4. Waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur harus diperhatikan gaya penekannya. Terlalu kuat menekan kedua rahang ukur akan menyebabkan kebengkokan atau ketidaksejajaran rahang ukur. Disamping itu, bila benda ukur mudah berubah bentuk maka terlalu kuat menekan rahang ukur dapat menimbulkan penyimpangan hasil pengukuran. 5. Sebaiknya jangan membaca skala ukur pada waktu jangka sorong masih berada pada benda ukur. Kunci dulu peluncurnya lalu dilepas dari benda ukur kemudian baru dibaca skala Petunjuk Praktikum Fisika Dasar skala ukur. digunakan sebelum disimpan ditempatnya. Bersihkan jangka sorong menggunakan alat-alat pembersih yang telah disediakan misalnya kertas tissue, wash benzine, dan sebagainya. Jangka sorong mempunyai skala ukur dalam inchi dan dalam metrik. Akan tetapi, kebanyakan skala jangka sorong yang digunakan dalam sistem metrik. Karena kedua sistem satuan tersebut sama-sama digunakan maka pembahasan cara membacanya pun kedua-duanya akan dijelaskan. Pada jangka sorong dengan skala inchi, skala vernier-nya (nonius) dibagi dalam 25 bagian dan ada juga yang dibagi dalam 50 bagian. Untuk jangka sorong yang skala vernier-nya dibagi dalam 25 bagian, skala utama 1 inchi dibagi dalam 10 bagian utama yang diberi nomor 1 sampai 9. Berarti satu bagian skala utama mempunyai jarak 0.1 inchi. Masing- masing dari satu bagian skala utama (0.1 inchi) dibagi lagi dalam 4 bagian kecil. Untuk jangka sorong yang skala vernier-nya dibagi 50 bagian, skala utama 1 inchi juga dibagi dengan 10 bagian. Akan tetapi yang sepersepuluh bagian (0.1) dibagi lagi dengan 2 bagian kecil. Berarti satu skala (divisi) dari skala utama berjarak 0.050 inchi. Sistem pembacaan jangka sorong dengan skala satuan metrik sebetulnya sama saja dengan sistem pembacaan jangka sorong dalam satuan inchi. Perbedaannya hanyalah pada satuannya dan juga tingkat ketelitian pada skala vernier (nonius). Untuk jangka sorong dengan sistem metrik skala nonius memiliki kecermatan 0.05 milimeter. Tiap angka pada skala utama menunjukkan besarnya jarak dalam centimeters. Misalnya angka 1 berarti 1 centimeters = 10 milimeter. Jarak antara dua angka berarti 10 milimeter. Jarak ini dibagi dalam 10 bagian yang sama, berarti satu skala kecil (divisi) pada skala utama menunjukkan jarak 1 milimeter. Mikrometer kecermatan yang lebih tinggi dari pada jangka sorong, umumnya mempunyai kecermatan sebesar 0,01 mm (meskipun namanya “mikrometer”). Jenis khusus memang ada yang dibuat dengan kecermatan 0,005 mm, 0,002 mm. Mikrometer memang dirancang untuk pemakaian praktis, sering dimanfaatkan oleh operator mesin perkakas dalam rangka pembuatan beragam komponen yang dibuat berdasarkan acuan toleransi geometrik dengan tingkat kualitas sedang s.d. menengah. Jadi, kecermatan sebesar 0,01 mm dianggap sesuai karena semakin cermat alat ukur memerlukan kesaksamaan yang tinggi saat pengukuran berlangsung (lebih cocok dilakukan pada laboratorium ukur/ metrologi dari pada dilakukan di pabrik dengan berbagai jenis gangguan; getaran, debu, suhu). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar bergerak linier sepanjang satu kisar sesuai dengan kisar (pitch) ulir utama (biasanya 0,5 mm). Apabila poros ukur digerakkan mulai dari nol sampai batas akhir, kesalahan kisar ini akan “terkumpul” atau terakumulasi sehingga menimbulkan penyimpangan yang sering disebut dengan kesalahan kumulatif. Oleh karena itu, untuk membatasi kesalahan kisar kumulatif, biasanya panjang ulir utama (jarak gerakan poros ukur) dirancang hanya sampai 25 mm saja. Gambar 4. Bagian-bagian Mikrometer Pemakaian Mikrometer (0-25 mm) adalah sebagai berikut: kondisi bersih. Adanya debu terutama geram bekas proses Rahang Tetap Rahang Geser merusak permukaan mulut ukur (sensor) mikrometer. Sebelum dipakai, kedudukan nol mikrometer harus diperiksa. Apabila perlu, kedudukan nol ini diatur dengan cara merapatkan mulut ukur (dengan memutar ratchet sampai terdengar suara ratchet dua/tiga kali; dua atau tiga “klik” ) kemudian silinder tetap diputar (relatif terhadap suaiannya yaitu silinder rangka; lihat gambar 5, dengan memakai kunci penyetel sampai garis referensi skala tetap bertemu dengan garis nol skala putar. Bukalah mulut ukur sampai sedikit, melebihi dimensi objek ukur. Apabila dimensi tersebut cukup lebar, poros ukur dapat digerakkan (dimundurkan) dengan cepat dengan cara menggelindingkan silinder putar pada telapak tangan. Benda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan kanan, lihat gambar 5. Rangka mikrometer diletakkan pada tapak kanan dan ditahan oleh kelingking, jari manis serta jari manis serta jari tengah. Telunjuk dan ibu jari digunakan untuk memutar silinder putar, setelah hampir menyentuh gunakan ratchet untuk memutar sampai “tiga klik”. tidak boleh terlalu keras sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena adanya deformasi. Penekanan yang amat keras dapat merusakkan ulir utama. Ketepatan pengukuran bergantung pada penggunaan tekanan pengukuran yang cukup dan diusahakan selalu tetap sama. Hal ini dapat dicapai dengan cara memutar silinder putar melalui gigi gelincir (ratchet) atau tabung gelincir (friction thimble) Petunjuk Praktikum Fisika Dasar sewaktu memutar silinder putar. Pada alat ukur lain yang memakai mikrometer sebagai penggerak sensor ukur, kadang dilengkapi dengan sensor tekanan, atau indikator, meskipun tak ada ratchet atau friction thimble pemutaran silinder putarnya dihentikan ketika jarum indikator menunjukkan angka nol. Neraca Teknis memiliki ketelitian yang tinggi. Neraca Teknis hanya memiliki ketelitian 0,01 gram. Karena ketelitiannya yang rendah neraca ini biasanya hanya dipakai untuk menimbang zat atau benda yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, misalnya untuk menimbang bahan yang diperlukan untuk membuat larutan pereaksi, larutan baku sekunder dll. penyeimbang, tuas penopang (didalam), peredam, magnet, penyangga, meja tambahan (tidak tertimbang), piring tempat menimbang, batang gantung dan poros penggantung. Sekrup penyeimbang berfungsi untuk mengkalibrasi neraca teknis sebelum digunakan, piring tempat menimbang berfungsi untuk meletakkan benda yang akan ditimbang Tuas Penopang (di dalam) 2. Mikrometer sekrup. 3. Neraca teknis. 5. Kawat tipis. 6. Bejana gelas. a. Pengukuran 3. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan besaran fisis! 4. Sebutkan besaran-besaran dasar dalam fisika beserta satuan dan dimensinya dalam sistem SI (berdasarkan sistem MKS)! 5. Sebutkan 10 besaran turunan dalam fisika beserta satuan (SI)! 6. Tuliskan rumus yang digunakan untuk menentukan volume benda dengan cara statis dan dinamis! 7. Sebutkan tiga ciri khas alat ukur! 8. Tentukan massa jenis dari suatu balok yang memiliki panjang 60cm, lebar 35cm, dan tinggi 20cm dengan massa 1500g! 9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kalibrasi! 10. Sebutkan hasil pengukuran dari alat ukur dibawah ini! Petunjuk Praktikum Fisika Dasar 2. Ukurlah panjang dan lebar benda padat dengan jangka sorong masing-masing 10 kali pada sisi yang berlainan! 3. Ukurlah tebal benda padat dengan mikrometer sekrup, sama seperti langkah V.A.2! sekali saja)! 5. Ulangi langkah V.A.2 s.d. V.A.4 untuk benda padat lainnya! Petunjuk Praktikum Fisika Dasar p (cm) l (cm) t (mm) p (cm) l (cm) t (mm) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. gantungkan pada neraca teknis! dalam keadaan tergantung (cukup sekali saja)! Petunjuk Praktikum Fisika Dasar 18 3. Isi air pada bejana sebanyak 250 ml dan letakkan bejana pada meja tambahan sehingga bejana tidak tertimbang oleh neraca (tanya asisten)! 4. Celupkan benda padat yang akan diukur ke dalam bejana yang berisikan air dalam keadaan tergantung pada kawat tipis! dasar dan permukaan air (cukup sekali saja)! 6. Ukur suhu awal air dalam keadaan benda padat tercelup ke dalam bejana menggunakan termometer! 7. Ukur suhu akhir air dalam keadaan benda padat telah dikeluarkan dari dalam bejana! 8. Ulangi langkah V.B.1 s.d. V.B.5 untuk benda padat lainnya! 9. Catat keadaan ruang setelah percobaan! Tabel pengamatan cara dinamis Benda 1 Benda 2 (gram) 1 2 = = = 42 y |