Berikut ini yang tidak termasuk rukun umrah adalah melakukan

Ilustrai orang-orang sedang menjalankan ibadah umrah. Sumber: https://unsplash.com/

Sebagai umat Islam, dapat menunaikan segala sesuatu yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah salah satu nikmat hidup, terutama dalam hal ibadah. Di antaranya dianjurkan bagi umat Islam yang mampu untuk melaksanakan ibadah umrah.

Berbeda dengan haji, waktu pelakasanaan dari umrah dapat dilaksanakan sewaktu-waktu. Selain itu dalam pelaksaan ibadah umrah, terdapat perbedaan rukun umrah dengan haji yang perlu dilaksanakan.

5 Rukun Umrah dan Perbedaannya dengan Rukun Haji

Kata umrah secara bahasa memiliki arti berkunjung ke suatu tempat. Sedangkan secara istilah, umrah memiliki arti melaksanakan serangkaian ibadah yang dilakukan di Makkah, khususnya di Masjidil Haram.

Walaupun dilakukan di Makkah, namun rukun-rukun yang dilaksanakan dalam ibadah umrah berbeda dengan haji. Adapun 5 rukun umrah yang dikutip dari buku berjudul Fiqh Umroh karangan Muhammad Ajib, Lc., MA (2019: 29) yaitu:

Dalam rangkaian ibadah umrah mulai dari miqat hingga selesainya mengerjakan ibadah sa’i, setiap jamaah harus selalu dalam keadaan berikhram. Di antaranya adalah dilarang melanggar larangan, misalnya berhubungan badan, membunuh hewan, memotong kuku dan rambut, memakai wewangian atau parfum, mengenakan pakaian berjahit untuk laki-laki, atau menutup wajah dan kedua telapak tangan bagi perempuan dan sebagainya.

Thawaf adalah gerakan mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali putaran yang dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad juga, dengan menjadikan Ka’bah di arah kiri. Pada 3 putaran pertama dianjutkan untuk berlari-lari kecil (raml). Adapun putaran selanjutnya hingga akhir cukup dengan berjalan saja.

Ilustrasi orang-orang yang menjalankan rukun umrah. Sumber: https://www.freepik.com/

Sa’i merupakan rangkaian tata cara umrah yang ketiga yang dilakukan berjalan kaki antara bukit Showa ke bukit Marwa sebanyak 7 putaran. Kegiatan ini dimulai dari bukit Shofa dan berakhir di bukit Marwa.

Tahallul adalah kegiatan mencukur rambut pada akhir prosesi kegiatan ibadah Umrah. Bagi laki-laki diperbolehkan mencukur sebagian ataupun seluruhnya. Sementara untuk perempuan cukup memotong rambutnya sebanyak satu ruas jari saja.

Walaupun dalam kitab Taqib karya Imam Abu Syuja disebutkan rukun umrah hanya 4 saja, namun para ulama menambahkan satu rukun lagi, yaitu tertib. Tertib artinya menjalankan serangkaian ibadah umrah secara berurutan.

Perbedaan Rukun Umrah dan Haji

Perbedaan rukun umrah dan haji yaitu wukuf. Wukuf pada ibadah haji dilakukan pada waktu tertentu, yaitu pada 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut merupakan puncak haji dan wukuf. Berbeda dengan umrah yang tidak memiliki ketetapan waktu, artinya dapat dilakukan kapan saja.

Itulah 5 rukun umrah dan perbedaannya dengan rukun haji. Semoga informasi di atas bermanfaat dan dapat dijadikan referensi. (MZM)


Page 2

Berikut ini yang tidak termasuk rukun umrah adalah melakukan

Sebagian besar umat muslim tentu memiliki impian untuk dapat melaksanakan ibadah ke Tanah Suci, terutama untuk melaksanakan Umrah. Apakah Sahabat salah satu yang merencanakan hal ini? Jika iya, Sahabat perlu mengetahui syarat wajib umrah agar ibadah yang dilakukan sesuai dengan syariat Islam. 

Syarat wajib Umrah sebaiknya dipahami dengan baik sebelum Sahabat memutuskan untuk berangkat ke Tanah Suci. Nah, ada beberapa syarat wajib Umrah yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan ibadahnya. Jika persyaratan tersebut tak terpenuhi, maka kewajiban seseorang untuk melaksanakan Umrah kemungkinan besar akan gugur. Lantas, apa saja syarat wajib Umrah yang harus dipenuhi oleh setiap umat muslim? Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!

Apa Saja Syarat Wajib Umrah?

Ada beberapa syarat wajib Umrah yang perlu diketahui oleh seluruh umat muslim, terutama bagi Sahabat yang berencana untuk melaksanakan ibadah Umrah dalam waktu dekat. Berikut ini 6 syarat wajib Umrah yang harus dipenuhi oleh calon jamaah, antara lain: 

  1. Syarat wajib Umrah yang pertama adalah beragama Islam. Artinya, bagi Sahabat yang beragama Islam, tentu boleh melaksanakan ibadah ke Tanah Suci. Dengan adanya syarat wajib Umrah ini, maka tidak sah hukumnya bagi umat agama lain untuk melaksanakan ibadah Umrah ke Tanah Suci. 

  2. Syarat wajib Umrah yang kedua adalah dewasa atau baligh. Seorang muslim yang telah masuk masa baligh diberi anjuran untuk bisa melaksanakan ibadah Umrah. Masa baligh ini ditandai dengan kedewasaan secara fisik. Bila ibadah Umrah pada masa anak-anak, itu tidak akan menggantikan ibadah Umrah ketika dewasa nanti. 

    Namun, bukan berarti anak-anak tidak boleh melaksanakan Umrah. Anak-anak atau bahkan bayi pun sebenarnya dapat melaksanakan Umrah, asalkan kedua orang atau keluarganya memang mampu untuk memberangkatkan anak tersebut. Kendati demikian, anak-anak tidak masuk ke dalam syarat wajib Umrah ya, Sahabat.

  3. Syarat wajib umrah yang ketiga adalah berakal sehat. Artinya, umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan ibadah Umrah adalah orang yang memiliki akal yang sehat, sehingga mampu membedakan mana yang baik dan buruk bagi diri sendiri dan sekitar. 

    Dengan begitu, umat muslim yang sudah dapat mempertimbangkan hal yang baik dan buruk secara logis dan dewasa, maka sudah termasuk ke dalam salah satu syarat wajib umrah. Meski demikian, ada syarat wajib umrah lainnya yang harus dipenuhi ya, Sahabat!

  4. Nah, syarat wajib Umrah yang harus dipenuhi selanjutnya adalah merdeka. Apa maksudnya? Jadi, umat muslim yang dianjurkan untuk melaksanakan ibadah Umrah yaitu seseorang yang telah bebas atau merdeka dari perbudakan. 

    Syarat wajib Umrah yang satu ini berkaitan dengan kehidupan pada masa lalu yang dialami oleh bangsa Arab. Jadi, pada masa lalu, bangsa Arab masih memberlakukan perbudakan, sehingga tidak diwajibkan bagi para budak untuk beribadah Haji maupun Umrah.

  5. Syarat wajib Umrah selanjutnya, yaitu mampu. Maksud dari syarat wajib Umrah ini adalah memiliki kemampuan untuk mengerjakan ibadah Umrah, baik dari segi kemampuan fisik, finansial, dan waktu yang disisihkan untuk melaksanakan ibadah ke Tanah Suci. 

  6. Satu lagi syarat wajib Umrah yang harus dipenuhi oleh umat muslim yang berjenis kelamin perempuan, yaitu harus ditemani oleh mahramnya. Ada kalanya orang yang beribadah Umrah bukan merupakan pasangan suami istri. Namun, syarat wajib Umrah ini ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi bahwa setiap perempuan beragama Islam yang ingin beribadah Umrah wajib didampingi oleh mahramnya.

    Mahram bisa berasal dari keluarga inti, seperti orang tua kandung, kayak, adik, atau anak. Sementara, jika sudah tidak ada mahram, bisa ditemani oleh kerabat perempuan, seperti saudara atau teman. 

    Aturan mahram ini berlaku juga untuk ibadah Haji. Namun, dalam perkembangannya pemerintah Indonesia sudah melakukan kerja sama dengan Imigrasi Arab Saudi tentang pembatasan mahram sebagai syarat wajib Umrah dan Haji.

    Itu artinya, sejak musim haji tahun 2014, tidak ada lagi pembatasan mahram bagi calon haji atau umrah perempuan. Kerja sama tersebut juga sudah diinformasikan kepada berbagai maskapai penerbangan ibadah Haji dan Umrah. Aturan tersebut menyatakan bahwa calon haji atau umrah perempuan dapat dimahrami oleh jemaah lain yang sesama perempuan. 

Itulah beberapa syarat wajib Umrah yang penting untuk dipenuhi oleh Sahabat yang berencana untuk melaksanakan ibadah Umrah. Selain memahami pentingnya syarat wajib Umrah, Sahabat juga perlu mengetahui rukun Umrah yang menjadi panduan sah atau tidaknya ibadah tersebut saat dilakukan di Tanah Suci.

Apa Saja Rukun Ibadah Umrah?

Berikut ini beberapa rukun Umrah yang perlu dilakukan oleh setiap jamaah yang telah memenuhi syarat wajib Umrah, antara lain: 

  1. Berihram artinya keadaan suci yang menandai dimulainya ritual haji untuk setiap jamaah. Rukun Umrah ini dimulai dengan membaca niat Umrah hingga mengenakan pakaian ihram sebagai penutup aurat dan menjaga kebersihan.

    Ihram yang merupakan rukun Umrah dibedakan atas ihram laki-laki dan ihram perempuan. Pakaian ihram untuk laki-laki terdiri dari dua lebar kain yang dipakai dengan cara diikat di bagian bawah dan diselempangkan ke badan. Sedangkan, bagi perempuan, cukup memakai pakaian biasa yang bersih serta tidak diperbolehkan menutup muka dan telapak tangan.

  2. Tawaf merupakan rukun Umrah yang harus dilakukan setelah berihram. Tawaf merupakan ritual berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Putaran dimulai di Hajar Aswad dengan arah melawan jarum jam, sehingga saat tawaf, Ka’bah selalu berada di sebelah kiri jamaah. Setelah selesai tawaf, jamaah disunnahkan untuk shalat di belakang Maqam Ibrahim. 

  3. Sa’i dalam rukun Umrah merupakan aktivitas berjalan kaki atau berlari-lari kecil secara bolak-balik sebanyak tujuh kali dari bukit Shafa ke Marwah, begitupun sebaliknya. Namun, bagi jamaah yang sakit atau tidak kuat berjalan, maka diperbolehkan untuk melakukan sa’i menggunakan kursi roda sendiri atau bantuan yang telah disediakan oleh pihak Masjidil Haram.

    Saat melintasi kawasan antara bukit Shafa dan Marwah, para jamaah laki-laki disunahkan untuk berlari-lari kecil. Sedangkan, bagi jamaah perempuan disunnahkan untuk berjalan saja.

  4. Setelah melaksanakan Sa’i, jamaah melakukan rukun Umrah yang selanjutnya, yaitu tahallul. Yang dimaksud tahallul yaitu memotong rambut. Untuk laki-laki, paling sedikit menggunting tiga helai rambut, sedangkan bagi jamaah perempuan cukup menggunting ujung rambutnya, paling sedikit tiga lembar juga. 

    Jika sudah melakukan tahallul, maka segala macam larangan dalam masa ihram sudah diperbolehkan atau dihalalkan (tahallul). Setelah ini pun para jamaah diperbolehkan untuk mengganti pakaian ihram menjadi pakaian biasa. 

  5. Rukun Umrah yang terakhir namun tak kalah penting adalah tertib. Artinya, semua rukun haji dan umrah hendaknya dikerjakan secara tertib atau berurutan, seperti yang dijelaskan di atas.

Rukun Umrah sebenarnya tak jauh berbeda dengan rukun Haji. Pada rukun Haji, para jamaah laki-laki dan perempuan harus melaksanakan wukuf di Arafah terlebih dahulu setelah melaksanakan Ihram dan sebelum tawaf. Selebihnya sama dan sesuai dengan syariat Islam. 

Setelah mengetahui penjelasan tentang syarat wajib Umrah dan rukunnya, diharapkan Sahabat semakin yakin untuk melaksanakan ibadah ini. Bagi Sahabat yang sudah berencana berangkat ke Tanah Suci, tetapi masih terhalang dengan biaya Umrah yang harus dikumpulkan, sekarang tidak perlu khawatir lagi, ya! 

Sebab, Sahabat sudah bisa memanfaatkan layanan produk Pembiayaan Syariah Umrah. Produk pembiayaan syariah umrah ini merupakan salah satu produk unggulan dari Adira Finance yang memudahkan para calon jemaah umrah untuk bisa pergi ke Baitullah tanpa harus menunggu terkumpulnya uang tunai atau tabungan terlebih dahulu. 

Sahabat yang menggunakan Pembiayaan Syariah Umrah dapat langsung berangkat dengan berbagai jenis paket yang tersedia dari puluhan travel Umrah terpercaya. Program syariah ini cukup terjangkau karena pembayarannya dilakukan dengan cara dicicil atau diangsur sesuai dengan tenor yang telah ditentukan. Yuk, langsung ajukan pembiayaan syariah Umrah di sini.