Berikut pencatatan jurnal pada penjualan kredit yang benar adalah

IndustryFinanceQuick Reads

Berikut pencatatan jurnal pada penjualan kredit yang benar adalah

Semua perusahaan ritel pastinya memiliki bisnis utama yang melakukan pembelian dan penjualan secara berkelanjutan. Tentunya, tidak semua transaksi jual beli tersebut dapat dilakukan secara tunai dan manual. Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk menggunakan sebuah sistem penjualan untuk mengotomisasikan penjualan, serta menggunakan jurnal penjualan dan pembelian. Jurnal belanja dan jurnal penjualan khusus ini memudahkan kita untuk memasukkan dan membuat laporan keuangan. Sehingga perlu dilakukan pencatatan secara cermat, akurat, baik dan benar. Simak artikel berikut untuk penjelasan lebih lengkap.

Berikut pencatatan jurnal pada penjualan kredit yang benar adalah

Baca juga: Apa Saja Manfaat Software Akuntansi bagi Bisnis Anda?

Berikut pencatatan jurnal pada penjualan kredit yang benar adalah

Berikut pencatatan jurnal pada penjualan kredit yang benar adalah

Diskusikan kebutuhan bisnis Anda dengan konsultan ahli kami dan DAPATKAN DEMO GRATISNYA!

Ingin respon lebih cepat?

Hubungi kami lewat Whatsapp

Transaksi jual beli merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Termasuk dalam kegiatan usaha karena merupakan kegiatan yang terjadi secara teratur dan berulang-ulang. Transaksi ini perlu dicatat untuk digunakan sebagai salah satu laporan keuangan usaha nantinya. Jurnal pembelian dan jurnal penjualan adalah dua jurnal yang berguna untuk mencatat semua transaksi ini dan biasa digunakan dalam pencatatan aktivitas bisnis atau perusahaan.

Jurnal penjualan dan jurnal pembelian merupakan bagian penting dari jurnal akuntansi, dan termasuk dalam kategori jurnal khusus. Oleh karena itu, semua pencatatan dalam jurnal ini perlu dilakukan dengan benar, tepat, dan akurat.

Apa itu Jurnal Penjualan?

Seperti disebutkan sebelumnya, jurnal penjualan adalah bagian dari jurnal khusus yang biasanya dicatat dalam penjualan barang secara kredit. Transaksi yang dilakukan secara kredit inilah yang menyebabkan penambahan piutang dan penjualan.

Lalu, apa itu jurnal khusus? Dalam pencatatan buku akuntansi dikenal istilah jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum adalah jurnal multiguna yang mencatat semua transaksi.

Sedangkan jurnal khusus adalah semua jurnal dalam akuntansi jurnal umum. Jurnal ini biasanya digunakan untuk mencatat jenis-jenis transaksi yang mengandung informasi penting. Pencatatan dalam jurnal khusus nantinya akan dimasukkan ke dalam buku besar secara berkala dan ditulis dalam ringkasan.

Jurnal khusus juga berfungsi sebagai alat Pemantauan untuk organisasi bisnis. Jurnal ini mengurangi kemungkinan perubahan dalam catatan akuntansi karena entri di dalamnya dibuat dalam urutan kronologis. Tujuannya adalah untuk melacak transaksi jika perlu, jika transaksi sering terjadi dan bersifat sama.

Dari uraian singkat jurnal khusus di atas dapat di ketahui bahwa yang di maksud jurnal khusus untuk periode akuntansi khusus adalah mencatat transaksi penjualan dengan informasi penting di dalamnya secara online atau datang langsung ke kantor cabang. Namun, harus di lakukan secara online untuk mencegah penyebaran virus corona.

Berikut pencatatan jurnal pada penjualan kredit yang benar adalah

Informasi Dari Jurnal Penjualan

Informasi penting yang biasa di temukan dalam jurnal penjualan antara lain:

  1. Tanggal transaksi
  2. Nomor akun
  3. Nama pelanggan
  4. Nomor faktur
  5. Jumlah penjualan (debit piutang dan kredit akun penjualan)

Perlu di ketahui bahwa jurnal penjualan hanya di gunakan untuk mencatat transaksi penjualan, artinya penjualan yang di lakukan secara tunai tidak akan di catat di dalamnya. Penjualan yang di lakukan secara tunai akan di catat pada akun jurnal lain yaitu jurnal penerimaan kas. meskipun beberapa masih memasukkan penjualan tunai ke dalam akun jurnal penjualan.

BACA JUGA:  Fungsi Jurnal Penutup Untuk Laporan Keuangan Bisnis Anda

Dalam jurnal penjualan, Anda juga dapat memeriksa saldo yang tercatat di buku besar. Anda dapat melihat faktur dengan menggunakan nomor faktur yang tercantum dalam jurnal penjualan “Tidak”.

Pentingnya Jurnal Penjualan

Dalam jurnal penjualan ada beberapa hal penting yang perlu di perhatikan, yaitu:

  1. Penjurnalan penjualan berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan tunai, kredit, atau retur dengan baik dan benar.
  2. Dalam pencatatan jurnal ini di perlukan ketelitian dan ketelitian.
  3. Perhatikan posisi debet dan kredit yang tepat saat mencatat aktivitas transaksi.
  4. Jika terjadi retur pembelian, catat persediaan pada posisi kredit.
  5. Jangan lupa untuk menghapus hutang dan memperhatikan detail syarat pembayaran yang telah di sepakati.
  6. Entri jurnal dapat di hitung dengan 2 metode, yaitu metode periodik dan perpetual.

Jenis Jurnal Penjualan

Secara umum ada empat jenis jurnal penjualan yang sering di gunakan dalam akuntansi, yaitu jurnal penjualan tunai, jurnal penjualan kredit, jurnal retur atau potongan penjualan, dan jurnal penjualan diskon. Berikut penjelasan dari masing-masing jenis jurnal.

Jurnal Penjualan Tunai

Transaksi yang biasa terjadi dalam kegiatan bisnis atau perusahaan selalu dengan cara kredit. Sebuah bisnis atau perusahaan juga memiliki hak untuk menjual secara tunai. Jika penjualan di lakukan secara tunai, transaksi tersebut akan di masukkan ke dalam mesin kasir dan di catat dalam berbagai rekening.

Contoh:Transaksi penjualan tunai sebesar Rp 2.800.000 di lakukan sebagai berikut:(Debit) Tunai: Rp 2.800.000

(Kredit) Penjualan: Rp 2.800.000

Jika menggunakan metode perpetual, maka harga pokok penjualan dan pengurangan persediaan juga harus di catat. Dengan begitu, akun yang berisi jumlah persediaan akan menunjukkan berapa banyak persediaan yang masih ada namun belum terjual.

Jika di ilustrasikan pada contoh transaksi, separuh harga pokok penjualan pada tanggal 1 November 2022 adalah Rp. 1.000.000.

Jadi, penjurnalan yang mencatat harga pokok penjualan dan pengurangan persediaan adalah sebagai berikut.(Debit) Harga Pokok Penjualan = Rp1.000.000

(Kredit) Persediaan = Rp 1.000.000

Penjualan Dengan Kartu Kredit

Lalu, bagaimana cara mencatat penjualan menggunakan kartu kredit?

Tidak dapat di pungkiri, peningkatan kepemilikan kartu kredit di Indonesia akhir-akhir ini terjadi dengan pesat. Hal ini memungkinkan penjual eceran untuk menjual produk menggunakan kartu kredit, seperti Visa.

BACA JUGA:  Fungsi Catatan Atas Laporan Keuangan Dalam Laporan Keuangan

Jika Anda seorang retailer, penjualan dengan metode pembayaran kartu kredit akan di catat sebagai penjualan tunai karena retailer biasanya menerima pembayaran beberapa saat setelah penjualan terjadi. Penjualan tersebut nantinya akan di layani oleh lembaga kliring yang menghubungkan penjual dengan bank penerbit kartu kredit, seperti kartu kredit BCA atau Bank Mandiri. Merekalah yang akan mentransfer uang hasil penjualan ke rekening bank pengecer dengan biaya yang di keluarkan oleh lembaga kliring atau bank penerbit kartu kredit sebesar 2-3% dari angka transaksi penjualan.

Poinnya, jika pembeli membayar tunai atau menggunakan kartu kredit untuk membayar pembeliannya, penjualan akan di tampilkan seperti gambar di atas.

Sedangkan cara mencatat pengeluaran kartu kredit secara berkala adalah seperti ini,(Debit) Biaya kartu kredit = Rp 60.000

(Kredit) Tunai = Rp60.000

Jurnal Penjualan Kredit

Jenis ini umumnya di gunakan ketika suatu bisnis atau perusahaan menjual penjualan secara kredit dan di catat sebagai debit untuk piutang/piutang usaha dan kredit untuk penjualan dan risiko penjualan secara kredit, dapat di lihat pada wesel tagih. penjurnalan dan wesel bayar.

Contoh: penjualan kredit PT Anugerah Jaya senilai Rp. 600.000 dengan biaya Rp. 350.000, maka perhitungannya adalah sebagai berikut.(Debit) Piutang Usaha: Rp600.000(Kredit) Penjualan: Rp 350.000(Debit) Harga Pokok Penjualan: Rp 350.000

(Kredit) Persediaan: Rp 350.000

Jurnal Diskon Penjualan

Pada faktur penjualan yang di berikan oleh penjual kepada pembeli, Anda dapat menemukan syarat penjualan. Syarat-syarat ini adalah syarat-syarat waktu pembayaran yang tentunya telah di sepakati sebelumnya oleh penjual dan pembeli, dan biasanya di sebut dengan istilah kredit.

Jika ternyata pembayaran di lakukan pada saat penyerahan, maka syaratnya adalah pembayaran tunai. Di sisi lain, jika pembeli meminta lebih banyak waktu untuk membayar, itu di kenal sebagai periode kredit. Jangka waktu kredit di mulai dari tanggal transaksi yang tertera pada invoice.

Jika pembayaran jatuh tempo dalam 30 hari, maka kondisinya adalah 30 hari bersih di catat dengan n/30. Namun, jika pembayaran jatuh tempo pada akhir bulan yang sama dengan bulan penjualan, maka persyaratannya di tulis sebagai n/eom (akhir bulan).

Ada satu cara yang biasanya di gunakan penjual untuk mendorong pembeli membayar sebelum jatuh tempo, yaitu dengan menawarkan potongan harga atau diskon kepada pembeli.

BACA JUGA:  Cara Mengukur Aktivitas Perusahaan Dengan Rasio Keuangan

Misalnya, penjual dapat menawarkan diskon 3% jika pembeli membayar dalam waktu 10 hari sejak tanggal faktur. Namun, jika pembeli tidak tertarik untuk mengambil diskon, harga yang tertera pada faktur akan tetap jatuh tempo dalam waktu 30 hari.

Transaksi seperti itu dapat di tulis sebagai kondisi 2/10. n/30 dan di baca sebagai diskon 2% jika di bayar dalam 10 hari, jumlah bersih jatuh tempo dalam 30 hari. Diskon yang di ambil pembeli untuk membayar lebih awal di simpan sebagai diskon penjualan oleh penjual. Umumnya yang terjadi adalah penjual akan mencatat potongan penjualan di akun tersendiri. Akun diskon penjualan adalah akun kontra terhadap penjualan.

Jurnal Retur Penjualan

Jurnal retur penjualan adalah jenis jurnal yang terjadi saat pembeli mengembalikan barang ke penjual, dan dari sudut pandang penjual, itu di anggap sebagai retur.

Pengembalian barang tidak bisa terjadi begitu saja, di perlukan alasan khusus yang di sepakati oleh penjual sebelum pengembalian, misalnya kondisi barang cacat, rusak, atau alasan lainnya. Umumnya penjual akan menurunkan harga barang atau yang di kenal dengan penawaran diskon.

Ketika terjadi retur atau barang dalam penjualan kredit, biasanya penjual akan mengeluarkan nota kredit kepada pembeli. Memo tersebut nantinya akan menghitung jumlah kredit penjual di akun piutang dan piutang ini akan bertambah saat di kreditkan.

Mirip dengan diskon penjualan, retur dan diskon penjualan juga dapat mengurangi pendapatan. Karena dapat menambah biaya pengiriman barang dan pengeluaran lainnya. Karena selalu tersedia, penjual menambahkan biaya pengembalian ke akun persediaan.

Penjual juga perlu mencatat harga kredit barang yang di kembalikan dalam akun harga pokok penjualan, karena akun ini di debit pada saat penjualan awal di catat.

Kesimpulan

Aktivitas bisnis seperti penjualan dan pembelian merupakan aktivitas umum yang terjadi secara rutin, berulang, dan sifatnya sama. Untuk itu perlu di lakukan pencatatan pada jurnal khusus seperti jurnal penjualan.

Dengan adanya pencatatan dalam jurnal penjualan akan memudahkan pemilik usaha atau perusahaan untuk mengecek transaksi yang telah terjadi. Bisa di bilang jurnal ini adalah catatan untuk mencatat transaksi tanpa perlu melihat isi buku besar perhitungan akuntansi. Oleh karena itu, pencatatan ini perlu di lakukan dengan cermat, tepat, dan benar.

akuntansi, arus kas, bayar pajak, biaya, bisnis, bisnis online, bisnis untung, cafe, cara, finance, franchise, grosir, harga, jurnal, karyawan, kena pajak, keuangan, keuntungan, kuliner, laba rugi, lapor pajak, laporan, laporan keuangan, mengatur keuangan, modal