Penulis: Ega Krisnawati View non-AMP version at tirto.id tirto.id - Makrame adalah karya seni tangan (handmade) untuk menggabungkan simpul yang terdiri atas beberapa tali atau benang. Karya seni makrame dapat berupa hiasan atau barang siap pakai. Dilansir dari laman resmi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, makrame berasal dari kata mikramah yang berarti hiasan tangan atau anyaman. Sementara itu, simpul adalah bentuk ikatan pada tali atau benang. Ikatan ini dapat digunakan untuk barang-barang sesuai kebutuhan ataupun hanya untuk estetika. Untuk dapat membuat makrame, seseorang perlu memiliki keahlian menyimpul tali mulai dari dua buah tali, empat buah tali, dan sebagainya untuk menghasilkan sebuah karya kerajinan tangan. Contoh hasil karya makrame, yaitu gelang makrame, pita makrame, dan sebagainya. Bahan-bahan pembuat makrame Dikutip dari buku Sukses Semua Ulangan SD/MI Kelas 5, bahan pembuat marame dibagi menjadi dua dengan penjelasan berikut. 1. Serat alam Umumnya, serat alam dibuat dari serat tumbuh-tumbuhan. Ciri-ciri serat alam, adalah teksturnya sedikit kasar dan serat dari tali dapat terlihat dengan lebih jelas. Contoh serat alam, yaitu serat kulit kelapa, serat pohon waru, dan serat rotan. 2. Serat buatan Serat buatan merupakan serat atau tali yang berasal dari bahan sintetis. Umumnya, diproduksi dengan skala besar oleh pabrik benang. Ciri-ciri serat buatan, yaitu halus, tahan lama, dan lebih kuat dari serat alami. Contohnya, serat dari nilon dan rafia.
infografik SC makrame. (tirto.id/Quita) Teknik pembuatan markame Menurut laman Direktorat Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Berikut teknik pembuatan markame. 1. Teknik anyaman Teknik anyaman adalah teknik membuat karya seni rupa yang dilakukan dengan cara menumpang tindihkan (menyilangkan). Umumnya bahan anyam yang digunakan, yaitu berupa lungsi dan pakan. Bahan-bahan anyaman ini dapat dibuat dari tumbuh-tumbuhan yang sudah dikeringkan, seperti lidi, rotan, akar, dan dedaunan untuk dijadikan suatu rumpun yang kuat (tampar). 2. Teknik simpul Teknik simpul merupakan bentuk ikatan pada tali atau benang, ikatan ini bermanfaat untuk dijadikan hiasan. Teknik ini sering digunakan untuk membuat karya seni makrame. 3. Teknik rajut Rajut adalah teknik membuat kain dan pakaian atau perlengkapan busana dari benang rajut. Untuk merajut, seseorang hanya menggunakan sehelai benang. Teknik ini dapat dilakukan dengan tangan ataupun mesin. Teknik dasar dalam merajut, yaitu tusuk atas dan tusuk bawah. Tusuk atas dilakukan dengan cara mengaitkan benang dari arah depan, sementara tusuk bawah adalah mengait benang dari arah belakang. 4. Teknik menempel Teknik menempel adalah merancang pembuatan karya seni rupa dengan cara melekatkan suatu bahan pada tempat tertentu. Bahan ini dapat menggunakan baik dengan bahan yang sama ataupun bahan yang berbeda. 5. Teknik menjahit Teknik menjahit dilakukan dengan cara menyambungkan kain dan bahan-bahan lain yang bisa dilalui jarum jahit dan benang. Menjahit dapat dilakukan dengan tangan (manual) atau mesin jahit.
Baca juga: Baca juga artikel terkait PRAKARYA atau tulisan menarik lainnya Ega Krisnawati Penulis: Ega Krisnawati Editor: Yandri Daniel Damaledo Kontributor: Ega Krisnawati Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghias rumah agar terlihat rapi sekaligus memiliki estetika. Salah satunya adalah dengan menambahkan dekorasi makrame di dinding, lantai, atau bahkan langit-langit rumah. Selain sebagai hiasan rumah, makrame juga kerap dimanfaatkan sebagai aksesoris busana. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, makrame adalah seni kerajinan dalam membuat berbagai simpul pada tali hingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai. Selain tali sebagai bahan utama, ada juga beberapa peralatan lain yang harus disiapkan dalam pembuatannya. Menukil buku Seni Budaya dan Keterampilan terbitan Yudhistira Ghalia Indonesia, peralatan yang perlu dipersiapkan adalah:
Pada umumnya, teknik yang digunakan dalam membuat makrame makrame umumnya menggunakan dua sampai empat simpul. Sedangkan untuk desain makrame yang lebih rumit, biasanya dibuat dengan mengombinasikan variasi tata letak beberapa teknik simpul dasar tersebut. Berikut adalah teknik-tekniknya yang dirangkum dari buku Inspirasi Macrame oleh Indah Asriyani (2013): Teknik slip knot biasa dipakai untuk membuat loop. Simpul ini termasuk yang mudah dilepas. Caranya adalah dengan menarik ujung tali yang dekat dengan simpul utamanya. Teknik lark’s head knot kerap digunakan untuk mengikatkan antara satu tali dengan yang lainnya. Cara membuatnya adalah dengan meletakkan setengah tali di bawah untuk membuat loop, masukkan ujung-ujung tali ke dalam loop, lalu tarik dan kencangkan. Makrame. Foto: FreepikBerdasarkan gambar di atas, tali yang paling ujung disebut dengan tali tulang dasar. Tali itu bisa dibentuk lurus ataupun miring, sesuai dengan arah dan sudut pegangannya. Namun pada dasarnya, semua tali bisa dijadikan sebagai tali tulang dasar. Mounting knot merupakan teknik yang cara pembuatannya berbeda arah dengan lark’s head knot di mana posisi tali berada di atas. Pada langkah akhir ditambahkan simpul di bagian kanan dan kirinya. Teknik ini membutuhkan dua tali berbeda karena memiliki lebih dari satu bagian. Bagian pertama adalah dua tali yang berada di tengah. Ini adalah tali yang diikat dan akan selalu diam. Sedangkan bagian kedua adalah tali yang berada di sebelah kanan dan kiri yang fungsinya untuk mengikat. Teknik square knot adalah yang paling sering digunakan dalam pembuatan makrame. Teknik ini merupakan lanjutan dari half knot dan kebalikan dari dua simpul half knot. |