Bhagavad Gita Bab 3 terdiri dari berapa sloka

Mengapa kita perlu menyiram toilet setelah buang air kecil

A garden has a rectangular shape. Its perimeter is 100 meters. Its length is 30 meters. Find its breadth !

Nyoman berasal dari Bali, Bali terkenal dengan ragam tari-tarian yang indah. Unsur utama dalam tari adalah ....​

bumi mengelilingi mataharimatahari mengelilingi pusat galaksi Bima Saktigalaksi Bima mengelilingi affah? ​

kalau bumi mengelilingi mataharimatahari mengelilingi affah?​

pliss tolong bantu dong​

Karya seni batik popular yang memiliki motif hias yang beragam dan dibuat dengan teknik tulis maupun cap berasal dari​.

Jelaskan Peran bapa bapa Gereja dalam proses Penganonisasian Alkitab​.

The correct the properties of polygons are .... 1. Have curves. 2. Closed shapes. 3. 2 dimensional figures. 4. The straight lines cross each other. 5. … Multisided shapes with straight sides, vertices and angles

1. Kasang tukang tempat carita di luhur,nyaéta. A. Di kelas hijib. Di lapang sakolac. Di kelas opatd. Di rohangan guru2. Tokoh nu teu kasebut dina car … ita di luhur,nyaéta. A. Bu Tiara c. Widyab. Andid. Anita​.


Bhagavad Gita Bab 3 terdiri dari berapa sloka

Tritiyo’dhyayah
Bab III

Karma Yogah

3-1

arjuna uvaca
jyayasi cet karmanas te
mata buddhir janardana
tat kim karmani ghore mam
niyojayasi keshava

“Arjuna said: O Janardana, O Keshava, why do You want to engage me in this ghastly warfare, if You think that intelligence is better than fruitive work?”

Arjuna bertanya:
Bila Engkau beranggapan bahwa jalan ilmu pengetahuan lebih mulia dari pada jalan kegiatan, wahai Janardana (Krsna), lalu mengapa Engkau menyuruhku untuk melakukan kegiatan yang kejam ini, wahai Kesava?

3-2

vyamisreneva vakyena
buddhim mohayashiva me
tad ekam vada niscitya
yena sreyo ’ham apnuyam

“My intelligence is bewildered by Your equivocal instructions. Therefore, please tell me decisively which will be most beneficial for me.”

Dengan uraian-Mu yang membingungkan pikiranku itu, katakanlah dengan pasti satu-satunya jalan yang dapat aku jalani untuk mencapai kebahagiaan tertinggi itu.


3-3

sri-bhagavan uvaca
loke ’smin dvi-vidha nistha
pura prokta mayanagha
jnana-yogena sankhyanam
karma-yogena yoginam

“The Supreme Personality of Godhead said: O sinless Arjuna, I have already explained that there are two classes of men who try to realize the self. Some are inclined to understand it by empirical, philosophical speculation, and others by devotional service.”

Sri Bhagavan bersabda:
Wahai Anagha (Arjuna), di dunia ini sejak dahulu telah Ku-ajarkan dua macam jalan dalam kehidupan ini, yaitu: jalan pengetahuan bagi mereka yang suka melakukan perenungan dan jalan kegiatan kerja bagi mreka yang bersemangat untuk bekerja

3-4

na karmanam anarambhan
naishkarmyam purusho ’snute
na ca sannyasanad eva
siddhim samadhigacchati

“Not by merely abstaining from work can one achieve freedom from reaction, nor by renunciation alone can one attain perfection.”

Bukan dengan tidak bekerja orang mencapai kesempurnaan, ataupun hanya dengan penyangkalan kegiatan kerja orang mencapai kesempurnaan.

3-5

na hi kascit ksanam api
jatu tisthaty akarma-krt
karyate hy avasah karma
sarvah prakriti-jair gunaih

“Everyone is forced to act helplessly according to the qualities he has acquired from the modes of material nature; therefore no one can refrain from doing something, not even for a moment.”

Tak seorangpun dapat tetap tanpa melakukan kegiatan kerja walau sesaaat saja, karena setiap orang dibuat tak berdaya oleh kecenderungan-kecenderungan alam untuk melakukan kegiatan kerja

3-6

karmendriyani samyamya
ya aste manasa smaran
indriyarthan vimudhatma
mithyacarah sa ucyate

“One who restrains the senses of action but whose mind dwells on sense objects certainly deludes himself and is called a pretender.”

Mereka yang menahan organ-organ kegiatannya, namun masih tetap membayangkan segala kenikmatan indra-indranya dalam pikirannya, yang terbingungkan seperti itu dikatakan sebagai orang munafik

3-7

yas tv indriyani manasa
niyamyarabhate ’rjuna
karmendriyaih karma-yogam
asaktah sa visisyate

“On the other hand, if a sincere person tries to control the active senses by the mind and begins karma-yoga [in Krishna consciousness] without attachment, he is by far superior.”

Tetapi, orang yang dapat mengendalikan indra-indranya dengan pikiran, wahai Arjuna, dan tanpa keterikatan dengan terlibatnya organ-organ kegiatan di jalan kerja, ia adalah orang yang utama

3-8

niyatam kuru karma tvam
karma jyayo hy akarmanah
sarira-yatrapi ca te
na prasiddhyed akarmanah

“Perform your prescribed duty, for doing so is better than not working. One cannot even maintain one’s physical body without work.”

Lakukanlah kegiatan yang diperuntukkan bagimu, karena kegiatan kerja lebih baik dari pada tanpa kegiatan; dan memelihara kehidupan fisik sekalipun tak dapat dilakukan tanpa kegiatan kerja.

3-9

yajnarthat karmano ’nyatra
loko ’yam karma-bandhanah
tad-artham karma kaunteya
mukta-sangah samacara

“Work done as a sacrifice for Vishnu has to be performed, otherwise work causes bondage in this material world. Therefore, O son of Kunti, perform your prescribed duties for His satisfaction, and in that way you will always remain free from bondage.”

Kecuali kerja yang dilakukan sebagai dan untuk tujuan pengorbanan, dunia ini terbelenggu oleh kegiatan kerja. Oleh karena itu, wahai putra Kunti (Arjuna), lakukanlah kegiatanmu sebagai pengorbanan itu dan jangan terikat dengan hasilnya.

3-10

saha-yajnah prajah srstva
purovaca prajapatih
anena prasavisyadhvam
esa vo ’stv ista-kama-dhuk

“In the beginning of creation, the Lord of all creatures sent forth generations of men and demigods, along with sacrifices for Vishnu, and blessed them by saying, “Be thou happy by this yajna [sacrifice] because its performance will bestow upon you everything desirable for living happily and achieving liberation.””

Dahulu kala, Prajapati menciptakan manusia bersama-sama dengan pengorbanan dan berkata: “Dengan ini semoga engkau akan berkembang biak dan biarlah ini menjadi sapi perahan.

3-11

devan bhavayatanena
te deva bhavayantu vah
parasparam bhavayantah
sreyah param avapsyatha

“The demigods, being pleased by sacrifices, will also please you, and thus, by cooperation between men and demigods, prosperity will reign for all.”

Dengan melakukan ini engkau memelihara kelangsungan para dewa; semoga para dewata juga memberkahimu; dengan saling menghormati seperti itu, engkau akan mencapai kebajikan tertinggi.

3-12

istan bhogan hi vo deva
dasyante yajna-bhavitah
tair dattan apradayaibhyo
yo bhunkte stena eva sah

“In charge of the various necessities of life, the demigods, being satisfied by the performance of yajna [sacrifice], will supply all necessities to you. But he who enjoys such gifts without offering them to the demigods in return is certainly a thief.”

Dihormati dengan pengorbanan seperti itu, para dewa akan memberkahi kesenangan yang kamu inginkan. Ia yang menikmati pemberian ini tanpa memberi balasan kepada mereka sesungguhnya adalah seorang pencuri.

3-13

yajna-sistasinah santo
mucyante sarva-kilbisaih
bhunjate te tv agham papa
ye pacanty atma-karanat

“The devotees of the Lord are released from all kinds of sins because they eat food which is offered first for sacrifice. Others, who prepare food for personal sense enjoyment, verily eat only sin.”

Orang-orang baik yang makan sisa persembahan kurban akan terlepas dari segala dosa, tetapi orang-orang jahat yang mempersiapkan makanan hanya bagi dirinya sendiri, sesungguhnya mereka itu makan dosa.

3-14

annad bhavanti bhutani
parjanyad anna-sambhavah
yajnad bhavati parjanyo
yajnah karma-samudbhavah

“All living bodies subsist on food grains, which are produced from rains. Rains are produced by performance of yajna [sacrifice], and yajna is born of prescribed duties.”

Dari makananlah munculnya makhluk-makhluk ini; dan makanan muncul dari air hujan; dan air hujan terjadi karena adanya pengorbanan dan pengorbanan datangnya dari kegiatan kerja.

3-15

karma brahmodbhavam viddhi
brahmakshara-samudbhavam
tasmat sarva-gatam brahma
nityam yajne pratisthitam

“Regulated activities are prescribed in the Vedas, and the Vedas are directly manifested from the Supreme Personality of Godhead. Consequently the all-pervading Transcendence is eternally situated in acts of sacrifice.”

Ketahuilah bahwa asal mula dari kegiatan kerja itu dari kitab-kitab Veda dan Veda sendiri berasal dari Yang Abadi. Oleh karena itu, Veda yang maha luas itu senantiasa berkisar di antara pengorbanan.

3-16

evam pravartitam cakram
nanuvartayatiha yah
aghayur indriyaramo
mogham partha sa jivati

“My dear Arjuna, one who does not follow in human life the cycle of sacrifice thus established by the Vedas certainly leads a life full of sin. Living only for the satisfaction of the senses, such a person lives in vain.”

Di dunia ini, mereka yang tidak ikut membantu memutar roda kehidupan ini, pada dasarnya bersifat jahat, memperturutkan nafsu semata dan mengalami penderitaan, wahai Partha

3-17

yas tv atma-ratir eva syad
atma-trptas ca manavah
atmany eva ca santustas
tasya karyam na vidyate

“But for one who takes pleasure in the self, whose human life is one of self-realization, and who is satisfied in the self only, fully satiated—for him there is no duty.”

Tetapi, orang yang selalu bersenang hati pada sang Diri, yang selalu puas dengan sang Diri, yang selalu yakin dengan sang Diri, baginya tak ada lagi kegiatan kerja yang harus dilakukannya.

3-18

naiva tasya krtenartho
nakrteneha kascana
na casya sarva-bhutesu
kascid artha-vyapasrayah

“A self-realized man has no purpose to fulfill in the discharge of his prescribed duties, nor has he any reason not to perform such work. Nor has he any need to depend on any other living being.”

Di samping itu, di dunia ini ia telah tidak berniat lagi untuk mendapatkan apapun dari kegiatan yang dilakukannya dan juga tidak merasa rugi apapun dengan tidak bekerja. Ia tidak bergantung pada semua orang dengan harapan apapun juga.

3-19

tasmad asaktah satatam
karyam karma samacara
asakto hy acaran karma
param apnoti purushah

“Therefore, without being attached to the fruits of activities, one should act as a matter of duty, for by working without attachment one attains the Supreme.”

Oleh karena itu, tanpa keterikatan, lakukanlah selalu kegiatan kerja yang harus dilakukan, karena dengan melakukan kerja tanpa pamrih seperti itu membuat manusia mencapai tingkatan tertinggi.

3-20

karmanaiva hi samsiddhim
asthita janakadayah
loka-sangraham evapi
sampasyan kartum arhasi

“Kings such as Janaka attained perfection solely by performance of prescribed duties. Therefore, just for the sake of educating the people in general, you should perform your work.”

Bahkan dengan cara bekerja demikian itu Raja Janaka dan yang lainnya mencapai kesempurnaan. Engkau juga hendaknya melakukan kegiatan kerja dengan pandangan untuk memelihara dunia ini.

3-21

yad yad acarati sresthas
tat tad evetaro janah
sa yat pramanam kurute
lokas tad anuvartate

“Whatever action a great man performs, common men follow. And whatever standards he sets by exemplary acts, all the world pursues.”

Apapun yang dilakukan orang besar, orang lain pun melakukan hal yang sama. Contoh apapun yang diberikannya, seluruh dunia mengikutinya.

3-22

na me parthasti kartavyam
trisu lokesu kincana
nanavaptam avaptavyam
varta eva ca karmani

“O son of Pritha, there is no work prescribed for Me within all the three planetary systems. Nor am I in want of anything, nor have I a need to obtain anything—and yet I am engaged in prescribed duties.”

Bagiku di ketiga dunia ini tak ada sesuatupun yang harus Ku-lakukan ataupun yang harus dicapai, wahai Partha (Arjuna); namun aku tetap sibuk terlibat dalam kegiatan kerja.

3-23

yadi hy aham na varteyam
jatu karmany atandritah
mama vartmanuvartante
manushyah partha sarvasah

“For if I ever failed to engage in carefully performing prescribed duties, O Partha, certainly all men would follow My path.”

Karena, apabila Aku tidak selalu bekerja tanpa jemu-jemunya, wahai Partha (Arjuna), manusia dalam segala hal akan mengikuti jalan-Ku

3-24

utsideyur ime loka
na kuryam karma ced aham
sankarasya ca karta syam
upahanyam imah prajah

“If I did not perform prescribed duties, all these worlds would be put to ruination. I would be the cause of creating unwanted population, and I would thereby destroy the peace of all living beings.”

Bila Aku berhenti bekerja, dunia ini akan mengalami kehancuran dan Aku akan menjadi pencipta kehidupan yang kacau balau dan menghancurkan penghuni dunia ini.

3-25

saktah karmany avidvamso
yatha kurvanti bharata
kuryad vidvams tathasaktas
cikirsur loka-sangraham

“As the ignorant perform their duties with attachment to results, the learned may similarly act, but without attachment, for the sake of leading people on the right path.”

Seperti orang bodoh yang bekerja karena pamrih dari kegiatan kerjanya, demikian pula hendaknya orang terpelajar bekerja, wahai Bharata (Arjuna), tetapi tanpa pamrih dan semata-mata dengan keinginan untuk memelihara kesejahteraan tatanan dunia ini saja.

3-26

na buddhi-bhedam janayed
ajnanam karma-sanginam
josayet sarva-karmani
vidvan yuktah samacaran

“So as not to disrupt the minds of ignorant men attached to the fruitive results of prescribed duties, a learned person should not induce them to stop work. Rather, by working in the spirit of devotion, he should engage them in all sorts of activities [for the gradual development of Krishna consciousness].”

Para jnanin hendaknya jangan membingungkan pikiran orang-orang bodoh yang terikat melakukan kegiatannya. Mereka yang tercerahi melakukan segala kegiatan kerja dalam semangat yoga untuk memberi contoh yang lainnya.

3-27

prakriteh kriyamanani
gunaih karmani sarvasah
ahankara-vimudhatma
kartaham iti manyate

“The spirit soul bewildered by the influence of false ego thinks himself the doer of activities that are in actuality carried out by the three modes of material nature.”

Sementara segala jenis kegiatan kerja dilakukan oleh guna (sifat) dari prakrti, ia yang dibingungkan oleh rasa keakuannya berpendapat bahwa “Akulah si pelakunya.”

3-28

tattva-vit tu maha-baho
guna-karma-vibhagayoh
guna gunesu vartanta
iti matva na sajjate

“One who is in knowledge of the Absolute Truth, O mighty-armed, does not engage himself in the senses and sense gratification, knowing well the differences between work in devotion and work for fruitive results.”

Tetapi, mereka yang mengetahui karakter sebenarnya dari perbedaan antara guna dan kegiatan kerja mereka, wahai yang berlengan perkasa (Arjuna), akan dapat memahami bahwa guna hanya mempengaruhi guna sebagai obyek, dan tak akan terikat dengannya.

3-29

prakriter guna-sammudhah
sajjante guna-karmasu
tan akrtsna-vido mandan
krtsna-vin na vicalayet

“Bewildered by the modes of material nature, the ignorant fully engage themselves in material activities and become attached. But the wise should not unsettle them, although these duties are inferior due to the performers’ lack of knowledge.”

Mereka yang ditipu oleh guna dari prakrti terikat pada kegiatan kerja yang dihasilkannya. Tetapi bagi mereka yang mengetahuinya janganlah membingungkan pikiran orang-orang bodoh yang hanya mengetahui sebagian kecil saja.

3-30

mayi sarvani karmani
sannyasyadhyatma-cetasa
nirasir nirmamo bhutva
yudhyasva vigata-jvarah

“Therefore, O Arjuna, surrendering all your works unto Me, with full knowledge of Me, without desires for profit, with no claims to proprietorship, and free from lethargy, fight.”

Dengan memasrahkan segala kegiatan kerja kepada-Ku, dengan kesadaran yang termantapkan pada sang Diri, terbebas dari keinginan dan keakuan, berjuanglah kamu, bebaskan dirimu dari gejolak mental.

3-31

ye me matam idam nityam
anutishthanti manavah
shraddhavanto ’nasuyanto
mucyante te ’pi karmabhih

“Those persons who execute their duties according to My injunctions and who follow this teaching faithfully, without envy, become free from the bondage of fruitive actions.”

Mereka yang penuh keyakinan dan bebas dari hal-hal yang remeh secara konstan mengikuti ajaran-Ku ini juga terbebaskan dari belenggu kegiatan kerja.

3-32

ye tv etad abhyasuyanto
nanutishthanti me matam
sarva-jnana-vimudhams tan
viddhi nastan acetasah

“But those who, out of envy, disregard these teachings and do not follow them are to be considered bereft of all knowledge, befooled, and ruined in their endeavors for perfection.”

Tetapi, mereka yang mencela ajaran-Ku dan tidak mengikutinya, ketahuilah bahwa mereka itu buta terhadap segala kebijaksanaan, tersesat dan tanpa perasaan.

3-33

sadrsam cestate svasyah
prakriter jnanavan api
prakritim yanti bhutani
nigrahah kim karishyati

“Even a man of knowledge acts according to his own nature, for everyone follows the nature he has acquired from the three modes. What can repression accomplish?”

Bahkan orang-orang yang berpengetahuan juga berbuat sesuai dengan sifatnya. Semua makhluk bertindak mengikuti sifat-sifatnya. Apa yang dapat diselesaikan dengan menekannya?

3-34

indriyasyendriyasyarthe
raga-dvesau vyavasthitau
tayor na vasam agacchet
tau hy asya paripanthinau

“There are principles to regulate attachment and aversion pertaining to the senses and their objects. One should not come under the control of such attachment and aversion, because they are stumbling blocks on the path of self-realization.”

Karena, setiap keterikatan dan kebencian dimantapkan pada obyek-obyek indra tersebut. Jangan ada yang menyerah terhadap pengaruhnya, karena keduanya itu merupakan halangan saja.

3-35

sreyan sva-dharmo vigunah
para-dharmat sv-anusthitat
sva-dharme nidhanam sreyah
para-dharmo bhayavahah

“It is far better to discharge one’s prescribed duties, even though faultily, than another’s duties perfectly. Destruction in the course of performing one’s own duty is better than engaging in another’s duties, for to follow another’s path is dangerous.”

Lebih baik melakukan dharmanya sendiri walaupun tidak sempurna dari pada melaksanakan dharma orang lain walaupun dikerjakan dengan sempurna. Lebih baik mati dalam menyelesaikan dharmanya sendiri dari pada mengikuti dharma orang lain yang berbahaya.

3-36

arjuna uvaca
atha kena prayukto ’yam
papam carati purushah
anicchann api varsneya
balad iva niyojitah

“Arjuna said: O descendant of Vrishni, by what is one impelled to sinful acts, even unwillingly, as if engaged by force?”

Arjuna bertanya:
Tetapi dengan apakah seseorang didorong untuk berbuat dosa, wahai Warsneya (Krsna), seakan-akan dipaksa, walaupun bertentangan dengan kehendaknya sendiri?

3-37

sri-bhagavan uvaca
kama esa krodha esa
rajo-guna-samudbhavah
mahasano maha-papma
viddhy enam iha vairinam

“The Supreme Personality of Godhead said: It is lust only, Arjuna, which is born of contact with the material mode of passion and later transformed into wrath, and which is the all-devouring sinful enemy of this world.”

Sri Bhagavan bersabda:
Itulah kemarahan, nafsu yang berasal dari guna rajas yang sangat merusak dan sangat berdosa. Ketahuilah bahwa itu adalah musuh.

3-38

dhumenavriyate vahnir
yathadarso malena ca
yatholbenavrto garbhas
tatha tenedam avrtam

“As fire is covered by smoke, as a mirror is covered by dust, or as the embryo is covered by the womb, the living entity is similarly covered by different degrees of this lust.”

Seperti api yang diselimuti asap, seperti cermin yang diselimuti debu, seperti janin yang terbungkus dalam kandungan, demikianlah hal ini diselubungi oleh (sifat rajas) itu.

3-39

avrtam jnanam etena
jnanino nitya-vairina
kama-rupena kaunteya
duspurenanalena ca

“Thus the wise living entity’s pure consciousness becomes covered by his eternal enemy in the form of lust, which is never satisfied and which burns like fire.”

Wahai putra Kunti (Arjuna), kecerdasan ini ditutupi oleh api keinginan yang tak pernah puas ini, yang merupakan musuh utama bagi para bijak

3-40

indriyani mano buddhir
asyadhisthanam ucyate
etair vimohayaty esa
jnanam avrtya dehinam

“The senses, the mind and the intelligence are the sitting places of this lust. Through them lust covers the real knowledge of the living entity and bewilders him.”

Indra-indra, pikiran dan kecerdasan dikatakan sebagai tempat kedudukannya. Dengan terselubunginya kebijaksanaan oleh ini, ia mengelirukan sang roh (penghuni badan) ini.

3-41

tasmat tvam indriyany adau
niyamya bharatarsabha
papmanam prajahi hy enam
jnana-vijnana-nasanam

“Therefore, O Arjuna, best of the Bharatas, in the very beginning curb this great symbol of sin [lust] by regulating the senses, and slay this destroyer of knowledge and self-realization.”

Oleh karena itu, wahai yang terbaik dari wangsa Bharata (Arjuna), kendalikanlah indra-indramu sejak awal dan musnahkanlah perusak kebijaksanaan dan kemampuan pembeda, yang penuh dosa itu.

3-42

indriyani parany ahur
indriyebhyah param manah
manasas tu para buddhir
yo buddheh paratas tu sah

“The working senses are superior to dull matter; mind is higher than the senses; intelligence is still higher than the mind; and he [the soul] is even higher than the intelligence.”

Orang mengatakan bahwa indra-indra itu besar; lebih besar dari pada indra adalah pikiran; lebih besar dari pada pikiran adalah kecerdasan; tetapi lebih besar dari pada kecerdasan itu adalah Dia.

3-43

evam buddheh param buddhva
samstabhyatmanam atmana
jahi satrum maha-baho
kama-rupam durasadam

“Thus knowing oneself to be transcendental to the material senses, mind and intelligence, O mighty-armed Arjuna, one should steady the mind by deliberate spiritual intelligence [Krishna consciousness] and thus—by spiritual strength—conquer this insatiable enemy known as lust.”

Jadi, dengan mengetahuinya, yang melampaui kecerdasan itu, dengan mengendalikan sang diri (yang lebih rendah) dengan Diri yang lebih tinggi, wahai Yang berlenganperkasa (Arjuna), musnahkanlah musuh-musuh yang berwujud keinginan itu, yang sulit untuk diatasi.

Inilah akhir dari bab ketiga yang berjudul KARMA YOGA



Page 2


Bhagavad Gita Bab 3 terdiri dari berapa sloka

CATURTHO ‘DHYAYAH
BAB IV

Jnana Yoga

4-1

sri-bhagavan uvaca
imam vivasvate yogam
proktavan aham avyayam
vivasvan manave praha
manur iksvakave ’bravit

The Personality of Godhead, Lord Sri Krishna, said: I instructed this imperishable science of yoga to the sun-god, Vivasvan, and Vivasvan instructed it to Manu, the father of mankind, and Manu in turn instructed it to Ikshavaku.”

Sri Bhagavan bersabda:
Aku telah menyampaikan yoga abadi ini kepada Wiwaswan; Wiwaswan menyampaikannya pada Manu dan Manu mengajarkannya kepada Ikswaku.

4-2

evam parampara-praptam
imam rajarsayo viduh
sa kaleneha mahata
yogo nastah parantapa

“This supreme science was thus received through the chain of disciplic succession, and the saintly kings understood it in that way. But in course of time the succession was broken, and therefore the science as it is appears to be lost.”

Demikianlah yoga ini diteruskan secara turun menurun dan para penasehat (pendeta) kerajaan mengetahuinya hingga lenyap dari dunia ini melalui perjalanan waktu yang panjang, wahai Paramtapa (Arjuna)


4-3

sa evayam maya te ’dya
yogah proktah puratanah
bhakto ’si me sakha ceti
rahasyam hy etad uttamam

“That very ancient science of the relationship with the Supreme is today told by Me to you because you are My devotee as well as My friend and can therefore understand the transcendental mystery of this science.”

Yoga tua yang sama ini pulalah yang kini Aku ajarkan kepadamu, sebab engkau adalah pengikut-Ku dan kawan-Ku; dan yoga ini sangatlah rahasia.

4-4

arjuna uvaca
aparam bhavato janma
param janma vivasvatah
katham etad vijaniyam
tvam adau proktavan iti

“Arjuna said: The sun-god Vivasvan is senior by birth to You. How am I to understand that in the beginning You instructed this science to him?”

Arjuna bertanya:
Kelahiran-Mu adalah belakangan dan kelahiran Wiwaswan lebih dahulu. Bagaimana aku dapat memahami bahwa Engkau telah menyampaikannya kepadanya pada awalnya?

4-5

sri-bhagavan uvaca
bahuni me vyatitani
janmani tava carjuna
tany aham veda sarvani
na tvam vettha parantapa

“The Personality of Godhead said: Many, many births both you and I have passed. I can remember all of them, but you cannot, O subduer of the enemy!”

Sri Bhagavan bersabda:
Banyak kehidupan yang telah Aku jalani di masa lalu, demikian juga engkau, wahai Arjuna, semuanya itu Aku mengetahuinya, tetapi engkau tidak, wahai Paramtapa (Arjuna)

4-6

ajo ’pi sann avyayatma
bhutanam isvaro ’pi san
prakritim svam adhisthaya
sambhavamy atma-mayaya

“Although I am unborn and My transcendental body never deteriorates, and although I am the Lord of all living entities, I still appear in every millennium in My original transcendental form.”

Walaupun Aku tak terlahirkan, abadi dan penguasa segala makhluk, namun dengan menundukkan Prakrti-Ku sendiri. Aku mewujudkan diri-Ku, melalui kekuatan Maya-Ku

4-7

yada yada hi dharmasya
glanir bhavati bharata
abhyutthanam adharmasya
tadatmanam srjamy aham

“Whenever and wherever there is a decline in religious practice, O descendant of Bharata, and a predominant rise of irreligion—at that time I descend Myself.”

Manakala kebajikan (dharma) akan mengalami kemusnahan dan kebatilan (adharma) merajalela, wahai Bharata (Arjuna), maka Aku menjelmakan diri-Ku

4-8

paritranaya sadhunam
vinasaya ca duskritam
dharma-samsthapanarthaya
sambhavami yuge yuge

“To deliver the pious and to annihilate the miscreants, as well as to reestablish the principles of religion, I Myself appear, millennium after millennium.”

Demi untuk melindungi para sadhu (orang-orang suci) serta untuk memusnahkan orang-orang jahat dan demi untuk menegakkan dharma (kebajikan), Aku menjelma dari masa ke masa

4-9

janma karma ca me divyam
evam yo vetti tattvatah
tyaktva deham punar janma
naiti mam eti so ’rjuna

“One who knows the transcendental nature of My appearance and activities does not, upon leaving the body, take his birth again in this material world, but attains My eternal abode, O Arjuna.”

Ia yang mengetahui kelahiran dan kegiatan ilahi-Ku yang sejati, tak akan menjelma kembali setelah menanggalkan badan jasmaninya dan datang kepada-Ku, wahai Arjuna

4-10

vita-raga-bhaya-krodha
man-maya mam upasritah
bahavo jnana-tapasa
puta mad-bhavam agatah

“Being freed from attachment, fear and anger, being fully absorbed in Me and taking refuge in Me, many, many persons in the past became purified by knowledge of Me—and thus they all attained transcendental love for Me.”

Terlepas dari hawa nafsu, rasa takut dan kemarahan, terserap di dalam-Ku, berlindung pada-Ku, banyak orang yang tersucikan oleh laku tapa kebijaksanaan yang telah mencapai kondisi keberadaan-Ku

4-11

ye yatha mam prapadyante
tams tathaiva bhajamy aham
mama vartmanuvartante
manushyah partha sarvasah

“As all surrender unto Me, I reward them accordingly. Everyone follows My path in all respects, O son of Pritha.”

Jalan apapun orang memuja-Ku, pada jalan yang sama Aku memenuhi keinginanyna, wahai Partha, karena pada semua jalan yang ditempuh mereka, semuanya adalah jalan-Ku

4-12

kanksantah karmanam siddhim
yajanta iha devatah
ksipram hi manuse loke
siddhir bhavati karma-ja

“Men in this world desire success in fruitive activities, and therefore they worship the demigods. Quickly, of course, men get results from fruitive work in this world.”

Mereka yang menginginkan hasil dari kegiatan kerjanya di bumi ini, menghaturkan upacara kurban kepada para dewa, karena hasil dari kegiatan kerja di dunia manusia ini sangat cepat datangnya.

4-13

catur-varnyam maya srstam
guna-karma-vibhagasah
tasya kartaram api mam
viddhy akartaram avyayam

“According to the three modes of material nature and the work associated with them, the four divisions of human society are created by Me. And although I am the creator of this system, you should know that I am yet the nondoer, being unchangeable.”

Empat macam tatanan masyarakat (catur warna), Aku yang menciptakannya sesuai dengan pembagian sifat dan kegiatan kerja. Tetapi ketahuilah bahwa walaupun Aku yang menciptakannya, Aku bukanlah pelaku dan tanpa perubahan

4-14

na mam karmani limpanti
na me karma-phale sprha
iti mam yo ’bhijanati
karmabhir na sa badhyate

“There is no work that affects Me; nor do I aspire for the fruits of action. One who understands this truth about Me also does not become entangled in the fruitive reactions of work.”

Kegiatan kerja tidak berakibat pada-Ku; dan juga Aku tak mengharapkan hasil dari padanya. Mereka yang mengetahui Aku demikian itu, tak terikat lagi oleh kegiatan kerja.

4-15

evam jnatva kritam karma
purvair api mumuksubhih
kuru karmaiva tasmat tvam
purvaih purvataram kritam

“All the liberated souls in ancient times acted with this understanding of My transcendental nature. Therefore you should perform your duty, following in their footsteps.”

Jadi, dengan mengetahui bahwa kegiatan kerja juga dilakukan oleh orang-orang jaman dahulu yang mencari kelepasan, maka engkau juga hendaknya melakukan kegiatan kerja seperti yang dilakukan orang-orang jaman dahulu tersebut.

4-16

kim karma kim akarmeti
kavayo ’py atra mohitah
tat te karma pravaksyami
yaj jnatva moksyase ’subhat

“Even the intelligent are bewildered in determining what is action and what is inaction. Now I shall explain to you what action is, knowing which you shall be liberated from all misfortune.”

Apakah kerja itu? Apakah yang tak kerja itu? Bahkan orang-orang bijak pun bingung tentang hal ini. Aku akan memberitahumu apa yang disebut kegiatan kerja dan dengan mengetahuinya engkau akan terbebas dari dosa.

4-17

karmano hy api boddhavyam
boddhavyam ca vikarmanah
akarmanas ca boddhavyam
gahana karmano gatih

“The intricacies of action are very hard to understand. Therefore one should know properly what action is, what forbidden action is, and what inaction is.”

Seseorang harus memahami apa yang dimaksud dengan kegiatan kerja, demikian juga kegiatan yang salah dan ia juga harus memahami arti tidak kerja. Memang sulit untuk dapat memahami makna kegiatan kerja tersebut.

4-18

karmany akarma yah pasyed
akarmani ca karma yah
sa buddhiman manusyesu
sa yuktah krtsna-karma-krt

“One who sees inaction in action, and action in inaction, is intelligent among men, and he is in the transcendental position, although engaged in all sorts of activities.”

Ia yang melihat tidak kerja dalam kegiatan kerja dan kegiatan kerja dalam tidak kerja, adalah orang bijaksana di antara kelompok manusia, seorang yogin dan pelaku semua kegiatan kerja.

4-19

yasya sarve samarambhah
kama-sankalpa-varjitah
jnanagni-dagdha-karmanam
tam ahuh panditam budhah

“One is understood to be in full knowledge whose every endeavor is devoid of desire for sense gratification. He is said by sages to be a worker for whom the reactions of work have been burned up by the fire of perfect knowledge.”

Ia yang melakukan kegiatan yang seluruhnya bebas dari pamrih, yang kegiatan kerjanya dibakar oleh api kebijaksanaan (jnana), oleh para bijak ia disbut sebagai orang yang terpelajar

4-20

tyaktva karma-phalasangam
nitya-trpto nirasrayah
karmany abhipravrtto ’pi
naiva kincit karoti sah

“Abandoning all attachment to the results of his activities, ever satisfied and independent, he performs no fruitive action, although engaged in all kinds of undertakings.”

Setelah melepaskan keterikatan terhadap hasil dari kegiatan kerja, senantiasa dalam keadaan puas tanpa ketergantungan pada apapun, ia sesungguhnya tidak melakukan apa-apa walaupun senantiasa sibuk dalam kegiatan kerja.

4-21

nirasir yata-cittatma
tyakta-sarva-parigrahah
sariram kevalam karma
kurvan napnoti kilbisam

“Such a man of understanding acts with mind and intelligence perfectly controlled, gives up all sense of proprietorship over his possessions, and acts only for the bare necessities of life. Thus working, he is not affected by sinful reactions.”

Tanpa memiliki keinginan, dengan hati dan sang diri yang sepenuhnya terkendalikan, dengan melepaskan segala miliknya, hanya melakukan kegiatan dengan badan jasmani, dia tak akan berdosa.

4-22

yadrccha-labha-santusto
dvandvatito vimatsarah
samah siddhav asiddhau ca
kritvapi na nibadhyate

“He who is satisfied with gain which comes of its own accord, who is free from duality and does not envy, who is steady in both success and failure, is never entangled, although performing actions.”

Ia yang senantiasa puas dengan apapun yang ada, yang telah mengatasi dualitas (dari rasa senang dan susah), yang terbebas dari rasa iri dan dengki serta tetap tenang dalam keberhasilan maupun kegagalan, walaupun ia bekerja namun tak akan terbelenggu.

4-23

gata-sangasya muktasya
jnanavasthita-cetasah
yajnayacaratah karma
samagram praviliyate

“The work of a man who is unattached to the modes of material nature and who is fully situated in transcendental knowledge merges entirely into transcendence.”

Kegiatan kerja seseorang yang keterikatannya telah dipisahkan, yang terbebas dan pikirannya terpancang pada kebijaksanaan, yang melakukan kegiatan kerja sebagai yajna, seluruh kegiatannya akan lebur dengan sendirinya.

4-24

brahmarpanam brahma havir
brahmagnau brahmana hutam
brahmaiva tena gantavyam
brahma-karma-samadhina

“A person who is fully absorbed in Krishna consciousness is sure to attain the spiritual kingdom because of his full contribution to spiritual activities, in which the consummation is absolute and that which is offered is of the same spiritual nature.”

Baginya, kegiatan persembahan adalah Tuhan, persembahannya sendiri adalah Tuhan. Oleh Tuhan haturan itu dipersembahkan ke dalam api Tuhan. Tuhanlah yang dicapainya, yang mewujudkan Tuhan dalam kegiatan kerjanya.

4-25

daivam evapare yajnam
yoginah paryupasate
brahmagnav apare yajnam
yajnenaivopajuhvati

“Some yogis perfectly worship the demigods by offering different sacrifices to them, and some of them offer sacrifices in the fire of the Supreme Brahman.”

Beberapa orang yogi mempersembahkan yajna kepada para dewa, sementara yang lainnya mempersembahkan yajna dengan yajna itu sendiri, ke dalam api Yang Tertinggi (Tuhan)

4-26

srotradinindriyany anye
samyamagnisu juhvati
shabdadin visayan anya
indriyagnisu juhvati

“Some [the unadulterated brahmacaris] sacrifice the hearing process and the senses in the fire of mental control, and others [the regulated householders] sacrifice the objects of the senses in the fire of the senses.”

Beberapa orang mempersembahkan pendengaran dan indra-indra lainnya dalam api pengekangan; yang lainnya mempersembahkan suara dan obyek-obyek indra lainnya dalam api indra-indra

4-27

sarvanindriya-karmani
prana-karmani capare
atma-samyama-yogagnau
juhvati jnana-dipite

“Others, who are interested in achieving self-realization through control of the mind and senses, offer the functions of all the senses, and of the life breath, as oblations into the fire of the controlled mind.”

Beberapa orang lainnya lagi mempersembahkan seluruh kegiatan indra-indra dan kegiatan kekuatan vitalnya ke dalam api yoga pengendalian diri, yang dinyalakan oleh ilmu pengetahuan.

4-28

dravya-yajnas tapo-yajna
yoga-yajnas tathapare
svadhyaya-jnana-yajnas ca
yatayah samsita-vratah

“Having accepted strict vows, some become enlightened by sacrificing their possessions, and others by performing severe austerities, by practicing the yoga of eightfold mysticism, or by studying the Vedas to advance in transcendental knowledge.”

Beberapa orang lainnya mempersembahkan harta bendanya sebagai korban, atau kegiatan tapah ataupun latihan spiritual (yoga) nya, sementara yang lainnya mempersembahkan pikiran dan beberapa orang yang bernazar (bersumpah berat) mempersembahkan studi dan ilmu pengetahuannya.

4-29

apane juhvati pranam
prane ’panam tathapare
pranapana-gati ruddhva
pranayama-parayanah
apare niyataharah
pranan pranesu juhvati

“Still others, who are inclined to the process of breath restraint to remain in trance, practice by offering the movement of the outgoing breath into the incoming, and the incoming breath into the outgoing, and thus at last remain in trance, stopping all breathing. Others, curtailing the eating process, offer the outgoing breath into itself as a sacrifice.”

Yang lainnya lagi, yang taat melakukan pengendalian nafas, setelah melakukan penahanan nafas prang (nafas keluar) dan apana (nafas masuk), mempersembahkan prana sebagai korban ke dalam apana dan nafas apana ke dalam prana.

4-30

sarve ’py ete yajna-vido
yajna-ksapita-kalmasah
yajna-sistamrita-bhujo
yanti brahma sanatanam

“All these performers who know the meaning of sacrifice become cleansed of sinful reactions, and, having tasted the nectar of the results of sacrifices, they advance toward the supreme eternal atmosphere.”

Sementara yang lainnya, dengan pengaturan makanan, mempersembahkan nafas kehidupan sebagai korban ke dalam nafas kehidupan. Semuanya ini adalah yang mengetahui tentang yajna dan dengan yajna dosa-dosa mereka terhapuskan

4-31

nayam loko ’sty ayajnasya
kuto ’nyah kuru-sattama

“O best of the Kuru dynasty, without sacrifice one can never live happily on this planet or in this life: what then of the next?”

Mereka yang makan makanan suci sisa persembahan akan mencapai Yang Mutlak abadi; dunia ini bukan dimaksudkan bagi mereka yang tidak melakukan yajna, apalagi untuk dunia lainnya, wahai Kurusattama (Arjuna)

4-32

evam bahu-vidha yajna
vitata brahmano mukhe
karma-jan viddhi tan sarvan
evam jnatva vimoksyase

“All these different types of sacrifice are approved by the Vedas, and all of them are born of different types of work. Knowing them as such, you will become liberated.”

Jadi, banyak bentuk upacara korban yang dihaturkan kepada Brahman (yang dilakukan untuk dapat mencapai-Nya). Ketahuilah bahwa semuanya ini berasal dari kegiatan kerja, sehingga dengan mengetahui hal ini engkau akan terbebaskan.

4-33

sreyan dravya-mayad yajnaj
jnana-yajnah parantapa
sarvam karmakhilam partha
jnane parisamapyate

“O chastiser of the enemy, the sacrifice performed in knowledge is better than the mere sacrifice of material possessions. After all, O son of Pritha, all sacrifices of work culminate in transcendental knowledge.”

Ilmu pengetahuan sebagai yajna, lebih unggul dari pada yajna material apapun, wahai Paramtapa (Arjuna), karena segala kegiatan kerja tanpa kecuali memuncak dalam kebijaksanaan, wahai Partha (Arjuna)

4-34

tad viddhi pranipatena
pariprasnena sevaya
upadeksyanti te jnanam
jnaninas tattva-darshinah

“Just try to learn the truth by approaching a spiritual master. Inquire from him submissively and render service unto him. The self-realized souls can impart knowledge unto you because they have seen the truth.”

Belajarlah, bahwa dengan sujud bersembah, dengan bertanya dan dengan pelayanan; orang-orang bijaksana yang telah melihat kebenaran mengajarmu dalam ilmu pengetahuan.

4-35

yaj jnatva na punar moham
evam yasyasi pandava
yena bhutany asesani
draksyasy atmany atho mayi

“Having obtained real knowledge from a self-realized soul, you will never fall again into such illusion, for by this knowledge you will see that all living beings are but part of the Supreme, or, in other words, that they are Mine.”

Bila engkau telah mengetahui hal itu, engkau tak akan terbingungkan lagi, wahai Pandawa (Arjuna), karena dengan ini engkau akan melihat semua eksistensi tanpa kecuali ada pada sang Diri, dan di dalam-Ku

4-36

api ced asi papebhyah
sarvebhyah papa-krt-tamah
sarvam jnana-plavenaiva
vrjinam santarisyasi

“Even if you are considered to be the most sinful of all sinners, when you are situated in the boat of transcendental knowledge you will be able to cross over the ocean of miseries.”

Walaupun seandainya engkau paling berdosa di antara semua orang yang berdosa, engkau akan dapat menyeberangi segala kejahatan dengan perahu kebijaksanaan ini saja.

4-37

yathaidhamsi samiddho ’gnir
bhasma-sat kurute ’rjuna
jnanagnih sarva-karmani
bhasma-sat kurute tatha

“As a blazing fire turns firewood to ashes, O Arjuna, so does the fire of knowledge burn to ashes all reactions to material activities.”

Seperti api yang menyala, membakar habis kayu bakar menjadi abu, wahai Arjuna, demikian pula api kebijaksanaan membakar habis segala kegiatan kerja menjadi abu.

4-38

na hi jnanena sadrsam
pavitram iha vidyate
tat svayam yoga-samsiddhah
kalenatmani vindati

“In this world, there is nothing so sublime and pure as transcendental knowledge. Such knowledge is the mature fruit of all mysticism. And one who has become accomplished in the practice of devotional service enjoys this knowledge within himself in due course of time.”

Di bumi ini tak ada yang menyamai kemurnian kebijaksanaan. Mereka yang menjadi sempurna melalui yoga, dalam perjalanan waktu akan menemukan sang diri dalam dirinya sendiri.

4-39

shraddhaval labhate jnanam
tat-parah samyatendriyah
jnanam labdhva param shantim
acirenadhigacchati

“A faithful man who is dedicated to transcendental knowledge and who subdues his senses is eligible to achieve such knowledge, and having achieved it he quickly attains the supreme spiritual peace.”

Ia yang memiliki keyakinan, yang terserap di dalam kebijaksanaan dan yang telah menundukkan indra-indranya, akan memperoleh kebijaksanaan dan setelah memperoleh kebijaksanaan, dengan cepat ia akan mendapatkan kedamaian tertinggi.

4-40

ajnas casraddadhanas ca
samsayatma vinasyati
nayam loko ’sti na paro
na sukham samsayatmanah

“But ignorant and faithless persons who doubt the revealed scriptures do not attain God consciousness; they fall down. For the doubting soul there is happiness neither in this world nor in the next.”

Tetapi, orang yang bodoh, yang tidak memiliki keyakinan, yang bersifat ragu-ragu, akan musnah. Bagi yang ragu-ragu, tak ada kebahagiaan baik di dunia ini maupun di dunia sana nantinya.

4-41

yoga-sannyasta-karmanam
jnana-sanchinna-samsayam
atmavantam na karmani
nibadhnanti dhananjaya

“One who acts in devotional service, renouncing the fruits of his actions, and whose doubts have been destroyed by transcendental knowledge, is situated factually in the self. Thus he is not bound by the reactions of work, O conqueror of riches.”

Kegiatan kerja tak akan membelenggu mereka yang telah melepaskan segala kegiatan kerja dengan yoga, yang telah memusnahkan segala keragu-raguannya dengan kebijaksanaan dan yang senantiasa bersandar pada sang diri, wahai Dhanamjaya (Arjuna)

4-42

tasmad ajnana-sambhutam
hrt-stham jnanasinatmanah
chittvainam samsayam yogam
atisthottistha bharata

“Therefore the doubts which have arisen in your heart out of ignorance should be slashed by the weapon of knowledge. Armed with yoga, O Bharata, stand and fight.”

Oleh sebab itu, setelah memotong keragu-raguan dengan pedang ilmu pengetahuan (kebijaksanaan) dalam hati yang berasal dari ketidaktahuan, berlindunglah pada yoga dan bangkitlah, wahai Bharata (Arjuna)

Inilah akhir bab ke IV, percakapan yang berjudul JNANA YOGA