Budi Utomo merupakan organisasi modern yang pertama kali muncul di Indonesia maka pemerintah RI

ABSTRAK

Budi Utomo merupakan organisasi yang berdiri pada masa Pergerakan Nasional, lebih tepatnya pada tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya Organisasi Budi Utomo kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional di Indonesia. Budi Utomo sebagai tonggak Kebangkitan Nasional di Indonesia karena Budi Utomo merupakan organisasi modern yang pertama kali berdiri di Indonesia dan sebagai pelopor berdirinya organisasi lainnya. Walaupun begitu, banyak yang tidak mengetahui mengapa Budi Utomo dianggap sebagai tonggak Kebangkitan Nasional di Indonesia, khususnya generasi muda pada masa sekarang. Padahal, berdirinya Budi Utomo terkait dengan bangkitnya semangat nasionalisme di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) pembelajaran sejarah di Kelas XI SMKN 10 Malang, (2) persepsi siswa kelas XI SMKN 10 Malang terhadap Organisasi Budi Utomo sebagai tonggak Kebangkitan Nasional di Indonesia,

 (3) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi siswa SMKN 10 Malang terhadap Organisasi Budi Utomo sebagai tonggak Kebangkitan Nasional di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data penelitian ini berupa dokumen dan kata-kata tertulis atau lisan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Untuk menjaga keabsahan data, dilakukan triangulasi data sumber dan metode. Kegiatan analisis data dimulai dari tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) bahwa kegiatan pembelajaran sejarah di SMKN 10 Malang sudah berjalan dengan baik. SMKN 10 Malang menerapkan Kurikulum 2013 di semua kegiatan pembelajaran, termasuk pembelajaran sejarah. Guru menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran sejarah, sehingga siswa dapat memahami pelajaran sejarah dengan cukup baik. (2) Persepsi siswa kelas XI SMKN 10 Malang terhadap organisasi Budi Utomo sebagai tonggak Kebangkitan Nasional di Indonesia sudah cukup baik dan respon dari mereka juga positif. Siswa setuju Budi Utomo sebagai tonggak Kebangkitan Nasional di Indonesia karena Budi Utomo merupakan organisasi modern pertama di Indonesia yang berdiri pada masa Pergerakan Nasional yang bergerak dalam bidang pendidikan yang bertujuan untuk membantu bumiputera, serta menjadi pelopor bagi berdirinya organisasi lainnya. (3) Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi siswa terhadap Organisasi Budi Utomo sebagai tonggak Kebangkitan Nasional di Indonesia: (a) Fasilitas belajar, mayoritas siswa memiliki fasilitas belajar yang cukup lengkap di rumah mereka. Namun, ada juga siswa yang memiliki fasilitas belajar yang kurang lengkap. Mereka yang memiliki fasilitas lengkap, cukup lengkap, maupun yang tidak terlalu lengkap, mereka dapat memanfaatkan fasilitas yang mereka miliki dengan baik. Fasilitas belajar yang cukup lengkap dan pemanfaatan fasilitas belajar yang baik, siswa dapat menjelaskan keterkaitan Budi Utomo sebagai tonggak Kebangkitan

Nasional di Indonesia. (b) Minat belajar sejarah, terdapat perbedaan antara siswa yang memiliki minat belajar sejarah yang rendah dengan siswa yang memiliki minat belajar yang cukup tinggi. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi dapat menjelaskan dengan baik, mengapa Budi Utomo dianggap sebagai tonggak Kebangkitan Nasional di Indonesia. Mereka yang memiliki minat belajar yang rendah, dapat menjawab pertanyaan dengan cukup baik, walaupun tidak selengkap jawaban dari para siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi. (c) Pemahaman terhadap materi sejarah, mayoritas siswa cukup mengalami kesulitan dalam memahami materi sejarah. Walaupun begitu, terdapat beberapa siswa yang tidak mengalami kesulitan. Mereka yang mengalami kesulitan memiliki solusi tersendiri, sehingga mereka dapat memahami materi sejarah dan menjelaskan keterkaitan Budi Utomo sebagai tonggak Kebangkitan Nasional dengan cukup baik. (d) Masalah dalam belajar, mayoritas siswa mengalami masalah dalam belajar. Adapun masalahnya, antara lain: kurang bisa membagi waktu, sulit mengingat sesuatu (mudah lupa), sulit berkonsentrasi, malas dan kurang serius. Walaupun begitu, ada juga siswa yang tidak mengalami masalah dalam belajar. Mereka yang mengalami masalah dalam belajar memiliki masing-masing cara untuk mengatasi masalah dihadapi. Jadi, mereka dapat memahami dan menjelaskan Budi Utomo sebagai tonggak Kebangkitan Nasional di Indonesia.

Beberapa saran dari peneliti: (1) kepada guru sejarah SMKN 10 Malang, untuk memaksimalkan kinerja guru dalam pembelajaran sejarah, (2) kepada siswa kelas XI SMKN 10 Malang, untuk terus meningkatkan pemahaman dan minat belajar terhadap materi pelajaran sejarah, (3) kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa, untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam.

Dilihat 20,458 pengunjung

Hari Kebangkitan Nasional selalu diperingati pada tanggal 20 Mei. Peringatan tersebut tak lepas dari peranan para tokoh nasional dan juga organisasi Boedi Oetomo dalam membangkitkan semangat perjuangan bangsa untuk menuju kemerdekaan.

Salah satu Kebijakan Politik Etis dari Belanda di bidang edukasi secara tidak langsung telah menciptakan perkembangan dalam pendidikan kaum bumiputera, seperti melahirkan tokoh-tokoh intelektual yang menggagas pergerakan nasional.

STOVIA

Pergerakan nasional diawali dengan didirikannya sekolah kedokteran Belanda, STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen). Di penghujung abad ke-19, berbagai wabah penyakit tersebar di Pulau Jawa. Pemerintah kolonial Belanda mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah ini karena sangat mahal untuk mendatangkan dokter dari Eropa.

Maka dari itu, pemerintah Hindia-Belanda mendirikan STOVIA untuk menghasilkan dokter-dokter yang berasal dari kalangan pribumi. STOVIA membebaskan biaya pendidikan bagi mahasiswanya untuk menarik minat kaum bumiputera.

Tidak hanya melahirkan dokter yang cakap dalam bidang kesehatan, STOVIA juga melahirkan tokoh-tokoh aktivis cendekiawan yang berintelektual. Aktivis-aktivis kritis ini membuka jalan menuju kemerdekaan Indonesia.

Sebut saja dr. Sutomo, dr. Cipto Mangunkusumo, Gunawan, Suraji, dan R.T. Ario Tirtokusumo. Mereka semua adalah para aktivis intelektual sekaligus pendiri Boedi Oetomo, yakni organisasi pertama di masa pergerakan nasional.

STOVIA berperan menjadi tempat persemaian para remaja-remaja pribumi dalam menumbuhkan semangat nasionalisme. Di sana mereka bertukar pikiran dan ide untuk memajukan bangsa ini serta bangkit dari keterpurukan kolonialisme pemerintah Hindia-Belanda.

Boedi Oetomo

Boedi Oetomo merupakan sebuah organisasi pelajar yang didirikan oleh dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA seperti yang telah disebutkan tadi. Boedi Oteomo didirikan di Jakarta pada 20 Mei 1908. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan, serta tidak bersifat politik.

Berdirinya Boedi Oetomo tidak terlepas dari peran dr. Wahidin Sudirohusodo, alumni STOVIA. Wahidin sebelumnya bertemu dengan dr. Sutomo dan Suraji untuk mengemukakan ide-idenya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Setelah pertemuan tersebut dr. Sutomo pun mengadakan pertemuan secara nonformal dengan pelajar-pelajar STOVIA untuk membahas berdirinya organisasi yang bersifat nasional. Pertemuan itu pun membuahkan hasil yang positif, yaitu lahirnya “Perkumpulan Boedi Oetomo”.

Boedi Oetomo selaku organisasi pelajar ini secara samar-samar merumuskan tujuannya untuk kemajuan Tanah Air, di mana jangkauan geraknya yang semula hanya terbatas di Pulau Jawa dan Madura, kemudian diperluas untuk masyarakat Tanah Air seluruhnya dengan tidak memerhatikan perbedaan keturunan, jenis kelamin, dan juga agama. Boedi Oetomo tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik. Bidang kegiatan yang dipilihnya adalah pendidikan dan kebudayaan.

Karena hanya bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan, beberapa anggotanya seperti dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) keluar dari Boedi Oetomo sebab menginginkan gerakan yang lebih militan dan langsung bergerak dalam bidang politik.

Namun, Boedi Oetomo tetap berpegang teguh pada prinsipnya untuk berjuang di bidang sosial-budaya dan pendidikan. “Biar lambat asal selamat daripada hidup sebentar mati tanpa bekas”, itulah semboyan Boedi Oetomo yang menggunakan filsafat Pohon Beringin. Meski tumbuhnya lambat, semakin lama semakin besar, kokoh, dan rindang.

Bangkitnya pergerakan nasional

Meskipun Boedi Oetomo tidak langsung terjun ke bidang politik, namun semangat dan pemikiran para anggotanya telah menjadi pemicu api perjuangan untuk melepaskan bangsa ini dari jajahan kolonialisme.

Hal ini terbukti dengan tumbuhnya organisasi-organisasi yang juga berjuang di bidang politik secara diplomatis seperti Sarekat Islam, Perhimpunan Indonesia, Indische Partij, Muhammadiyah, dan masih banyak yang lainnya.

Boedi Oetomo telah mengubah perjuangan bangsa Indonesia yang awalnya secara dilakukan secara fisik menjadi perjuangan secara diplomatis. Boedi Oetomo juga mengubah perjuangan yang bersifat kedaerahan menjadi bersifat nasional.

Terakhir, Boedi Oetomo telah memprakarsai satu hal yang paling penting, yaitu membangkitkan semangat nasional untuk mencapai Indonesia merdeka.

Hari Kebangkitan Nasional 2021: Bangkit! Kita Bangsa yang Tangguh!

Pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-113 ini, tema yang diusung adalah “Bangkit! Kita Bangsa yang Tangguh!”. Tema ini mengingatkan kita bahwa semangat kebangkitan nasional mengajari untuk selalu optimis menghadapi masa depan. Mari kita hadapi semua tantangan dan persoalan bersama-sama sebagai pewaris ketangguhan bangsa ini.

Selamat Hari Kebangkitan Nasional Sobat SMP!

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi:

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/budi-utomo-20-mei-1908-awal-pergerakan-nasional-indonesia-menuju-indonesia-merdeka/

Buku Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo sampai dengan Pengakuan Kedaulatan terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1997